A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Serial TV Terfavorit 2022 (part 6)

Serial TV Terfavorit 2022

 

***

Daftar isi:
***

Reborn Rich

(2022)

Judul

:

Reborn Rich

Sutradara

:

Jung Dae Yoon

Penulis

:

Kim Tae Hee, Jang Eun Jae

Produser eksekutif

:

Ahn Hyun Sook, Lee Ye Seul

Produser

:

Kim Dong Rae, Park Seong Eun

Musim/Episode

:

1 Musim/16 episode

Pemeran

:

Song Joong Ki, Lee Sung Min, Shin Hyun Bin, Yoon Je Moon, Kim Nam Hee, Park Ji Hyun, Jo Han Chul, Kim Shin Rok, Kim Do Hyun, Kim Young Jae, Park Hyuk Kwon

Genre

:

Drama balas dendam, low fantasy, drama sejarah

Reborn Rich adalah sebuah drakor yang diadaptasi dari webtoon berjudul The Youngest Son of a Conglomerate karya San Gyung. Reborn Rich mendulang kesuksesan besar karena berhasil menduduki peringkat kedua dalam daftar drakor dengan rating tertinggi dalam sejarah pertelivisian kabel Korea Selatan. Kalian bisa menonton Reborn Rich di Viu.

Yoon Hyun Woo (Song Joong Ki) adalah seorang pria berlatar belakang keluarga miskin. Dia menitih kariernya dengan bekerja untuk Keluarga Jin dari Soonyang Group, salah satu keluarga konglomerat paling berpengaruh di Korea Selatan. Hyun Woo telah membanting tulang untuk mengabdi kepada keluarga tersebut, tetapi keluarga tersebut mengkhianatinya dan mencoba membunuhnya demi mengubur rahasia kotor mereka.

Ketika dirinya berpikir dia sudah mati, Hyun Woo malah terbangun di tubuh seorang anak bernama Jin Do Jun. Hyun Woo lalu mengetahui bahwa dirinya entah bagaimana kembali ke masa lalu, ke tahun 1990-an, dan menjadi cucu termuda dalam keluarga Jin dari Soonyang Group. Bahkan, dia bertemu dengan Jin Yang Cheol (Lee Sung Min), perintis Soonyang Group, figur kepala dari Keluarga Jin.

Hyun Woo yang kini menjadi Do Jun meyakini bahwa dalang di balik pembunuhannya sebagai Hyun Woo adalah salah satu anggota keluarga Jin. Dia akan membalas dendam. Dia akan merebut Soonyang Group dari mereka semua.

Pada masa penayangannya, Reborn Rich begitu populer. Aku yakin anggaran PR-nya besar karena drakor ini tayang tiga hari dalam seminggu, padahal biasanya drakor itu hanya tayang satu atau dua hari dalam seminggu. Drakor ini pun selalu ramai di medsos. Well, memang tidak mengecewakan sama sekali ceritanya.

Cerita RR akan sangat cocok untuk orang-orang di dunia menajemen bisnis sebab pertarungan antara Hyun Woo/Do Jun dengan Keluarga Jin adalah pertarungan bisnis. Itu keren sekali! Hyun Woo/Do Jun yang sesungguhnya berasal dari masa depan sudah tahu peristiwa-peristiwa yang terjadi di akhir 1990-an dan awal 2000-an—kapan harga saham naik, perusahaan mana yang berprospek, peristiwa 9/11, piala dunia, dlsb. Informasi dari masa depan yang diingatnya sangat membantu Hyun Woo/Do Jun dalam membuat keputusan bisnis untuk menghancurkan Keluarga Jin.

Alih-alih bertarung otot, Do Jun justru menantang setiap anggota Keluarga Jin dengan berbisnis. Mulai dari berebut akuisisi perusahaan, memecah belah antarsesama anggota keluarga, membuat jebakan utang, dll semua dilakukan Hyun Woo/Do Jun untuk mengungguli anggota Keluarga Jin demi membuktikan bahwa dirinya mampu untuk merebut Soonyang Group. Langkah-langkah yang dia ambil sangatlah cerdas, selalu mengesankan. Dia pun lihai mempermainkan anggota Keluarga Jin agar masuk jebakannya, membuat kredibilitas mereka rusak sehingga most unlikely menjadi pewaris Soonyang Group.

Kemudian, kalau membicarakan Reborn Rich, tentu ada satu tokoh lagi yang sangat menarik—siapa lagi kalau bukan Ketua Jin alias Jin Yang Cheol, perintis Soonyang Group dan kakeknya Hyun Woo/Do Jun. Dia memiliki karakter yang unik banget dan eksentrik. Dia sangat tegas dan menyeramkan, lebih peduli pada bisnisnya ketimbang keluarganya. Namun di sisi lain, dia juga sosok pria yang rapuh dan penuh kekhawatiran, (spoiler alert) terutama ketika dia mulai jatuh sakit. Penonton dibuat mengerti mengapa dia sebegitu pedulinya pada bisnisnya yang dia rintis dari nol.

Kombinasi dia dan Hyun Woo/Do Jun itu paling menarik dari drakor ini. Hubungan keduanya itu rumit: bisa menjadi musuh dan bisa menjadi kakek dan cucu. Meski mereka memiliki kepentingan yang berkonflik, keduanya saling sayang dan peduli. Bahkan, keduanya lebih dekat dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain. Itu membuatku berpikir bahwa rupanya hubungan keluarga bisa berwujud seperti itu.

Sementara itu, hubungan Hyun Woo/Do Jun dengan Seo Min Young (Shin Hyun Bin), yang merupakan love interest-nya di sini, malah jelek. Skripnya tidak memberikan perkembangan hubungan asmara yang cukup well-developed. Akting kedua aktornya bagus, tetapi chemistry-nya hambar, sehingga akting mereka terasa seperti template. Bahkan, itu membuatku mempertanyakan peran Seo Min Young dalam cerita ini. Mungkin, tanpa dia pun cerita ini tetap seru.

Akan tetapi, selain dari itu, Reborn Rich adalah drakor yang seru dengan cerita yang emosional. Jadi, jangan salah mengira bahwa drakor ini cuma tentang balas dendam. Di dalamnya juga ada banyak momen emosional. Salah satu yang paling sedih sudah kusebutkan, yakni ketika Ketua Jin jatuh sakit. Setelah sebelum-sebelumnya penonton melihat betapa keras kepala dan gigihnya pria itu, rasanya kasihan sekali melihat dia jatuh sakit seperti itu. Kemudian, momen sedih lainnya adalah (spoiler alert) ketika Hyun Woo/Do Jun mendapati ibunya meninggal terlepas dari usahanya untuk mengubah masa depan. Rasa sedih dan sesak yang dirasakan Hyun Woo/Do Jun saat itu terasa sekali. What bounds to happen will happen eventually.

Selain itu, drakor ini juga penuh dengan kritik sosial terhadap kondisi masyarakat Korea Selatan. Di drakor ini, terlihat bahwa Soonyang Group dan beberapa keluarga konglomerat lainnya “lebih berkuasa” daripada pemeritah. Pemerintah dikontrol para pengusaha tersebut sehingga memungkinkan mereka untuk terus memperkaya diri. Akibatnya, itu memperbesar jurang kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat. Itu memang mencerminkan realitas masyarakat di sana.

Hyun Woo yang hidup sebagai Do Jun dan Hyun Woo di tahun awal 2000-an yang hidup miskin menjadi cerminan kesenjangan yang teramat lebar tersebut. Betapa kontras kehidupan keduanya merefleksikan problem tersebut. Keduanya berusia sama tetapi hidup di dua dunia yang berbeda, langit dan bumi, padahal keduanya adalah orang yang sama. Itu menyiratkan bahwa ada banyak bakat-bakat hebat dan otak-otak brilian di antara orang-orang miskin, tetapi mereka tak punya kesempatan untuk mengembangkannya karena sibuk bertahan hidup; sementara orang-orang kaya yang bodoh sibuk memperkaya diri mereka, melanggengkan kebodohan mereka.

Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

Chainsaw Man
Season 1

(2022—on going)

Judul

:

Chainsaw Man

Sutradara

:

Nakayama Ryuu, Nakazono Masato

Penulis

:

Seko Hiroshi

Musim/Episode

:

1 Musim/12 episode

Pengisi suara

:

Toya Kikunosuke, Kusunoki Tomori, Sakata Shogo, Ai Fairouz

Genre

:

Dark fantasy, action, horor komedi, shounen

Chansaw Man adalah sebuah serial anime yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Tatsuki Fujimoto. Manganya telah mendulang kesuksesan dengan meraih beberapa penghargaan. Per Januari 2023, sebanyak 23 juta copy manga ini ada di peredaran. Adaptasi animenya diproduksi oleh studio Mappa, studio yang sama yang memproduksi anime Attack on Titan: Final Season (2021–on going) dan Jujutsu Kaisen (2020–on going). Kalian dapat menonton Chainsaw Man di Prime Video, Netflix, dan Vidio.com.

Chainsaw Man memiliki latar cerita di dunia dengan alur sejarah alternatif, yakni tidak pernah ada Nazi dan PD II, tidak ada Perang Dingin, dan Uni Soviet belum terpecah. Di dunia tersebut kerap kali muncul makhluk mengerikan yang disebut iblis (devil). Tiap iblis merupakan perwujudan rasa takut manusia akan suatu hal, seperti Iblis Ular adalah perwujudan rasa takut manusia terhadap ular dan Iblis Zombie adalah perwujudan rasa takut manusia terhadap zombie. Makin besar rasa takut tersebut, makin mengakar rasa takut tersebut pada manusia, maka makin kuat pula iblisnya.

Karena iblis hidup dari rasa takut manusia, mereka kerap kali meneror manusia, menciptakan kepanikan massal agar bertambah kuat. Maka dari itu, ada sekumpulan orang yang membunuh iblis-iblis tersebut—mereka disebut pemburu iblis (devil hunter). Kebanyakan pemburu iblis adalah pekerja swasta, tetapi pemerintah juga memiliki organisasi pemburu iblisnya sendiri, yaitu Public Safety Organization.

Untuk dapat bertarung melawan iblis, para pemburu iblis, terutama yang berasal dari Public Safety Organization, biasanya membuat kontrak dengan iblis lain yang lebih ramah dengan manusia. Dengan kontrak tersebut, si manusia dapat menggunakan sebagian kekuatan dari iblis tersebut dengan membayar harga yang diinginkan sang iblis—sebuah perjanjian terkutuk yang tak boleh dilanggar.

Cerita Chainsaw Man berawal dari seorang remaja laki-laki bernama Denji (Toya Kikunosuke) yang hidup sebatang kara dalam kemiskinan. Saking miskinnya, dia harus menjual beberapa organ tubuhnya, tapi itu pun belum cukup untuk menutupi utang-utang yang diwariskan ayahnya. Denji hanya ditemani seekor iblis yang dia namai Pochita, yang sebenarnya adalah Iblis Gergaji Mesin.

Karena berurusan dengan orang-orang jahat, Denji terbunuh. Namun, sebelum dia menghembuskan napas terakhir, Pochita membuat kontrak dengannya yang membuat Pochita bersatu dengan tubuh Denji, memungkinkan Denji untuk hidup kembali. Bayaran yang diinginkan Pochita adalah agar Denji bisa menjalani kehidupan normal. Dengan begitu, Pochita hidup dalam tubuh Denji dan Denji pun bisa tetap hidup serta mendapatkan kekuatan untuk mengubah beberapa anggota tubuhnya menjadi gergaji mesin. Denji lalu dikenal sebagai sosok pemburu iblis dengan julukan Chainsaw Man.

Salah satu keunikan Chainsaw Man adalah karakter protagonisnya, Denji. Dia berbeda banget dari kebanyakan protagonis anime/manga shounen yang baik hati dan memiliki mimpi besar. Denji tumbuh besar miskin dan terlilit utang, menghabiskan seumur hidupnya melakukan pekerjaan apapun asalkan dibayar, termasuk menjual beberapa organnya. Dia belajar untuk menjadi anjing penurut bagi siapapun yang mau membayarnya. Maka dari itu, cita-cita Denji sesederhana memiliki kehidupan normal seperti kebanyakan orang-orang dan memiliki pacar.

Ketika kebanyakan protagonis anime/manga shounen punya sikap patriot yang menginspirasi, Denji justru selalu memikirkan uang dan uang, atau terkadang payudara. Oh iya, salah satu keinginannya adalah ingin bisa berhubungan seks dengan perempuan, which is actually normal untuk remaja seusianya. Tidak ada satu pun nilai-nilai kebajikan yang bisa diteladani dari sosok Denji, tetapi itulah yang membuat karakternya menarik dan lucu.

Kemudian, worldbuilding anime ini sangatlah menarik. Ia mengingatkanku pada manga/anime Demon Slayer (2019–on going, silakan baca reviunya di sini), terutama kerena keduanya sama-sama tentang pemburu iblis (tapi kita akan membicarakan itu nanti). Konsep iblisnya yang terlahir dari rasa takut manusia itu menarik banget. Power system-nya juga menarik karena kekuatan tokoh-tokohnya terbatas pada kontrak yang mereka buat dengan iblisnya. Ketika seorang pemburu iblis ingin menggunakan kekuatan yang lebih besar, mereka harus membayar harga yang lebih besar pula, yang terkadang bisa merenggut nyawa—sebuah trade-off yang mengerikan. Baru pertama kali aku melihat anime/manga yang seperti ini.

Berikutnya, seperti yang tadi kubilang, anime ini mirip dengan Demon Slayer. Akan tetapi Chainsaw Man lebih dari sekadar pemburu iblis yang melawan iblis. Anime ini bahkan bisa memasukkan elemen drama yang penuh konspirasi dan intrik antartokohnya, lalu dark comedy juga ada. Bahkan, di episode 8 (kalau tidak salah), anime ini terasa seperti cerita gangster karena ada adegan tembak-tembakan dengan gangster. Sebuah anime dark fantasy dikombinasikan dengan perang gengster merupakan pendekatan yang unik, menurutku.

Selanjutnya, untuk urusan grafis, itu sudah pasti eye-catching. Studio Mappa tidak pernah megnecewakan soal itu. Grafisnya dibuat dengan color palette yang pas dengan suasana cerita. Kemudian, dibuat sedetail mungkin pada setiap adegan-adegannya, sehingga tampak realistis. Adegan pertarungannya pun disajikan dengan seru sekali. Penonton pasti akan puas.

Akan tetapi, sayangnya musim pertamanya ini baru tayang 12 episode saja, sehingga ceritanya masih di fase perkenalan. Ceritanya belum masuk ke fase serunya sehingga mungkin bagi beberapa penonton, terutama yang bukan penggemar genre ini, akan merasa cerita ini membosankan. Menurutku, seharusnya musim pertama ini terdiri atas 20-an episode.

Terakhir, untuk opening theme dan closing theme-nya, aku apresiasi sebesar-besarnya. Opening theme-nya didesain sedemikian rupa dengan meniru adegan-adegan film-film terkenal, dan hasilnya begitu memuaskan. Sementara itu, ending theme-nya juga berbeda untuk tiap episode, sengaja didesain begitu dengan 12 lagu yang berbeda-beda. Pasti membutuhkan anggaran yang besar sekali.

Oh iya, anime ini penuh dengan konten dewasa, mulai dari hal yang vulgar sampai adegan penuh darah, maka sebaiknya ditonton kalau sudah cukup umur. Kemudian, sampai sekarang belum ada informasi resmi mengenai waktu penayangan musim keduanya. Jadi, mari berdoa saja semoga dapat segera tayang karena, mangacu ke manga-nya, kelanjutan ceritanya itu seru banget. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

Lord of the Rings: The Rings of Power
Season 1

(2022–on going)

Judul

:

Lord of the Rings: The Rings of Power

Pengembang

:

J. D. Payne, Patrick McKay

Produser eksekutif

:

J. D. Payne, Patrick McKay, Lindsey Weber, Callum Greene, Justin Doble, Gennifer Hutchison, Jason Cahill, J. A. Bayoza, Belen Atienza, Eugene Kelly, Bruce Richmond, Sharon Tal Yguado

Produser

:

Ron Ames, Chris Newman

Musim/Episode

:

1 musim/8 episode (on going)

Pemeran

:

Morfydd Clark, Markella Kavenagh, Megan Richards, Robert Aramayo, Ismael Cruz Cordova, Nazanin Boniadi, Tyroe Muhafidin, Daniel Weyman, Owain Arthur, Sophia Nomvete, Charlie Vickers, Lloyd Owen, Cynthia Addai-Robinson

Genre

:

High fantasy, petualangan, drama, action

Lord of the Rings: The Rings of Power (disingkat menjadi TRoP) merupakan sebuah serial televisi bergenre fantasi yang diadaptasi dari kisah dalam semesta Tolkien, semestanya The Hobbit dan Lord of the Rings. Serial ini merupakan serial termahal yang pernah diproduksi dan direncanakan akan terdiri atas lima musim. Namun, ini bukan sekuel dari The Hobbit ataupun Lord of the Rings, melainkan prekuelnya, maka tidak bagi yang belum menonton kedua seri film tersebut, mereka tetap bisa menikmati TRoP. TRoP bisa ditonton di Prime Video.

TRoP berlatar waktu ribuan tahun sebelum peristiwa di The Lord of the Rings terjadi. Pada masa itu, perang besar melawan Melkor, musuh besar dunia, telah usai, tetapi kerusakan yang ditinggalkannya masih membekas di sepenjuru Middle-Earth. Bagi Galadriel (Morfydd Clark), perang tersebut juga menyisakan luka yang amat dalam di hatinya karena ia harus kehilangan kakaknya. Galadriel lalu bersumpah kepada dirinya untuk menghancurkan kejahatan di Middle-Earth sampai ke pelosok-pelosok terjauhnya.

Ratusan tahun berlalu, Galadriel masih terobsesi untuk menemukan anak buah Melkor yang tersisa. Yang paling dia incar adalah Sauron, salah satu panglima setia Melkor yang kini mengambil alih posisi sebagai Penguasa Kegelapan. Galadriel yakin Sauron masih hidup, sedang bersembunyi dan menyusun rencana untuk mengambil alih Middle-Earth. Maka dari itu, Galadriel memulai petualangannya seorang diri untuk menemukan Sauron, untuk membalaskan kematian kakaknya.

Untuk sebuah serial yang disebut-sebut menjadi serial termahal yang pernah diproduksi, memang harus diakui penyajian serial ini amat mahal. Kalau kalian menontonnya, kalian pasti akan setuju. Visualnya sungguh memanjakan mata. Mulai dari latar perkotaan Numenor, tambang batu para bangsa kurcaci, istana elf yang dipimpin Gil-Galad, pedesaan di Southland, hingga padang rumput tempat jalur migrasi kaum Harfoot—semua tampak begitu indah dan nyata, begitu eye-catching dan hidup, seakan-akan tempat-tempat tersebut beneran ada di dunia ini. Itu sangat mendukung cerita fantasi yang sangat epik ini.

Sementara itu, untuk ceritanya sendiri, setidaknya ada empat bagian cerita yang sebenarnya saling berhubungan. Cerita pertama adalah petualangan Galadriel untuk kembali ke Middle-Earth dan menemukan Sauron; cerita kedua adalah misi diplomasi Elrond (Robert Aramayo) ke kota bangsa kurcaci, Khazad-dum; cerita ketiga adalah pertarungan para manusia di Southland melawan pasukan orc yang ingin merebut tanah mereka; dan cerita keempat adalah petualangan Eanor “Nori” Brandyfoot (Markella Kavenagh), seorang gadis Harfoot kecil, dan kaum Harfoot-nya yang bertemu seorang pria asing yang jatuh dari langit (Daniel Weyman). Keempat cerita tersebut berjalan secara simultan, lalu akan bertemu di satu titik. Meskipun sejauh ini, haya cerita tentang Nori dan si pria misterius itu yang belum terlihat benang merahnya dengan cerita-cerita yang lain.

Oleh karena setiap cerita awalnya berjalan sendiri-sendiri, mulanya serial ini mungkin akan terasa agak membosankan bagi beberapa orang, tetapi tentu tidak bagi penggemar setia J. R. R. Tolkien dan cerita fantasi. Episode-episode awal—terutama empat episode pertama—memang terkesan seperti pengenalan saja, apalagi muncul banyak sekali tokoh yang pasti membuat penonton sibuk menghapal mereka. Namun, episode yang panjang tersebut dan tokoh yang banyak tersebut merupakan build-up untuk pertarungan besar di akhir-akhir.

Kemudian, kalau kalian menyukai seri film Lord of the Rings, kalian harus menonton serial satu ini karena banyak peristiwa di serial ini yang menjadi titik mula bagi hal-hal penting di Lord of the Rings. Dengan menonton serial ini, kita jadi tahu asal-usul macam-macam hal di Lord of the Rings. Misalnya, asal mula Mordor serta awal mula perang melawan Sauron itu sendiri. Namun, yang paling penting, kita jadi tahu bagaimana awalnya cincin-cincin kekuatan di Middle-Earth dibuat—itu menarik sekali.

Selain itu, TRoP memiliki adegan pertarungan yang sangat epik. Pertarungan tersebut adalah pertarungan antara warga Southland melawan pasukan orc yang datang ingin merebut wilayah mereka. Itu pertarungan yang sengit dan epik sekali, terasa seperti Battle of the Bastards yang di Game of Thrones. Mungkin, dari seluruh cerita, itulah bagian kesukaanku. Aku berharap sekali akan ada lebih banyak pertarungan besar dan epik dari serial ini di musim-musim selanjutnya.

Hal menarik lainnya dari serial ini adalah penonton jadi bisa mengenal sosok Sauron lebih baik. Di film Lord of the Rings, Sauron hanya sebatas sosok musuh besar yang bahkan tidak kita tahu apa-apa tentangnya selain daripada itu—intinya dia jahat dan jangan sampai dia bangkit. Akan tetapi, di TRoP ini, Sauron belum menjadi sosok seberbahaya itu sehingga kita bisa mengenalnya lebih baik. Dan di serial ini, kita jadi lebih mengerti betapa liciknya Sauron karena telah menipu semua orang di Middle-Earth, termasuk Galadriel sendiri.

Oh iya omong-omong soal Galadriel, perkembangan karkaternya amat menarik bagiku. Kalian tidak akan bertemu sosok ratu elf yang bijaksana dan cantik di TRoP, alih-alih kalian akan melihat sisi lain Galadriel yang pendendam dan pembenci. Serial ini menjelaskan latar belakang perjuangan Galadriel dan alasannya bisa sebenci itu pada Sauron dan kekuatan jahat yang ditinggalkan Melkor di Middle-Earth. Walaupun maksud Galadriel itu mulia, sesungguhnya ambisinya tersebut tanpa sadar telah mengubahnya menjadi dipenuhi kejahatan, menjadi sosok yang penuh kebencian—bahkan, Sauron sampai mengatakan bahwa Galadriel bisa menjadi partner yang cocok dengannya. Itu perkembangan karakter yang menarik banget, dan aku tidak sabar ingin melihat lebih jauh perkembangan karakter tersebut.

Terlepas dari segala hal menarik serial ini, aku sadar bahwa bagi banyak orang, cerita ini agak membingungkan, terutama karena mereka harus catching up dengan konsep worldbuilding-nya. Setidaknya, mereka harus tahu sedikit dulu tentang peristiwa Silmiarillion, yang bisa dicari di internet atau dibaca dibuku The Silmarillion. Meskipun begitu, TRoP adalah serial yang amat mengagumkan. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

Bleach: Thousand-Year Blood War
Part 1

(2022–on going)

Judul

:

Bleach: Thousand-Year Blood War

Musim/Episode

:

1 bagian/13 episode (on going)

Pengisi suara

:

Masakazu Morita, Fumiko Orikasa, Yuki Matsuoka, Kentarou Itou, Noriaki Sugiyama, Hiroki Yasumoto

Genre

:

Petualangan, supranatural, fantasi, shounen

Bleach adalah serial anime yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Tite Kubo. Anime ini dulu pernah tayang pada tahun 2004–2012 dengan 16 musim dan 366 episode, tetapi setelah itu anime ini hiatus. Pada tahun 2022, Bleach kembali tayang untuk musim terakhirnya yang diberi tajuk Bleach: Thousand-Year Blood War (disingkat menjadi Bleach: TYBW). Kalian bisa menonton Bleach yang tayang tahun 2000-an awal dan Bleach: TYBW di Prive Video, Hulu, Bilibili.TV, dan Video.com; di Netflix juga ada, tapi hanya yang Bleach: TYBW.

Bleach bercerita tentang petualangan seorang remaja yang juga seorang Shinigami bersama teman-temannya. Shinigami adalah para penjaga siklus kelahiran kembali jiwa manusia yang bertugas membantu jiwa orang mati menyebrang ke alam selanjutnya (yang disebut Soul Society) dan membasmi para Hollow yang memakan jiwa manusia. Hollow sendiri adalah jiwa manusia yang telah mati yang terlalu lama bergentayangan di dunia, lalu hatinya tercemar sehingga dia berubah menjadi monster yang mengenakan topeng yang memakan jiwa manusia.

Cerita dimulai ketika Ichigo Kurosaki (Masakazu Morita) bertemu dengan seorang Shinigami bernama Rukia Kuchiki (Fumiko Orikasa). Waktu itu, Rukia sedang melawan Hollow yang sedang menyerang keluarga Ichigo. Demi melindungi keluarganya, Ichigo turut bertarung melawan Hollow tersebut, tetapi dia malah membuat Rukia terluka. Rukia kemudian mentransfer kekuatan Shinigami-nya kepada Ichigo sehingga Ichigo pun berubah menjadi Shinigami. Dari situ, petualangan Ichigo dan Rukia serta teman-teman mereka dimulai.

Sementara itu, Bleach: TYBW menceritakan perang terakhir antara kaum Shinigami melawan kaum Quincy. Quincy disebut-sebut sebagai kebalikan dari Shinigami sebab keduanya selalu bermusuhan selama ribuan tahun. Quincy adalah manusia dengan energi roh yang besar sehingga mereka bisa melihat Hollow dan memanipulasi partikel roh yang ada di sekeliling mereka.

Berbeda dengan Shinigami yang membunuh Hollow untuk memurnikan jiwa sang Hollow agar bisa terlahir kembali, Quincy membunuh Hollow dengan menghancurkan jiwa mereka sepenuhnya sehingga mereka tak bisa terlahir kembali. Masalahnya ialah itu akan menyebabkan ketidakseimbangan antara dunia orang mati dan dunia orang hidup sehingga kedua dunia bisa hancur. Maka dari itu, setelah melalui diplomasi yang tak berujung kesepakatan berkali-kali, kedua kaum berperang atas dasar perbedaan ideologi tersebut. Perang berakhir dengan kemenangan Shinigami dan hampir punahnya kaum Quincy. Quincy yang tersisa hidup bersembunyi sambil menunggu kebangkitan kembalinya raja mereka.

Setelah seribu tahun berlalu, raja Quincy tersebut kembali. Dia dan pasukannya yang selama ini bersembunyi dalam bayang-bayang para Shinigami muncul dengan mendeklarasikan perang. Ichigo dan teman-temannya beserta seluruh Shinigami di Soul Society harus bertarung sekali lagi demi menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.

Bagiku pribadi, aku bersyukur dulu Bleach sempat hiatus untuk waktu yang lama karena sekalinya Bleach tayang kembali, kita bisa menontonnya dengan kualitas animasi yang sudah jauh lebih apik. Apalagi, ini adalah arc terakhir dari Bleach, yang bagiku pribadi adalah arc paling seru dan menegangkan setelah Arrancar saga (baca reviu Bleach: Arrancar saga di sini).

Untuk urusan kualitas animasi, tentu saja Bleach: TYBW sudah berkembang sangat baik—jauh lebih bagus dari yang dulu. Meski Bleach adalah manga lama, Bleach: TYBW tetap bisa menghibur berkat animasinya yang bagus tadi. Detailnya sudah diperhatikan dengan lebih baik. Pewarnaannya juga lebih eye-catching. Tidak kalah dari anime-anime terbaru seperti Demon Slayer, Chainsaw Man, dan Jujutsu Kaisen. Tidak heran kalau remaja-rejama sekarang jadi tertarik menontonnya.

Sementara untuk urusan cerita, aku sebenarnya sudah membaca manga-nya sehingga aku sudah tahu jalan cerita keseluruhannya. Namun, bukan berarti aku tidak terkejut saat menonton animenya. Itu semua berkat animasinya yang bagus banget tadi. Adegan-adegan di manga berhasil diadaptasi dengan sangat baik sehingga tetap memberikan surprise bagi para pembaca manga-nya. Walau sudah tahu jalan ceritanya, pembaca manga pasti tetap akan terpukau.

Kemudian, storyline-ya sebetulnya tidak rumit, hanya perang antara Shinigami dan Quincy, tidak ada yang terlalu istimewa dari itu sebab perselisihan antara keduanya sudah lama kita tahu (kalau menonton Bleach dari episode 1). Namun, yang istimewa adalah ketegangan ceritanya. Sesuai judulnya, ini adalah perang yang penuh darah, banyak Shinigami yang mati, termasuk mereka yang terbilang kuat. Bahkan, (spoiler alert) Kapten Byakuya Kuchiki yang keren dan kuat sekali saja kalah. Pokoknya tidak ada jeda santai di setiap episodenya.

Berikutnya, yang menurutku istimewa adalah adanya penjelasan mengenai kedua orang tua Ichigo. Sebagaimana yang kita tahu (jika sudah menonton Bleach dari episode 1), ibunya Ichigo sudah lama meninggal dan ayahnya Ichigo rupanya seorang Shinigami. Di sinilah akhirnya diceritakan tentang bagaimana keduanya bertemu dan penyebab sebenarnya ibunya Ichigo meninggal. Ini adalah twist yang sangat mengejutkan, yang mungkin tidak terpikirkan—sebaiknya kalian tonton langsung kalau penasaran.

Yang menarik dari itu adalah bahwa cerita pertemuan dan masa lalu kedua orang tua Ichigo diceritakan ketika dia sedang dalam fase memulihkan diri. (Spoiler alert) seusai kalah, Ichigo menjalani serangkaian latihan untuk memulihkan dirinya dan mendapatkan kekuatan baru. Namun, untuk bisa mendapatkan kekuatan tersebut, Ichigo harus mengetahui dulu tentang masa lalu keluarganya. Untuk menjadi kuat, Ichigo harus lebih mengenal tentang dirinya.

Kemudian, bagi para pembaca manga Bleach, kalian pasti sangat menunggu-nunggu momen ini dijadikan anime: bankai Kapten Yamamoto dan Kapten Unohana. Keduanya terkenal dengan bankai yang sangat mengerikan dan untuk pertama kalinya itu di-anime-kan. Apalagi, dengan peningkatan kualitas animasi, visual bankai mereka menjadi amat keren—berhasil mewujudkan ekspektasiku sebagai pembaca manga-nya.

Cerita petualngan Bleach: TYBW belum usai, akan dilanjutkan dengan bagian kedua pada tahun 2023. Dan kalian perlu bersiap-siap sebab pertarungan yang akan datang akan lebih epik dan seru lagi dengan munculnya teknik-teknik baru. Kalian bisa menontoni trailer-nya di sini.

***

Dash & Lily

(2020)

Judul

:

Dash & Lily

Pencipta

:

Joe Tracz

Produser eksekutif

:

Brad Silberling, Nick Jonas, Phil McIntyre, Shawn Levy, Josh Barry, Joe Tracz

Produser

:

Karl Frankenfield

Musim/Episode

:

1 Musim/8 episode

Pemeran

:

Austin Abrams, Midori Francis

Genre

:

Komedi romantis, drama remaja

Dash & Lily (disingkat menjadi DnL) merupakan serial TV yang diadaptasi dari novel berjudul Dash & Lily’s Book of Dares karya Rachel Cohn dan David Levithan. Kalian bisa menontonnya di Netflix.

Dash tidak menyukai Natal, meski orang-orang bilang bahwa itu “the most wonderful time of the year”. Kedua orang tuanya berpisah, maka dia tidak bisa berkumpul bersama keluarga seperti orang-orang lain. Terutama, di kala Natal, dia akan teringat pada kenangan-kenangan manisnya bersama mantan pacarnya yang belum bisa dia lupakan. Dia lebih pilih menyendiri, menjauh dari semua orang.

Lily sangat menyukai Natal, itu adalah “the most wonderful time of the year”. Keluarganya memiliki tradisi untuk berkumpul bersama, menghabiskan waktu berkualitas. Akan tetapi, tahun ini adalah Natal terburuk bagi Lily karena kakeknya pergi ke Las Vegas dan orang tuanya pergi ke Fiji, sementara kakaknya sibuk dengan pacar barunya. Tidak ada orang untuk menghabiskan waktu bersama. Namun, kakaknya memiliki ide untuk Lily agar menemukan teman di hari Natal.

Keduanya belum pernah bertemu secara langsung sebelumnya. Keduanya tidak saling mengenal sebelumnya. Namun, berkat arahan nasib, keduanya bisa “menghabiskan waktu bersama” melalui buku tantangan, sekaligus saling mencurahkan isi hati masing-masing.

Jika kalian sedang mencari tontonan ringan yang menggemaskan, DnL adalah pilihan yang tepat. Serial ini sama sekali tidak membuat pusing karena sangat sederhana. Durasi tiap episodenya juga sebentar, tidak sampai 60 menit. Namun, berkat kesederhanaannya itulah serial ini justru terasa heart-warming.

Serial yang bertemakan Natal ini memperlihatkan kisah cinta remaja yang terasa remaja. Kebanyakan serial remaja orisinal Netflix yang terkenal menampilkan remaja-remaja yang tidak tampak remaja, seperti Sex Education atau13 Reasons Why—kedua contoh tersebut menampilkan remaja dari sisi yang terkesan nakal dan problematik. Akan tetapi, DnL memperlihatkan remaja yang naif, polos, dan hijau—pokoknya remaja banget. Itu terasa fresh sekali bagiku yang memang butuh hiburan santai.

Perkembangan hubungan antara kedua tokoh utamanya—Dash dan Lily—dikemas dengan rapih. Keduanya belum pernah bertemu secara langsung, juga tidak tahu penampilan mereka seperti apa. Mereka berkomunikasi menggunakan buku tantangan yang menuntun mereka berkeliling New York, ke sudut-sudutnya yang belum pernah mereka kunjungi. Omong-omong, itu mengingatkanku pada film Thailand The Teacher’s Diary (2014, baca reviunya di sini). But anyway, cara Dash dan Lily berkomunikasi lewat buku itu tampak menggemaskan sekali.

Walaupun terkesan ringan, DnL tetap mampu menyisipkan beberapa pembelajaran. Yang paling aku suka adalah melihat Dash dan Lily yang belum pernah bertemu tapi bisa terbuka kepada satu sama lain. Mungkin itu karena mereka belum pernah bertemu sehingga keduanya bisa sejujur itu kepada satu sama lain, tidak ada tekanan apa-apa. Itu mungin juga sebabnya orang-orang lebih senang curhat di medsos yang tidak mengharuskan bertemu manusia lain tapi mereka tahu ada yang mendengarkan, entah siapa.

Selain itu, aku suka sekali melihat Dash dan Lily yang saling mendukung. Tantangan-tantangan yang mereka tuliskan di buku itu membuat keduanya belajar untuk melakukan hal-hal yang tidak berani mereka lakukan sebelumnya, terutama bagi Lily yang cukup tertutup dan sulit berkawan—it’s totally relatable for me personally.  Di sisi lain, Dash jadi mulai belajar berdamai dengan masa lalu dan memori-memori menyakitkannya—it’s a good character development. Dukungan yang keduanya berikan kepada satu sama lain mendorong mereka untuk melewati batasan diri, menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berani. Begitulah bentuk hubungan yang positif.

Bukan hanya tentang Dash dan Lily, serial ini juga berbicara tentang problem keduanya dengan keluarga masing-masing. Sesuai dengan temanya, yakni Natal, tidak mengejutkan jika serial ini juga membahas masalah keluarga. Yang paling menarik bagiku adalah bagaimana Dash berdamai dengan kedua orang tuanya yang bercerai. Pada akhirnya, ketika dia bisa memaafkan kesalahan orang tuanya, Dash bisa menemukan kebahagiaan bagi dirinya.

Pokoknya, DnL ini adalah serial yang cocok sekali ditonton bareng-bareng keluarga, sahabat, pacar, pasangan, atau siapapun. Dan lebih cocok lagi jika ditonton menjelang Natal. Namun, serial ini sudah di-cancel Netflix sehingga kita tidak akan mendapatkan musim-musim selanjutnya. Tapi sejujurnya, bagiku pribadi, DnL sudah bagus hanya seperti ini, tidak perlu ditambah-tambahi. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

Emily in Paris
Season 3

(2022—on going)

Judul

:

Emily in Paris

Pencipta

:

Darren Star

Produser eksekutif

:

Andrew Fleming, Tony Hernandez, Lily Burns, Darren Star, Robin Schiff, Alison Brown

Produser

:

Stephen Joel Brown, Shihan Fey, Jake Fuller, Lily Collins, Raphaël Benoliel, Joe Murphy, Ryan McCormick

Musim/Episode

:

3 musim/30 episode (on going)

Pemeran

:

Lily Collins, Lucas Bravo, Phillippine Leroy-Beaulieu, Ashley Park, Camille Razat, Samuel Arnold, Bruno Gouery, Lucien Laviscount

Genre

:

Drama komedi, komedi romantis, potongan kehidupan

Emily in Paris (disingkat EiP) adalah sebuah serial orisinal Netflix bergenre drama komedi karya Darren Star. Serial ini mengambil latar utama di Kota Paris, Perancis. EiP sudah memiliki 3 musim dengan 30 episode dan telah direncanakan akan ada 1 musim lainnya. Serial ini mendapat respons positif di berbagai negara, tapi tidak di Perancis karena menampilkan stereotip orang-orang Perancis terlalu berlebihan. Kalian bisa menonton EiP di Netflix.

EiP bercerita tentang seorang wanita karir yang workaholic bernama Emily Cooper (Lily Collins) yang harus bekerja di sebuah perusahaan pemasaran barang-barang mewah di Paris, padahal dia tidak bisa bahasa Perancis. Bukan hanya kesulitan bahasa, Emily mendapati dirinya kesulitan beradaptasi dengan tempat kerja barunya, apalagi bosnya kurang menyukainya. Seakan belum rumit, Emily juga terjebak cinta segita dengan tetangganya yang amat tampan, Gabriel (Lucas Bravo), dan teman barunya di Paris, Camille (Camille Razat). Kalian bisa membaca reviuku untuk musim pertama dan kedua EiP di sini.

Di musim ketiganya, Emily kembali dengan masalah baru di Paris. Dirinya berada di antara dua kubu yang saling bersaing: Sylvie (Philippine Leroy-Beaulieu) dan Madeline (Kate Walsh). Keduanya adalah atasan yang Emily suka dan mereka berjasa bagi kariernya. Emily harus memilih akan ikut dengan siapa. Namun, ia malah membuat pilihan yang teramat birisiko, lebih berisiko daripada berjalan di atas seutas tali.

Konflik utama dari musim ketiga adalah memilih. Ya, terlihat sepele tetapi sangat berat, terutama dalam dunia kerja. Perasaan Emily yang terombang-ambing di antara dua pihak yang bermusuhan itu bisa dimengerti. Aku rasa siapapun pernah mengalaminya. Apalagi, dalam konteks dunia kerja, itu sangat berat, terutama ketika harus memilih di antara dua atasan seperti itu. Itu mengingatkanku pada film The Devil Wears Prada—bukan tentang memilih di antara dua bos—tapi ini: dalam dunia kerja, pilihan yang kita ambil bisa saja menyakiti perasaan rekan kerja kita tanpa disadari.

Bukan cuma pilihan dalam pekerjaan, Emily juga menghadapi masalah dalam memilih prioritas. Bagi penonton setia EiP, kalian pasti tahu bahwa Emily seorang workaholic, yang selalu memikirkan pekerjaan. Di musim ketiga ini, penonton juga akan melihat bagaimana Emily kesusahan untuk menyeimbangkan antara pekerjaannya dan kehidupan cintanya. Aku yakin itu masalah yang relatable sekali bagi banyak orang. Itu menjadikan musim ketiga ini memiliki konflik yang penting, tetapi disajikan dengan fun.

Oh iya, jangan lupa bahwa Emily adalah seorang people-pleaser. Itu lebih parah lagi karena seorang people-pleaser tidak bisa menyakiti perasaan orang lain. Ketika dihadapkan pada pilihan seperti yang dialami Emily, mereka akan mengambil pilihan terburuk yang ada: tidak memilih. Bahkan, di episode pertama sempat disinggung bahwa tidak memilih juga adalah pilihan.

Selain masalah pekerjaannya, masalah percintaan Emily juga tidak boleh luput dibicarakan. Setelah dua musim sebelumnya dia dan Gabriel melewati drama yang tidak sudah-sudah, di musim ketiga ini tampaknya Emily dan Alfie (Lucien Laviscount) sedang kasmaran-kasmarannya. Mereka berdua terlihat sangat manis, dan aku menyukainya. Memang sejujurnya aku lebih mendukung Emily dengan Alfie. Namun, aku awalnya menduga akan ada konflik yang berarti di antara mereka berdua, tapi ternyata tidak. Sebetulnya ada bibit konflik yang bagus, tetapi itu dimunculkan di akhir dan belum banyak dieksplorasi—mungkin akan jadi materi musim keempatnya.

Sementara itu, aku turut senang bisa melihat Emily dan Gabriel sebagai teman. Mereka masih bermain bersama, tetapi kali ini (lebih) terlihat sebagai teman, tanpa ada atmosfer canggungnya. Kalau drama keduanya masih berlanjut sampai di musim ketiga ini, aku akan bosan sekali. Maka dari itu, aku mengapresiasi keputusan para pembuat serial ini untuk tidak memunculkan itu.

Kemudian, tokoh-tokoh lainnya pun dieksplorasi dengan lebih mendalam di musim ini. Penonton akan melihat Gabriel dan Mindy (Ashley Park) yang masing-masing selangkah lebih dekat mewujudkan impian mereka dalam karier. Ada Camille yang menunjukkan sisi barunya yang mengejutkan. Ada juga Sylvie dan timnya yang sedang berusaha merintis bisnis kembali dari nol. Oh bahkan, kehidupan asmara Sylvie juga diceritakan lebih jauh loh. Itu membuat musim ketiga ini tidak hanya berpusar pada Emily—cerita tokoh-tokoh lainnya pun menarik sekali untuk disimak.

Terakhir, tentu saja fesyennya! Wow, di musim ketiga ini gaya fesyen Emily makin membuat speechless. Dia tampil dengan style yang sangat Emily—selalu mencolok dibandingkan yang lain, hahaha.

Kalau mau disimpulkan, sejauh tiga musim ini, EiP musim ketiga adalah yang terbaik. Kalian harus tonton sendiri untuk membuktikannya. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

Akhirnya selesai juga daftar serial TV terfavoritku di tahun 2022. Maaf butuh waktu lama untuk menyelesaikannya, bahkan tahun 2023 sudah masuk beberapa bulan. Sekali lagi, yang ada dalam daftar tersebut adalah judul-judul yang pertama kali aku tonton di tahun 2022, tidak harus serial yang dirilis di tahun 2022. Aku juga membuat daftar ini berdasarkan subjektivitasku, seleraku. Apabila judul-judul favorit kalian seperti Andor, The House of Dragon, dan My Liberation Notes tidak ada di situ, itu berarti aku belum menontonnya atau memang bukan favoritku. Itu bukan berarti judul-judul tersebut jelek ya.

Terima kasih sudah membaca sampai sini. Semoga daftar ini bisa menambah rekomendasi tontonan kalian (yang tidak ditonton-tonton itu, hahaha). Sampai bertemu di daftar Serial TV Terfavorit 2023!

Sebelumnya

Selanjutnya

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!

Komentar