Kalian dapat menonton trailer-nya
di sini.
***
Chainsaw Man
Season
1
(2022—on going)
Judul
|
:
|
Chainsaw Man
|
Sutradara
|
:
|
Nakayama Ryuu, Nakazono Masato
|
Penulis
|
:
|
Seko Hiroshi
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/12 episode
|
Pengisi suara
|
:
|
Toya Kikunosuke, Kusunoki Tomori, Sakata
Shogo, Ai Fairouz
|
Genre
|
:
|
Dark fantasy, action, horor komedi, shounen
|
Chansaw Man adalah sebuah serial anime yang diadaptasi dari manga
berjudul sama karya Tatsuki Fujimoto. Manganya telah mendulang kesuksesan
dengan meraih beberapa penghargaan. Per Januari 2023, sebanyak 23 juta copy manga ini ada di peredaran. Adaptasi animenya diproduksi oleh studio Mappa,
studio yang sama yang memproduksi anime Attack
on Titan: Final Season (2021–on going)
dan Jujutsu Kaisen (2020–on going). Kalian dapat menonton Chainsaw Man di Prime Video, Netflix,
dan Vidio.com.
Chainsaw Man memiliki latar cerita di dunia dengan alur sejarah
alternatif, yakni tidak pernah ada Nazi dan PD II, tidak ada Perang Dingin, dan
Uni Soviet belum terpecah. Di dunia tersebut kerap kali muncul makhluk
mengerikan yang disebut iblis (devil).
Tiap iblis merupakan perwujudan rasa takut manusia akan suatu hal, seperti Iblis
Ular adalah perwujudan rasa takut manusia terhadap ular dan Iblis Zombie adalah
perwujudan rasa takut manusia terhadap zombie. Makin besar rasa takut tersebut,
makin mengakar rasa takut tersebut pada manusia, maka makin kuat pula iblisnya.
Karena
iblis hidup dari rasa takut manusia, mereka kerap kali meneror manusia,
menciptakan kepanikan massal agar bertambah kuat. Maka dari itu, ada sekumpulan
orang yang membunuh iblis-iblis tersebut—mereka disebut pemburu iblis (devil hunter). Kebanyakan pemburu iblis
adalah pekerja swasta, tetapi pemerintah juga memiliki organisasi pemburu
iblisnya sendiri, yaitu Public Safety Organization.
Untuk
dapat bertarung melawan iblis, para pemburu iblis, terutama yang berasal dari
Public Safety Organization, biasanya membuat kontrak dengan iblis lain yang
lebih ramah dengan manusia. Dengan kontrak tersebut, si manusia dapat
menggunakan sebagian kekuatan dari iblis tersebut dengan membayar harga yang
diinginkan sang iblis—sebuah perjanjian terkutuk yang tak boleh dilanggar.
Cerita
Chainsaw Man berawal dari seorang
remaja laki-laki bernama Denji (Toya Kikunosuke) yang hidup
sebatang kara dalam kemiskinan. Saking miskinnya, dia harus menjual beberapa
organ tubuhnya, tapi itu pun belum cukup untuk menutupi utang-utang yang
diwariskan ayahnya. Denji hanya ditemani seekor iblis yang dia namai Pochita,
yang sebenarnya adalah Iblis Gergaji Mesin.
Karena berurusan dengan
orang-orang jahat, Denji terbunuh. Namun, sebelum dia menghembuskan napas
terakhir, Pochita membuat kontrak dengannya yang membuat Pochita bersatu dengan
tubuh Denji, memungkinkan Denji untuk hidup kembali. Bayaran yang diinginkan
Pochita adalah agar Denji bisa menjalani kehidupan normal. Dengan begitu,
Pochita hidup dalam tubuh Denji dan Denji pun bisa tetap hidup serta mendapatkan
kekuatan untuk mengubah beberapa anggota tubuhnya menjadi gergaji mesin. Denji
lalu dikenal sebagai sosok pemburu iblis dengan julukan Chainsaw Man.
Salah satu keunikan Chainsaw Man adalah karakter
protagonisnya, Denji. Dia berbeda banget dari kebanyakan protagonis anime/manga
shounen yang baik hati dan memiliki
mimpi besar. Denji tumbuh besar miskin dan terlilit utang, menghabiskan seumur
hidupnya melakukan pekerjaan apapun asalkan dibayar, termasuk menjual beberapa
organnya. Dia belajar untuk menjadi anjing penurut bagi siapapun yang mau
membayarnya. Maka dari itu, cita-cita Denji sesederhana memiliki kehidupan
normal seperti kebanyakan orang-orang dan memiliki pacar.
Ketika kebanyakan protagonis
anime/manga shounen punya sikap
patriot yang menginspirasi, Denji justru selalu memikirkan uang dan uang, atau
terkadang payudara. Oh iya, salah satu keinginannya adalah ingin bisa
berhubungan seks dengan perempuan, which
is actually normal untuk remaja seusianya. Tidak ada satu pun nilai-nilai
kebajikan yang bisa diteladani dari sosok Denji, tetapi itulah yang membuat
karakternya menarik dan lucu.
Kemudian, worldbuilding anime ini sangatlah menarik. Ia mengingatkanku pada
manga/anime Demon Slayer (2019–on going, silakan baca reviunya di
sini), terutama kerena keduanya sama-sama tentang pemburu iblis (tapi kita akan
membicarakan itu nanti). Konsep iblisnya yang terlahir dari rasa takut manusia
itu menarik banget. Power system-nya
juga menarik karena kekuatan tokoh-tokohnya terbatas pada kontrak yang mereka
buat dengan iblisnya. Ketika seorang pemburu iblis ingin menggunakan kekuatan
yang lebih besar, mereka harus membayar harga yang lebih besar pula, yang
terkadang bisa merenggut nyawa—sebuah trade-off
yang mengerikan. Baru pertama kali aku melihat anime/manga yang seperti
ini.
Berikutnya, seperti yang tadi
kubilang, anime ini mirip dengan Demon
Slayer. Akan tetapi Chainsaw Man lebih
dari sekadar pemburu iblis yang melawan iblis. Anime ini bahkan bisa memasukkan
elemen drama yang penuh konspirasi dan intrik antartokohnya, lalu dark comedy juga ada. Bahkan, di episode
8 (kalau tidak salah), anime ini terasa seperti cerita gangster karena ada
adegan tembak-tembakan dengan gangster. Sebuah anime dark fantasy dikombinasikan dengan perang gengster merupakan
pendekatan yang unik, menurutku.
Selanjutnya, untuk urusan grafis,
itu sudah pasti eye-catching. Studio
Mappa tidak pernah megnecewakan soal itu. Grafisnya dibuat dengan color palette yang pas dengan suasana
cerita. Kemudian, dibuat sedetail mungkin pada setiap adegan-adegannya,
sehingga tampak realistis. Adegan pertarungannya pun disajikan dengan seru
sekali. Penonton pasti akan puas.
Akan tetapi, sayangnya musim
pertamanya ini baru tayang 12 episode saja, sehingga ceritanya masih di fase
perkenalan. Ceritanya belum masuk ke fase serunya sehingga mungkin bagi
beberapa penonton, terutama yang bukan penggemar genre ini, akan merasa cerita
ini membosankan. Menurutku, seharusnya musim pertama ini terdiri atas 20-an
episode.
Terakhir, untuk opening theme dan closing theme-nya, aku apresiasi sebesar-besarnya. Opening theme-nya didesain sedemikian
rupa dengan meniru adegan-adegan film-film terkenal, dan hasilnya begitu
memuaskan. Sementara itu, ending theme-nya
juga berbeda untuk tiap episode, sengaja didesain begitu dengan 12 lagu yang
berbeda-beda. Pasti membutuhkan anggaran yang besar sekali.
Oh iya, anime ini penuh
dengan konten dewasa, mulai dari hal yang vulgar sampai adegan penuh darah,
maka sebaiknya ditonton kalau sudah cukup umur. Kemudian, sampai sekarang belum
ada informasi resmi mengenai waktu penayangan musim keduanya. Jadi, mari berdoa
saja semoga dapat segera tayang karena, mangacu ke manga-nya, kelanjutan
ceritanya itu seru banget. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.
***
Lord of the
Rings: The Rings of Power
Season
1
(2022–on
going)
Judul
|
:
|
Lord of the Rings: The Rings of Power
|
Pengembang
|
:
|
J. D. Payne, Patrick McKay
|
Produser eksekutif
|
:
|
J. D. Payne, Patrick McKay, Lindsey Weber,
Callum Greene, Justin Doble, Gennifer Hutchison, Jason Cahill, J. A. Bayoza,
Belen Atienza, Eugene Kelly, Bruce Richmond, Sharon Tal Yguado
|
Produser
|
:
|
Ron Ames, Chris Newman
|
Musim/Episode
|
:
|
1 musim/8 episode (on going)
|
Pemeran
|
:
|
Morfydd Clark, Markella Kavenagh, Megan
Richards, Robert Aramayo, Ismael Cruz Cordova, Nazanin Boniadi, Tyroe
Muhafidin, Daniel Weyman, Owain Arthur, Sophia Nomvete, Charlie Vickers,
Lloyd Owen, Cynthia Addai-Robinson
|
Genre
|
:
|
High fantasy,
petualangan, drama, action
|
Lord of the
Rings: The Rings of Power (disingkat menjadi TRoP) merupakan sebuah serial televisi bergenre
fantasi yang diadaptasi dari kisah dalam semesta Tolkien, semestanya The Hobbit dan Lord of the Rings. Serial ini merupakan serial termahal yang pernah
diproduksi dan direncanakan akan terdiri atas lima musim. Namun, ini bukan
sekuel dari The Hobbit ataupun Lord of the Rings, melainkan prekuelnya,
maka tidak bagi yang belum menonton kedua seri film tersebut, mereka tetap bisa
menikmati TRoP. TRoP bisa ditonton di Prime Video.
TRoP berlatar waktu ribuan tahun sebelum
peristiwa di The Lord of the Rings terjadi.
Pada masa itu, perang besar melawan Melkor, musuh besar dunia, telah usai,
tetapi kerusakan yang ditinggalkannya masih membekas di sepenjuru Middle-Earth.
Bagi Galadriel (Morfydd Clark), perang tersebut juga menyisakan luka yang
amat dalam di hatinya karena ia harus kehilangan kakaknya. Galadriel lalu
bersumpah kepada dirinya untuk menghancurkan kejahatan di Middle-Earth sampai
ke pelosok-pelosok terjauhnya.
Ratusan tahun berlalu, Galadriel masih
terobsesi untuk menemukan anak buah Melkor yang tersisa. Yang paling dia incar
adalah Sauron, salah satu panglima setia Melkor yang kini mengambil alih posisi
sebagai Penguasa Kegelapan. Galadriel yakin Sauron masih hidup, sedang
bersembunyi dan menyusun rencana untuk mengambil alih Middle-Earth. Maka dari
itu, Galadriel memulai petualangannya seorang diri untuk menemukan Sauron,
untuk membalaskan kematian kakaknya.
Untuk sebuah serial yang disebut-sebut
menjadi serial termahal yang pernah diproduksi, memang harus diakui penyajian
serial ini amat mahal. Kalau kalian menontonnya, kalian pasti akan setuju. Visualnya
sungguh memanjakan mata. Mulai dari latar perkotaan Numenor, tambang batu para bangsa
kurcaci, istana elf yang dipimpin Gil-Galad, pedesaan di Southland, hingga
padang rumput tempat jalur migrasi kaum Harfoot—semua tampak begitu indah dan
nyata, begitu eye-catching dan hidup,
seakan-akan tempat-tempat tersebut beneran ada di dunia ini. Itu sangat
mendukung cerita fantasi yang sangat epik ini.
Sementara itu, untuk ceritanya sendiri,
setidaknya ada empat bagian cerita yang sebenarnya saling berhubungan. Cerita
pertama adalah petualangan Galadriel untuk kembali ke Middle-Earth dan
menemukan Sauron; cerita kedua adalah misi diplomasi Elrond (Robert Aramayo) ke
kota bangsa kurcaci, Khazad-dum; cerita ketiga adalah pertarungan para manusia
di Southland melawan pasukan orc yang ingin merebut tanah mereka; dan cerita
keempat adalah petualangan Eanor “Nori” Brandyfoot (Markella Kavenagh), seorang
gadis Harfoot kecil, dan kaum Harfoot-nya yang bertemu seorang pria asing yang
jatuh dari langit (Daniel Weyman). Keempat cerita tersebut berjalan secara
simultan, lalu akan bertemu di satu titik. Meskipun sejauh ini, haya cerita
tentang Nori dan si pria misterius itu yang belum terlihat benang merahnya
dengan cerita-cerita yang lain.
Oleh karena setiap cerita awalnya berjalan
sendiri-sendiri, mulanya serial ini mungkin akan terasa agak membosankan bagi
beberapa orang, tetapi tentu tidak bagi penggemar setia J. R. R. Tolkien dan
cerita fantasi. Episode-episode awal—terutama empat episode pertama—memang
terkesan seperti pengenalan saja, apalagi muncul banyak sekali tokoh yang pasti
membuat penonton sibuk menghapal mereka. Namun, episode yang panjang tersebut
dan tokoh yang banyak tersebut merupakan build-up
untuk pertarungan besar di akhir-akhir.
Kemudian, kalau kalian menyukai seri film Lord of the Rings, kalian harus menonton
serial satu ini karena banyak peristiwa di serial ini yang menjadi titik mula
bagi hal-hal penting di Lord of the Rings.
Dengan menonton serial ini, kita jadi tahu asal-usul macam-macam hal di Lord of the Rings. Misalnya, asal mula
Mordor serta awal mula perang melawan Sauron itu sendiri. Namun, yang paling
penting, kita jadi tahu bagaimana awalnya cincin-cincin kekuatan di
Middle-Earth dibuat—itu menarik sekali.
Selain itu, TRoP memiliki adegan pertarungan
yang sangat epik. Pertarungan tersebut adalah pertarungan antara warga
Southland melawan pasukan orc yang datang ingin merebut wilayah mereka. Itu
pertarungan yang sengit dan epik sekali, terasa seperti Battle of the Bastards yang di Game
of Thrones. Mungkin, dari seluruh cerita, itulah bagian kesukaanku. Aku
berharap sekali akan ada lebih banyak pertarungan besar dan epik dari serial
ini di musim-musim selanjutnya.
Hal menarik lainnya dari serial ini adalah
penonton jadi bisa mengenal sosok Sauron lebih baik. Di film Lord of the Rings, Sauron hanya sebatas
sosok musuh besar yang bahkan tidak kita tahu apa-apa tentangnya selain
daripada itu—intinya dia jahat dan jangan sampai dia bangkit. Akan tetapi, di
TRoP ini, Sauron belum menjadi sosok seberbahaya itu sehingga kita bisa
mengenalnya lebih baik. Dan di serial ini, kita jadi lebih mengerti betapa
liciknya Sauron karena telah menipu semua orang di Middle-Earth, termasuk
Galadriel sendiri.
Oh iya omong-omong soal Galadriel, perkembangan
karkaternya amat menarik bagiku. Kalian tidak akan bertemu sosok ratu elf yang
bijaksana dan cantik di TRoP, alih-alih kalian akan melihat sisi lain Galadriel
yang pendendam dan pembenci. Serial ini menjelaskan latar belakang perjuangan
Galadriel dan alasannya bisa sebenci itu pada Sauron dan kekuatan jahat yang
ditinggalkan Melkor di Middle-Earth. Walaupun maksud Galadriel itu mulia,
sesungguhnya ambisinya tersebut tanpa sadar telah mengubahnya menjadi dipenuhi
kejahatan, menjadi sosok yang penuh kebencian—bahkan, Sauron sampai mengatakan
bahwa Galadriel bisa menjadi partner yang cocok dengannya. Itu perkembangan
karakter yang menarik banget, dan aku tidak sabar ingin melihat lebih jauh
perkembangan karakter tersebut.
Terlepas dari segala hal
menarik serial ini, aku sadar bahwa bagi banyak orang, cerita ini agak
membingungkan, terutama karena mereka harus catching
up dengan konsep worldbuilding-nya.
Setidaknya, mereka harus tahu sedikit dulu tentang peristiwa Silmiarillion,
yang bisa dicari di internet atau dibaca dibuku The Silmarillion. Meskipun begitu, TRoP adalah serial yang amat mengagumkan.
Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.
***
Bleach:
Thousand-Year Blood War
Part
1
(2022–on going)
Judul
|
:
|
Bleach: Thousand-Year Blood War
|
Musim/Episode
|
:
|
1 bagian/13 episode (on going)
|
Pengisi suara
|
:
|
Masakazu Morita, Fumiko Orikasa, Yuki
Matsuoka, Kentarou Itou, Noriaki Sugiyama, Hiroki Yasumoto
|
Genre
|
:
|
Petualangan, supranatural,
fantasi, shounen
|
Bleach
adalah serial anime yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Tite Kubo.
Anime ini dulu pernah tayang pada tahun 2004–2012 dengan 16 musim dan 366
episode, tetapi setelah itu anime ini hiatus. Pada tahun 2022, Bleach kembali tayang untuk musim
terakhirnya yang diberi tajuk Bleach:
Thousand-Year Blood War (disingkat menjadi Bleach: TYBW). Kalian bisa menonton Bleach yang tayang tahun 2000-an awal dan Bleach: TYBW di Prive Video, Hulu, Bilibili.TV, dan Video.com; di
Netflix juga ada, tapi hanya yang Bleach:
TYBW.
Bleach
bercerita tentang petualangan seorang remaja yang juga seorang Shinigami bersama teman-temannya.
Shinigami adalah para penjaga siklus kelahiran kembali jiwa manusia yang
bertugas membantu jiwa orang mati menyebrang ke alam selanjutnya (yang disebut Soul Society) dan membasmi para Hollow yang memakan jiwa manusia. Hollow sendiri adalah jiwa manusia yang
telah mati yang terlalu lama bergentayangan di dunia, lalu hatinya tercemar
sehingga dia berubah menjadi monster yang mengenakan topeng yang memakan jiwa
manusia.
Cerita
dimulai ketika Ichigo Kurosaki (Masakazu Morita) bertemu dengan seorang Shinigami bernama Rukia Kuchiki (Fumiko
Orikasa). Waktu itu, Rukia sedang melawan Hollow
yang sedang menyerang keluarga Ichigo. Demi melindungi keluarganya, Ichigo
turut bertarung melawan Hollow
tersebut, tetapi dia malah membuat Rukia terluka. Rukia kemudian mentransfer
kekuatan Shinigami-nya kepada Ichigo
sehingga Ichigo pun berubah menjadi Shinigami. Dari situ, petualangan Ichigo
dan Rukia serta teman-teman mereka dimulai.
Sementara
itu, Bleach: TYBW menceritakan perang
terakhir antara kaum Shinigami melawan
kaum Quincy. Quincy disebut-sebut sebagai kebalikan dari Shinigami sebab keduanya selalu bermusuhan selama ribuan tahun. Quincy adalah manusia dengan energi roh
yang besar sehingga mereka bisa melihat Hollow
dan memanipulasi partikel roh yang ada di sekeliling mereka.
Berbeda
dengan Shinigami yang membunuh Hollow untuk memurnikan jiwa sang Hollow agar bisa terlahir kembali, Quincy membunuh Hollow dengan menghancurkan jiwa mereka sepenuhnya sehingga mereka
tak bisa terlahir kembali. Masalahnya ialah itu akan menyebabkan
ketidakseimbangan antara dunia orang mati dan dunia orang hidup sehingga kedua
dunia bisa hancur. Maka dari itu, setelah melalui diplomasi yang tak berujung
kesepakatan berkali-kali, kedua kaum berperang atas dasar perbedaan ideologi
tersebut. Perang berakhir dengan kemenangan Shinigami
dan hampir punahnya kaum Quincy.
Quincy yang tersisa hidup bersembunyi sambil menunggu kebangkitan
kembalinya raja mereka.
Setelah
seribu tahun berlalu, raja Quincy tersebut kembali. Dia dan pasukannya yang
selama ini bersembunyi dalam bayang-bayang para Shinigami muncul dengan mendeklarasikan perang. Ichigo dan
teman-temannya beserta seluruh Shinigami di
Soul Society harus bertarung sekali
lagi demi menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.
Bagiku
pribadi, aku bersyukur dulu Bleach sempat
hiatus untuk waktu yang lama karena sekalinya Bleach tayang kembali, kita bisa menontonnya dengan kualitas
animasi yang sudah jauh lebih apik. Apalagi, ini adalah arc terakhir dari Bleach,
yang bagiku pribadi adalah arc paling
seru dan menegangkan setelah Arrancar
saga (baca reviu Bleach: Arrancar
saga di sini).
Untuk
urusan kualitas animasi, tentu saja Bleach:
TYBW sudah berkembang sangat baik—jauh
lebih bagus dari yang dulu. Meski Bleach adalah
manga lama, Bleach: TYBW tetap bisa
menghibur berkat animasinya yang bagus tadi. Detailnya sudah diperhatikan
dengan lebih baik. Pewarnaannya juga lebih eye-catching.
Tidak kalah dari anime-anime terbaru seperti Demon Slayer, Chainsaw Man, dan Jujutsu
Kaisen. Tidak heran kalau remaja-rejama sekarang jadi tertarik menontonnya.
Sementara
untuk urusan cerita, aku sebenarnya sudah membaca manga-nya sehingga aku sudah
tahu jalan cerita keseluruhannya. Namun, bukan berarti aku tidak terkejut saat
menonton animenya. Itu semua berkat animasinya yang bagus banget tadi. Adegan-adegan
di manga berhasil diadaptasi dengan sangat baik sehingga tetap memberikan surprise bagi para pembaca manga-nya. Walau
sudah tahu jalan ceritanya, pembaca manga pasti tetap akan terpukau.
Kemudian,
storyline-ya sebetulnya tidak rumit,
hanya perang antara Shinigami dan Quincy,
tidak ada yang terlalu istimewa dari itu sebab perselisihan antara keduanya
sudah lama kita tahu (kalau menonton Bleach
dari episode 1). Namun, yang istimewa adalah ketegangan ceritanya. Sesuai
judulnya, ini adalah perang yang penuh darah, banyak Shinigami yang mati, termasuk mereka yang terbilang kuat. Bahkan, (spoiler alert) Kapten Byakuya Kuchiki
yang keren dan kuat sekali saja kalah. Pokoknya tidak ada jeda santai di setiap
episodenya.
Berikutnya,
yang menurutku istimewa adalah adanya penjelasan mengenai kedua orang tua
Ichigo. Sebagaimana yang kita tahu (jika sudah menonton Bleach dari episode 1), ibunya Ichigo sudah lama meninggal dan
ayahnya Ichigo rupanya seorang Shinigami.
Di sinilah akhirnya diceritakan tentang bagaimana keduanya bertemu dan penyebab
sebenarnya ibunya Ichigo meninggal. Ini adalah twist yang sangat mengejutkan, yang mungkin tidak terpikirkan—sebaiknya
kalian tonton langsung kalau penasaran.
Yang
menarik dari itu adalah bahwa cerita pertemuan dan masa lalu kedua orang tua
Ichigo diceritakan ketika dia sedang dalam fase memulihkan diri. (Spoiler alert) seusai kalah, Ichigo
menjalani serangkaian latihan untuk memulihkan dirinya dan mendapatkan kekuatan
baru. Namun, untuk bisa mendapatkan kekuatan tersebut, Ichigo harus mengetahui
dulu tentang masa lalu keluarganya. Untuk menjadi kuat, Ichigo harus lebih
mengenal tentang dirinya.
Kemudian,
bagi para pembaca manga Bleach,
kalian pasti sangat menunggu-nunggu momen ini dijadikan anime: bankai Kapten Yamamoto dan Kapten
Unohana. Keduanya terkenal dengan bankai yang
sangat mengerikan dan untuk pertama kalinya itu di-anime-kan. Apalagi, dengan
peningkatan kualitas animasi, visual bankai
mereka menjadi amat keren—berhasil mewujudkan ekspektasiku sebagai pembaca
manga-nya.
Cerita petualngan Bleach:
TYBW belum usai, akan dilanjutkan dengan bagian kedua pada tahun 2023. Dan
kalian perlu bersiap-siap sebab pertarungan yang akan datang akan lebih epik
dan seru lagi dengan munculnya teknik-teknik baru. Kalian bisa menontoni trailer-nya di sini.
***
Dash &
Lily
(2020)
Judul
|
:
|
Dash & Lily
|
Pencipta
|
:
|
Joe Tracz
|
Produser eksekutif
|
:
|
Brad Silberling, Nick Jonas, Phil
McIntyre, Shawn Levy, Josh Barry, Joe Tracz
|
Produser
|
:
|
Karl Frankenfield
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/8 episode
|
Pemeran
|
:
|
Austin Abrams, Midori Francis
|
Genre
|
:
|
Komedi romantis, drama remaja
|
Dash &
Lily (disingkat
menjadi DnL) merupakan serial TV yang diadaptasi dari novel berjudul Dash & Lily’s Book of Dares karya
Rachel Cohn dan David Levithan. Kalian bisa menontonnya di Netflix.
Dash tidak menyukai Natal, meski orang-orang
bilang bahwa itu “the most wonderful time
of the year”. Kedua orang tuanya berpisah, maka dia tidak bisa berkumpul
bersama keluarga seperti orang-orang lain. Terutama, di kala Natal, dia akan teringat
pada kenangan-kenangan manisnya bersama mantan pacarnya yang belum bisa dia
lupakan. Dia lebih pilih menyendiri, menjauh dari semua orang.
Lily sangat menyukai Natal, itu adalah “the most wonderful time of the year”. Keluarganya
memiliki tradisi untuk berkumpul bersama, menghabiskan waktu berkualitas. Akan
tetapi, tahun ini adalah Natal terburuk bagi Lily karena kakeknya pergi ke Las
Vegas dan orang tuanya pergi ke Fiji, sementara kakaknya sibuk dengan pacar
barunya. Tidak ada orang untuk menghabiskan waktu bersama. Namun, kakaknya memiliki
ide untuk Lily agar menemukan teman di hari Natal.
Keduanya belum pernah bertemu secara langsung
sebelumnya. Keduanya tidak saling mengenal sebelumnya. Namun, berkat arahan
nasib, keduanya bisa “menghabiskan waktu bersama” melalui buku tantangan, sekaligus
saling mencurahkan isi hati masing-masing.
Jika kalian sedang mencari tontonan ringan
yang menggemaskan, DnL adalah pilihan yang tepat. Serial ini sama sekali tidak
membuat pusing karena sangat sederhana. Durasi tiap episodenya juga sebentar, tidak
sampai 60 menit. Namun, berkat kesederhanaannya itulah serial ini justru terasa
heart-warming.
Serial yang bertemakan Natal ini memperlihatkan
kisah cinta remaja yang terasa remaja.
Kebanyakan serial remaja orisinal Netflix yang terkenal menampilkan
remaja-remaja yang tidak tampak remaja, seperti Sex Education atau13 Reasons
Why—kedua contoh tersebut menampilkan remaja dari sisi yang terkesan nakal
dan problematik. Akan tetapi, DnL memperlihatkan remaja yang naif, polos, dan hijau—pokoknya
remaja banget. Itu terasa fresh sekali bagiku yang memang butuh
hiburan santai.
Perkembangan hubungan antara kedua tokoh
utamanya—Dash dan Lily—dikemas dengan rapih. Keduanya belum pernah bertemu
secara langsung, juga tidak tahu penampilan mereka seperti apa. Mereka
berkomunikasi menggunakan buku tantangan yang menuntun mereka berkeliling New
York, ke sudut-sudutnya yang belum pernah mereka kunjungi. Omong-omong, itu
mengingatkanku pada film Thailand The
Teacher’s Diary (2014, baca reviunya di sini).
But anyway, cara Dash dan Lily
berkomunikasi lewat buku itu tampak menggemaskan sekali.
Walaupun terkesan ringan, DnL tetap mampu
menyisipkan beberapa pembelajaran. Yang paling aku suka adalah melihat Dash dan
Lily yang belum pernah bertemu tapi bisa terbuka kepada satu sama lain. Mungkin
itu karena mereka belum pernah bertemu sehingga keduanya bisa sejujur itu
kepada satu sama lain, tidak ada tekanan apa-apa. Itu mungin juga sebabnya
orang-orang lebih senang curhat di medsos yang tidak mengharuskan bertemu
manusia lain tapi mereka tahu ada yang mendengarkan, entah siapa.
Selain itu, aku suka sekali melihat Dash dan
Lily yang saling mendukung. Tantangan-tantangan yang mereka tuliskan di buku
itu membuat keduanya belajar untuk melakukan hal-hal yang tidak berani mereka
lakukan sebelumnya, terutama bagi Lily yang cukup tertutup dan sulit berkawan—it’s totally relatable for me personally.
Di sisi lain, Dash jadi mulai belajar berdamai
dengan masa lalu dan memori-memori menyakitkannya—it’s a good character development. Dukungan yang keduanya berikan kepada
satu sama lain mendorong mereka untuk melewati batasan diri, menjadi pribadi
yang lebih baik dan lebih berani. Begitulah bentuk hubungan yang positif.
Bukan hanya tentang Dash dan Lily, serial ini
juga berbicara tentang problem keduanya dengan keluarga masing-masing. Sesuai
dengan temanya, yakni Natal, tidak mengejutkan jika serial ini juga membahas
masalah keluarga. Yang paling menarik bagiku adalah bagaimana Dash berdamai
dengan kedua orang tuanya yang bercerai. Pada akhirnya, ketika dia bisa memaafkan
kesalahan orang tuanya, Dash bisa menemukan kebahagiaan bagi dirinya.
Pokoknya, DnL ini adalah
serial yang cocok sekali ditonton bareng-bareng keluarga, sahabat, pacar,
pasangan, atau siapapun. Dan lebih cocok lagi jika ditonton menjelang Natal.
Namun, serial ini sudah di-cancel Netflix
sehingga kita tidak akan mendapatkan musim-musim selanjutnya. Tapi sejujurnya,
bagiku pribadi, DnL sudah bagus hanya seperti ini, tidak perlu
ditambah-tambahi. Kalian bisa menonton trailer-nya
di sini.
***
Emily in
Paris
Season
3
(2022—on going)
Judul
|
:
|
Emily in Paris
|
Pencipta
|
:
|
Darren Star
|
Produser eksekutif
|
:
|
Andrew Fleming, Tony Hernandez, Lily
Burns, Darren Star, Robin Schiff, Alison Brown
|
Produser
|
:
|
Stephen Joel Brown, Shihan Fey, Jake
Fuller, Lily Collins, Raphaël Benoliel, Joe Murphy, Ryan McCormick
|
Musim/Episode
|
:
|
3 musim/30 episode (on going)
|
Pemeran
|
:
|
Lily Collins, Lucas Bravo, Phillippine
Leroy-Beaulieu, Ashley Park, Camille Razat, Samuel Arnold, Bruno Gouery,
Lucien Laviscount
|
Genre
|
:
|
Drama komedi, komedi romantis, potongan kehidupan
|
Emily in Paris (disingkat EiP) adalah sebuah serial orisinal Netflix
bergenre drama komedi karya Darren Star. Serial ini mengambil latar utama di
Kota Paris, Perancis. EiP sudah memiliki 3 musim dengan 30 episode dan telah
direncanakan akan ada 1 musim lainnya. Serial ini mendapat respons positif di
berbagai negara, tapi tidak di Perancis karena menampilkan stereotip
orang-orang Perancis terlalu berlebihan. Kalian bisa menonton EiP di Netflix.
EiP
bercerita tentang seorang wanita karir yang workaholic
bernama Emily Cooper (Lily Collins) yang harus bekerja di sebuah perusahaan
pemasaran barang-barang mewah di Paris, padahal dia tidak bisa bahasa Perancis.
Bukan hanya kesulitan bahasa, Emily mendapati dirinya kesulitan beradaptasi
dengan tempat kerja barunya, apalagi bosnya kurang menyukainya. Seakan belum
rumit, Emily juga terjebak cinta segita dengan tetangganya yang amat tampan,
Gabriel (Lucas Bravo), dan teman barunya di Paris, Camille (Camille Razat). Kalian bisa membaca reviuku untuk musim pertama dan kedua EiP di sini.
Di
musim ketiganya, Emily kembali dengan masalah baru di Paris. Dirinya berada di
antara dua kubu yang saling bersaing: Sylvie (Philippine Leroy-Beaulieu) dan
Madeline (Kate Walsh). Keduanya adalah atasan yang Emily suka dan mereka
berjasa bagi kariernya. Emily harus memilih akan ikut dengan siapa. Namun, ia
malah membuat pilihan yang teramat birisiko, lebih berisiko daripada berjalan
di atas seutas tali.
Konflik
utama dari musim ketiga adalah memilih. Ya, terlihat sepele tetapi sangat
berat, terutama dalam dunia kerja. Perasaan Emily yang terombang-ambing di
antara dua pihak yang bermusuhan itu bisa dimengerti. Aku rasa siapapun pernah
mengalaminya. Apalagi, dalam konteks dunia kerja, itu sangat berat, terutama
ketika harus memilih di antara dua atasan seperti itu. Itu mengingatkanku pada
film The Devil Wears Prada—bukan
tentang memilih di antara dua bos—tapi ini: dalam dunia kerja, pilihan yang
kita ambil bisa saja menyakiti perasaan rekan kerja kita tanpa disadari.
Bukan
cuma pilihan dalam pekerjaan, Emily juga menghadapi masalah dalam memilih
prioritas. Bagi penonton setia EiP, kalian pasti tahu bahwa Emily seorang workaholic, yang selalu memikirkan
pekerjaan. Di musim ketiga ini, penonton juga akan melihat bagaimana Emily
kesusahan untuk menyeimbangkan antara pekerjaannya dan kehidupan cintanya. Aku
yakin itu masalah yang relatable sekali
bagi banyak orang. Itu menjadikan musim ketiga ini memiliki konflik yang penting,
tetapi disajikan dengan fun.
Oh
iya, jangan lupa bahwa Emily adalah seorang people-pleaser.
Itu lebih parah lagi karena seorang people-pleaser
tidak bisa menyakiti perasaan orang lain. Ketika dihadapkan pada pilihan
seperti yang dialami Emily, mereka akan mengambil pilihan terburuk yang ada:
tidak memilih. Bahkan, di episode pertama sempat disinggung bahwa tidak memilih
juga adalah pilihan.
Selain
masalah pekerjaannya, masalah percintaan Emily juga tidak boleh luput
dibicarakan. Setelah dua musim sebelumnya dia dan Gabriel melewati drama yang
tidak sudah-sudah, di musim ketiga ini tampaknya Emily dan Alfie (Lucien
Laviscount) sedang kasmaran-kasmarannya. Mereka berdua terlihat sangat manis,
dan aku menyukainya. Memang sejujurnya aku lebih mendukung Emily dengan Alfie.
Namun, aku awalnya menduga akan ada konflik yang berarti di antara mereka
berdua, tapi ternyata tidak. Sebetulnya ada bibit konflik yang bagus, tetapi
itu dimunculkan di akhir dan belum banyak dieksplorasi—mungkin akan jadi materi
musim keempatnya.
Sementara
itu, aku turut senang bisa melihat Emily dan Gabriel sebagai teman. Mereka
masih bermain bersama, tetapi kali ini (lebih) terlihat sebagai teman, tanpa
ada atmosfer canggungnya. Kalau drama keduanya masih berlanjut sampai di musim
ketiga ini, aku akan bosan sekali. Maka dari itu, aku mengapresiasi keputusan
para pembuat serial ini untuk tidak memunculkan itu.
Kemudian,
tokoh-tokoh lainnya pun dieksplorasi dengan lebih mendalam di musim ini.
Penonton akan melihat Gabriel dan Mindy (Ashley Park) yang masing-masing selangkah
lebih dekat mewujudkan impian mereka dalam karier. Ada Camille yang menunjukkan
sisi barunya yang mengejutkan. Ada juga Sylvie dan timnya yang sedang berusaha
merintis bisnis kembali dari nol. Oh bahkan, kehidupan asmara Sylvie juga diceritakan
lebih jauh loh. Itu membuat musim ketiga ini tidak hanya berpusar pada Emily—cerita
tokoh-tokoh lainnya pun menarik sekali untuk disimak.
Terakhir,
tentu saja fesyennya! Wow, di musim ketiga ini gaya fesyen Emily makin membuat speechless. Dia tampil dengan style yang sangat Emily—selalu mencolok
dibandingkan yang lain, hahaha.
Kalau mau disimpulkan, sejauh tiga musim ini, EiP musim
ketiga adalah yang terbaik. Kalian harus tonton sendiri untuk membuktikannya. Kalian
bisa menonton trailer-nya di sini.
***
Akhirnya
selesai juga daftar serial TV terfavoritku di tahun 2022. Maaf butuh waktu lama
untuk menyelesaikannya, bahkan tahun 2023 sudah masuk beberapa bulan. Sekali
lagi, yang ada dalam daftar tersebut adalah judul-judul yang pertama kali aku
tonton di tahun 2022, tidak harus serial yang dirilis di tahun 2022. Aku juga
membuat daftar ini berdasarkan subjektivitasku, seleraku. Apabila judul-judul
favorit kalian seperti Andor, The House of Dragon, dan My Liberation Notes tidak ada di situ,
itu berarti aku belum menontonnya atau memang bukan favoritku. Itu bukan
berarti judul-judul tersebut jelek ya.
Terima
kasih sudah membaca sampai sini. Semoga daftar ini bisa menambah rekomendasi
tontonan kalian (yang tidak ditonton-tonton itu, hahaha). Sampai bertemu di
daftar Serial TV Terfavorit 2023!
Sebelumnya
Selanjutnya
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar