Serial TV Terfavorit 2022
.png)
***
Daftar isi:
***
Suka Duka
Berduka
(2022)
Judul
|
:
|
Suka Duka Berduka
|
Sutradara
|
:
|
Nia Dinata, Andri Cung
|
Penulis
|
:
|
Agasyah Karim, Khalid Kashogi
|
Produser eksekutif
|
:
|
Monika Rudjiono, Tina Arwin, Gope T.
Samtani, Sunar Samtani
|
Produser
|
:
|
Tia Hendani, Sunil Samtani, Nia Dinata
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/8 episode
|
Pemeran
|
:
|
Jihane Almira Chedid, Ersa Mayori, Luna
Maya, Tora Sudiro, Oka Antara, Atiqah Hasiholan, Samudra Taylor, Krisjiana
Baharudin
|
Genre
|
:
|
Drama komedi, satir
|
Suka Duka Berduka (disingkat SDB) adalah sebuah serial orisinal Vidio.com
Indonesia produksi Rapi Films. Sebelumnya, serial ini sempat akan tayang di
WeTV dan Iflix dengan judul Turut Berduka
Cita. Kalian dapat menonotn SDB di Vidio.com.
Di
keluarga Affan, sosok Pak Rauf Affan adalah figur penting. Beliau adalah pengusaha
besar dengan aset berlimpah dan keturunannya pun adalah orang-orang hebat di
Indonesia. Akan tetapi, sejak beliau meninggal akibat serangan jantung, ada
satu pertanyaan penting timbul: bagaimana pembagian warisannya? Di
tengah-tengah rangkaian acara pemakaman mendiang Pak Rauf, keluarganya berebut
warisan dengan berbagai kelucuan mereka.
Ide ceritanya mungkin simpel ya: pembagian
warisan. Namun, cerita ini disajikan dengan alur yang sama sekali berbeda.
Kebanyakan cerita tentang rebutan warisan kerap menampilkan satu figur yang
berkarakter tamak sebagai antagonis, tetapi SDB tidak demikian. Tiap pihak yang
berebut warisan tampak memiliki kepentingan masing-masing yang dapat dimengerti
sehingga karakter mereka tak terkesan gila harta. Setiap tokoh memiliki hitam
putihnya masing-masing sehingga tidak ada yang tampak sebagai antagonis, hanya
ada perbedaan kepentingan.
SDB sendiri memiliki banyak tokoh karena
keluarga Affan memang keluarga besar. Walau begitu, setiap tokoh berhasil
dikelola dengan baik. Masing-masing memiliki subplot sehingga ada banyak
masalah yang terjadi. Akan tetapi, tiap-tiap subplot berhasil dirangkai dengan
baik sehingga tak ada yang lebih mendominasi, dan penonton juga dapat
bersimpati dengan semua tokoh. Sepanjang menonton 8 episodenya, penonton akan
dibuat penasaran dengan tiap-tiap masalah.
Kemudian, untuk urusan komedi, SDB tidak akan
mengecewakan. Itu juga adalah keunikan serial ini: mengangkat momen kematian
salah satu anggota keluarga dengan kemasan komedi. Itu membuat serial ini
terkesan nyeleneh, tetapi
menyenangkan. Interaksi antartokohnya seru sekali. Berkat dialog dan kelakuan
kocak para tokohnya serta selipan satir terhadap isu sosial terkini, SDB
menjadi tontonan yang begitu menghibur. Apalagi, waktu akhirnya pembacaan surat
wasiat dilaksanakan, itu kocak banget.
Akan tetapi, sebagai sebuah serial bertema
keluarga, terkadang ada momen-momen kekeluargaan yang terasa kurang, dan baru
terasa di akhir. Momen-momen yang biasanya ada di film keluarga, tak ada di
sini. Baru di akhirlah, setelah pembacaan surat wasian dilaksanakan, momen-momen
itu ada. Tentu itu memberikan kesan yang heart-warming,
tetapi aku merasa itu belum cukup.
Selain itu, aku merasa terkadang alur
ceritanya membosankan di beberapa bagian. Di pertengahan cerita, aku merasa
ceritanya terlalu repetitif karena lagi-lagi ada pengajian. Kemudian, aku agak
kecewa karena katanya ada “kejutan” besar nanti, sebuah kejutan yang dapat
mengubah keluarga Affan selamanya. Aku sudah berekspektasi ada kejutan yang luar
biasa, tetapi ternyata tak semengejutkan itu.
Walau
begitu, aku harus memuji SDB karena termasuk “berani” sebab ia mengangkat isu
LGBT dalam serial ini. (Spoiler alert)
tokoh Rasyid di serial ini ternyata adalah seorang gay dan dia tak pernah pulang ke Indonesia karena ayahnya, mendiang
Pak Rauf, tak pernah menerimanya sebagai gay.
Keberadaan unsur LGBT dalam film keluarga di Indonesia termasuk jarang—bahkan,
baru kali ini aku melihatnya. Oleh karena itu, aku ingin mengapresiasi SDB
karena berani melakukannya, sehingga memperlihatkan kepada para penonton bahwa
alih-alih menolak anggota keluarga kita yang ternyata homoseksual, kita bisa
menerima dan merangkul mereka—karena itulah yang seharusnya dilakukan keluarga.
Oh iya, perlu diperhatikan, ada dialog dan adegan yang
bersifat dewasa di serial ini. Maka dari itu, penonton sudah harus cukup umur
ya. Kalian dapat menonton trailer-nya
di sini.
***
Under The
Queen’s Umbrella
(2022)
Judul
|
:
|
Under The Queen’s Umbrella
|
Sutradara
|
:
|
Kim Hyung Sik
|
Penulis
|
:
|
Park Ba Ra
|
Produser eksekutif
|
:
|
Yoo Sang Won, Shin Seon Joo, Kim Seung Won
|
Produser
|
:
|
Park Jin Hyung, Son Jae Seong
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/16 episode
|
Pemeran
|
:
|
Kim Hye Soo, Kim Hae Sook, Choi Won Young,
Moon Sang Min, Bae In Hyuk, Yoon Sang Hyeon, Yoo Seon Ho, Ok Ja Yeon, Kim Ga
Eun, Woo Jung Won
|
Genre
|
:
|
Drama sejarah, dark comedy
|
Under The Queen’s Umbrella (disingkat menjadi UTQU) adalah sebuah drakor sageuk, drakor bergenre historical drama, yang cukup happening selama masa penayangannya di
tahun 2022. Drakor ini menampilkan banyak aktor-aktris populer, seperti Kim Hye
Soo dan Kim Hae Sook. Kalian bisa menontonnya di Netflix.
Di
Kekaisaran Joseon (Korea tempo dulu), ratu adalah sosok ibu bagi seluruh
negeri. Tidak hanya sebagai pendamping raja, ratu juga bertugas untuk
menyiapkan calon pewaris tahta dan mengelola istana. Itu bukanlah pekerjaan
mudah, tetapi bagi Ratu Im Hwa Ryeong (Kim Hye Soo), tugas tersebut jauh lebih
berat lagi.
Dia
harus mengurus empat putranya, para pangeran agung yang biang onar, sekaligus
menghadapi berbagai muslihat licik ibu mertuanya, sang Ibu Suri (Kim Hae Sook)
yang ingin menyingkirkannya dan anak-anaknya dari istana. Namun, yang lebih
gawat adalah ada yang ingin membunuh putra sulungnya, sang Putra Mahkota (Bae
In Hyuk). Segala cara akan dilakukan Ratu untuk melindungi anak-anaknya, tetapi
akankah dia berhasil?
Sebenarnya,
drama sageuk bukanlah kesukaanku.
Sudah beberapa judul drakor sageuk yang
kutonton dan ceritanya membosankan. Namun, UTQU tidak membosankan. Ceritanya
penuh dengan intrik politik para perempuan bangsawan yang seru. Penonton pasti
akan menyukainya.
Salah
satu hal yang menarik dari drakor ini adalah ia menunjukkan bahwa cara
perempuan bertarung adalah dengan otak, bukan otot. Laki-laki cenderung
menggemari pertarungan fisik, tetapi di serial ini, tampak bahwa perempuan
bertarung dengan kemampuannya menyusun strategi dan memengaruhi orang—hal yang
membutuhkan ketajaman otak. Itu menyiratkan bahwa anggapan perempuan lebih
mengandalkan emosi daripada otak adalah keliru.
Yang
membuat konflik drakor ini seru adalah perseteruan antara Ratu dengan Ibu Suri.
Mereka tidak henti-hentinya berseteru dengan cara yang cerdas. Mereka
mengingatkanku pada Ratu Cersei Lannister dan Lady Olenna Tyrell dari serial Game of Thrones. Ketika melihat mereka
“bertarung”, aku selalu kaget dengan langkah yang mereka ambil—bold but smart.
Kemudian,
di serial ini, tokoh yang paling aku suka adalah sang Yang Mulia Ratu alias Jung Jeon Mama. Dia adalah sosok
perempuan yang cerdas, berani, dan keibuan. Dia melakukan apapun demi
melindungi anak-anaknya, tetapi bukan berarti dia melakukan hal tercela seperti
membunuh. Dia juga berani bicara dengan lantang dan tegas untuk menegaskan stance-nya. Aku suka sekali ketika dia
bicara untuk membungkam para oposisinya di istana. Dia juga sosok perempuan
yang peduli pada perempuan lain serta berhati besar dan berbelas kasih. Melalui
sosoknya, penonton bisa belajar banyak tentang parenting.
Saking
kagumnya pada karakter sang Ratu, aku turut bersimpati padanya. Terutama ketika
(spoiler alert) Putra Mahkota
meninggal—itu adalah momen paling sedih di drakor ini. Aku bahkan sampai
menangis. Namun, yang mengagumkan dari Ratu adalah dia tidak bermurung hati
terus-menerus. Dia bangkit dan menyiapkan strategi yang lebih baik untuk
melindungi putra-putranya yang lain. Maka dari itu, (spoiler alert) ketika Pangeran Agung Seongnam berhasil naik menjadi
Putra Mahkota, aku bisa mengerti betapa bangganya Ratu saat itu.
Oh iya, omong-omong soal Pangeran Agung
Seongnam alias Putra Mahkota yang baru, aku harus akui dia sosok yang
karismatik. Dia tampak malas belajar, tetapi rupanya begitu cerdas dan penuh
belas kasih kepada rakyat. I believe
he’ll be a good king one day. Romansanya dengan Yoon Cheong Ha (Oh Ye Ju)
juga menggemaskan walau porsinya sedikit. Namun, yang lebih kusuka adalah
hubungannya dengan sang Ratu, ibunya sendiri. Salah satu dialognya dengan Ratu sangat
berkesan berkesan bagiku:
“I am aware that you
used to come and see me when I was a child. You also sent Brother to me. He
taught me how to read and trained me as well. Did I not turn out much better
than the naive princes who grew up sheltered in the palace?”
Berikutnya,
hal yang membuat drakor ini menarik adalah adanya konflik tentang disforia gender, yakni kondisi ketika seseorang merasa tidak nyaman atau
tertekan akibat ketidakcocokan antara identitas gender yang dia identitikasi
sendiri dengan gender yang dilabelkan pada dirinya, yang dialami Pangeran Agung
Gyeseong (Yoo Seon Ho). Konflik seperti itu jarang ada di drakor sageuk, maka itu menjadikan UTQU
terkesan progresif untuk drakor sageuk.
Namun,
yang membuatnya mengesankan adalah cara Ratu menerima Pangeran Agung Gyeseong
apa adanya sekalipun dia tahu bahwa putranya tersebut suka berdandan dan
mengenakan pakaian perempuan. Dia tidak memarahi, melainkan memahami dan
melindungi putranya tersebut. Itu menunjukkan bahwa kasih seorang ibu jauh
lebih besar daripada murkanya. Itu juga dapat menjadi contoh bagi para orang
tua untuk dapat menerima anak mereka apapun identitas gendernya.
Akan
tetapi, aku agak kurang suka dengan akhir cerita drakor ini. Ada plot twist besar yang terungkap, tetapi
terasa agak berlebihan. Kemudian, penyelesaian masalahnya pun hanya untuk
beberapa tokoh, sementara tokoh-tokoh lainnya yang sebelumnya telah muncul tak
terlihat lagi di akhir, menghilang begitu saja. Mereka baru muncul lagi di
epilog episode.
Walau
demikian, drakor ini tetap memuaskan untuk ditonton. Namun, perlu diperhatikan
bahwa ada beberapa adegan yang triggering
sehingga bisa membuat beberapa orang kurang nyaman. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.
***
First Love
(2022)
Judul
|
:
|
First Love
|
Sutradara
|
:
|
Kanchiku Yuri
|
Penulis
|
:
|
Kanchiku Yuri
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/9 episode
|
Pemeran
|
:
|
Mitsushima Hikari, Satoh Takeru, Yagi
Rikako, Kido Taisei
|
Genre
|
:
|
Romantis
|
First Love (disingkat menjadi FL) adalah sebuah drama Jepang orisinal
Netlix. Drama Jepang ini memiliki cerita dan judul yang diadaptasi dari lagu First Love yang dinyanyikan oleh Hikaru
Utada, sebuah lagu yang begitu terkenal pada tahun 1990-an sampai awal 2000-an.
Drama
ini berkisah tentang seorang laki-laki dan perempuan, bernama Namiki Harumichi
(Satoh Takeru) dan Noguchi Yae (Mitsuthima Hikari). Di tahun 1990-an, ketika
mereka masih remaja, mereka bertemu di SMA dan berpacaran. Akan tetapi, keduanya
berpisah karena suatu hal.
Walaupun
belasan tahun telah berlalu, Harumichi masih tidak bisa melupakan cinta
pertamanya itu. Hingga pada suatu waktu, entah takdir atau kebetulan, dia
bertemu lagi dengan Yae. Akankah cinta lama mereka dapat kembali setelah
keduanya tak bertemu sekian lama?
FL memang punya premis yang terkesan
klise, tentang pria yang tak bisa melupakan cinta pertamanya. Namun, siapa sih
yang bisa lupa dengan cinta pertama? Hahaha 😊. Biarpun klise, FL berhasil
dieksekusi dengan baik sehingga penonton bisa ikut merasakan galaunya
Harumichi.
Serial
ini memiliki setidaknya dua latar waktu yang diceritakan secara bergantian:
latar waktu tahun 2019 dan latar waktu tahun 1990-an hingga awal 2000-an,
ketika Harumichi dan Yae masih muda dan masih berpacaran. Kedua latar waktu
tersebut ditunjukkan secara bergantian, silih berganti pada momen yang pas
sekali. Pergantian latar waktu tersebut tidak memusingkan dan justru saling
melengkapi sehingga menjawab beberapa pertanyaan penonton.
Ketika
menonton bagian yang latar waktunya di masa muda Yae dan Harumichi, cerita
terasa sekali seperti kisah romansa remaja yang penuh tawa. Aku suka sekali chemistry yang dimiliki Yae muda (Yagi
Rikako) dan Harumichi muda (Kido Taisei). Kontras dengan itu, bagian yang
berlatar waktu ketika Yae dan Harumichi sudah dewasa terasa sekali galaunya. Mulai
dari ekspresi wajah sampai scoring-nya,
semua terasa sedih. Apalagi, chemistry Yae
dewasa dan Harumichi dewasa juga tidak kalah bagusnya.
Yang
aku suka adalah cerita ini mampu menyuguhkan alasan yang cukup solid tentang
mengapa Harumichi tidak bisa melupakan Yae walau sudah sekitar 20 tahun
berpisah. Alasan tersebut bisa sekali dimengerti. Wajar sekali jika Harumichi
tidak bisa move on sepenuhnya dari
Yae karena masih ada hal yang belum selesai di antara mereka. Apalagi, berbagai
keputusan besar dalam hidup Harumichi itu dibuat karena Yae. Akan tetapi, walau
terkesan bisa dimengerti dan logis, penyebab Harumichi gagal move on juga terkesan drama
banget—sesuatu yang unlikely terjadi
di dunia nyata.
Di
sisi lain, sementara Harumichi belum bisa melupakan Yae, Yae juga menjalani
hidup yang penuh kesulitan. Dia menikah dan berhenti kuliah, lalu bercerai. Di
serial ini, tampak Yae harus bekerja siang malam tanpa istirahat demi
menghidupi dirinya dan anaknya. Sungguh besar sekali kasih seorang ibu. Aku
merasa bangga dan kasihan padanya.
Yang
paling menyesakkan ketika melihat Yae adalah betapa kontrasnya kehidupan dia
semasa muda dan setelah dewasa. Sewaktu muda, dia adalah gadis yang cantik dan
beprestasi. Namun, sejak peristiwa itu,
kehidupannya berubah jauh sekali. Dia tidak hanya kehilangan memorinya, tetapi
juga seluruh kehidupannya. Dia bukan lagi Yae yang berprestasi; dia adalah Yae
yang gagal meraih apapun, Yae yang pernikahannya berujung cerai, Yae yang tak
mampu merawat putranya sendiri. Dia adalah tokoh yang paling banyak kehilangan
di serial ini, lebih dari siapapun.
Oh
iya, serial ini kan terinspirasi dari lagu, judulnya First Love oleh Hikaru Utada, dan awalnya aku kira
lagu tersebut akan sering sekali diputar di sini. Namun, rupanya tidak, lagu
tersebut tidak overused dan berhasil
diputar pada momen-momen yang tepat sehingga feel-nya terasa banget. Aku malah jadi suka dengan lagunya, hahaha.
Kemudian,
bagiku pribadi, akhir serial ini agak klise. Kalau kalian mau tahu ini happy ending atau tidak, ya ini happy ending. Namun, itu terasa agak
klise—agak drama banget. Meskipun begitu, Harumichi dan Yae memang layak
mendapatkan akhir bahagia. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.
***
Dapur Napi
(2022)
Judul
|
:
|
Dapur Napi
|
Sutradara
|
:
|
Rein Maychaelson, Adis Kayl
|
Pengarang
|
:
|
Gina S. Noer, Amelya Oktavia
|
Produser eksekutif
|
:
|
Arief Asih Shiddiq, Salman Aristo, Sigit
Pratama, Monika Rudijono
|
Produser
|
:
|
Eliza Cheisa, Tia Hendani
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/8 episode
|
Pemeran
|
:
|
Clara Bernadeth, Asmara Abigail, Poppy
Sovia, Shenina Cinnamon
|
Genre
|
:
|
Drama
|
Dapur Napi (disingkat menjadi DN) adalah sebuah webseries dari Indonesia. Webseries
ini salah satunya dikarang oleh Gina S. Noer, sutradaranya Dua Garis Biru (2019). Kalian bisa
menonton DN di Vidio.com.
DN
menceritakan kisah sekelompok perempuan mantan napi yang ingin memulai hidup
baru setelah keluar dari penjara. Laila (Clara Bernadeth) telah bebas setelah
menjalani hukuman penjara 4 tahun akibat menabrak seorang anak hingga tewas. Seakan
belum cukup perih, Laila juga harus kehilangan ayahnya ketika dia baru saja
bebas.
Namun,
Laila tidak mau hanya bersedih, dia lalu mengambil alih restoran keluarganya.
Dibantu dua sahabatnya sewaktu di penjara, Ayu (Asmara Abigail) dan Nur (Poppy
Sovia), Laila membuka kembali restoran yang telah lama tutup tersebut.
Namun,
berbagai penolakan datang dari masyarakat sekitar yang merasa tidak nyaman
dengan keberadaan mereka yang merupakan mantan napi. Terutama, datang dari
keluarga mendiang anak yang tewas Laila tabrak, Namira (Shenina Cinnamon) dan
ayahnya. Dapatkah Laila dan teman-temannya mempertahankan bisnisnya, memulai
kehidupan baru, dan berdamai dengan keadaan?
Dari
segi ide cerita, DN bisa dibilang termasuk yang berbeda dari yang lain. Cukup
jarang melihat tontonan dari Indonesia yang berkisah tentang penebusan dosa dan
kesempatan kedua seperti ini, apalagi dengan pendekatan mantan napi. Sebagaimana
yang diketahui orang-orang, mantan napi agak sulit mendapat tempat di
masyarakat. Jarang sekali ada orang yang ingin mempekerjakan mereka. Maka dari
itu, aku mengapresiasi DN karena berani mengangkat isu tersebut.
Di
dalam serial ini pun, Laila dan teman-temannya mendapat berbagai penolakan
akibat status mereka. Padahal sebenarnya, yang menjadi masalah bukanlah status
mantan napi mereka, tetapi soal persaingan bisnis. Mereka pun kerap mendapat
fitnah dari ibu-ibu di sekitar situ. Sebuah kemunafikan, kan? Serial ini
menunjukkan bahwa mungkin saja orang yang berlagak paling baik, yang
menunjuk-nunjuk orang lain tidak baik, rupanya adalah yang jahat. Aku suka
banget dengan kalimatnya Laila, “Perasaan kita yang masuk penjara, tapi kenapa
mereka yang gak punya hati?”
Eh
tapi omong-omong, aku suka banget cara serial ini menunjukkan ibu-ibu bergosip,
yaitu hanya melalui ruang chat grup—itu
kreatif banget.
Akan
tetapi, untuk sebuah cerita yang dari judulnya saja terasa vibes kulinernya, aku agak kecewa karena serial ini jarang
memperlihatkan elemen kulinernya itu. Di awal-awal saja ketika restoran baru
dibuka, terlihat Laila memasak yang ditampilkan dengan detail shot. Akan tetapi, setelah itu, shot ke makanannya makin jarang. Padahal, ekspektasiku serial ini
akan mempelakukan makanan seperti di film Aruna
dan Lidahnya (2018) yang sampai bisa membuat penonton ngiler.
Berikutnya,
dari segi perkembangan karkater, tentu aku suka dengan karakter Laila dan
teman-temannya. Biarpun sudah mendapat penolakan seperti itu, mereka tidak
menyerah. Mereka tetap berusaha bersikap baik kepada tetangga mereka. Salah
satu kutipan yang kusuka dari serial ini ialah, “Jangan jadiin penjara
identitas kita.” Mereka juga terbuka untuk memberi kesempatan kedua kepada
sesama mantan napi karena mereka tahu beratnya mendapatkan kesempatan kedua
tersebut. Selain itu, Laila, Ayu, dan Nur masing-masing memiliki karakter yang
unik sehingga menjadikan interaksi mereka lucu banget.
Namun,
selain Laila dan teman-temannya, tokoh yang menarik lagi ialah Namira. Selain
berkonflik dengan Laila yang membunuh adiknya, Namira juga berkonflik dengan
ayahnya sendiri. Tidak heran wajahnya selalu seperti tertekan dan marah.
Kemudian, di adegan terakhir, (spoiler
alert) ketika dia dan ayahnya mengajak Laila duduk makan bareng tanpa
bicara, itu sebuah adegan yang heart-warming.
Dari
semua episode, episode favoritku adalah episode 5. Di episode tersebut, Laila,
Ayu, dan Nur terlihat kebingungan dan merasa tidak pantas mendapatkan
kesempatan kedua. Mereka merasa tidak pantas diterima oleh orang lain dengan
status mereka yang mantan napi tersebut. Mereka merasa bahwa diri mereka tidak
pantas mendapat peluang baru untuk bahagia. Maka, ketika mereka bertiga
menangis bersama, itu terasa sedih banget.
Terakhir,
aku tidak menyangka episode terakhir serial ini akan memasukkan sedikit elemen action. Itu lucu banget sebagai hiburan,
walau terasa dipaksakan kalau dilihat secara keseluruhan. Namun, tidak masalah
karena setidaknya, serial ini bisa sampai pada konklusi yang memuaskan.
Kemudian,
kalalu melihat ending-nya sih ada
peluang untuk lanjut ke musim kedua ya. Kita doakan saja. Kalian dapat menonton
trailer-nya di sini.
***
Spy x Family
Season
1
(2022—on going)
Judul
|
:
|
Spy x Family
|
Sutradara
|
:
|
Furuhashi Kazuhiro
|
Penulis
|
:
|
Furuhashi Kazuhiro
|
Musim/Episode
|
:
|
1/25 episode (on going)
|
Pengisi suara
|
:
|
Eguchi Takuya, Tanezaki Atsumi, Hayami
Saori
|
Genre
|
:
|
Komedi, action, mata-mata
|
Spy x Family (dibaca Spy Family, dan disingkat menjadi SxF) merupakan serial anime yang
sangat populer di tahun 2022. Serial anime ini diadaptasi dari manga karya Endo
Tatsuya yang pada Desember 2022, sudah ada 29 juta copy dalam perederan—menjadikannya salah satu manga paling best-selling. Penayangan serial animenya
dibagi menjadi dua bagian, bagian pertamanya mulai tayang sejak April 2022 dan
bagian keduanya mulai tayang sejak Oktober 2022. SxF dapat ditonton di banyak platform streaming, seperti Netflix,
Viu, Bilibili.TV, Vidio.com, dan IQIYi.
Anime ini berkisah tentang seorang pria yang
berprofesi sebagai mata-mata dengan kode nama Twilight (Eguchi Takuya), yang
mendapatkan misi untuk memata-matai seorang pejabat bernama Donovan Desmond.
Misi tersebut menginstruksikannya untuk membentuk keluarga pura-pura agar bisa
mendekati Desmond dengan mulus.
Maka dari itu, dia menyamar dengan identitas Loid
Forger, lalu mengadopsi seorang anak dan menikah kontrak dengan seorang
perempuan. Akan tetapi, Loid tidak tahu bahwa perempuan yang dia nikahi, Yor
Briar (Hayami Saori) adalah seorang assassin
profesional dengan julukan Thorn
Princess, sementara anak perempuan yang dia adopsi, Anya Forger (Tanezaki
Atsumi) adalah seorang telepath hasil
eksperimen terlarang yang melarikan diri.
Hanya Anya yang tahu identitas sesungguhnya dari
kedua orang tuanya tersebut. Dia pun diam demi mejaga keutuhan “keluarga”-nya
itu. Dapatkah Loid menyelesaikan misinya dan menjaga keutuhan keluarga
pura-puranya tersebut?
Kalian sedang mencari anime yang ringan, lucu, dan
menghibur? Langsung saja nonton SxF! Anime ini begitu lucu dan menyenangkan. Sama
sekali tidak akan membuat kepala kalian berpikir. Ceritanya yang ringan membuat
anime ini sangat cocok menjadi hiburan di tengah padatnya aktivitas
sehari-hari.
Ada banyak sekali kelucuan yang dilakukan keluarga
Forger ini, terutama oleh Anya. Astaga, Anya lucu banget, tapi Loid dan Yor
juga tak kalah lucu. Kelakuan mereka selalu konyol, seperti waktu sesi
wawancara masuk sekolah dan waktu menghentikan bom yang dipasang teroris. Tidak
ada habis-habisnya keluarga ini bertingkah kocak, membuat keonaran. Namun
anehnya, keluarga mereka juga tampak harmonis dan hangat.
Selain keluarga Forger, Anya dan teman-teman
sekolahnya juga lucu banget. Mereka menggemaskan sekali karena benar-benar
menunjukkan kepolosan anak-anak SD. Sebut saja, Anya dan Becky Blackbell (Emiri
Katō) memiliki persahabatan yang manis, sementara Anya dan Damian Desmond
(Fujiwara Natsumi) terlihat lucu dengan hubungan frenemy mereka. Di antara semua momen lucu Anya dengan teman-teman
sekolahnya, sepertinya yang paling lucu adalah waktu mereka bermain bola
tangkap dan waktu salah satu teman mereka (dikira) mau pindah sekolah.
Meski keluarga Forger adalah keluarga pura-pura, tetapi
keluarga mereka juga mengalami konflik yang lazimnya dialami keluarga lainnya.
Misalkan, ada episode ketika Anya ingin masuk sekolah. Pada saat itu, Loid
terlihat khawatir sekali Anya tidak lolos seleksi. Walau alasan Loid khawatir
adalah takut misinya berantakan, tetapi kekhawatirannya sudah seperti seorang
ayah sungguhan, karena ketika Anya ternyata berhasil lolos seleksi, Loid turut
bahagia dan bangga pada putrinya.
Tidak hanya Loid, Yor sebagai istri dari keluarga
Forger juga mengalami masalah yang lazimnya dihadapi pada istri dan ibu. Yor
kesulitan belajar memasak, khawatir tidak bisa menjadi ibu yag baik untuk Anya,
dan menghadapi seorang pelakor yang ingin merebut suaminya. Itu menjadikan Yor
seperti seorang istri dan ibu sungguhan, walau dia hanya berpura-pura.
Akan tetapi, SxF bukan hanya sebuah hiburan kosong.
Walau sangat tersirat, anime ini memberikan social
commentary terhadap konsep keluarga. Salah satu hal yang paling melekat
dalam memoriku adalah bahwa dalam sebuah keluarga, setiap anggotanya selalu
menyembunyikan rahasia dari satu sama lain. Seperti halnya keluarga Forger,
baik Loid, Yor, maupun Anya memiliki rahasia yang mereka sembunyikan dari satu
sama lain. Well, aku yakin kalian pun
memiliki rahasia yang tak ingin diketahui keluarga kalian, kan?
Oh iya, selain itu, hal lain yang kusuka dari anime
ini adalah adegan bertarungnya. Gerakan bertarung yang diperlihatkan Loid dan
Yor sangat mulus dan gesit—keren banget. Padahal, SxF bukanlah tentang
pertarungan, tetapi anime ini memiliki adegan pertarungan yang lebih bagus,
lebih keren daripada kebanyakan anime action.
Selanjutnya, tentu saja soundtrack anime ini sangat enak didengar, antara lain Mixed Nuts oleh Hige Dandism, Comedy oleh Gen Hoshino, Souvenir oleh Bump of Chicken, dan Shikisai oleh Yama. Kemudian, sudah diumumkan
bahwa pada tahun 2023 akan tayang musim kedua anime ini serta filmnya. Kalian
dapat menonton trailer-nya di sini.
***
The Law Café
(2022)
Judul
|
:
|
The Law Cafe
|
Sutradara
|
:
|
Lee Eun Jin
|
Penulis
|
:
|
Im Ji Eun
|
Produser eksekutif
|
:
|
Kim Sang Hwi
|
Produser
|
:
|
Ahn Hyeong Jo, Kim Hwan Cheol, Jeong Ho Seok
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/16 episode
|
Pemeran
|
:
|
Lee Seung Gi, Lee Se Young, Kim Nam Hee, Ahn
Dong Goo, Kim Do Hoon, Jang Hye Jin, Baek Hyun Joo
|
Genre
|
:
|
Drama hukum,
komedi romantis
|
The Law Café (disingkat menjadi TLC) adalah sebuah drakor yang memiliki
judul alternatif Love According to the
Law. Kalian dapat menonton drakor ini di Viu.
The Law Café bercerita tentang seorang pengacara pro bono yang cantik dan nyentrik bernama Kim Yu
Ri (Lee Se Young). Dia membuka bisnis yang disebut Law Café, sebuah café tempat pengunjungnya dapat menikmati
kopi sekaligus mendapat konsultasi hukum darinya. Dia yakin bahwa konsultasi
hukum seharusnya mudah dijangkau orang-orang, semudah orang pergi nongkrong di café.
Namun
rupanya, pemilik bangunan tempat ia membuka bisnis adalah teman lamanya sewaktu
SMA sekaligus mantan kekasihnya sewaktu kuliah, Kim Jeong Ho (Lee Seung Gi). Setelah
bertemu kembali, ada suasana awkward di
antara mereka, meskipun sebenarnya Jeong Ho masih memiliki perasaan untuk Yu
Ri. Kedunya lalu bekerja sama menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan
hukum mereka.
Aku
suka TLC karena drakor ini agak berbeda dari kebanyakan drakor bergenre legal drama pada umumnya. Kebanyakan
drakor legal drama (setidaknya yang
pernah kutonton) itu banyak mengambil latar di ruang persidangan atau resolusinya
dengan cara persidangan. Namun TLC tidak seperti itu—drakor ini mengutamakan
penyelesaian prapengadilan (pre-trial settlement).
TLC ingin menunjukkan bahwa banyak permasalahan hukum yang dapat diselesaikan
sebelum dibawa ke pengadilan, diselesaikan oleh para pihak yang bersengketa.
Ide
tersebut pun ditunjukkan dari berbagai kasus hukum yang ada dalam drakor ini.
Semua kasus hukum tersebut lekat dengan kehidupan sehari-hari—tidak ada kasus
yang seperti pembunuhan, suap, atau narkoba. Kasus-kasus yang muncul di drakor
ini antara lain: masalah dengan tetangga, kekerasan terhadap anak, pelecehan
seksual di tempat kerja, perundungan di sekolah, dan penipuan secara digital. Itu
bagus sekali menurutku, karena menunjukkan bahwa berbagai masalah dalam
keseharian rupanya bisa diselesaikan melalui pendekatan hukum, tetapi tidak
harus sampai melibatkan aparat penegak hukum. Eh tapi, pada kasus tertentu,
ketika levelnya sudah parah—seperti pada kasus perundungan, pelecehan seksual, dan
penipuan digital—penyelesaiannya tetap sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Itu
makin menarik karena tokoh utamanya mengetahui masalah itu sehingga dia membuat
Law Café agar konsultasi hukum menjadi lebih terjangkau. Setahuku (maaf jika
aku salah), kebanyakan pengacara pro bono
menangani kasus-kasus seperti HAM, masalah perempuan, dan masalah kelas
pekerja, tetapi jarang ada yang menangani kasus-kasus hukum tentang kehidupan
sehari-hari. Mungkin itu sebabnya masyarakat tidak menggunakan pendekatan hukum
dalam menyelesaikan masalah mereka. Maka dari itu, aku suka sekali dengan
karakter Kim Yu Ri yang berpikiran out of
the box seperti itu, menjadikan konsultasi hukum bersama pengacara sebagai
sesuatu yang mudah didapatkan sehingga masyarakat dapat mendapatkan solusi
hukum atas berbagai permasalahan sehari-hari mereka.
Dari
semua kasus yang ditunjukkan drakor ini, aku paling suka yang tentang pelecehan
seksual di tempat kerja. Drakor ini bisa mengangkat berbagai implikasi
permasalahan dari kasus tersebut dengan cukup baik. Ia menunjukkan bahwa ada
ketimpangan kuasa antara pelaku dan korban, korban bisa siapa saja entah
perempuan atau laki-laki, ada sikap misoginis seperti victim-blaming yang ditunjukkan para aparat dalam proses hukumnya,
dan betapa korban kesulitan mencari bukti padahal seharusnya itu tugas aparat
hukum. Namun sayangnya, penyelesaian kasusnya itu politis, yang belum tentu
bisa terjadi di dunia nyata—itu agak mengecewakan.
Sementara
itu, untuk bagian romantisnya, aku suka dengan pasangan Yu Ri dan Jeong Ho.
Perkembangan hubungan mereka memiliki progres yang jelas di tiap episode—tidak
terlalu lambat, tapi tidak juga terlalu cepat. Dan seiring hubungan mereka
berkembang, karakter Jeong Ho juga mengalami perubahan, yang tampak dari
pilihan pakaiannya, hahaha. Namun di samping itu, they seem adorable together.
Akan
tetapi, tokoh yang menarik di drakor ini tidak hanya mereka berdua. Para tenants lainnya di bangunan Jeong Ho,
teman-teman Yu Ri dan Jeong Ho, dan para pegawai café-nya Yu Ri juga lucu-lucu. Mereka hadir bukan sekadar sebagai
aksesoris, tapi penghidup suasana yang kalau tidak ada mereka, mungkin cerita
ini tidak akan semenyenangkan itu. Aku suka banget dengan kebersamaan mereka
semua.
Namun,
aku merasa kecewa karena drakor ini masih menggunakan pola yang sudah pasaran
di dunia per-drakor-an: menghadirkan antogonis. Padahal, tanpa ada antagonis di
drakor ini, aku yakin ceritanya bisa tetap menarik, bahkan bisa menjadi tidak
terkesan generic. Ambil contoh Extraordinary Attorney Woo (2022),
drakor tersebut juga legal drama dan comedy, tetapi tidak ada antagonisnya.
TLC seharusnya bisa fokus pada kasus-kasus hukum dan perkembangan hubungan Yu
Ri dan Jeong Ho saja, tak perlu ada antagonis yang harus dikalahkan.
Ya
terlepas dari itu, TLC bisa masuk ke dalam daftar drakor-untuk-ditonton kalian
berkat pendekatannya yang menarik dan alur kisah cintanya yang adorable and funny. Kalian dapat
menonton trailer-nya di sini.
Sebelumnya
Selanjutnya
Komentar
Posting Komentar