A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Serial TV Terfavorit 2022 (part 5)

Serial TV Terfavorit 2022

 

***

Daftar isi:
***

Suka Duka Berduka

(2022)

Judul

:

Suka Duka Berduka

Sutradara

:

Nia Dinata, Andri Cung

Penulis

:

Agasyah Karim, Khalid Kashogi

Produser eksekutif

:

Monika Rudjiono, Tina Arwin, Gope T. Samtani, Sunar Samtani

Produser

:

Tia Hendani, Sunil Samtani, Nia Dinata

Musim/Episode

:

1 Musim/8 episode

Pemeran

:

Jihane Almira Chedid, Ersa Mayori, Luna Maya, Tora Sudiro, Oka Antara, Atiqah Hasiholan, Samudra Taylor, Krisjiana Baharudin

Genre

:

Drama komedi, satir

Suka Duka Berduka (disingkat SDB) adalah sebuah serial orisinal Vidio.com Indonesia produksi Rapi Films. Sebelumnya, serial ini sempat akan tayang di WeTV dan Iflix dengan judul Turut Berduka Cita. Kalian dapat menonotn SDB di Vidio.com.

Di keluarga Affan, sosok Pak Rauf Affan adalah figur penting. Beliau adalah pengusaha besar dengan aset berlimpah dan keturunannya pun adalah orang-orang hebat di Indonesia. Akan tetapi, sejak beliau meninggal akibat serangan jantung, ada satu pertanyaan penting timbul: bagaimana pembagian warisannya? Di tengah-tengah rangkaian acara pemakaman mendiang Pak Rauf, keluarganya berebut warisan dengan berbagai kelucuan mereka.

Ide ceritanya mungkin simpel ya: pembagian warisan. Namun, cerita ini disajikan dengan alur yang sama sekali berbeda. Kebanyakan cerita tentang rebutan warisan kerap menampilkan satu figur yang berkarakter tamak sebagai antagonis, tetapi SDB tidak demikian. Tiap pihak yang berebut warisan tampak memiliki kepentingan masing-masing yang dapat dimengerti sehingga karakter mereka tak terkesan gila harta. Setiap tokoh memiliki hitam putihnya masing-masing sehingga tidak ada yang tampak sebagai antagonis, hanya ada perbedaan kepentingan.

SDB sendiri memiliki banyak tokoh karena keluarga Affan memang keluarga besar. Walau begitu, setiap tokoh berhasil dikelola dengan baik. Masing-masing memiliki subplot sehingga ada banyak masalah yang terjadi. Akan tetapi, tiap-tiap subplot berhasil dirangkai dengan baik sehingga tak ada yang lebih mendominasi, dan penonton juga dapat bersimpati dengan semua tokoh. Sepanjang menonton 8 episodenya, penonton akan dibuat penasaran dengan tiap-tiap masalah.

Kemudian, untuk urusan komedi, SDB tidak akan mengecewakan. Itu juga adalah keunikan serial ini: mengangkat momen kematian salah satu anggota keluarga dengan kemasan komedi. Itu membuat serial ini terkesan nyeleneh, tetapi menyenangkan. Interaksi antartokohnya seru sekali. Berkat dialog dan kelakuan kocak para tokohnya serta selipan satir terhadap isu sosial terkini, SDB menjadi tontonan yang begitu menghibur. Apalagi, waktu akhirnya pembacaan surat wasiat dilaksanakan, itu kocak banget.

Akan tetapi, sebagai sebuah serial bertema keluarga, terkadang ada momen-momen kekeluargaan yang terasa kurang, dan baru terasa di akhir. Momen-momen yang biasanya ada di film keluarga, tak ada di sini. Baru di akhirlah, setelah pembacaan surat wasian dilaksanakan, momen-momen itu ada. Tentu itu memberikan kesan yang heart-warming, tetapi aku merasa itu belum cukup.

Selain itu, aku merasa terkadang alur ceritanya membosankan di beberapa bagian. Di pertengahan cerita, aku merasa ceritanya terlalu repetitif karena lagi-lagi ada pengajian. Kemudian, aku agak kecewa karena katanya ada “kejutan” besar nanti, sebuah kejutan yang dapat mengubah keluarga Affan selamanya. Aku sudah berekspektasi ada kejutan yang luar biasa, tetapi ternyata tak semengejutkan itu.

Walau begitu, aku harus memuji SDB karena termasuk “berani” sebab ia mengangkat isu LGBT dalam serial ini. (Spoiler alert) tokoh Rasyid di serial ini ternyata adalah seorang gay dan dia tak pernah pulang ke Indonesia karena ayahnya, mendiang Pak Rauf, tak pernah menerimanya sebagai gay. Keberadaan unsur LGBT dalam film keluarga di Indonesia termasuk jarang—bahkan, baru kali ini aku melihatnya. Oleh karena itu, aku ingin mengapresiasi SDB karena berani melakukannya, sehingga memperlihatkan kepada para penonton bahwa alih-alih menolak anggota keluarga kita yang ternyata homoseksual, kita bisa menerima dan merangkul mereka—karena itulah yang seharusnya dilakukan keluarga.

Oh iya, perlu diperhatikan, ada dialog dan adegan yang bersifat dewasa di serial ini. Maka dari itu, penonton sudah harus cukup umur ya. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

Under The Queen’s Umbrella

(2022)

Judul

:

Under The Queen’s Umbrella

Sutradara

:

Kim Hyung Sik

Penulis

:

Park Ba Ra

Produser eksekutif

:

Yoo Sang Won, Shin Seon Joo, Kim Seung Won

Produser

:

Park Jin Hyung, Son Jae Seong

Musim/Episode

:

1 Musim/16 episode

Pemeran

:

Kim Hye Soo, Kim Hae Sook, Choi Won Young, Moon Sang Min, Bae In Hyuk, Yoon Sang Hyeon, Yoo Seon Ho, Ok Ja Yeon, Kim Ga Eun, Woo Jung Won

Genre

:

Drama sejarah, dark comedy

 Under The Queen’s Umbrella (disingkat menjadi UTQU) adalah sebuah drakor sageuk, drakor bergenre historical drama, yang cukup happening selama masa penayangannya di tahun 2022. Drakor ini menampilkan banyak aktor-aktris populer, seperti Kim Hye Soo dan Kim Hae Sook. Kalian bisa menontonnya di Netflix.

Di Kekaisaran Joseon (Korea tempo dulu), ratu adalah sosok ibu bagi seluruh negeri. Tidak hanya sebagai pendamping raja, ratu juga bertugas untuk menyiapkan calon pewaris tahta dan mengelola istana. Itu bukanlah pekerjaan mudah, tetapi bagi Ratu Im Hwa Ryeong (Kim Hye Soo), tugas tersebut jauh lebih berat lagi.

Dia harus mengurus empat putranya, para pangeran agung yang biang onar, sekaligus menghadapi berbagai muslihat licik ibu mertuanya, sang Ibu Suri (Kim Hae Sook) yang ingin menyingkirkannya dan anak-anaknya dari istana. Namun, yang lebih gawat adalah ada yang ingin membunuh putra sulungnya, sang Putra Mahkota (Bae In Hyuk). Segala cara akan dilakukan Ratu untuk melindungi anak-anaknya, tetapi akankah dia berhasil?

Sebenarnya, drama sageuk bukanlah kesukaanku. Sudah beberapa judul drakor sageuk yang kutonton dan ceritanya membosankan. Namun, UTQU tidak membosankan. Ceritanya penuh dengan intrik politik para perempuan bangsawan yang seru. Penonton pasti akan menyukainya.

Salah satu hal yang menarik dari drakor ini adalah ia menunjukkan bahwa cara perempuan bertarung adalah dengan otak, bukan otot. Laki-laki cenderung menggemari pertarungan fisik, tetapi di serial ini, tampak bahwa perempuan bertarung dengan kemampuannya menyusun strategi dan memengaruhi orang—hal yang membutuhkan ketajaman otak. Itu menyiratkan bahwa anggapan perempuan lebih mengandalkan emosi daripada otak adalah keliru.

Yang membuat konflik drakor ini seru adalah perseteruan antara Ratu dengan Ibu Suri. Mereka tidak henti-hentinya berseteru dengan cara yang cerdas. Mereka mengingatkanku pada Ratu Cersei Lannister dan Lady Olenna Tyrell dari serial Game of Thrones. Ketika melihat mereka “bertarung”, aku selalu kaget dengan langkah yang mereka ambil—bold but smart.

Kemudian, di serial ini, tokoh yang paling aku suka adalah sang Yang Mulia Ratu alias Jung Jeon Mama. Dia adalah sosok perempuan yang cerdas, berani, dan keibuan. Dia melakukan apapun demi melindungi anak-anaknya, tetapi bukan berarti dia melakukan hal tercela seperti membunuh. Dia juga berani bicara dengan lantang dan tegas untuk menegaskan stance-nya. Aku suka sekali ketika dia bicara untuk membungkam para oposisinya di istana. Dia juga sosok perempuan yang peduli pada perempuan lain serta berhati besar dan berbelas kasih. Melalui sosoknya, penonton bisa belajar banyak tentang parenting.

Saking kagumnya pada karakter sang Ratu, aku turut bersimpati padanya. Terutama ketika (spoiler alert) Putra Mahkota meninggal—itu adalah momen paling sedih di drakor ini. Aku bahkan sampai menangis. Namun, yang mengagumkan dari Ratu adalah dia tidak bermurung hati terus-menerus. Dia bangkit dan menyiapkan strategi yang lebih baik untuk melindungi putra-putranya yang lain. Maka dari itu, (spoiler alert) ketika Pangeran Agung Seongnam berhasil naik menjadi Putra Mahkota, aku bisa mengerti betapa bangganya Ratu saat itu.

Oh iya, omong-omong soal Pangeran Agung Seongnam alias Putra Mahkota yang baru, aku harus akui dia sosok yang karismatik. Dia tampak malas belajar, tetapi rupanya begitu cerdas dan penuh belas kasih kepada rakyat. I believe he’ll be a good king one day. Romansanya dengan Yoon Cheong Ha (Oh Ye Ju) juga menggemaskan walau porsinya sedikit. Namun, yang lebih kusuka adalah hubungannya dengan sang Ratu, ibunya sendiri. Salah satu dialognya dengan Ratu sangat berkesan berkesan bagiku:

“I am aware that you used to come and see me when I was a child. You also sent Brother to me. He taught me how to read and trained me as well. Did I not turn out much better than the naive princes who grew up sheltered in the palace?”

Berikutnya, hal yang membuat drakor ini menarik adalah adanya konflik tentang disforia gender, yakni kondisi ketika seseorang merasa tidak nyaman atau tertekan akibat ketidakcocokan antara identitas gender yang dia identitikasi sendiri dengan gender yang dilabelkan pada dirinya, yang dialami Pangeran Agung Gyeseong (Yoo Seon Ho). Konflik seperti itu jarang ada di drakor sageuk, maka itu menjadikan UTQU terkesan progresif untuk drakor sageuk.

Namun, yang membuatnya mengesankan adalah cara Ratu menerima Pangeran Agung Gyeseong apa adanya sekalipun dia tahu bahwa putranya tersebut suka berdandan dan mengenakan pakaian perempuan. Dia tidak memarahi, melainkan memahami dan melindungi putranya tersebut. Itu menunjukkan bahwa kasih seorang ibu jauh lebih besar daripada murkanya. Itu juga dapat menjadi contoh bagi para orang tua untuk dapat menerima anak mereka apapun identitas gendernya.

Akan tetapi, aku agak kurang suka dengan akhir cerita drakor ini. Ada plot twist besar yang terungkap, tetapi terasa agak berlebihan. Kemudian, penyelesaian masalahnya pun hanya untuk beberapa tokoh, sementara tokoh-tokoh lainnya yang sebelumnya telah muncul tak terlihat lagi di akhir, menghilang begitu saja. Mereka baru muncul lagi di epilog episode.

Walau demikian, drakor ini tetap memuaskan untuk ditonton. Namun, perlu diperhatikan bahwa ada beberapa adegan yang triggering sehingga bisa membuat beberapa orang kurang nyaman. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

First Love

(2022)

Judul

:

First Love

Sutradara

:

Kanchiku Yuri

Penulis

:

Kanchiku Yuri

Musim/Episode

:

1 Musim/9 episode

Pemeran

:

Mitsushima Hikari, Satoh Takeru, Yagi Rikako, Kido Taisei

Genre

:

Romantis

First Love (disingkat menjadi FL) adalah sebuah drama Jepang orisinal Netlix. Drama Jepang ini memiliki cerita dan judul yang diadaptasi dari lagu First Love yang dinyanyikan oleh Hikaru Utada, sebuah lagu yang begitu terkenal pada tahun 1990-an sampai awal 2000-an.

Drama ini berkisah tentang seorang laki-laki dan perempuan, bernama Namiki Harumichi (Satoh Takeru) dan Noguchi Yae (Mitsuthima Hikari). Di tahun 1990-an, ketika mereka masih remaja, mereka bertemu di SMA dan berpacaran. Akan tetapi, keduanya berpisah karena suatu hal.

Walaupun belasan tahun telah berlalu, Harumichi masih tidak bisa melupakan cinta pertamanya itu. Hingga pada suatu waktu, entah takdir atau kebetulan, dia bertemu lagi dengan Yae. Akankah cinta lama mereka dapat kembali setelah keduanya tak bertemu sekian lama?

FL memang punya premis yang terkesan klise, tentang pria yang tak bisa melupakan cinta pertamanya. Namun, siapa sih yang bisa lupa dengan cinta pertama? Hahaha 😊. Biarpun klise, FL berhasil dieksekusi dengan baik sehingga penonton bisa ikut merasakan galaunya Harumichi.

Serial ini memiliki setidaknya dua latar waktu yang diceritakan secara bergantian: latar waktu tahun 2019 dan latar waktu tahun 1990-an hingga awal 2000-an, ketika Harumichi dan Yae masih muda dan masih berpacaran. Kedua latar waktu tersebut ditunjukkan secara bergantian, silih berganti pada momen yang pas sekali. Pergantian latar waktu tersebut tidak memusingkan dan justru saling melengkapi sehingga menjawab beberapa pertanyaan penonton.

Ketika menonton bagian yang latar waktunya di masa muda Yae dan Harumichi, cerita terasa sekali seperti kisah romansa remaja yang penuh tawa. Aku suka sekali chemistry yang dimiliki Yae muda (Yagi Rikako) dan Harumichi muda (Kido Taisei). Kontras dengan itu, bagian yang berlatar waktu ketika Yae dan Harumichi sudah dewasa terasa sekali galaunya. Mulai dari ekspresi wajah sampai scoring-nya, semua terasa sedih. Apalagi, chemistry Yae dewasa dan Harumichi dewasa juga tidak kalah bagusnya.

Yang aku suka adalah cerita ini mampu menyuguhkan alasan yang cukup solid tentang mengapa Harumichi tidak bisa melupakan Yae walau sudah sekitar 20 tahun berpisah. Alasan tersebut bisa sekali dimengerti. Wajar sekali jika Harumichi tidak bisa move on sepenuhnya dari Yae karena masih ada hal yang belum selesai di antara mereka. Apalagi, berbagai keputusan besar dalam hidup Harumichi itu dibuat karena Yae. Akan tetapi, walau terkesan bisa dimengerti dan logis, penyebab Harumichi gagal move on juga terkesan drama banget—sesuatu yang unlikely terjadi di dunia nyata.

Di sisi lain, sementara Harumichi belum bisa melupakan Yae, Yae juga menjalani hidup yang penuh kesulitan. Dia menikah dan berhenti kuliah, lalu bercerai. Di serial ini, tampak Yae harus bekerja siang malam tanpa istirahat demi menghidupi dirinya dan anaknya. Sungguh besar sekali kasih seorang ibu. Aku merasa bangga dan kasihan padanya.

Yang paling menyesakkan ketika melihat Yae adalah betapa kontrasnya kehidupan dia semasa muda dan setelah dewasa. Sewaktu muda, dia adalah gadis yang cantik dan beprestasi. Namun, sejak peristiwa itu, kehidupannya berubah jauh sekali. Dia tidak hanya kehilangan memorinya, tetapi juga seluruh kehidupannya. Dia bukan lagi Yae yang berprestasi; dia adalah Yae yang gagal meraih apapun, Yae yang pernikahannya berujung cerai, Yae yang tak mampu merawat putranya sendiri. Dia adalah tokoh yang paling banyak kehilangan di serial ini, lebih dari siapapun.

Oh iya, serial ini kan terinspirasi dari lagu, judulnya First Love oleh Hikaru Utada, dan awalnya aku kira lagu tersebut akan sering sekali diputar di sini. Namun, rupanya tidak, lagu tersebut tidak overused dan berhasil diputar pada momen-momen yang tepat sehingga feel-nya terasa banget. Aku malah jadi suka dengan lagunya, hahaha.

Kemudian, bagiku pribadi, akhir serial ini agak klise. Kalau kalian mau tahu ini happy ending atau tidak, ya ini happy ending. Namun, itu terasa agak klise—agak drama banget. Meskipun begitu, Harumichi dan Yae memang layak mendapatkan akhir bahagia. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

Dapur Napi

(2022)

Judul

:

Dapur Napi

Sutradara

:

Rein Maychaelson, Adis Kayl

Pengarang

:

Gina S. Noer, Amelya Oktavia

Produser eksekutif

:

Arief Asih Shiddiq, Salman Aristo, Sigit Pratama, Monika Rudijono

Produser

:

Eliza Cheisa, Tia Hendani

Musim/Episode

:

1 Musim/8 episode

Pemeran

:

Clara Bernadeth, Asmara Abigail, Poppy Sovia, Shenina Cinnamon

Genre

:

Drama

 Dapur Napi (disingkat menjadi DN) adalah sebuah webseries dari Indonesia. Webseries ini salah satunya dikarang oleh Gina S. Noer, sutradaranya Dua Garis Biru (2019). Kalian bisa menonton DN di Vidio.com.

DN menceritakan kisah sekelompok perempuan mantan napi yang ingin memulai hidup baru setelah keluar dari penjara. Laila (Clara Bernadeth) telah bebas setelah menjalani hukuman penjara 4 tahun akibat menabrak seorang anak hingga tewas. Seakan belum cukup perih, Laila juga harus kehilangan ayahnya ketika dia baru saja bebas.

Namun, Laila tidak mau hanya bersedih, dia lalu mengambil alih restoran keluarganya. Dibantu dua sahabatnya sewaktu di penjara, Ayu (Asmara Abigail) dan Nur (Poppy Sovia), Laila membuka kembali restoran yang telah lama tutup tersebut.

Namun, berbagai penolakan datang dari masyarakat sekitar yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan mereka yang merupakan mantan napi. Terutama, datang dari keluarga mendiang anak yang tewas Laila tabrak, Namira (Shenina Cinnamon) dan ayahnya. Dapatkah Laila dan teman-temannya mempertahankan bisnisnya, memulai kehidupan baru, dan berdamai dengan keadaan?

Dari segi ide cerita, DN bisa dibilang termasuk yang berbeda dari yang lain. Cukup jarang melihat tontonan dari Indonesia yang berkisah tentang penebusan dosa dan kesempatan kedua seperti ini, apalagi dengan pendekatan mantan napi. Sebagaimana yang diketahui orang-orang, mantan napi agak sulit mendapat tempat di masyarakat. Jarang sekali ada orang yang ingin mempekerjakan mereka. Maka dari itu, aku mengapresiasi DN karena berani mengangkat isu tersebut.

Di dalam serial ini pun, Laila dan teman-temannya mendapat berbagai penolakan akibat status mereka. Padahal sebenarnya, yang menjadi masalah bukanlah status mantan napi mereka, tetapi soal persaingan bisnis. Mereka pun kerap mendapat fitnah dari ibu-ibu di sekitar situ. Sebuah kemunafikan, kan? Serial ini menunjukkan bahwa mungkin saja orang yang berlagak paling baik, yang menunjuk-nunjuk orang lain tidak baik, rupanya adalah yang jahat. Aku suka banget dengan kalimatnya Laila, “Perasaan kita yang masuk penjara, tapi kenapa mereka yang gak punya hati?”

Eh tapi omong-omong, aku suka banget cara serial ini menunjukkan ibu-ibu bergosip, yaitu hanya melalui ruang chat grup—itu kreatif banget.

Akan tetapi, untuk sebuah cerita yang dari judulnya saja terasa vibes kulinernya, aku agak kecewa karena serial ini jarang memperlihatkan elemen kulinernya itu. Di awal-awal saja ketika restoran baru dibuka, terlihat Laila memasak yang ditampilkan dengan detail shot. Akan tetapi, setelah itu, shot ke makanannya makin jarang. Padahal, ekspektasiku serial ini akan mempelakukan makanan seperti di film Aruna dan Lidahnya (2018) yang sampai bisa membuat penonton ngiler.

Berikutnya, dari segi perkembangan karkater, tentu aku suka dengan karakter Laila dan teman-temannya. Biarpun sudah mendapat penolakan seperti itu, mereka tidak menyerah. Mereka tetap berusaha bersikap baik kepada tetangga mereka. Salah satu kutipan yang kusuka dari serial ini ialah, “Jangan jadiin penjara identitas kita.” Mereka juga terbuka untuk memberi kesempatan kedua kepada sesama mantan napi karena mereka tahu beratnya mendapatkan kesempatan kedua tersebut. Selain itu, Laila, Ayu, dan Nur masing-masing memiliki karakter yang unik sehingga menjadikan interaksi mereka lucu banget.

Namun, selain Laila dan teman-temannya, tokoh yang menarik lagi ialah Namira. Selain berkonflik dengan Laila yang membunuh adiknya, Namira juga berkonflik dengan ayahnya sendiri. Tidak heran wajahnya selalu seperti tertekan dan marah. Kemudian, di adegan terakhir, (spoiler alert) ketika dia dan ayahnya mengajak Laila duduk makan bareng tanpa bicara, itu sebuah adegan yang heart-warming.

Dari semua episode, episode favoritku adalah episode 5. Di episode tersebut, Laila, Ayu, dan Nur terlihat kebingungan dan merasa tidak pantas mendapatkan kesempatan kedua. Mereka merasa tidak pantas diterima oleh orang lain dengan status mereka yang mantan napi tersebut. Mereka merasa bahwa diri mereka tidak pantas mendapat peluang baru untuk bahagia. Maka, ketika mereka bertiga menangis bersama, itu terasa sedih banget.

Terakhir, aku tidak menyangka episode terakhir serial ini akan memasukkan sedikit elemen action. Itu lucu banget sebagai hiburan, walau terasa dipaksakan kalau dilihat secara keseluruhan. Namun, tidak masalah karena setidaknya, serial ini bisa sampai pada konklusi yang memuaskan.

Kemudian, kalalu melihat ending-nya sih ada peluang untuk lanjut ke musim kedua ya. Kita doakan saja. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

Spy x Family
Season 1

(2022—on going)

Judul

:

Spy x Family

Sutradara

:

Furuhashi Kazuhiro

Penulis

:

Furuhashi Kazuhiro

Musim/Episode

:

1/25 episode (on going)

Pengisi suara

:

Eguchi Takuya, Tanezaki Atsumi, Hayami Saori

Genre

:

Komedi, action, mata-mata

Spy x Family (dibaca Spy Family, dan disingkat menjadi SxF) merupakan serial anime yang sangat populer di tahun 2022. Serial anime ini diadaptasi dari manga karya Endo Tatsuya yang pada Desember 2022, sudah ada 29 juta copy dalam perederan—menjadikannya salah satu manga paling best-selling. Penayangan serial animenya dibagi menjadi dua bagian, bagian pertamanya mulai tayang sejak April 2022 dan bagian keduanya mulai tayang sejak Oktober 2022. SxF dapat ditonton di banyak platform streaming, seperti Netflix, Viu, Bilibili.TV, Vidio.com, dan IQIYi.

Anime ini berkisah tentang seorang pria yang berprofesi sebagai mata-mata dengan kode nama Twilight (Eguchi Takuya), yang mendapatkan misi untuk memata-matai seorang pejabat bernama Donovan Desmond. Misi tersebut menginstruksikannya untuk membentuk keluarga pura-pura agar bisa mendekati Desmond dengan mulus.

Maka dari itu, dia menyamar dengan identitas Loid Forger, lalu mengadopsi seorang anak dan menikah kontrak dengan seorang perempuan. Akan tetapi, Loid tidak tahu bahwa perempuan yang dia nikahi, Yor Briar (Hayami Saori) adalah seorang assassin profesional dengan julukan Thorn Princess, sementara anak perempuan yang dia adopsi, Anya Forger (Tanezaki Atsumi) adalah seorang telepath hasil eksperimen terlarang yang melarikan diri.

Hanya Anya yang tahu identitas sesungguhnya dari kedua orang tuanya tersebut. Dia pun diam demi mejaga keutuhan “keluarga”-nya itu. Dapatkah Loid menyelesaikan misinya dan menjaga keutuhan keluarga pura-puranya tersebut?

Kalian sedang mencari anime yang ringan, lucu, dan menghibur? Langsung saja nonton SxF! Anime ini begitu lucu dan menyenangkan. Sama sekali tidak akan membuat kepala kalian berpikir. Ceritanya yang ringan membuat anime ini sangat cocok menjadi hiburan di tengah padatnya aktivitas sehari-hari.

Ada banyak sekali kelucuan yang dilakukan keluarga Forger ini, terutama oleh Anya. Astaga, Anya lucu banget, tapi Loid dan Yor juga tak kalah lucu. Kelakuan mereka selalu konyol, seperti waktu sesi wawancara masuk sekolah dan waktu menghentikan bom yang dipasang teroris. Tidak ada habis-habisnya keluarga ini bertingkah kocak, membuat keonaran. Namun anehnya, keluarga mereka juga tampak harmonis dan hangat.

Selain keluarga Forger, Anya dan teman-teman sekolahnya juga lucu banget. Mereka menggemaskan sekali karena benar-benar menunjukkan kepolosan anak-anak SD. Sebut saja, Anya dan Becky Blackbell (Emiri Katō) memiliki persahabatan yang manis, sementara Anya dan Damian Desmond (Fujiwara Natsumi) terlihat lucu dengan hubungan frenemy mereka. Di antara semua momen lucu Anya dengan teman-teman sekolahnya, sepertinya yang paling lucu adalah waktu mereka bermain bola tangkap dan waktu salah satu teman mereka (dikira) mau pindah sekolah.

Meski keluarga Forger adalah keluarga pura-pura, tetapi keluarga mereka juga mengalami konflik yang lazimnya dialami keluarga lainnya. Misalkan, ada episode ketika Anya ingin masuk sekolah. Pada saat itu, Loid terlihat khawatir sekali Anya tidak lolos seleksi. Walau alasan Loid khawatir adalah takut misinya berantakan, tetapi kekhawatirannya sudah seperti seorang ayah sungguhan, karena ketika Anya ternyata berhasil lolos seleksi, Loid turut bahagia dan bangga pada putrinya.

Tidak hanya Loid, Yor sebagai istri dari keluarga Forger juga mengalami masalah yang lazimnya dihadapi pada istri dan ibu. Yor kesulitan belajar memasak, khawatir tidak bisa menjadi ibu yag baik untuk Anya, dan menghadapi seorang pelakor yang ingin merebut suaminya. Itu menjadikan Yor seperti seorang istri dan ibu sungguhan, walau dia hanya berpura-pura.

Akan tetapi, SxF bukan hanya sebuah hiburan kosong. Walau sangat tersirat, anime ini memberikan social commentary terhadap konsep keluarga. Salah satu hal yang paling melekat dalam memoriku adalah bahwa dalam sebuah keluarga, setiap anggotanya selalu menyembunyikan rahasia dari satu sama lain. Seperti halnya keluarga Forger, baik Loid, Yor, maupun Anya memiliki rahasia yang mereka sembunyikan dari satu sama lain. Well, aku yakin kalian pun memiliki rahasia yang tak ingin diketahui keluarga kalian, kan?

Oh iya, selain itu, hal lain yang kusuka dari anime ini adalah adegan bertarungnya. Gerakan bertarung yang diperlihatkan Loid dan Yor sangat mulus dan gesit—keren banget. Padahal, SxF bukanlah tentang pertarungan, tetapi anime ini memiliki adegan pertarungan yang lebih bagus, lebih keren daripada kebanyakan anime action.

Selanjutnya, tentu saja soundtrack anime ini sangat enak didengar, antara lain Mixed Nuts oleh Hige Dandism, Comedy oleh Gen Hoshino, Souvenir oleh Bump of Chicken, dan Shikisai oleh Yama. Kemudian, sudah diumumkan bahwa pada tahun 2023 akan tayang musim kedua anime ini serta filmnya. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

The Law Café

(2022)

Judul

:

The Law Cafe

Sutradara

:

Lee Eun Jin

Penulis

:

Im Ji Eun

Produser eksekutif

:

Kim Sang Hwi

Produser

:

Ahn Hyeong Jo, Kim Hwan Cheol, Jeong Ho Seok

Musim/Episode

:

1 Musim/16 episode

Pemeran

:

Lee Seung Gi, Lee Se Young, Kim Nam Hee, Ahn Dong Goo, Kim Do Hoon, Jang Hye Jin, Baek Hyun Joo

Genre

:

Drama hukum, komedi romantis

The Law Café (disingkat menjadi TLC) adalah sebuah drakor yang memiliki judul alternatif Love According to the Law. Kalian dapat menonton drakor ini di Viu.

The Law Café bercerita tentang seorang pengacara pro bono yang cantik dan nyentrik bernama Kim Yu Ri (Lee Se Young). Dia membuka bisnis yang disebut Law Café, sebuah café tempat pengunjungnya dapat menikmati kopi sekaligus mendapat konsultasi hukum darinya. Dia yakin bahwa konsultasi hukum seharusnya mudah dijangkau orang-orang, semudah orang pergi nongkrong di café.

Namun rupanya, pemilik bangunan tempat ia membuka bisnis adalah teman lamanya sewaktu SMA sekaligus mantan kekasihnya sewaktu kuliah, Kim Jeong Ho (Lee Seung Gi). Setelah bertemu kembali, ada suasana awkward di antara mereka, meskipun sebenarnya Jeong Ho masih memiliki perasaan untuk Yu Ri. Kedunya lalu bekerja sama menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan hukum mereka.

Aku suka TLC karena drakor ini agak berbeda dari kebanyakan drakor bergenre legal drama pada umumnya. Kebanyakan drakor legal drama (setidaknya yang pernah kutonton) itu banyak mengambil latar di ruang persidangan atau resolusinya dengan cara persidangan. Namun TLC tidak seperti itu—drakor ini mengutamakan penyelesaian prapengadilan (pre-trial settlement). TLC ingin menunjukkan bahwa banyak permasalahan hukum yang dapat diselesaikan sebelum dibawa ke pengadilan, diselesaikan oleh para pihak yang bersengketa.

Ide tersebut pun ditunjukkan dari berbagai kasus hukum yang ada dalam drakor ini. Semua kasus hukum tersebut lekat dengan kehidupan sehari-hari—tidak ada kasus yang seperti pembunuhan, suap, atau narkoba. Kasus-kasus yang muncul di drakor ini antara lain: masalah dengan tetangga, kekerasan terhadap anak, pelecehan seksual di tempat kerja, perundungan di sekolah, dan penipuan secara digital. Itu bagus sekali menurutku, karena menunjukkan bahwa berbagai masalah dalam keseharian rupanya bisa diselesaikan melalui pendekatan hukum, tetapi tidak harus sampai melibatkan aparat penegak hukum. Eh tapi, pada kasus tertentu, ketika levelnya sudah parah—seperti pada kasus perundungan, pelecehan seksual, dan penipuan digital—penyelesaiannya tetap sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Itu makin menarik karena tokoh utamanya mengetahui masalah itu sehingga dia membuat Law Café agar konsultasi hukum menjadi lebih terjangkau. Setahuku (maaf jika aku salah), kebanyakan pengacara pro bono menangani kasus-kasus seperti HAM, masalah perempuan, dan masalah kelas pekerja, tetapi jarang ada yang menangani kasus-kasus hukum tentang kehidupan sehari-hari. Mungkin itu sebabnya masyarakat tidak menggunakan pendekatan hukum dalam menyelesaikan masalah mereka. Maka dari itu, aku suka sekali dengan karakter Kim Yu Ri yang berpikiran out of the box seperti itu, menjadikan konsultasi hukum bersama pengacara sebagai sesuatu yang mudah didapatkan sehingga masyarakat dapat mendapatkan solusi hukum atas berbagai permasalahan sehari-hari mereka.

Dari semua kasus yang ditunjukkan drakor ini, aku paling suka yang tentang pelecehan seksual di tempat kerja. Drakor ini bisa mengangkat berbagai implikasi permasalahan dari kasus tersebut dengan cukup baik. Ia menunjukkan bahwa ada ketimpangan kuasa antara pelaku dan korban, korban bisa siapa saja entah perempuan atau laki-laki, ada sikap misoginis seperti victim-blaming yang ditunjukkan para aparat dalam proses hukumnya, dan betapa korban kesulitan mencari bukti padahal seharusnya itu tugas aparat hukum. Namun sayangnya, penyelesaian kasusnya itu politis, yang belum tentu bisa terjadi di dunia nyata—itu agak mengecewakan.

Sementara itu, untuk bagian romantisnya, aku suka dengan pasangan Yu Ri dan Jeong Ho. Perkembangan hubungan mereka memiliki progres yang jelas di tiap episode—tidak terlalu lambat, tapi tidak juga terlalu cepat. Dan seiring hubungan mereka berkembang, karakter Jeong Ho juga mengalami perubahan, yang tampak dari pilihan pakaiannya, hahaha. Namun di samping itu, they seem adorable together.

Akan tetapi, tokoh yang menarik di drakor ini tidak hanya mereka berdua. Para tenants lainnya di bangunan Jeong Ho, teman-teman Yu Ri dan Jeong Ho, dan para pegawai café-nya Yu Ri juga lucu-lucu. Mereka hadir bukan sekadar sebagai aksesoris, tapi penghidup suasana yang kalau tidak ada mereka, mungkin cerita ini tidak akan semenyenangkan itu. Aku suka banget dengan kebersamaan mereka semua.

Namun, aku merasa kecewa karena drakor ini masih menggunakan pola yang sudah pasaran di dunia per-drakor-an: menghadirkan antogonis. Padahal, tanpa ada antagonis di drakor ini, aku yakin ceritanya bisa tetap menarik, bahkan bisa menjadi tidak terkesan generic. Ambil contoh Extraordinary Attorney Woo (2022), drakor tersebut juga legal drama dan comedy, tetapi tidak ada antagonisnya. TLC seharusnya bisa fokus pada kasus-kasus hukum dan perkembangan hubungan Yu Ri dan Jeong Ho saja, tak perlu ada antagonis yang harus dikalahkan.  

Ya terlepas dari itu, TLC bisa masuk ke dalam daftar drakor-untuk-ditonton kalian berkat pendekatannya yang menarik dan alur kisah cintanya yang adorable and funny. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

Sebelumnya

Selanjutnya

Komentar