Gaea
Protogenos of the Earth
The Earth Mother
Mother of the Titans and Giants
Goddess of Earth
Gaea adalah Protogenos Bumi yang
berarti ia adalah bumi itu sendiri. Nama Gaea berarti Bumi dalam bahasa Yunani.
Di dalam mitologi Romawi, Gaea disebut dengan nama Terra yang juga berarti bumi.
Gaea bisa disejajarkan dengan Dewa Bumi Geb (God of the Earth) dari mitologi Mesir. Di mitologi
Nordik, Gaea mirip dengan Raksasa Jord, yang merupakan personifikasi Bumi sekaligus ibu dari Thor, atau Dewi Bumi Nerthus (Goddess of Earth), yang merupakan ibu dari Freyr dan Freyja. Dalam mitologi
Hindu, Gaea mirip dengan Dewi Bumi Pertiwi (Goddess of the Earth). Selain itu, Gaea mirip dengan Dewi Bumi Tlaltecuhtli (Goddess of Earth) dari mitologi Mexico. Selain itu, Gaea dapat disejajarkan dengan Dewi Bumi Kishar (Goddess of Earth) atau Dewi Bumi Ki (Goddess of Earth) dari mitologi Sumeria-Mesopotamia. Di mitologi Tiongkok, Gaea memiliki fungsi yang sama dengan Houtu, Ibu Bumi (The Earth Mother) yang juga memiliki julukan Niangniang (Deep Earth Lady).
Benua pertama di dunia, Benua Pangaea berasal dari nama
sang dewi – Pan berarti seluruh dan gaea berarti bumi.
Suatu
kisah mengatakan bahwa Dewa Kekosongan Chaos (Protogenos of Nothingness) pertama kali menciptakan Gaea
sebelum yang lain. Gaea, dalam wujudnya sebagai bumi, berupa daratan yang luas
sekali dengan bentuk lingkaran seperti sebuah perisai – di zaman kuno,
kepercayaan bumi datar sangatlah kuat dan banyak peradaban kuno yang
meyakininya. Permukaan daratan saat itu tidak teratur, ada yang tinggi
menjulang, tapi ada juga yang cekung sekali ke dalam. Di kemudian hari,
bagian-bagian cekung ini akan terisi oleh air dan menjadi lautan.
Dalam wujud fisiknya, Gaea dikenal sebagai Dewi Bumi (Goddess of the Earth) dan Ibu Bumi (The Earth Mother). Gaea mengambil wujud seorang wanita yang sangat cantik dengan
wajah keibuan. Rambutnya panjang berwarna hitam dan ikal. Matanya berwarna
hijau seperti hutan, sedangkan senyumnya manis dan damai. Gaea mengenakan gaun
cantik berwarna hijau daun yang dihiasi dedaunan hijau dan batu-batu mulia
paling indah yang ada di perut bumi.
Gaea memiliki sebutan sebagai Ibu Bumi karena ia
adalah ibu dari segalanya. Gaea-lah yang menciptakan gunung-gunung dan
pulau-pulau, para Titan dan Raksasa, bahkan monster-monster sekalipun. Bumi
sering digambarkan sebagai seorang ibu karena bumi memberikan kehidupan kepada
makhluk-makhluk lain. Bumi menumbuhkan tumbuhan yang menjadi makanan. Bumi pula
menyimpan air untuk diminum. Bumi menyayangi makhluk-makhluk hidup seperti anaknya
sendiri.
Di hari-hari awal penciptaan, Gaea menghabiskan waktu
seorang diri. Ia hanya berkeliling di permukaan bumi sepanjang waktu.
Lama-kelamaan, Gaea merasa kesepian. Ia pun meminta Chaos agar diberikan teman.
Chaos menjawab permintaan Gaea dan menciptakan
Ouranos sang Langit. Chaos juga menciptakan hal-hal lain, seperti Pontus (Air)
dan Tartarus (Jurang Kegelapan). Kini Gaea tak lagi sendiri dan ia merasa lebih
bahagia.
Dengan parthenogenesis, Gaea
menciptakan gunung-gunung di seluruh dunia sebagai pasak yang menopang bumi,
langit, dan tartarus. Tiap gunung kemudian hidup dan memiliki jiwa
masing-masing. Bahkan mereka memiliki personifikasi masing-masing. Mereka
adalah para Ourea, Roh-Roh Gunung. Gaea juga melahirkan pulau-pulau yang
tersebar di lautan. Tiap-tiap pulau tersebut memiliki jiwa tersendiri yang
disebut Nesoi, Roh-Roh Pulau.
***
Menikahi Ouranos dan Rumah Tangga yang Kacau
Gaea dikisahkah sebagai dewi paling cantik saat itu.
Kecantikannya menyihir dewa-dewa lainnya. Tentu ini membuatnya diperebutkan,
terutama oleh Ouranos, Pontus, dan Tartarus.
Ia pernah berhubungan dengan Pontus, Dewa Laut Dalam (Gof of the Deep Sea).
Anak-anak mererka adalah Nereus (Pria Tua dari Laut/The Old Man of the Sea), Thaumas (Dewa Keajaiban Lautan/God of Sea's Wonder), Phorchys dan Keto (Dewa dan Dewi Monster Laut/God and Goddess of Sea Monsters), dan
Eurybia (Dewi Kekuatan Laut/Goddess of Sea's Force).
Bukan
hanya Potus, Tartarus juga pernah berhubungan dengan Gaea. Anak-anak mereka
terkenal sebagai makhluk-makhluk yang sangat kuat, bahkan diciptakan khusus untuk
mengalahkan dewa-dewi Olympus. Anak-anak mereka adalah Kampe (monster
manusia-naga) dan Ophiotaurus (monster ular-sapi).
|
Ouranos, Dewa Langit, Suami Gaea |
Akan
tetapi, Gaea pada akhirnya menikah dengan Dewa Langit Ouranos (God of the Sky). Pernikahan
mereka berjalan baik dan bahagia. Semua berjalan baik hingga akhirnya mereka
memiliki anak-anak.
Anak-anak
pertama mereka berasal dari ras yang disebut Titan – mereka mirip dengan para
Protogenos, tetapi mereka bukan personifikasi suatu elemen. Wujud mereka mirip
manusia, tetapi dengan tubuh yang jauh lebih besar dan kuat. Mereka jelas abadi
dan memiliki kuasa atas elemen-elemen tertentu. Terdapat dua belas Titan pada
saat itu, enam pria dan enam wanita.
Sebagai
seorang ibu, tentu Gaea mengasihi anak-anaknya tersebut. Gaea mencintai mereka
semua tanpa syarat, dengan sepenuh hati. Tetapi Ouranos berbeda. setelah para
Titan lahir, ia justru jarang turun ke bumi. Ouranos lebih sering berada di
langit, seakan menghindari Gaea dan anak-anaknya. Alhasil, Gaea harus mengurus
para Titan seorang diri, tentu ini mudah bagi Gaea karena ia adalah Dewi Bumi.
Ditambah lagi, Gaea juga memiliki beberapa roh alam yang menjadi pengikutnya.
Bertahun-tahun
telah berlalu, para Titan sudah dewasa. Mereka kini lebih sering bepergian
daripada menemani Ibu mereka. Gaea mulai merasa kesepian kembali. Melihat Gaea
yang bersedih, Ouranos langsung turun ke bumi dan menemani sang Ibu Bumi. Ia
berusaha menghibur Gaea yang tengah bermurung hati. Kemdian, seakan tersihir
oleh kekuatan misterius, mereka menghabiskan beberapa malam bersama dengan
penuh kasih.
Setelah
berbulan-berbulan mengandung, akhirnya Gaea melahirkan kembali. Ia melahirkan
tiga bayi kembar, tetapi bukan Titan. Mereka berasal dari ras berbeda – tubuh
mereka besar dan jelek, mata mereka hanya satu dan besar di tengah-tengah wajah.
Mereka adalah Cyclops – tiga Cyclops tersebut adalah cyclops pertama, mereka
dikenal sebagai Cyclops Tertua. Nama-nama mereka adalah Arges, Brontes, dan
Steropes.
Tentu
saja Gaea menyayangi anak-anaknya tersebut terlepas dari wujud mereka yang
tidak rupawan.
Suatu
waktu, Ouranos tengah melintas di langit saat ia melihat Gaea bersama ketiga
Cyclops Tertua. Gaea sedang asyik bermain dengan tiga makhluk buruk rupa
tersbut. Ouranos bergidik jijik, lalu menghampiri istrinya.
Ouranos
bertanya kepada Gaea, “Siapakah tiga makhluk menjijikkan ini?”
Kemudian
Gaea memperkenalkan ketiga Cyclops Tertua sebagai anak-anak mereka. Ouranos
terkejut mendengar fakta bahwa ketiga makhluk tersebut adalah anaknya. Jelaslah
ia tak mungkin bisa terima karena Ouranos dan para Cyclops amat berbeda sekali,
tak mungkin mereka orang tua dan anak.
Ouranos
kemudian mengikat mereka, ketiga Cyclops Tertua, dengan rantai kegelapan malam.
Kemudian, dilemparkanlah mereka oleh Bapak Langit ke Tartarus agar Ouranos tidak
bisa lagi melihat wujud mereka yang jelek.
Gaea
menyaksikan peristiwa itu dalam diam dan horror. Ia kaget sekali melihat
anak-anaknya yang masih kecil dirampas dan dibuang ke tempat paling gelap dan
mengerikan di dunia. Gaea lantas marah dan menghina-hina suaminya. “Kau gila!
Mereka itu anak-anak kita!”
“Jangan
bercanda kau! Tidak mungkin aku sang Penguasa Kosmos memiliki anak buruk rupa
seperti mereka! Kau sebaiknya jaga bicaramu. Aku adalah Raja Dunia, Penguasa
Kosmos!"
Lantas,
Ouranos pergi kembali ke langit meninggalkan Gaea yang menangis.
Gaea
menangis penuh kesedihan. Ia menjerit dan murka, menyebabkan gempa di seluruh
dunia. Para Titan lekas berkumpul ke Ibu mereka dan menanyakan apa yang
terjadi. Gaea menceritakan mengenai para Cyclops Tertua dan juga Ouranos. Gaea
berusaha meracuni pikiran anak-anaknya untuk membenci Ouranos. Namun, para
Titan justru menjadi takut terhadap Ouranos, mereka tidak mau bernasib sama
dengan adik-adik mereka, para Cyclops.
Berabad-abad
telah berlalu, Gaea sudah mulai bisa melupakan peristiwa tersebut. Namun, Gaea
masih sering terlihat murung jika teringat anak-anaknya, para Cyclops.
Di
langit, Ouranos melihat Gaea yang kini sudah lebih tenang. Ia turun ke bumi
untuk menemani istrinya tersebut dan juga untuk meminta maaf. Gaea sudah tidak
mau lagi berdebat dengan suaminya, maka dimaafkanlah Ouranos oleh ia. Beberapa
malam mereka habiskan bersama dalam balutan kasih sayang.
|
Hekantonkheire, Raksasa Tangan Ratusan |
Berbulan-bulan
berlalu, Gaea melahirkan sekali lagi. Anak-anaknya kembar tiga lagi. Ras mereka
juga bukan Titan atau Cyclops, mereka disebut Hekantonkheire atau Raksasa Bertangan
Ratusan. Sesuai nama mereka, anak-anak Gaea ini memiliki tangan sebanyak
ratusan. Tubuh mereka juga sangat besar, melebihi gunung-gunung. Mereka juga
mempunyai lima puluh kepala yang masing-masing berbeda ekspresi. Nama-nama
mereka adalah Briares, Cottus, dan Gyges.
Terlepas
dari wujud mereka yang aneh, Gaea tetap mengasihi anak-anaknya, sebagaimana
seorang ibu. Dibesarkan olehnya para Hekantonkheire sendirian, tanpa bantuan
Ouranos.
Suatu
hari, Ouranos melihat ketiga Hekantonkheire yang tengah berkumpul bersama Gaea.
Tanpa bicara apapun, Ouranos langsung mengikat ketiga Rakasasa Bertangan
Ratusan tersebut dan melemparkan mereka ke Tartarus di mana Ouranos tak akan
bisa melihat mereka lagi.
Sekali
lagi, Gaea harus menyaksikan peristiwa horror itu. Kejadian tersebut
mengingatkan Gaea kembali pada apa yang terjadi dengan para Cyclops Tertua.
Gaea marah dan sedih. Murkanya kali ini tak dapat dibendung lagi. Ia memaki
Ouranos, “Dasar kau kejam! Pria bajingan! Apa yang kau lakukan kepada anak-anakku?”
“Sudah
ku bilang agar jaga bicaramu, Gaea! Akulah Raja Kosmos. Aku yang memimpin
dunia. Kekuasaan ku adalah langit, tempat tertinggi di seluruh semest,” ujar
Ouranos dengan penuh kesombongan.
“Diam
kau, Ouranos! Jika bukan karena aku, kau tidak akan ada!”
Ouranos
menampar wajah Gaea. Hal tersebut mengejutkan sekali bagi sang Dewi. Kemudian,
sang Bapak Langit kembali ke angkasa, meninggalkan Gaea yang masih terpaku diam.
***
Pembunuhan Pertama di Dunia
Setelah Ouranos membuang para Cyclops Tertua dan Raksasa Tangan Ratusan, amarah
Gaea sudah memuncak. Jiwanya telah dirusak amarah, mungkin saja saat itu Gaea
sudah gila. Jiwa seorang ibu yang berkasih lembut kini berubah menjadi wanita psycho yang kejam dan penuh ambisi.
Ambisinya hanya satu, membunuh Ouranos.
Gempa
terjadi di seluruh dunia karena amarah Gaea. Para Titan lantas berkumpul
menemui Ibu mereka.
“Anak-anakku,
para Titan, berkumpulah!” seru sang Dewi Bumi. Para Titan pun berkumpul di
hadapan ibu mereka.
Kemudian,
Gaea mengambil bebatuan paling keras yang ada di dalam bumi. Dengan amarah dan
kebencian, ia bentuk bebatuan itu menjadi sebuah sabit. Dilengkapi olehnya
sabit tersebut dengan kayu yang diambil dari sebatang pohon sebagai pegangan.
Sabit tersebut lantas diberikan kekuatan khusus untuk membunuh Ouranos.
Gaea
bertanya kepada anak-anaknya, “Siapa di antara kalian yang berani membunuh Ouranos?”
Tidak
satu pun Titan yang mau. Mereka masih ngeri dengan kehebatan ayah mereka. Gaea
lalu menawarkan hadiah bagi siapapun yang mau membunuh Ouranos. Orang itu akan
menjadi Raja Kosmos, menguasai dunia, dan akan mendapatkan langit sebagai
wilayah kekuasaannya.
Imbalan
tersebut menggiurkan sekali bagi seorang Titan. Namanya adalah Kronos – dialah
si bungsu, Titan termuda di antara saudara-saudarinya. Menjadi anak bungsu
tentu menyebalkan baginya, selalu dibayang-bayangi kehebatan kakak-kakaknya.
Bagi Kronos, inilah kesempatan terbaik untuk menjadi yang terhebat.
Kronos
mengangkat tangan dan maju mengambil Sabit Batu tersebut, senjata pertama yang
ada dunia. Kronos bersedia dengan senang hati membunuh Ouranos. Lagipula, Ouranos
adalah ayah yang buruk. Dia ayah yang tidak bertanggungjawab karena
meninggalkan anak-anaknya.
|
Kronos sang Titan, Putra Gaea |
Kronos
lantas meminta bantuan empat orang untuk menjalankan rencananya untuk membunuh
Ouranos. Para titan perempuan langsung pergi karena mereka tidak mau terlibat.
Oceanus, Titan yang paling tua, dan tentunya paling berpikir dewasa, juga
memutuskan tidak ikut campur. Tersisalah empat Titan, yaitu Hyperion, Krios,
Koios, dan Iapetus. Mereka
menyusun rencana pembunuhan tersebut dan langsung akan menjalankannya malam
ini.
Malam harinya, Gaea berdandan secantik
mungkin. Ia juga mempersiapkan tempat indah untuk kencannya dengan Ouranos: makan
malam di bawah bintang-bintang dan sebuah ranjang nyaman untuk mereka. Gaea
juga sudah mengundang Ouranos untuk turun.
Tanpa
merasa curiga, Ouranos turun ke bumi. Ia tertegun melihat Gaea yang amat cantik
pada malam itu. Tubuhnya menguarkan aroma mawar dan melati. Gaunnya berwarna
hijau hutan, dihiasi dedaunan hijau dan batu-batu mulia yang berkilauan dibawah
remang-remang bintang. Rambut hitam Gaea ditata secantik mungkin. Senyum Gaea
amat menggoda bagi Ouranos. Ouranos sendiri sudah dipenuhi hasrat bercinta.
Mereka berdua duduk bersama sambil menatap
bintang-bintang. Ouranos meminta maaf soal anak-anak mereka, Cyclops Tertua dan
Hekantonkheire. Ouranos membuang mereka karena ia tidak bisa percaya kalau
mereka yang buruk rupa tersebut adalah anak-anaknya. Gaea hanya tersenyum
sebagai respon. Senyum tersebut amat menggoda Ouranos dan langsung saja Ouranos
mengecup bibir Gaea dengan lembut.
Ouranos sudah terbuai dalam ciuman tersebut, ia
menjadi lengah. Di saat itulah para Titan masuk dan menangkap Ouranos. Hyperion,
Krios, Koios, dan Iapetus – masing-masing dari mereka memegang tangan dan kaki
Ouranos. Mereka menahan Ouranos di atas tanah agar dia terlepas dari wilayah
kekuasaannya, yakni langit. Ouranos terkejut dan bingung, sementara Gaea dan
para Titan tertawa penuh kesenangan.
Semakin lama menempel di tanah, Ouranos makin
melemah. Ia semakin mudah ditumbangkan. Kemudian Kronos mengangkat Sabit Batu
miliknya, siap menghabisi si Bapak Langit.
“Ouranos, kini waktunya bagimu menerima pembalasan.
Kau harus membayar atas apa yang kau lakukan pada anak-anak kita! Kini kau pun
akan dihabisi oleh mereka!” ucap Gaea.
Ouranos merasa panik. Dia tidak bisa membayangkan apa
yang akan terjadi padanya; dia sama sekali tidak tahu jika ia akan dibunuh. “Kau,
Kronos! Aku kutuk kau! Suatu hari nanti, kau juga akan bernasib sama seperti
aku! Anak-anakmu akan menghabisi mu. Mereka juga akan menggulingkan kekuasaan
mu,” ujar Ouranos kepada Kronos sang Titan.
Tanpa pikir panjang, Kronos memotong alat kelamin Ouranos.
Ouranos menjerit kesakitan, sementara Gaea tertawa layaknya hilang akal. Kronos
lalu mencincang-cincang tubuh Ouranos, memotongnya menjadi kecil-kecil. Kronos memastikan
agar Ouranos tak akan pernah lagi hadir dalam perwujudan fisik.
Darah Ouranos bertebaran di mana-mana. Tidak hanya
dari tubuhnya, tetapi juga dari langit. Seperti hujan, darah Ouranos yang
berwarna emas – ichor, darah kaum
abadi – bertumpahan di mana-mana. Jasad Ouranos yang sudah tercincang-cincang
dibuang oleh Kronos ke laut.
Dengan begitu, berakhir sudah masa kepemimpinan
Ouranos atas kosmos. Kini, Kronos menggantikan sang Ayah sebagai penguasa
dunia.
Gaea juga sudah puas sekali dengan kematian Ouranos.
Kini, Gaea hendak beristirahat setelah bisa mengetahui anak-anaknya dapat hidup
dalam damai. Gaea berpesan kepada Kronos agar membebaskan para Cyclops Tertua
dan Hekantonkheire dari Tartarus. Kemudian, Gaea pergi tidur untuk waktu yang
lama.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar