A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

The Tyrant's Tomb: Tentang Memilih Nasib Sendiri dan Perjuangan Mempertahankan Rumah

Identitas Buku

Judul

:

The Trials of Apollo #4: The Tyrant’s Tomb

Penulis

:

Rick Riordan

Penerbit

:

Disney Hyperion

Tahun terbit

:

2019

Cetakan

:

I

Tebal

:

480 halaman

Harga

:

Rp252.000,- (paperback), Rp315.000,- (hardcover)

ISBN

:

9781484780664

Genre

:

Fantasi urban, high fantasy, mitologis, petualangan, drama komedi, coming of age

 

Tentang Penulis

Rick Riordan adalah seorang penulis #1 New York Times Best-Selling di Amerika Serikat. Dia terkenal dengan serial best-seller-nya, yaitu Percy Jackson and the Olympians yang bertemakan mitologi Yunani yang digabungkan dengan peradaban modern. Dia kemudian melanjutkan serial ini dengan melahirkan dua serial baru yaitu The Heroes of Olympus dan The Trials of Apollo.

Di samping dua serial tersebut, Rick Riordan juga menulis beberapa serial best-seller lainnya: The Kane Chronicles yang yang mengombinasikan mitologi Mesir dan peradaban modern serta Magnus Chase and the Gods of Asgard yang mengombinasikan mitologi Nordik dan peradaban modern. Keunikan dari setiap novelnya adalah mereka semua terjadi di satu universe, meskipun berdasarkan pada mitologi yang berbeda-beda.

Karya-karya hebat Rick Riordan tersebut semuanya sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk di Indonesia. Karya terbarunya adalah The Daughter of the Deep.

Sekarang ini, Rick Riordan tinggal di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat bersama istri dan kedua putranya.  Jika kalian ingin mengenalnya lebih dekat, kalian bisa melihatnya di www.rickriordan.com atau follow twitternya di @camphalfblood.

 

Sinopsis

Lester Papadopoulos a.k.a
Apollo
Apollo, yang dahulu salah satu Dewa Olympus, sekarang hanyalah manusia biasa dengan nama Lester Papadopoulos. Bersama majikan demigodnya[1], Meg McCaffrey si Putri Demeter, dia harus membebaskan oracle-oracle kuno dari kuasa tiga kaisar-dewa jahat yang tergabung dalam organisasi bernama Triumvirate Holdings. Sudah banyak tantangan mereka lewati, termasuk kemenangan gemilang dan tragedi perih.

Namun, misi mereka belum selesai. Mereka harus melanjutkan petualangan ke Perkemahan Jupiter.[2] Mereka harus menolong teman-teman demigod Romawi mereka di sana untuk bertahan melawan serangan dari kaisar Triumvirate Holding. Akan tetapi, Perkemahan Jupiter sedang tidak dalam keadaan terbaiknya. Mereka membutuhkan bantuan Apollo.

Di sisi lain, para kaisar telah membentuk aliansi dengan sosok raja Romawi yang sangat buruk—lebih buruk daripada para kaisar, bahkan. Di samping itu, Apollo harus membebaskan dewa tak bersuara—siapapun dewa itu—dengan bantuan Putri Bellona demi memulihkan jalur komunikasi para demigod. Dapatkah Apollo berhasil dan Perkemahan Jupiter bertahan?


 Kelebihan

Hal pertama yang menarik dari buku The Tyrant’s Tomb adalah (lagi-lagi) perkembangan karakter Apollo. Perkembangan karakternya bukan lagi soal dia menjadi lebih manusiawi—itu sudah terlihat di buku-buku sebelumnya. Perkembangan karakter yang terasa ialah bahwa Apollo sebagai Lester Papadopoulos juga bisa jatuh cinta. Ah, dia menggemaskan sekali, benar-benar seperti remaja labil.

Kemudian, perkembangan hubungannya dengan Meg juga jadi lebih menarik. Oh iya, sekadar informasi ya, Apollo bukan jatuh cinta pada Meg. Dan aku senang karena Rick Riordan memperjelas itu di buku ini, karena memang aku tidak setuju kalau hubungan Apollo dan Meg sampai menjadi romantis. Setidaknya, mereka berdua sudah dapat menunjukkan kepedulian terhadap satu sama lain.

Lavinia Asimov,
Putri Terpsichore, Dewi Tarian
Omong-omong, ada tokoh baru loh di buku ini, yaitu (spoiler alert) Lavinia Asimov, Putri Terpsichore sang Dewi Muse Tarian. Karakter dia unik banget untuk seorang demigod Romawi yang biasanya disiplin. Dia begitu easy-going dan santai. Di sisi lain, dia juga bisa serius dan pengertian. Di dalam buku ini, segala sisi karakternya diperlihatkan dengan baik sehingga menjadikannya tokoh baru yang menarik.

Berikutnya, kalau di The Burning Maze, adegan pertarungannya terlalu sedikit dan agak mengecewakan, Rick Riordan telah menebusnya di The Tyrant’s Tomb. Buku ini memang tentang pertarungan mempertahankan Perkemahan Jupiter, dan suasana gentingnya pertarungan itu terasa banget. Kemudian, bagian pertarungannya, Pertarungan Teluk San Francisco, itu epik, keren, dan mendebarkan. Terutama bagian ketika (spoiler alert) Frank dan Apollo bertarung melawan kedua kaisar jahat.

Hal lainnya yang menarik dari The Tyrant’s Tomb adalah kehadiran si Dewa Tak Bersuara. (Spoiler alert) dewa tersebut bukanlah dewa Yunani maupun Romawi, melainkan dewa dari panteon[3] Ptolemaik. Itu adalah hal baru bagi serial ini. Sebelumnya, dewa Ptolemaik pernah muncul di cross-over story berjudul The Staff of Serapis (2014), tetapi belum pernah dewa Ptolemaik muncul di serial utama.

Oh iya, (spoiler alert) ketika Apollo, Meg, dan Reyna hendak menemui sang Dewa Tak Bersuara itu, ada dialog yang menarik.

Meg snorted, “It can’t be that easy to make a new god.”

“Never underestimate the power of thousands of human minds all believing the same thing. They can remake reality. Sometimes for better, sometimes not,” said Apollo.

Dialog tersebut menarik banget karena secara implisit menjelaskan tentang realitas fiksi dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia memang sangat dipenuhi fiksi, seperti negara, uang, dan hukum, termasuk kepercayaan.

Frank Zhang, Putra Dewa
Perang Mars dan Keturunan
Dewa Laut Poseidon
Terakhir, hal yang kusuka dari buku ini ada di bagian akhirnya, yakni perkembangan karakter Frank dan Reyna. Perkembangan karakternya Frank membuatku merasa bangga padanya. Dia bukan lagi si kikuk yang insecure. Dia adalah seorang praetor, seorang pemimpin Legiun Romawi. Aku bangga sekali pada keberaniannya ketika mengatakan, “If I’m going to burn, I might as well burn bright. This is for Jason.” Aku bahkan merinding membaca kalimat itu. Ditambah lagi, pada akhirnya dia dapat menentukan nasibnya sendiri. Aku senang sekali untuknya.

Kemudian untuk Reyna Avila Ramírez-Arellano si Putri Bellona, aku sangat bangga karena pada akhirnya dia juga dapat menentukan nasibnya sendiri. Selama ini, dia selalu menjadi sad girl, karena semua laki-laki yang disukainya malah menyukai perempuan lain. Selalu ada tekanan agar dia memiliki laki-laki sebagai pasangannya. Namun, pada akhirnya dia dapat melepaskan dirinya dari tekanan itu. Dia sadar bahwa dia tidak benar-benar ingin memiliki pasangan. Dan bahwa sebagai seorang perempuan, dia akan baik-baik saja tanpa laki-laki sebagai pendampingnya. Maka, (spoiler alert) saat dia memutuskan untuk menjadi Pemburu Artemis[4], itu adalah sebuah puncak perkembangan karakternya. Itu sangat membanggakan bagiku.

 

Kelemahan

Ini adalah hal yang aku rasa agak mengganggu dari buku ini: Apollo tidur melulu. Entah ada berapa banyak adegan Apollo tidur di buku ini. Itu membuat sekuens di buku ini tidak sepadat buku-buku sebelumnya, terutama The Burning Maze. Kalau kita tengok kembali The Burning Maze, alur ceritanya itu padat sekali dan seperti tak ada jeda istirahat; tetapi di The Tyrant’s Tomb masih ada (cukup banyak) bagian-bagian yang terbilang agak santai, seperti waktu Apollo tidur.

Reyna Ramirez-Arellano,
Putri Bellona, Dewi Perang
Kemudian, aku kecewa sekali karena ternyata porsi cerita Reyna tidak sebanyak itu. Padahal, sejak disebutkan dalam ramalan dari Sibyl[5] Erythraea bahwa Apollo akan membutuhkan bantuan Reyna, aku pikir Reyna akan memperoleh porsi cerita yang banyak. Akan tetapi, rupanya Reyna hanya banyak berperan di akhir-akhir cerita. Karena hal itu, aku merasa perkembangan karakternya di akhir agak terlalu tiba-tiba—tetapi untungnya perkembangan karakternya itu paid-off.

Selanjutnya, yang aku rasa agak mengecewakan adalah Sibyl Cumae, yang menjadi oracle utama di buku ini, tidak terlalu dibahas. Berbeda sekali dengan ketiga buku sebelumnya yang sangat menekankan peran sang oracle dalam cerita, Oracle Cumae dalam buku ini seperti terlupakan karena cerita sudah fokus pada Pertarungan Teluk San Francisco.

Terakhir, ada beberapa kekeliriuan yang aku temukan dalam menuliskan nama di buku ini. Misal, Rick Riordan menulis Pranjal sebagai Putra Asclepius, bukannya Aesculapius yang merupakan wujud Romawinya. Kemudian, dia juga salah menulis Reyna pernah tinggal di Pulau Calypso, padahal seharusnya Pulau Circe.

               

Kesimpulan

The Tyrant’s Tomb adalah buku yang memiliki adegan pertarungan yang sangat epik dan mendebarkan. Rick Riordan telah menebus kekurangannya di buku sebelumnya dengan menuliskan Pertarungan Teluk San Francisco untuk pembaca setianya. Di samping itu, tokoh-tokoh di buku ini sangat membanggakan, seperti Apollo yang juga bisa jatuh cinta, Frank yang menjadi pemberani, dan Reyna yang berhasil melepaskan dirinya dari tekanan ekspektasi orang-orang. Akan tetapi, sekuens di buku ini tidak sepadat buku-buku sebelumnya. Oracle Cumae yang menjadi oracle utama buku ini juga tak banyak dibahas. Oleh karena itu, aku memberikan skor 8,3/10 untuk buku ini.

Sebelumnya (The Burning Maze)

Selanjutnya (The Tower of Nero)

***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 

[1] Demigod adalah manusia setengah dewa. Mereka terlahir dari satu orang tua manusia dan satunya lagi dewa/dewi.

[2] Perkemahan Jupiter adalah perkemahan tempat demigod-demigod Romawi tinggal dan berlindung.

[3] Dewa-dewa suatu bangsa, terutama dewa yang diakui secara resmi (sumber: KBBI).

[4] Pemburu Artemis adalah gadis-gadis (entah itu manusia, dewi, demigod, atau nymph) yang telah bersumpah setia untuk Dewi Artemis/Diana untuk bergabung dalam Perburuannya dan menolak cinta selama mereka hidup (sumber: Rick Riordan wiki).

[5] Sibyl adalah perempuan dari Yunani kuno yang dipercayai sebagai oracle (sumber: Wikipedia). 

Komentar