Identitas Buku
Judul
|
:
|
The Trials of Apollo #2: The Dark Prophecy
|
Penulis
|
:
|
Rick Riordan
|
Penerbit
|
:
|
Disney Hyperion
|
Tahun terbit
|
:
|
2017
|
Cetakan
|
:
|
I
|
Tebal
|
:
|
414 halaman
|
Harga
|
:
|
Rp162.000,- (paperback), Rp573.000,- (hardcover)
|
ISBN
|
:
|
9781368006125
|
Genre
|
:
|
Fantasi urban, high fantasy,
mitologis,
petualangan, drama komedi, coming of age
|
Tentang Penulis
Rick Riordan adalah seorang penulis #1 New York Times Best-Selling di Amerika Serikat. Dia terkenal dengan serial best-seller-nya, yaitu Percy Jackson and the Olympians yang bertemakan mitologi Yunani yang digabungkan dengan peradaban modern. Dia kemudian melanjutkan serial ini dengan melahirkan dua serial baru yaitu The Heroes of Olympus dan The Trials of Apollo.
Di samping dua serial tersebut, Rick Riordan juga menulis beberapa serial best-seller lainnya: The Kane Chronicles yang yang mengombinasikan mitologi Mesir dan peradaban modern serta Magnus Chase and the Gods of Asgard yang mengombinasikan mitologi Nordik dan peradaban modern. Keunikan dari setiap novelnya adalah mereka semua terjadi di satu universe, meskipun berdasarkan pada mitologi yang berbeda-beda.
Karya-karya hebat Rick Riordan tersebut semuanya sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk di Indonesia. Karya terbarunya adalah The Daughter of the Deep.
Sekarang ini, Rick Riordan tinggal di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat bersama istri dan kedua putranya. Jika kalian ingin mengenalnya lebih dekat, kalian bisa melihatnya di www.rickriordan.com atau follow twitternya di @camphalfblood.
Sinopsis
 |
Lester Papadopoulos (a.k.a Apollo) |
Apollo,
seorang yang dulunya Dewa Olympus, kini harus menjalani hukuman dengan menjadi
manusia fana bernama Lester Papadopoulos. Dia habis dikhianati oleh teman,
sekaligus majikan demigod-nya,
Meg McCaffrey sang Putri Demeter. Namun, ke mana Meg pergi setelah
mengkhianatinya di Perkemahan Blasteran?
Bagaimanapun, Apollo tetap harus pergi dalam misi untuk memulihkan kembali
oracle-oracle kuno dari tangan tiga kaisar-dewa Romawi yang tergabung dalam
Triumvirate Holding.
Bersama
Leo Valdez sang Putra Hephaestus yang jagi mengutak-atik mesin serta Calypso
sang penyihir yang telah kehilangan keabadian dan kemampuan sihirnya, Apollo
pergi ke Indianapolis untuk menemukan kembali oracle paling berbahaya sejak
zaman kuno. Akan tetapi, dia harus berhadapan dengan orang-orang yang dia
pernah kecewakan dahulu. Dia harus berhadapan dengan hantu anaknya yang menjadi
roh oracle. Dia juga harus berhadapan dengan kekasihnya dulu yang dibunuhnya. Ya,
semua orang punya dendam besar kepada Apollo. Akankah Apollo berhasil selamat
dalam misinya kali ini?
Kelebihan
The Dark Prophecy merupakan
buku kedua dari serial The Trials of
Apollo. Kalau dibandingkan dengan buku pertamanya (The Hidden Oracle, (2016)), pembaca dapat merasakan perkembangan
karakter Apollo yang lebih baik lagi di buku ini. Kalian bisa merasakannya dari
cara Apollo menarasikan cerita. Dia tidak senarsis dirinya di The Hidden Oracle. Dia tampak memikirkan
nasib orang lain yang kesusahan. Bahkan, (spoiler
alert) beberpaa kali dia
mengungkapkan bahwa dia rela mengorbankan dirinya demi orang lain. Itu sebuah
progres!
 |
Calypso |
Yang
menarik lagi ialah (spoiler alert) Apollo
bertemu dengan Calypso, Hemithea alias Emmie, dan Josephine alias Jo. Calypso,
Emmie, dan Jo adalah tiga perempuan yang dulunya hidup abadi, tetapi mereka
melepas keabadian mereka. Tidak seperti Apollo yang keabadiannya dicabut paksa,
mereka bertiga sukarela melepaskan keabadian mereka karena memilih untuk
menjalani hidup yang berbeda. Itu sesuatu yang menarik sekali karena ketiga
perempuan tersebut membuat Apollo mempertanyakan kembali arti keabadiannya.
Apakah keabadian seberharga itu? Mengapa Calypso, Emmie, dan Jo bisa memilih
hidup fana ketimbang hidup abadi?
Selain
itu, dalam buku ini juga ada pembelajaran lain, seperti tentang keluarga. Buku
ini menunjukkan bahwa saudara harus saling membantu, seperti Artemis dan Apollo
serta Agamethus dan Trophonius. Kemudian, Emmie dan Jo sebagai tuan rumah Waystation (tempat persembunyian rahasia milih
Dewi Artemis) pun tampak menyatukan orang-orang yang berlindung di sana dengan
memperlakukan mereka sebagai keluarga.
 |
Lityerses, Putra Midas |
Di
samping itu, buku ini juga mengajari arti kesempatan kedua. (Spoiler alert) itu terlihat ketika
Apollo, Emmie, dan Jo menerima Lityerses sebagai bagian dari mereka, padahal
Lityerses tadinya bagian dari Triumvirate Holding. Aku suka sekali quote dari Meg, “Everything alive deserves a chance to grow.” Quote tersebutlah
yang membuat Apollo memberikan kesempatan kedua untuk Lityerses.
Oh
iya, kalian tidak usah khawatir soal Meg karena dia muncul di buku ini untuk
membantu Apollo. Meg sendiri menunjukkan perkembangan yang menarik. Di The Dark Prophecy, (spoiler alert) karakter Meg dieksplorasi lebih jauh dengan sedikit
memperlihatkan masa lalunya saat dia anak-anak. Aku harap di buku selanjutnya
itu dibahas lebih dalam lagi.
Biarpun
ada banyak hal-hal sentimental dalam buku ini, The Dark Prophecy tetap menyajikan komedi yang lucu. Hanya saja,
aku merasa komedi di The Dark Prophecy
lebih subtle, tidak menjadi poin
utama dari cerita ini. (Spoiler alert)
salah satu bagian lucu kesukaanku adalah ketika Apollo dan Calypso sedang
mengalihkan perhatian para blemmyae (manusia tanpa kepala) dengan Apollo
menceritakan nasibnya yang menjadi manusia. Berkali-kali Calypso menimpali
cerita Apollo dengan mengatakan “Lester,
the worst of the teens.”
Kemudian,
jika dibandingkan dengan buku sebelumnya, The
Dark Prophecy menyuguhkan cerita petualangan yang lebih seru. Intro cerita
tidak terlalu banyak dan langsung masuk ke misi. Apalagi dengan tenggat waktu
yang sempit, petualangan Apollo terasa padat sekali. Akan tetapi, ada yang
kurang aku suka dari pola alur cerita petualangannya, yang akan kubahas nanti.
 |
Britomartis, Dewi Jaring Berburu dan Memancing |
Hal
menarik lainnya dari buku ini ialah kemunculan tokoh-tokoh baru dari mitologi
Yunani dan Romawi. Sebelumnya, aku telah menyinggung ada Hemithea, Trophonius,
dan Agamethus. Namun, yang lebih menarik bagiku adalah (spoiler alert) kemunculan Britomartis, Dewi Jaring Berburu dan
Memancing. Kemudian untuk makhluk-makhluk mitologi Romawinya, ada beberapa
monster baru yang berasal dari kisah-kisah Romawi kuno.
Selain
itu, aku juga tertarik sekali pada oracle yang menjadi pusat cerita buku ini, (spoiler alert) yakni Oracle Trophonius. Aku
baru pertama kali mendengar tentang oracle tersebut dan ternyata Oracle
Trophonius ada hubungannya dengan Titan Mnemosyne, Titan Memori. Namun, sayangnya
sang Titan tidak muncul sebagaimana Titan Rhea muncul di The Hidden Oracle.
Kelemahan
Seperti
yang sudah kusinggung sebelumnya, aku kurang suka dengan pola alur
petualangannya. Memang petualangannya lebih seru daripada yang di The Hidden Oracle, tetapi petualangan
dalam buku ini memiliki pola yang repetitif. (Spoiler alert) pertama, Apollo harus menyelamatkan A; kemudian,
Apollo harus menyelamatkan B; dan begitu terus hingga cerita berakhir. Tidak
ada kejutan dalam alurnya.
Ditambah
lagi, petualangan kali ini kekurangan adegan pertarungan. Petualangan Apollo di
The Dark Prophecy lebih banyak
tentang menyelamatkan orang, sehingga misinya berupa penyusupan. Mungkin,
itulah sebabnya adegan pertarungannya sedikit. Namun, aku agak kecewa karena babak
akhirnya pun tidak diselesaikan dengan pertarungan yang seru, seperti waktu Apollo
bersama anak-anak Perkemahan Blasteran bertarung melawan Colossus Nero di buku The Hidden Oracle. Memang puncak cerita
petualangan tidak harus selalu berupa pertarungan, tetapi di buku ini sudah
dikatakan bahwa sang kaisar-dewa di Indianapolis ingin menyerang Waystation,
yang aku yakin itu pertarungan yang epik.
 |
Peaches, si Karpos |
Oh
iya, ada satu bagian yang aku rasa aneh, (spoiler
alert) yaitu ketika para karpoi anak buah Meg mengantar Apollo dan Meg
kembali ke Waystation. Aku tidak mengerti caranya tiga roh buah perish bisa
mengendarai mobil. Rick Riordan mungkin ingin menjadikan itu lelucon, tetapi
aku malah melihatnya dia seperti malas dan kebingungan mau menulis apa.
Terakhir,
aku merasa karakter Leo dan Calypso kurang dieksplorasi. Kalau Leo mungkin
sudah banyak dibahas di serial sebelumnya (The
Heroes of Olympus), tetapi Calypso ini potensial banget untuk dibahas lebih
lanjut. Akan tetapi, mereka tidak mendapat banyak sorotan dalam cerita ini;
malah lebih banyak spotlight untuk
Emmie dan Jo.
Kesimpulan
The Dark Prophecy adalah
cerita petualangan yang mengandung berbagai pembelajaran, mulai dari arti hidup
fana, keluarga, sampai kesempatan kedua. Di dalam buku ini, pembaca bisa meraskan
perkembangan karakter Apollo yang mengesankan. Kemudian, biarpun porsi
petualangannya lebih banyak, polanya agak terlalu repetitif. Pertarungannya pun
kurang banyak. Meskipun begitu, kemunculan Emmie, Jo, Britomartis, Agamethus,
dan Trophonius membawa warna tersendiri untuk ceritanya. Aku memberikan skor 8,1/10
untuk buku ini.
Sebelumnya (The Hidden Oracle)
Selanjutnya (The Burning Maze)
***
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Perkemahan
Blasateran adalah perkemahan tempat demigod-demigod Yunani tinggal dan
berlindung.
Komentar
Posting Komentar