Identitas
Buku
Judul
|
:
|
Selena
|
Penulis
|
:
|
Tere
Liye
|
Co-author
|
:
|
Diena
Yashinta
|
Penerbit
|
:
|
PT
Gramedia Pustaka Utama
|
Tahun
terbit
|
:
|
2020
|
Cetakan
|
:
|
II
|
Tebal
|
:
|
368
halaman
|
Harga
|
:
|
Rp90.000,-
|
ISBN
|
:
|
9786020639512
|
Genre
|
:
|
Petualangan, fantasi ilmiah, isekai, coming of age
|
Tentang
Penulis
Tere Liye adalah seorang penulis novel ternama dari
Indonesia. Dia lahir di pedalaman Sumatera pada tanggal 21 Mei 1979. Dia adalah
lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tere
Liye sudah menciptakan banyak karya bestseller,
seperti Hafalan Shalat Delisa (2005),
Moga Bunda Disayang Allah (2005), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010),
dan Pulang (2015). Novel Selena sendiri adalah novel kedelapan dari serial Petualangan Dunia Paralel, menyusul Bumi (2014), Bulan
(2015), Matahari (2016), Bintang (2017), Ceros dan Batozar (2018), Komet
(2018), dan Komet Minor (2019).
Sinopsis
Anak perempuan itu bernama Selena. Dia adalah
gadis miskin yang lahir di Distrik Sabit Enam, Klan Bulan. Oleh karena miskin,
dia tidak tumbuh dengan baik. Belum cukup malang nasibnya, kedua orang tuanya
meninggal pula ketika dia masih kecil. Lantas, dia harus pindah ke Kota Tishri,
ibu kota Klan Bulan.
Di Kota Tishri, Selena hidup dengan pamannya,
Paman Raf, dan istrinya, Bibi Leh, beserta keluarga mereka. Selena juga bekerja
di perusahaan kontraktor pamannya itu. Barulah sejak itu, Selena melihat banyak
kemungkinan yang bisa dia dilakukan dalam hidupnya. Dia menemukan apa yang dia
sukai dan apa yang ingin dia lakukan. Dia bercita-cita untuk kuliah di kampus
terbaik di seluruh Klan Bulan, yaitu Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT).
Setelah melalui semua tahap seleksi dan tantangan
lainnya, Selena akhirnya bisa masuk ABTT. Di sanalah dia bertemu dengan dua
sahabat terbaiknya, Mata dan Tazk. Bersama kedua sahabatnya itu, Selena menjalani
kehidupan kuliahnya dan petualangan seru tak terduga lainnya.
Kelebihan
Novel Selena
karya Tere Liye merupakan buku kedelapan dari seri buku “Petualangan Dunia
Paralel.” Berbeda dengan ketujuh buku sebelumnya yang menceritakan petualangan
Raib, Seli dan Ali di dunia-dunia paralel, buku ini menceritakan perjalanan hidup
Miss Selena alias Miss Keriting, guru matematika mereka. Maka dari itu, ide
ceritanya begitu fresh bagi pembaca
yang sudah lama mengikuti serial novel ini.
Di dalam buku ini, kita melihat perjalanan hidup
Miss Selena mulai dari dia kecil dan hidup di Distrik Sabit Enam sampai tahun
pertamanya di ABTT. Vibes ceritanya
pun berubah dibandingkan buku-buku sebelumnya yang kental unsur genre
petualangan. Di Selena, ceritanya
juga kental dengan unsur genre coming of
age yang menceritakan perjalanan hidup tokoh utamanya sejak kecil hingga
dewasa. Sensasinya serupa dengan membaca serial Supernova karya Dee Lestasi.
Kita kedapatan trio sahabat baru di buku ini,
yakni Selena, Mata, dan Tazk. Kehadiran dua tokoh utama lainnya itu juga
menjadi daya tarik novel Selena.
Walaupun formasi tokoh utamanya masih sama: tiga sahabat yang terdiri atas dua
perempuan dan satu laki-laki, karakter mereka berbeda sama sekali dari trio
Raib, Seli, dan Ali. Ada Selena yang kompetitif dan selalu ingin belajar, Mata
yang ramah dan penuh kejutan, dan Tazk yang berkarisma dan bertanggung jawab. Ketiganya
membuat cerita petualangan yang berbeda daripada Raib, Seli, dan Ali.
Selain itu, yang menjadi highlight cerita juga berbeda daripada novel-novel sebelumnya. Di Selena, cerita berfokus pada kehidupan
perkuliahan Selena, Mata, dan Tazk. Di novel ini, kita akan berkenalan dengan
kampus ABTT, sistem perkuliahannya, dan mata kuliahnya. Nama-nama mata
kuliahnya pun unik loh, seperti mata kuliah matematika yang bernama “Bilangan,
Struktur, Ruang, dan Perubahan” dan mata kuliah sejarah yang bernama “Sejarah
dan Catatan Lama.”
Itu membuatku teringat pada cerita “Harry Potter and the Philosopher’s Stone” yang
memperkenalkan sekolah sihir Hogwarts. Bedanya ialah keajaiban di Hogwarts
berasal dari ilmu sihir, sedangkan keajaiban di ABTT berasal dari kecanggihan
teknologi Klan Bulan. Walaupun kampusnya berteknologi canggih, kehidupan para
mahasiswa ABTT terasa cukup relatable dengan
kehidupan anak sekolah dan mahasiswa pada umumnya di Indonesia.
Novel Selena
juga memperlihatkan tempat-tempat Klan Bulan lainnya selain ABTT, seperti
Distrik Sabit Enam dan Kota Tishri. Sebetulnya, Kota Tishri sudah pernah
diperlihatkan di novel “Bumi”, tetapi buku ini memperlihatkan kota tersebut
dari perspektif lain, yakni perspektif warga biasa, bukan kaum berpunya,
seperti keluarganya Paman Raf dan Bibi Leh. Kemudian, keadaan Distrik Sabit
Enam pun menunjukkan bahwa di Klan Bulan yang teknologinya canggih dan
peradabannya maju masih terdapat daerah-daerah miskin yang tertinggal. Rupanya,
Klan Bulan pun masih berhadapan dengan kesenjangan sosial-ekonomi.
Yang lebih menarik ialah bahwa Selena berasal
dari daerah miskin tersebut. Dalam buku ini, kita mengetahui bahwa Selena itu
adalah gadis yang penuh potensi dan memiliki semangat belajar. Namun, di masa
kecilnya dia hidup miskin dan tidak tumbuh dengan baik sehingga membuat
perkembangan dirinya terlambat. Hal tersebut sebenarnya mencerminkan realitas
di dunia kita bahwa banyak anak yang penuh potensi tapi tidak bisa mengembangkannya
karena hidup miskin. Secara tersirat, buku ini memperlihatkan apa jadinya nasib
anak-anak tersebut jika mendapatkan kesempatan untuk hidup yang lebih baik
seperti Selena.
Kelemahan
Seperti yang sudah aku bilang di atas, Selena memiliki vibes yang serupa dengan “Harry
Potter and the Philosopher’s Stone”—buku ini tidak hanya menceritakan
kehidupan kuliah Selena, tetapi juga (spoiler
alert) petualangan Selena menjalankan
misi dari Tamus (musuhnya Raib, Seli, dan Ali di novel “Bumi”). Akan tetapi,
bagian tersebut rasanya tidak mendapat perhatian dalam cerita. Padahal, itu
penting karena akan terhubung dengan buku selanjutnya, yaitu “Nebula.”
Ketika Selena harus mengumpulkan beberapa item yang diminta Tamus, bagian tersebut
terasa mudah dan selesai begitu saja. Rasanya tidak ada tantangan yang berarti.
Hasilnya, klimaks akhir cerita menjadi tidak begitu terasa. Sebaliknya, cerita
menjadi terasa sangat menggantung dan nanggung.
Kesimpulan
Novel Selena merupakan
buku kedelapan dari rangkaian seri “Petualangan Dunia Paralel” karya Tere Liye.
Namun, buku ini merupakan awal dari petualangan baru sebab petualangan Raib,
Seli, dan Ali melawan Si Tanpa Mahkota telah usai di buku “Komet Minor.”
Berbeda sekali dari buku-buku sebelumnya, Selena menceritakan kehidupan
perkuliahan Miss Selena sebagai inti cerita. Dalam buku ini, kita melihat
perjalanan hidup Miss Selena sejak kecil hingga berkuliah di ABTT. Kita dapat
melihat bagaimana Miss Selena yang sudah kita kenal menjadi Miss Selena yang seperti
itu. Kita juga mendapat kesempatan berjumpa dengan dua sahabat terbaiknya Miss
Selena, yakni Mata dan Tazk. Namun, sayangnya klimaks cerita buku ini terasa
nanggung. Maka dari itu, untuk skor, aku memberinya 7,5/10.
Sebelumnya (Komet Minor)
Selajutnya (Nebula)
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar