Dua Hati Biru: Sebuah Sekuel yang Lebih Dewasa dan Mendidik (Cocok Ditonton Pasangan yang Ingin Menikah)

Identitas Film Judul : Dua Hati Biru Sutradara : Dinna Jasanti, Gina S. Noer Produser : Chand Parwez Servia, Gina S. Noer, Riza, Sigit Pratama Tanggal rilis : 17 April 2024 Rumah produksi : Starvision, Wahana Kreator Penulis naskah : Gina S. Noer Durasi tayang : 1 jam 46 menit Pemeran : Angga Yunanda, Aisha Nurra Datau, Farrell Rafisqy, Cut Mini Theo, Arswendy Bening Swara, Lulu Tobing, Keanu AGL, Maisha Kanna Genre : Drama keluarga, romantis   Sinopsis Setelah empat tahun berkuliah dan bekerja di Korea, Dara (Aisha Nurra Datau) kembali ke Indonesia demi bisa tinggal bersama suaminya, Bima (Angga Yunanda), dan putranya yang masih kecil, Adam (Farrell Rafisqy). Namun, kedatang

The Creeping Shadow: Penuh Kejutan, Hantu Berbahaya, dan Misteri Tak Terduga—Buku Terbaik dari Serial Lockwood & Co.

Identitas Buku

Judul

:

Lockwood & Co. #4: The Creeping Shadow (Bayangan Mengendap)

Penulis

:

Jonathan Stroud

Penerjemah

:

Poppy D. Chusfani

Penerbit

:

PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit

:

2017 (versi orisinal bahasa Inggrisnya terbit pada 2016)

Cetakan

:

I

Tebal

:

496 halaman

Harga

:

Rp83.500

ISBN

:

9786020351353

Genre

:

Horor supranatural, detektif okultisme, drama prosedural, action, petualangan, young adult

 

Tentang Penulis

Jonathan Anthony Stroud lahir di Bedford, Inggris pada pada 27 Oktober 1970, dan tumbuh besar di St. Albans. Sejak kecil, Jonathan Stroud senang membaca, menggambar, dan menulis cerita. Di usia 7–9 tahun dia sering sakit sehingga dia banyak menghabiskan waktu di rumah sakit atau di tempat tidurnya. Untuk menghilangkan kebosanan, dia menenggelamkan diri dalam buku-buku dan cerita-cerita.

Setelah lulus kuliah sastra Inggris di Unviesitas York, Jonathan Stroud bekerja sebagai editor di toko buku The Walker. Kemudian, dia mulai menulis karyanya sendiri dan menerbitkannya, dan langsung menjadi populer. Di awal karier menulisnya, Jonathan Stroud banyak menulis cerita anak-anak. Kemudian, dia pun mulai proyek buku trilogi Bartimeus-nya, yang menjadi karyanya yang paling laris.

Pada tahun 2012, Jonathan Stroud mengumumkan proyek teraburnya, yaitu serial Lockwood & Co. Buku pertama dalam serial tersebut, The Screaming Staircase langsung mendapatkan pujian dari pembaca. Bahkan, Rick Riordan, penulis serial Percy Jackson & the Olympians, menyebutnya jenius. Kini, Jonathan Stroud tinggal di St. Albans bersama istri dan kedua anaknya. Karya terbarunya adalah serial novel Scarlett and Browne yang saat ini sudah terdiri atas dua buku.

 

Sinopsis

Setelah meninggalkan Lockwood & Co., Lucy menjadi operatif lepas yang bekerja kepada agensi-agensi manapun yang ingin menyewakan jasanya. Hari-harinya tak lagi seseru dulu. Dia merindukan Portland Row No. 35; dia merindukan Lockwood dan George, dan bahkan Holly. Meskipun si Tengkorak ikut dengannya, dan hanya dialah satu-satunya teman bicaranya, Lucy tetap merasa kesepian. Akan tetapi, semua demi kebaikan dirinya dan teman-temannya.

Sampai suatu hari Lockwood mengetuk pintu apartemennya. Lockwood bilang dia membutuhkan Lucy untuk suatu pekerjaan penting dari Penelope Fittes, pimpinan tertinggi agensi Fittes yang besar. Lockwood membutuhkan seorang Pendengar[1] yang baik, dan tak ada lagi orang di seluruh negeri yang cocok untuk itu selain Lucy.

Akankah Lucy dan Lockwood dapat bekerja sama dengan hubungan mereka yang kini canggung? Apakah yang dibutuhkan agar Lucy mau kembali ke Lockwood & Co.? Mungkin Bayangan Mengendap misterius yang membangkitkan hantu-hantu lain di sebuah desa kecil bisa membantu. Akan tetapi, misi mereka kali ini bukanlah misi biasa karena itu akan membawa mereka lebih dekat ke kebenaran terkait Masalah.[2]

 

Kelebihan

The Creeping Shadow adalah buku terfavoritku dari keseluruhan serial Lockwood & Co. Ada banyak hal yang sangat aku suka tentang buku ini. Pertama-tama, kasus-kasusnya itu lebih oke daripada buku-buku sebelumnya. Hantu yang dihadapi Lucy, Lockwood, dan yang lain di buku ini lebih seram. Setiap hantu memiliki cerita yang mengerikan, mulai dari hantu wanita yang dulunya praktisi ilmu sihir, hantu seorang kanibal, dan penampakan massal di sebuah desa terpencil. Dua kasus yang pertama jelas seram karena itu adalah hantu-hantu dari orang yang sinting semasa hidup mereka. Sementara itu, kasus yang ketiga, hantunya memang tidak seram, tetapi suasananya seram. Coba bayangkan sebuah desa terpencil yang di setiap sudutnya, sampai ke rumah-rumah penghuninya, ada penampakan hantu, termasuk hantu penduduk yang baru saja meninggal beberapa hari lalu. Mengerikan sekali, bukan? Belum lagi sosok Bayangan Mengendap—deskripsi penampakannya sangat menyeramkan sampai aku bergidik membacanya.

Selain kasus yang berkaitan dengan hantu, ada juga kasus yang melibatkan para pedagang ilegal. (Spoiler alert) lagi-lagi kita akan bertemu dengan keluarga Winkman yang mengerikan. Keberadaan mereka membuat cerita ini kembali terasa lebih action-packed. Kalian akan merasakan sensasi mendebarkan ketika membaca buku ini. Itu membuat buku ini memiliki vibes seperti buku kedua dan ketiga sekaligus.

Dari kasus-kasus yang ada di buku ini, Jonathan Stroud telah mengembangkan semesta Lockwood & Co. dengan lebih menarik. Kita kembali melihat adanya aktivitas perdagangan ilegal, yang menyiratkan bahwa walau bos besarnya sudah ditangkap, bukan berarti pasarnya akan bubar. Di samping itu, ada juga insight tentang eksploitasi terhadap pekerja anak-anak, korupsi dan penyelewengan tugas oleh pihak berwajib, serta konspirasi oleh korporasi besar. Ada makin banyak isu gelap dalam tatanan masyarakat yang diperlihatkan Jonathan Stroud, yang menjadikan cerita ini makin seru.

Selain itu, alur ceritanya juga disajikan dengan rapih. Agak mirip dengan buku ketiganya, The Hollow Boy (2015, baca reviunya di sini), buku ini memiliki beberapa kasus, tetapi kasus-kasus ini tidak secara langsung terhubung dengan plot utamanya. Hal itu menjadi kekurangan yang aku rasakan di buku ketiga; tetapi di buku keempat, itu tidak terjadi. Meski pola alurnya serupa, cerita The Creeping Shadow terasa lebih rapih sehingga lebih enak dinikmati. Jonathan Stroud telah lebih mulus untuk mengaitkan satu kasus dengan kasus lainnya sehingga tidak terasa seperti kasus-kasus terpisah. Aku merasa tiap kasus di buku ini saling berkaitan—walau tidak secara langsung—terutama untuk menggambarkan dinamika hubungan Lucy dengan Lockwood. Dari kasus ke kasus dapat dilihat proses rekonsiliasi antara Lucy dengan Lockwood dan kawan-kawan lain.

Omong-omong soal dinamika antartokoh, aspek satu ini merupakan keunggulan dari serial ini. Di buku keempatnya, aspek tersebut memiliki permsalahannya sendiri yang sangat penting karena tim mereka terpecah. Proses rekonsiliasi antara Lucy dengan tim Lockwood & Co. yang lain menjadi suatu hal yang menarik sekali. Aku menunggu kecanggungan dan emosi meluap-luap mereka. Aku tidak bisa menyalahkan ketika George marah pada Lucy. Di sisi lain, aku justru senang karena tampaknya Lucy dan Holly malah bisa lebih akur dan menerima keberadaan satu sama lain. Namun, hubungan Lucy dan Lockwood-lah yang paling menarik perhatianku. Ada bonus: hubungan Lockwood dan Quill Kipps juga menjadi sesuatu yang menarik sekali di buku ini.

Tidak hanya itu, hubungan Lucy dengan si Tengkorak juga tak kalah menarik. Mereka makin lucu saja. Si Tengkorak jadi lebih posesif dan ocehannya juga makin asal-asalan. Dia benar-benar scene-stealer. Meskipun Lucy muak mendengarkan si Tengkorak, dia merasa kehilangan ketika (spoiler alert) si Tengkorak dicuri darinya. Itu membuat love-hate relationship di antara keduanya seru. Bahkan, bisa menyaingi Lucy dan Lockwood.

Omong-omong soal Lucy dan Lockwood, hubungan mereka membuatku geregetan sendiri. Aku menunggu-nunggu interaksi pertama mereka dan proses rekonsiliasi mereka. Tiap kali mereka beraksi berdua, selalu ada suasana yang menghangatkan hati bercampur khawatir . Aku bisa merasakan betapa Lucy merasa tak kenal takut ketika bersama Lockwood, sekaligus perasaan cemasnya terhadap Lockwood. Di buku ini, perasaan tersebut menjadi lebih kuat lagi. Kalian yang shipping Lockwood dan Lucy harus siap-siap dibuat tersipu dan senyum-senyum sendiri oleh buku ini. Bagian favoritku adalah (spoiler alert) ketika mereka bicara jujur kepada satu sama lain di tengah pusaran hantu-hantu—harus kalian baca sendiri.

Terakhir, petualangan di buku ini sangatlah tak terduga. Jalan cerita buku ini penuh kejutan dan pengungkapan informasi baru. Ada banyak hal menarik yang terjadi. (Spoiler alert) namun, petualangan mereka yang seperti film Spirited Away-lah yang paling mengejutkanku. Apa yang mereka termukan ketika itu membuatku merinding. Aku tidak akan membahas itu lebih jauh lagi karena semakin kalian tahu sedikit, semakin baik. Yang pasti, petualangan mereka ini mengantarkan mereka pada sebuah kenyataan mengejutkan mengenai Masalah.

 

Kelemahan

Sampul The Creeping Shadow
versi Amerika

Agak sulit menemukan kelemahan dari buku satu ini karena narasi Jonathan Stroud sangat kuat. Aku pribadi tidak merasakan ada kekurangan yang berarti dari buku ini, selain masalah salah ketik di sana-sini. Mungkin, akan lebih menyenangkan jika ada momen rekonsiliasi antara Lucy dan George, seperti yang terjadi antara Lucy dan Holly serta Lockwood. Hanya karena George selalu digambarkan jenaka, bukan berarti dia tidak bisa memiliki momen serius yang cukup emosional, ‘kan? Jika itu ada, mungkin dinamika antartokohnya bisa lebih menarik lagi, tetapi terutama itu akan membuat karakter George lebih terkesan berbeda.

Selain itu, mungkin aku ingin menyinggung sedikit tentang desain sampulnya ya. Seharusnya buku berseri memiliki desain sampul yang serasi untuk tiap bukunya, tetapi sampai buku keempat ini, serial Lockwood & Co. yang versi terjemahan bahasa Indonesia tidak memilikinya. Walaupun konsepnya sama, tetapi desain sampulnya berbeda semua, mulai dari font dan layout-nya—semua tidak serasi.

 

Kesimpulan

The Creeping Shadow adalah buku yang paling aku suka dari keseluruhan serial Lockwood & Co. Buku ini memiliki narasi yang sangat kuat yang tiap sekuensnya terasa sangat penting untuk menggambarkan perkembangan dinamika antartokohnya. Dengan kasus-kasus yang lebih seram, misterius, dan berbahaya, buku ini menyuguhkan petualangan mendebarkan yang mengungkapkan berbagai hal mengejutkan. Di sini, Jonathan Stroud memperdalam semesta Lockwood & Co. dengan memperlihatkan berbagai permasalahan sosial dalam masyarakat. Namun yang paling menarik adalah hubungan antartokohnya: bagaimana Lucy berdamai dengan teman-teman tim Lockwood & Co.—serta yang paling penting, hubungannya dengan Lockwood. Kalian yang mengendus romansa antara Lucy dan Lockwood harus siap-siap dibuat gemas dengan mereka. Secara umum, tidak ada kelemahan yang berarti dalam buku ini, maka aku berikan skor 9,7/10. Saran dariku: jangan membaca ini saat malam karena memang cukup bikin merinding serta siapkan teh hangat untuk menemani kalian membaca.

Sebelumnya (The Hollow Boy)

Selanjutnya (The Empty Grave)

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 


[1] Cenayang dengan kemampuan mendeteksi keberadaan hantu melalui indera pendengaran.

[2] Wabah hantu yang menyerang Inggris. 

Komentar