Dua Hati Biru: Sebuah Sekuel yang Lebih Dewasa dan Mendidik (Cocok Ditonton Pasangan yang Ingin Menikah)

Identitas Film Judul : Dua Hati Biru Sutradara : Dinna Jasanti, Gina S. Noer Produser : Chand Parwez Servia, Gina S. Noer, Riza, Sigit Pratama Tanggal rilis : 17 April 2024 Rumah produksi : Starvision, Wahana Kreator Penulis naskah : Gina S. Noer Durasi tayang : 1 jam 46 menit Pemeran : Angga Yunanda, Aisha Nurra Datau, Farrell Rafisqy, Cut Mini Theo, Arswendy Bening Swara, Lulu Tobing, Keanu AGL, Maisha Kanna Genre : Drama keluarga, romantis   Sinopsis Setelah empat tahun berkuliah dan bekerja di Korea, Dara (Aisha Nurra Datau) kembali ke Indonesia demi bisa tinggal bersama suaminya, Bima (Angga Yunanda), dan putranya yang masih kecil, Adam (Farrell Rafisqy). Namun, kedatang

A Haunting in Venice: Ketika Penyelidikan Detektif Diganggu oleh Arwah Penasaran

Identitas Film

Judul

:

A Haunting in Venice

Sutradara

:

Kenneth Branagh

Produser

:

Kenneth Branagh, Juddy Hofflund, Ridley Scott, Simon Kinberg

Tanggal rilis

:

15 September 2023

Rumah produksi

:

Kinberg Genre, The Mark Gordon Company, Scott Free Productions, Agatha Christie Limited, TSG Entertainment

Penulis naskah

:

Michael Green

Durasi tayang

:

1 jam 43 menit

Pemeran

:

Kenneth Branagh, Tina Fey, Kelly Reilly, Riccardo Scamarcio, Michelle Yeoh, Jamie Dornan, Camille Cottin, Kyle Allen, Ali Khan, Emma Laird, Jude Hill

Genre

:

Detektif, misteri, crime, thriller, horor

 

Sinopsis

Detektif Hercule Poirot (Kenneth Branagh) yang tengah menikmati masa pensiunnya di Venesia, Italia tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan teman lamanya, Ariadne Oliver (Tina Fey), seorang penulis fiksi misteri yang ternama. Ariadne meminta bantuan Detektif Poirot untuk mengecek seorang cenayang—apakah dia cenayang sungguhan atau abal-abal. Walaupun awalnya sang detektif tidak tertarik, pada akhirnya dia memberikan kesempatan untuk misteri tersebut.

Keduanya mengunjungi pesta Halloween yang diadakan oleh Nyonya Rowena Drake (Kelly Reilly). Rumah Nyonya Drake memiliki kisah legenda urban[1] yang kelam, yakni bahwa dahulu tempat itu adalah panti asuhan, lalu anak-anak yang tinggal di sana ditelantarkan sampai mati oleh dokter dan perawat yang mengurus mereka. Konon arwah anak-anak tersebut masih tinggal di sana dan ingin membalas dendam kepada setiap dokter dan perawat yang menginjakkan kaki di rumah tersebut.

Nyonya Drake sendiri tengah berkabung karena baru saja kehilangan putrinya, Alicia Drake (Rowan Robinson). Alicia tewas bunuh diri, konon karena dibuat gila oleh hantu-hantu yang bergentayangan di rumah tersebut. Oleh karena masih belum bisa melepaskan kepergian putrinya, Nyonya Drake ingin mengadakan sesi séance[2] untuk berkomunikasi dengan jiwa putrinya. Dia pun mengundang Joyce Reynolds (Michelle Yeoh), seorang cenayang terkenal—yang Ariadne ingin agar diselidiki oleh Detektif Poirot.

Akan tetapi, sesi séance bersama Joyce Reynolds malah mengungkapkan rahasia bahwa Alicia tidak bunuh diri, melainkan dibunuh dan pelakunya ada di antara orang-orang yang menghadiri sesi séance tersebut. Situasi makin memburuk ketika kematian lain terjadi di rumah itu. Detektif Poirot yakin bahwa pelakunya adalah salah satu dari mereka yang ada di rumah tersebut, tetapi segalanya terasa membingungkan, apalagi ketika dia mulai melihat hal-hal yang tak masuk akal. Sang detektif harus bergerak cepat mengungkap misteri ini sebelum sang pelaku membunuh lebih banyak nyawa tak bersalah.


Kelebihan

Film A Haunting in Venice adalah film ketiganya Detektif Hercule Poirot. Dua film sebelumnya adalah Murder on the Orient Express (2017) dan Death on the Nile (2022, baca reviunya di sini). Film ini juga merupakan adaptasi dari buku karya penulis cerita misteri ternama, Agatha Christie, yang berjudul Hallowe’en Party. Kalau kalian ingin menonton film ini, kalian tidak harus menonton dua film sebelumnya kok, karena kasus pada tiap film berdiri sendiri.

Pada film sebelumnya, Death on the Nile, Kenneth Branagh—pemeran Detektif Poirot sekaligus sutradara dan produser filmnya—memadukan elemen genre film detektif dengan genre romansa tragis. Pada film kali ini, Kenneth Branagh memadukan genre film detektif dengan genre horor supranatural. Itu merupakan sebuah perpaduan genre yang cukup umum sebenarnya, tetapi eksekusinya pada film ini terasa menarik dan membuat penasaran.

Latar tempat, waktu, dan suasana dirancang sedemikian rupa supaya seperti film horor. Kemudian, ada beberapa adegan jump scare dengan efek suara yang mengagetkan. Beberapa kali pula muncul penampakan yang membuatku bingung ini sungguhan atau tidak. Sentuhan horor tersebut menjadikan kasus pada film ini terasa membingungkan, membuat bergidik, dan membuat penasaran.

Selain itu, sentuhan horor ini juga “menguji” kepercayaan sang Detektif Poirot. Sebagai sosok detektif, dia sangat mengandalkan logika dan bukti. Dia sama sekali tidak percaya pada hal supranatural. Namun, kasus ini mendesaknya untuk percaya. Ada kebetulan-kebetulan yang terjadi pada film ini yang membuat Detektif Poirot harus meragukan sistem kepercayaannya. Itu menjadikan kasus ini menjadi lebih menantang.

Kemudian, penyelesaian misteri dalam film ini juga tak tertebak. Biasanya sewaktu menonton film detektif, kalian punya tersangka yang kalian tebak sendiri ‘kan? Namun, tebakanku meleset kali ini. Ketika Detektif Poirot mengungkapkan identitas pelaku dan kedoknya, dengan gaya Detektif Poirot yang khas, aku sampai tercengang. Benar-benar di luar dugaan.


Kelemahan

Yang menjadi kekurangan dari film ini adalah narasinya agak membosankan di pertengahan film. Set up sebelum masuk ke kasusnya itu sangat singkat jika dibandingkan film Death on the Nile, sehingga sisa durasi yang cukup lama tersebut digunakan untuk memecahkan misterinya. Akan tetapi, ceritanya di pertengahan film agak membosankan dan berputar-putar.

 

Kesimpulan

A Haunting in Venice merupakan film detektif dengan sentuhan genre yang unik. Dengan menggabungkan genre detektif dan genre horor supranatural, film ini menyuguhkan kasus misteri pembunuhan yang terasa membingungkan, membuat tidak nyaman, dan membuat penasaran. Film ini akan memberikan pengalaman yang agak berbeda bagi kalian penggemar film detektif dengan beberapa jump scare dan efek suaranya yang mengagetkan. Meskipun ceritanya agak dragging di pertengahan, babak resolusinya sangat memuaskan. Oleh karena itu, film satu ini aku berikan skor 8,4/10. Jika dibandingkan dengan dua film Hercule Poirot yang sebelumnya, film ini ada di peringkat kedua setelah Murder on the Orient Express.

Sekarang, A Haunting in Venice dapat ditonton di Disney+ Hotstar. Kalian bisa menonton dulu trailer filmnya di bawah ini.

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 


[1] Legenda urban (urban legend) adalah genre cerita rakyat yang beredar sebagai sesuatu yang benar, karena telah terjadi pada "teman dari teman" atau keluarga, seringkali dengan unsur-unsur yang mengerikan atau mistis (sumber: Wikipedia).

[2] Séance ‘pemanggilan arwah’ adalah suatu upaya untuk berkomunikasi dengan roh (sumber: Wikipedia). 

Komentar