Identitas
Buku
Judul
|
:
|
Matahari Minor
|
Penulis
|
:
|
Tere Liye
|
Penerbit
|
:
|
PT Sabak Grip Nusantara
|
Tahun terbit
|
:
|
2022
|
Cetakan
|
:
|
I
|
Tebal
|
:
|
361 halaman
|
Harga
|
:
|
Rp95.000,-
|
ISBN
|
:
|
9786239987893
|
Genre
|
:
|
Petualangan, fantasi ilmiah, isekai,
coming of age
|
Tentang
Penulis
Tere Liye adalah seorang penulis novel ternama dari
Indonesia. Dia lahir di pedalaman Sumatera pada tanggal 21 Mei 1979. Dia adalah
lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tere
Liye sudah menciptakan banyak karya bestseller,
seperti Hafalan Shalat Delisa (2005),
Moga Bunda Disayang Allah (2005), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010),
dan Pulang (2015). Novel Matahari Minor sendiri adalah novel keempat
belas dari serial Petualangan Dunia Paralel, menyusul Bumi (2014), Bulan
(2015), Matahari (2016), Bintang (2017), Ceros dan Batozar (2018), Komet
(2018), Komet Minor (2019), Selena (2020), Nebula (2020), Lumpu
(2021), Si Putih (2021), Bibi Gill (2022), dan SagaraS (2022).
Sinopsis
Namaku
Seli. Aku remaja biasa, seperti kalian. Namun, aku bisa mengeluakan petir dari
tanganku. Aku juga sudah bertualang ke dunia paralel, ke berbagai klan bersama
dua sahabat baikku, Raib dan Ali.
Sepulang
dari petualangan terakhir kami ke Klan SagaraS, aku mengalami mimpi buruk yang
sama berulang kali. Aku bermimpi terjebak sendirian di tempat gelap tak
berujung. Namun, sewaktu ketika, aku justru memimpikan peti mati sahabatku yg
telah gugur, Ily.
Aku
yakin sekali mimpi itu adalah pesan, bukan mimpi biasa. Aku yakin sekali Ily
dalam bahaya dan meminta tolong kepadaku melalui mimpi itu. Aku harus
menolongnya, sekalipun aku harus pergi ke klan terkutuk yang dikuasai, Klan
Matahari Minor.
Kelebihan
Matahari Minor, biarpun menceritakan petualangan Raib dan Seli, ia memiliki
keunikannya tersendiri. Ya, dari membaca blurb
yang ada di sampul belakangnya saja, pembaca pasti tahu bahwa buku ini
diceritakan dengan sudut pandang Seli, bukan Raib. Itu memberikan warna baru
dalam serial petualangan ini, terutama bagi kalian yang sudah capek dengan
segala keragu-raguan dan insecurity
Raib, hahaha.
Sebagai
narator, Seli memiliki kekhasannya sendiri dalam bercerita. Sedari awal dia
bilang bahwa cara dia bercerita akan “lompat-lompat”, tidak runut dan
kronologis. Alur buku ini campuran maju mundur—terkadang cerita tentang petualangannya
bersama Raib akan diselingi penggalan kejadian di masa lalu yang dapat menjadi
detail penting bagi plot utama. Misalnya saja, upacara pemakaman Ily yang tak
diceritakan di buku Bulan dan Matahari. Omong-omong, upacara pemakaman
Ily menjadi salah satu momen paling kusuka di buku ini.
Selain
itu, (spoiler alert) tidak ada Ali di
petualangan kali ini. Seperti yang pembaca mungkin bisa tebak, Ali memilih
tinggal di SagaraS. Maka dari itu, hanya Raib dan Seli yang pergi dalam misi
menemukan Ily. Itu menjadi sebuah kelebihan karena merupakan pengalaman baru,
tidak hanya bagi Seli dan Raib, tetapi juga bagi pembaca. Biasanya, ada Ali si
biang kerok yang memecahkan masalah, tetapi kali ini tidak. Seli dan Raib harus
bisa mengandalkan satu sama lain, memecahkan teka-teki sendiri, dan melampaui
batasan diri mereka.
Namun,
Tere Liye telah menyiapkan penggantinya. Raib dan Seli ditemani teman paling
menggemaskan sedunia paralel, yakni Si Putih! Kucing menggemaskan yang rupanya
sangat kuat tersebut akhirnya kembali bertualang, setelah sebelumnya kisah
petualangannya diceritakan di buku spin-off:
Si Putih dan Bibi Gill. Keikutsertaan
Si Putih dalam petualangan Seli dan Raib sepertinya akan menjadi sinyal kembalinya
N-ou, hahaha.
(Spoiler alert) selain Si Putih, Seli dan Raib juga bertemu dengan Bibi Gill.
Meski hanya sebagai cameo, kemunculan
Bibi Gill memberikan excitement tersendiri.
Itu menjadikan buku Matahari Minor sebagai
jembatan antara kedua buku spin-off tadi
dengan buku-buku petualangan dunia paralel yang utama (petualangan Raib, Seli,
dan Ali).
Reuni
Si Putih dengan Bibi Gill juga menjadi momen paling kusuka dari buku ini. Ketika
kedua kawan lama itu bertemu, mereka mengenang petualangan mereka 200 tahun
lalu, juga mengenang Pak Tua dan N-ou—itu sangat heart-warming.
Selain itu, pada pertemuan Seli, Raib, Si
Putih, dan Bibi Gill tersebut, (spoiler
alert) Seli menyampaikan speech yang
bagus. Speech-nya tentang
persahabatannya dengan Raib dan Ali, bahwa mereka tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan
petualang dunia paralel lainnya, Si Tanpa Mahkota, Lumpu, termasuk Selena,
Mata, da Tazk. Seli dengan segala kerendahan hatinya mengatakan bahwa mereka
tidak akan berubah jahat atau mengkhianati satu sama lain seperti
petualang-petualang tersebut. Seli begitu menghargai persahabatannya dengan
Raib dan Ali—mereka saling mengandalkan dan saling percaya. Sebuah persahabatan
yang mengagumkan.
“Kami berbeda dengan
mereka. Bibi Gill pasti tahu, kami bukan petarung paling hebat dalam setiap
petualangan kami. Juga bukan yang paling penting. Kami hanya remaja, yang
kebetulan memiliki kemampuan dunia paralel. Kami tidak perah meminta kemampuan
itu. Kami hanya menyukai bertualang, melihat banyak hal, belajar banyak hal.”
Berikutnya,
untuk ceritanya sendiri, Matahari Minor memiliki
alur yang berjalan lambat di awal, tetapi ketika masuk ke konflik, ketegangannya
meningkat cepat dan teka-tekinya menjadi makin rumit. Begitu Seli dan Raib
memulai pencarian mereka terhadap Ily, excitement
buku ini terus naik. Berbagai petunjuk dan fakta mengejutkan tentang
kematian Ily terungkap satu per satu hingga mereka akhirnya tiba di Klan
Matahari Minor.
Omong-omong,
aku pribadi tertarik dengan worldbuilding-nya
Klan Matahari Minor. Konsep Klan Matahari Minor sepertinya terinspirasi dari
negara-negara Afrika dan Timur Tengah yang minim sumber daya alam dan tanahnya
berupa gurun. Apalagi, penduduk Klan Matahari Minor adalah pengungsi, mirip
dengan penduduk di negara-negara konflik di Afrika dan Timur Tengah. Itu
sesuatu yang kreatif dan bisa mengingatkan para pembaca terhadap sulitnya hidup
para pengungsi di negara-negara konflik tersebut.
Kemudian,
yang membuat petualangan ini makin menarik adalah (spoiler alert) terungkapnya kisah ekspedisi Klan Aldebaran 40.000
tahun lalu ke Klan Matahari dan Klan Matahari Minor. Sama seperti kelompok
ekspedisi yang tiba di Klan Bumi dan Klan Bulan, kelompok ekspedisi yang tiba
di Klan Matahari dan Matahari Minor juga mengalami tragedi. Namun bedanya,
tragedi yang terjadi di Klan Matahari Minor bukan disebabkan orang jahat,
tetapi sebuah kesalahan teknis yang berujung fatal, yang mengubah Klan Matahari
Minor selamanya.
Jujur
saja, itu membuatku bertanya-tanya, mengapa semua ekspedisi tersebut berakhir
buruk? Padahal, ekspedisi Klan Aldebaran ke Klan Matahari Minor tidak dihalangi
oleh kelompok serakah danjahat, tetapi tetap berujung petaka. Apakah benar ada
maksud terselubung di balik ekspedisi tersebut? Aku tidak sabar menunggu Tere
Liye menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kelemahan
Meskipun
ada kejutan di sana-sini, aku harus bilang bahwa Matahari Minor ada di peringkat terbawah untuk buku-buku
petualangan dunia paralel karya Tere Liye. Aku merasa Matahari Minor seperti cerita yang tak utuh, seperti hanya bagian
pembuka dari sebuah cerita yang sesungguhnya. Setahuku, Tere Liye awalnya hanya
ingin menulis buku berjudul Ily,
tetapi karena dalam proses penulisannya cerita berkembang menjadi panjang, Tere
Liye memutuskan untuk memecahnya menjadi dua buku. Buku Matahari Minor adalah bagian pertamanya. Akan tetapi, buku ini
terasa seperti tidak tuntas, apalagi dengan akhir yang menggantung seperti itu.
Kemudian,
di awal alurnya itu sangat lambat. Aku paham Seli telah membuat disclaimer bahwa gaya berceritanya itu
loncat sana-sini, tetapi seharusnya bagian awal buku ini bisa ditulis dengan
lebih baik, dengan lebih fokus sehingga tidak terlalu banyak loncat sana-sini. Sampai
di halaman 80-an saja, cerita belum masuk ke konflik—kita hanya berulang kali
membaca adegan Seli mimpi buruk dan adegan-adegan flashback lainnya. Aku yakin sekali banyak yang merasa bosan di
bagian itu.
Oh
iya, (spoiler alert) di antara adegan
flashback tersebut, ada adegan
perpisahan Raib dan Seli dengan Ali yang memutuskan tinggal di SagaraS. Tere
Liye, mengapa adegan tersebut ada di buku ini dan bukan di buku SagaraS? Itu membuat buku ini—setidaknya
bagian awalnya—sebagai wadah untuk menuntaskan hal-hal yang belum tuntas di
buku-buku sebelumnya. Itu berarti open
ending yang biasa digunakan Tere Liye kadang-kadang membuat cerita menjadi
tidak selesai dengan baik.
Terutama
untuk adegan perpisahan Raib, Seli, dan Ali tersebut, itu akan sangat bagus kalau menjadi adegan
penutup buku SagaraS. Itu perpisahan
yang emosional banget, bahkan aku pun hampir menangis. Namun, sayang sekali itu
malah diletakkan di buku Matahari Minor sehingga
feel-nya kurang, sebab ini
petualangan yang lain lagi, petualangan yang baru.
Kemudian,
aku rasa tidak perlu disebut berkali-kali bahwa Ali tidak lagi bersama mereka. Di
awal, mungkin tak apa—atau ketika ada situasi pelik yang biasanya hanya bisa
diselesaikan oleh Ali. Dengan mengulang-ulang menyebutkan bahwa Ali tidak ada
di sini, itu seakan ingin memberikan hint
bahwa Ali nanti akan muncul sebagai surprise.
Itu justru mengurangi kejutannya nanti seandainya Ali beneran kembali. Jadi,
tak apa ingin mempertegas ketiadaan Ali, tetapi tidak perlu diulang terlalu
sering.
Selain
itu, walau judulnya Matahari Minor, petualangan
di Klan Matahari Minor hanya ada di 100-an halaman terakhir. Ekspektasi awalku
adalah Seli dan Raib bisa mengeksplorasi Klan Matahari Minor lebih banyak,
seperti ketika mereka bertualang ke klan-klan lainnya. Namun, ternyata Klan
Matahari Minor-nya hanya ada di babak akhir buku ini—itulah salah satu sebab
aku merasa buku ini hanya pembuka cerita, bukan cerita yang utuh. Sebenarnya,
itu mirip dengan buku Nebula—di buku
itu, petualangan di Klan Nebula-nya juga hanya di akhir-akhir, tetapi ia
berhasil memberikan penutup yang luar biasa.
Terakhir,
aku sudah jenuh dengan cara Tere Liye menjelaskan suatu konsep seperti sebuah
eksposisi. Bagian itu ada di akhir, ketika Seli dan Raib bertemu penduduk lokal
Klan Matahari Minor yang menjelaskan tentang klan tersebut kepada mereka. Orang
tersebut menjelaskan dengan cara yang kaku sekali, sehingga rasanya seperti
membaca paragraf eksposisi. Tere Liye seharusnya bisa menyampaikan dialog
tersebut dengan lebih santai.
Kesimpulan
Matahari Minor sayangnya masih di bawah ekspektasiku. Ini seperti sebuah
cerita yang belum tuntas, maka keputusan Tere Liye memecah cerita Ily menjadi
dua buku sepertinya kurang tepat. Namun, buku ini menjembatani cerita-cerita spin-off petualangan dunia paralel
lainnya dengan menghadirkan tokoh-tokohnya, atau setidaknya menyebutkannya. Selain
itu, aku tertarik dengan worldbuilding Klan
Matahari Minor yang mengingatkanku pada negara-negara konflik dan para
pengungsinya. Oh iya, walau ceritanya kurang memuaskan, Matahari Minor diceritakan dengan sudut pandang baru dan dengan
kombinasi tokoh yang baru, sehingga memberikan kesan baru pula bagi pembaca. Oleh
karena itu, aku beri skor 6,8/10.
Oh
iya, daripada Tere Liye memecah cerita panjang menjadi beberapa buku tetapi
hasilnya terasa kurang lengkap, lebih baik dia menulis buku 700-an halaman
sekalian saja.
Sebelumnya (SagaraS)
Selanjutnya (Ily)
Worldbuilding adalah proses
mengonstruksi dunia imajiner, terkadang diasosiasikan dengan semesta fiksional
(sumber: Wikipedia).
Komentar
Posting Komentar