Once Upon A Broken Heart: Sebuah Dongeng Seru Tentang Dua Orang Yang Patah Hati

Identitas Buku Judul : Once Upon a Broken Heart Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Reni Indardini Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2022 Cetakan : I Tebal : 407 halaman Harga : Rp124.000 ISBN : 9786232423503 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1] (2017) yang lalu menjadi buku best-selling serta mendapat kritik positif. Setelah itu, S...

Serial TV Terfavorit 2021 (part 4)

 Serial TV Terfavorit 2021

***

Daftar Isi

***

Demon Slayer
Season 1

(2019—on going)

Judul

:

Demon Slayer

Sutradara

:

Haruo Sotozaki

Penulis

:

Ufotable

Produser

:

Hikaru Kondo, Akifumi Fujio, Masanori Miyake, Yuuma Takahashi

Musim/Episode

:

2 musim/36 episode (on going)

Pengisi suara

:

Natsuki Hanae, Akari Kito, Hiro Shimono, Yoshitsugu Matsuoka

Genre

:

Petualangan, dark fantasy, seni bela diri, historical fantasy, shounen

 

Demon Slayer (disingkat DS) adalah sebuah serial anime yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Koyoharu Gotouge. Judul versi Bahasa Jepang-nya adalah “Kimetsu no Yaiba.” Manga Demon Slayer, per Februari 2021, memiliki 150 juta copy dalam peredaran, termasuk versi digitalnya, sehingga dia menjadi serial manga kedelapan yang paling best-selling sepanjang masa. Kalian dapat menonton DS di Bilibili.tv, Netflix, Viu, Catchplay, Disney+ Hotstar, dan iQIYI.

Oh iya, aku menonton DS baru sampai musim pertamanya, belum musim keduanya. Maka, aku hanya akan membahas musim pertamanya ya.

Cerita DS mengambil latar waktu pada era Taishou. Pada saat itu, hiduplah seorang pemuda bernama Kamado Tanjiro (Natsuki Hanae) yang tinggal bersama keluarganya di tengah hutan di lereng gunung. Mereka hidup damai dengan menjual batubara. Namun, suatu hari, waktu Tanjiro pulang sehabis menjual batubara ke kota, dia mendapati seluruh keluarganya mati dibantai iblis, makhluk buas dengan kekuatan supranatural yang memakan manusia. Hanya adiknya, Kamado Nezuko (Akari Kito), yang selamat. Akan tetapi, Nezuko telah berubah menjadi iblis.

Dengan secuil harapan, Tanjiro pergi membawa Nezuko ke kota untuk disembuhkan. Di tengah perjalanan, mereka bertemu pendekar pedang bernama Giyuu Tomioka (Takahiro Sakurai) yang tergabung dalam Demon Slayer Corps, sebuah organisasi rahasia yang melindungi manusia dan membasmi iblis. Tadinya dia ingin membunuh Nezuko, tetapi setelah melihat bahwa Nezuko melindungi Tanjiro alih-alih ingin memakannya, dia mengurungkan niatnya. Giyuu-san kemudian berkata bahwa jika Tanjiro ingin tahu cara mengembalikan Nezuko menjadi manusia, dia sebaiknya bergabung dengan Demon Slayer Corps sebagai langkah awal.

Kemudian, pergilah Tanjiro untuk berlatih menjadi seorang pendekar pedang dan menjadi anggota Demon Slayer Corps agar dapat menemukan cara menyembuhkan adiknya. Maka, dimulailah perjalanan Tanjiro dan Nezuko, kakak beradik yang akan mengubah dunia selamanya.

Menurutku pribadi, anime DS memiliki premis cerita yang keren. Cerita anime ini dimulai dengan peristiwa yang kelam. Bayangkan saja seperti apa perasaan Tanjiro sewaktu pulang dan mendapati ibu dan adik-adiknya tewas bersimbah darah, sedangkan adik satu-satunya yang selamat telah berubah menjadi iblis. Sebuah awal cerita yang tragis tetapi menjanjikan.

Kemudian, yang aku suka ialah tujuan Tanjiro bukan sesuatu yang grand seperti ingin menjadi orang paling hebat di desa atau raja bajak laut. Dia sesederhana ingin keluarganya selamat. Itu membuat anime ini menjadi cukup unik sebab mengangkat nilai keluarga, sesuatu yang khas masyarakat Asia banget.

Alur cerita anime ini juga padat dan singkat, tidak bertele-tele. Namun, biarpun singkat, petualangan Tanjiro dan Nezuko tetap seru. Ceritanya tidak selalu kelam meskipun genrenya dark fantasy berkat humor di sana-sini. Apalagi, karakter Tanjiro yang humble selalu bisa membuat suasana terasa menyenangkan. Di sisi lain, petualangan ini juga adalah perjuangan yang menyentuh hati—perjuangan seorang kakak demi menyelamatkan adiknya yang teramat dia sayang.

Selain premis dan alur ceritanya, penokohan anime ini bagus sekali. Masing-masing tokoh utama mempunyai karakter unik serta latar belakang yang menarik. Rasanya kocak banget waktu mereka berkumpul lalu karakter mereka yang berlainan tersebut clash. Ada Tanjiro yang seperti kakak dalam kelompok, ada Nezuko yang imut, ada Agatsuma Zenitsu (Hiro Shimono) yang cerewet dan penakut, dan ada Hashibara Inosuke (Yoshitsugu Matsuoka) yang galak dan tidak sabaran.

Akan tetapi, biarpun mereka kocak, mereka semua kuat sekali! Adegan-adegan bertarung mereka pasti akan membuat kalian tercengang. Pokoknya seru banget! Adegan-adegan bertarungnya itu dibuat sangat intens. Visualisasi teknik pedang mereka, atau yang disebut breathing style, juga keren sekali. Apalagi adegan-adegan bertarung waktu Natagumo Mountain arc—semua fighting scenes di arc tersebut adalah yang terkeren di musim pertama anime ini.

Selain itu, aku sangat suka dengan soundtrack anime ini, terutama Kamado Tanjiro no Utaoleh Akano dan Gurengeoleh LiSA. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

The Falcon and the Winter Soldier

(2021)

Judul

:

The Falcon and the Winter Soldier

Sutradara

:

Kari Skogland

Pencipta

:

Malcolm Spellman

Produser eksekutif

:

Kevin Feige, Louis D’Esposito, Victoria Alonso, Nate Moore, Kari Skogland, Malcolm Spellman

Produser

:

Ariella Blejer, Dawn Kamoche

Musim/Episode

:

1 musim/6 episode

Pemeran

:

Anthony Mackie, Sebastian Stan, Wyatt Russell, Erin Kellyman, Daniel Brühl, Emily VanCamp

Genre

:

Petualangan, action, buddy comedy, fiksi ilmiah, superhero, fantasi

 

The Falcon and the Winter Soldier (disingkat TFATWS) adalah salah satu serial Marvel Cinematic Universe (MCU) yang terhubung langsung dengan plot utama ceritanya di film, menyusul serial “WandaVision.Serial ini memiliki judul alternatif, yaitu “Captain America and the Winter Soldier.” Kalian dapat menontonnya di Disney+.

Enam bulan setelah mewarisi Tameng Captain America dari Steve Rogers (tonton “Avengers: Endgame”), Sam Wilson (Anthony Mackie) menyerahkan tameng tersebut ke pemerintah karena dia merasa tidak pantas memilikinya. Sementara itu, James “Bucky” Barnes/Winter Soldier (Sebastian Stan) sedang dalam masa pemulihan mental karena dia masih dihantui masa lalunya sebagai senjata pembunuh keji HYDRA. Keduanya kemudian terkejut sekali ketika mengetahui bahwa pemerintah telah mengangkat seorang Captain America yang baru.

Akan tetapi, di belahan lain dunia, ada masalah lain yang lebih genting. Sebuah kelompok teroris yang disebut Flag Smashers membuat kekacuan di Eropa Timur dan Tengah. Mereka berambisi untuk mengembalikan dunia kembali seperti saat Blip, ketika setengah populasi alam semesta dilenyapkan oleh Thanos. Yang lebih mengkhawatirkan adalah mereka semua adalah prajurit super, seperti Steve dan Bucky. Maka, Sam dan Bucky pun pergi dalam misi lintas negara untuk menghentikan Flag Smashers.

Yang menarik dari serial TFATWS adalah dia mengangkat sosok Captain America dari perspektif baru. Dia memunculkan Captain America sebagai simbol politik, bukan hanya sosok pahlawan. TFATWS mengelaborasi alasan Sam menyerahkan Tameng Captain America yang rupanya terkait rasisme. Dia tidak yakin dirinya yang orang kulit hitam bisa diterima sebagai simbol Amerika. Bahkan, ada adegan yang menunjukkan sikap rasis orang Amerika terhadap orang kulit hitam, yaitu ketika Bucky dan Sam sedang bercekcok di jalan, lalu polisi datang dan langsung menuduh Sam mengganggu Bucky. Well, ketika berdebat biasa di jalan saja, Sam dituduh mengganggu orang kulit putih, maka bagaimana mungkin dia yakin dia bisa diterima sebagai Captain America?

Kemudian, dari sisi antagonisya, kelompok Flag Smashers termasuk musuh yang menarik. Mereka sebenarnya sama seperti banyak penjahat di film-film lain: punya tujuan baik, tapi cara yang salah; namun itulah yang menarik. Di serial ini pun Sam dapat bersimpati pada apa yang Flag Smashers perjuangkan. Dari yang aku lihat, apa yang mereka perjuangkan itu mengangkat isu imigran yang kesulitan untuk diterima sebagai warga negara. Mereka sulit diterima dan terusir, tetapi waktu mereka mencoba berjuang untuk hidup, mereka dilabeli sebagai teroris. Maka dari itu, TFATWS bisa dibilang sebagai tontonan superhero yang penuh kritik politik.

Di samping itu, aku suka dengan hubungan Sam dan Bucky. Biasanya, ada Steve yang menengahi mereka; tetapi sekarang dengan tidak adanya Steve, mereka berdua menjadi sepasang kawan yang tidak berhenti bertengkar. Perselisihan mereka terlihat sangat childish, apalagi tiap kali Sam mengejek Bucky. Kelucuan mereka berdua tersebut berhasil membuat suasana film jadi lebih ringan.

Selain itu, serial TFATWS bisa mengobati kangen kalian pada film-film Captain America. Serial ini memiliki ide cerita dan sinematografi yang serupa dengan film-film tersebut. Ada banyak adegan action yang epic dan intens. Selain itu, serial ini menghadirkan kembali Helmut Zemo (Daniel Brühl) dan Sharon Carter (Emily VanCamp) yang terakhir kali muncul di film “Captain America: Civil War” (2016).

Rumornya, serial ini akan mempunyai sekuel dalam format film, film Captain America keempat, tetapi belum ada informasi lebih lanjut tentang itu. Jadi, kita sebaiknya menunggu dengan sabar. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

D.P.
Season 1

(2021—on going)

Judul

:

D.P.

Sutradara

:

Han Jun Hee

Penulis

:

Kim Bo Tong, Han Jun Hee

Produser eksekutif

:

Byun Seung Min, Han Jun Hee

Produser

:

Kim Dong Min

Musim/Episode

:

1 musim/6 episode (on going)

Pemeran

:

Jung Hae In, Koo Kyo Hwan, Kim Sung Kyun

Genre

:

Drama, militer, thriller, buddy film

 

D.P. (selanjutnya akan ditulis DP) merupakan drama Korea yang diadaptasi dari webtoon berjudul “D.P: Dog Days” karya Kim Bo Tong. DP sediri adalah singkatan dari deserter pursuit. DP mengambil latar tahun 2014 dengan cerita tentang unit angkatan darat polisi militer Korea Selatan yang disebut deserter pursuit atau D.P. Kalian bisa menonton DP dengan berlangganan Netflix.

Di Korea Selatan, ada kewajiban bagi warganya yang laki-laki untuk melaksanakan wajib militer (wamil). Mereka diwajibkan untuk mengabdi di militer sesuai dengan pos masing-masing selama dua tahun.

Ada seorang pemuda yang bernama Ahn Joon Ho (Jung Hae In) yang memulai wamilnya di tahun 2014. Joon Ho adalah sosok yang pendiam dan misterius. Dia senantiasa berusaha menghindari masalah. Biarpun pendiam, Joon Ho adalah orang yang gigih sehingga menarik perhatian atasannya, Sersan Kelas Satu Park Bum Gu (Kim Sung Kyun) alias Sersan Park. Sersan Park lalu memasukkan Joon Ho ke dalam unit D.P. untuk menjadi partner Korporal Han Ho Yeol (Koo Kyo Hwan) alias Korporal Han. Maka, dimulailah misi Joon Ho sebagai anggota D.P. bersama Korporal Han untuk menangkap para desertir.

Sekadar informasi, desertir adalah orang yang melakukan desersi, yakni lari meninggalkan dinas ketentaraan atau membelot kepada musuh. Tindakan desersi merupakan bentuk kriminal, maka seorang desertir harus ditangkap oleh unit D.P. dari polisi militer. Penangkapan desertir bukan tugas polisi.

Kalau biasanya drama Korea identik dengan cerita drama dan romantis, DP sama sekali tidak begitu. Cerita DP termasuk drakor yang kelam. Bahkan, menurutku ini juga adalah drama yang berani karena mengangkat sisi gelap kehidupan militer Korea Selatan. Di dalam drama ini, ditunjukkan bahwa kehidupan militer sangat keras—dipenuhi budaya senioritas, perpeloncoan, bullying, sampai pelecehan seksual. Budaya buruk tersebut rupanya diwariskan dari generasi ke generasi, seperti lingkaran setan. Tidak heran apabila ada orang yang tidak sanggup menahannya, lalu melakukan desersi.

Drama ini juga memperlihatkan bahwa tidak semua orang melakukan senioritas dan bullying seperti itu, tetapi mereka yang berusaha menghentikannya tidak memiliki kuasa apa-apa. Mereka cuma diam, yang penting bukan mereka yang melakukannya. Contohnya adalah Joon Ho sendiri—dia memang tidak ikut menindas juniornya, tetapi dia juga tidak berbuat banyak untuk menghentikan itu. Itu sebabnya, dengan adanya serial ini, masalah tersebut dapat diangkat ke permukaan sehingga bisa memanggil aksi agar dilakukan perubahan yang sistemik.

Selain itu, interaksi Joon Ho dengan Korporal Han juga seru banget. Korporal Han punya kepribadian yang bertolak belakang dengan Joon Ho, tapi somehow mereka berhasil bekerja sama. Mereka kocak banget waktu melakukan investigasi. Itulah yang membuat cerita ini terkadang tidak sekelam itu, masih ada sedikit bumbu humornya.

Bagian favoritku di drama ini adalah adegan kejar-kejarannya. Entah mengapa, aku suka melihat waktu Joon Ho dan Korporal Han mengejar para desertir. Mereka itu bukan polisi atau detektif terlatih sehingga skill investigasi mereka amatir, ditambah sumber daya mereka terbatas alias low budget. Itu membuat investigasi dan pengejaran mereka punya tantangan tersendiri. Omong-omong, dari semua episode, aku paling suka kejar-kejaran di episode 4 karena itu tidak hanya seru dan mendebarkan, tapi juga menguji logika.

Kemudian, dari sisi dramanya, DP mempunyai cerita yang impactful. Drakor ini menunjukkan bahwa budaya-budaya toksik di dunia militer tadi dapat mengubah seseorang yang berhati lembut menjadi gila. Kalian pasti akan dibuat marah menontonnya karena para pelaku dengan entengnya bilang itu hanya bercanda, padahal mereka sudah menghancurkan mental seseorang.

Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

Bridgerton
Season 1

(2020—on going)

Judul

:

Bridgerton

Pencipta

:

Chris Van Dusen

Produser eksekutif

:

Shonda Rhimes, Betsy Beers, Chris Van Dusen, Julie Anne Robinson

Produser

:

Sarada McDermott, Holden Chang, Sarah Dollard

Musim/Episode

:

1 musim/8 episode (on going)

Pemeran

:

Phoebe Dynevor, Regé-Jean Page, Jonathan Bailey, Nicola Coughlan, Claudia Jessie, Julie Andrews, Ruby Barker

Genre

:

Regency romance, drama sejarah, fiksi ilmiah feminis

 

Bridgerton adalah serial orisinal Netflix yang diadaptasi dari serial novel karya Julia Quinn, yang berlatar era Regency (1811—1820). Musim pertamanya fokus mengadaptasi novel berjudul “The Duke and I.” Serial ini dibawakan dengan narasi oleh Lady Whistledown (Julie Andrews), seorang penulis kolom newsletter yang misterius yang gemar menulis gosip dan skandal di kalangan keluarga bangsawan di London. Bridgerton dapat disaksikan di Netflix.

Musim pertama Bridgerton berfokus pada dua keluarga aristokrat[1], yakni Bridgerton dan Featherington. Pada waktu itu, Daphne Bridgerton (Phoebe Dynevor) akan menjadi debutante[2], wanita muda dari keluarga bangsawan yang menginjak kedewasaan. Dia akan segera debut di social season[3] (atau biasa disebut season) dan baginya, ini adalah season pertamanya. Dia akan memasuki pasar perjodohan London yang sangat kompetitif. Dia sangat berharap bisa menemukan pria bangsawan yang cocok menjadi suaminya.

Akan tetapi, kakaknya, Anthony Bridgerton (Jonathan Bailey) telah membuat banyak pria mundur sehingga Daphne jadi gelisah tidak akan mendapatkan pasangan. Kemudian, dalam suatu acara pesta, Daphne bertemu dengan Simon Basset (Regé-Jean Page), Duke[4] dari Hashtings (Duke of Hashtings) yang, berbeda sekali dengan Daphne, tidak ingin menikah. Keduanya lalu bersepakat untuk berpura-pura menjalin hubungan agar Daphne tampak lebih menawan sehingga memancing lebih banyak pelamar dan agar Simon tidak didesak terus untuk segera mencari pasangan. Berhasilkah skandal yang mereka ciptakan membuat Daphne menemukan calon suami yang tepat?

Kalau dari segi ide cerita, Bridgerton sebenarnya tidak memiliki keistimewaan. Ceritanya mudah sekali ditebak akan berakhir seperti apa. Konflik yang muncul dalam hubungan kedua tokoh utamanya pun hanya masalah komunikasi.

Yang justru menarik adalah insights yang ada di dalam ceritanya. Bridgerton yang berlatar waktu era Regency memperlihatkan masyarakat Inggris masa itu yang sangat patriarki. Perempuan masih dianggap sebagai objek oleh para laki-laki. Bahkan, perempuan dari kalangan aristokrat terlihat mengalami subordinasi yang lebih buruk daripada perempuan dari kalangan rakyat jelata.

Dalam Bridgerton, perempuan aristokrat tampak dididik hanya untuk menjadi seorang istri dan ibu. Mereka bahkan tidak dididik untuk mengurus hal-hal domestik seperti memasak dan bersih-bersih. Fungsi mereka dikhususkan hanya untuk berkembang biak. Daphne pun bilang bahwa seluruh hidupnya hanya dikerucutkan untuk satu momen: memilih pasangan. Sementara itu, Eloise Bridgerton (Claudia Jessie), adiknya Daphne, malah mengkritik bahwa menikah bukanlah prestasi, belajar di universitas itu baru prestasi. Meskipun sebenarnya, entah perempuan mau menikah atau berkuliah, itu boleh saja selama itu adalah pilihannya sendiri, bukan paksaan budaya masyarakat.

Biarpun anak-anak perempuan aristokrat dikhususkan untuk menikah, ironisnya mereka tidak mendapat pendidikan seks, sementara anak-anak laki-laki sudah biasa pergi ke rumah pelacuran. Hal itu terlihat ketika Eloise dan Penelope Featherington (Nicola Coughlan) bingung bagaimana mungkin seorang perempuan bisa hamil sebelum menikah. (Spoiler alert) Daphne pun tampak kesal pada semua orang ketika dia baru tahu tentang hubungan seks yang bisa menyebabkan kehamilan. Daphne kesal karena mengapa tidak ada yang mengajarinya pendidikan seks ketika seumur hidupnya dipersiapkan untuk itu.

Hal lain yang menarik dari serial ini adalah kostumnya. Aku suka sekali melihat kostum-kostum yang digunakan semua tokoh dalam serial ini—tampak warna-warni, modis, dan sopan. Selain itu, aku suka dengan beberapa soundtrack-nya yang mengaransemen ulang lagu-lagu pop modern. Di antaranya ada Thank U, Nextoleh Ariana Grande, Wildest Dreamoleh Taylor Swift, Girls Like Youoleh Maroon 5, dan Bad Guyoleh The Interrupters. Oh iya, perlu dicatat ya, bahwa serial ini banyak adegan seksnya, maka kalian harus cukup umur dulu untuk menontonnya. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

Hotel Del Luna

(2019)

Judul

:

Hotel Del Luna

Sutradara

:

Oh Choong Hwan

Penulis

:

Hong Jung Eun, Hong Mi Ran

Produser eksekutif

:

Kim Kyu Tae

Musim/Episode

:

1 musim/16 episode

Pemeran

:

IU, Yeo Jin Goo, Shin Jung Geun, Bae Hae Sun, P.O., Kang Mi Na

Genre

:

Dark fantasy, paranormal romance, komedi romantis, drama

 

Hotel Del Luna (HDL) adalah drama Korea yang paling banyak ditonton di saluran TVN pada tahun 2019 lalu. Drama ini juga menjadi salah satu drama Korea dengan rating tertinggi di saluran TV berbayar. HDL dapat ditonton di Netflix, Viu, Vidio.com, dan iQIYI.

HDL bercerita tentang hotel magis bernama Hotel Del Luna, hotel khusus untuk jiwa orang-orang yang sudah mati. Mereka yang sudah mati tapi belum mau menyebrang ke alam berikutnya dapat tinggal di Hotel Del Luna alih-alih berkeliaran. Mereka bisa beristirahat dan melakukan berbagai aktivitas selama di hotel. Hotel tersebut menyediakan berbagai layanan agar para tamu hantunya merasa puas sehingga penyesalan mereka sewaktu hidup bisa berkurang agar mereka bisa menyebrang ke alam selanjutnya dengan lebih damai.

Walaupun Hotel Del Luna adalah hotel gaib, bangunan hotel tersebut sungguhan ada dan dapat didatangi manusia hidup. Akan tetapi, keberadaan hotel tersebut tersamarkan sehingga manusia hidup sering kali tidak menyadarinya. Selain itu, di Hotel Del Luna ada posisi manajer untuk manusia hidup yang tugasnya mengurus hal-hal perhotelan yang berhubungan dengan orang-orang hidup, seperti pembayaran pajak dan perizinan.

Pada suatu malam, seorang pencuri yang masih hidup masuk ke Hotel Del Luna. Dia mencoba mengambil sesuatu di hotel tersebut, tapi ketahuan oleh Jang Man Wol (IU), sang pemilik hotel. Man Wol menawari pria itu kesepakatan: Man Wol akan membebaskannya asalkan pria itu berjanji bahwa 20 tahun lagi, anaknya akan bekerja di Hotel Del Luna sebagai manajer; jika dia tidak mau, pria itu akan mati. Karena tidak mau meninggalkan anaknya hidup seorang diri, pria tersebut setuju.

Tahun demi tahun berlalu. Anak pria tersebut yang bernama Gu Chan Sung (Yeo Jin Goo) telah tumbuh menjadi pria dewasa dan manajer hotel profesional. Man Wol datang menjemput Chan Sung untuk bekerja di Hotel Del Luna, meskipun Chan Sung enggan sekali.

Akan tetapi, setelah bertemu Man Wol, Chan Sung mulai mengalami hal-hal aneh. Dia memimpikan Man Wol di masa lalu, ketika dia masih hidup sekitar 1.000 tahun lalu. Apa yang sebenarnya terjadi pada Man Wol sewaktu dia hidup? Apa hubungan masa lalu Man Wol dengan Chan Sung? Apakah mereka pernah memiliki hubungan di kehidupan lama mereka?

HDL memiliki kisah cinta yang sangat menarik dan membuat penasaran. Aku ingin selalu tahu bagaimana hubungan Man Wol dan Chan Sung akan berakhir, apa hubungan mereka di masa lalu, dan sebagainya. Setelah melihat Man Wol yang begitu terluka di masa lalu, aku bisa mengerti dia yang bersikap dingin.

Omong-omong soal masa lalu Man Wol, aku suka dengan cara drakor ini menuturkannya. Masa lalu Man Wol yang pedih itu diceritakan sedikit demi sedikit di setiap episode sehingga kita terus dibuat penasaran. Kemudian, ketika Man Wol pada akhirnya harus menyelesaikan urusan di masa lalunya yang belum tuntas tersebut, itu seperti pesan bahwa kita harus menuntaskan masalah kita agar bisa melangkah ke depan dengan lebih ringan dan mantap.

Berikutnya, aku sangat mengapresiasi drakor ini karena telah mengangkat berbagai budaya kepercayaan di Korea terkait hal-hal supranatural dan mistis, seperti kepercayaan tentang reinkarnasi, Jembatan Samdo, dan ritual pernikahan hantu. Aku pribadi sangat suka kisah cinta dengan unsur-unsur supranatural dan reinkarnasi karena itu menunjukkan bahwa cinta tidak dibatasi hidup mati, ruang waktu. Itu artinya cinta adalah kekuatan yang lebih besar dan melampaui itu semua. Itulah yang kulihat sewaktu menonton HDL.

Oh iya, drakor ini tidak hanya tentang Man Wol dan Chan Sung ya. Ada juga cerita tentang karyawan-karyawan Hotel Del Luna dan tamu-tamunya yang tidak kalah menarik. Ada banyak adagan kocak, selain adegan romantis dan dramatis. Dengan penuturan yang seperti kisah cinta dalam legenda dan dongeng, kalian pasti akan menikmati serial ini.

Terakhir, seperti yang sudah aku katakan, HDL memeperlihatkan bahwa cinta adalah kekuatan yang lebih besar daripada ruang waktu dan kehidupan kematian. Selain itu, serial ini menyampaikan bahwa kebersamaan yang singkat dapat berkesan luar biasa dan merelakan juga adalah bagian dari mencintai seseorang. Oh iya, soundtrack HDL enak sekali didengar loh—favoritku adalah Only Youoleh Yang Da Il. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

Midnight Mass

(2021)

Judul

:

Midnight Mass

Sutradara

:

Mike Flanagan

Penciptaan

:

Mike Flanagan

Produser eksekutif

:

Mike Flanagan, Trevor Macy, Jeff Howard

Musim/Episode

:

1 musim/7 episode

Pemeran

:

Hamish Linklater, Kate Siegel, Zach Gliford, Samantha Sloyan, Rahul Kohli, Annabeth Gish, Alex Essoe

Genre

:

Horor, supranatural, drama, fiksi filosofis

 

Midnight Mass (disingkat MM) adalah sebuah serial terbatas orisinal Netflix. Serial ini adalah karya Mike Flanagan, yang sebelumnya telah membuat serial horror “Haunting of the Hill House” (2018) dan “Haunting of the Bly Manor” (2020). Kalian bisa menonton MM di Netflix.

 MM bercerita tentang sebuah kelompok masyarakat kecil yang tinggal di sebuah pulau terisolasi bernama Pulau Cricket. Masyarakat di pulai Cricket mayoritas beragama Katolik dan digambarkan cukup taat.

Suatu hari, pendeta gereja mereka pergi berobat, lalu digantikan oleh seorang pendeta misterius tapi kharismatik bernama Bapak Paul Hill (Hamish Linklater). Dia berhasil memikat simpati jemaat Pulau Cricket sehingga mereka menjadi lebih senang dan rutin ibadah ke gereja.

Kemudian, hal-hal ajaib mulai terjadi. Penyakit para jemaat gereja berangsur-angsur sembuh secara ajaib, seperti mukjizat. Namun, di balik mukjizat tersebut, Bapak Paul menyembunyikan sesuatu. Siapa sebenarnya Bapak Paul dan apakah rahasia yang dia sembunyikan itu?

MM adalah serial horor yang memiliki ide menarik. Ketika cerita-cerita horor umumnya mengeksplorasi makhluk supranatural, seperti iblis dan vampir, atau manusia psikopat; MM justru mengeksplorasi orang-orang religius sebagai sosok menyeramkan. MM menunjukkan bahwa orang dapat dibutakan oleh imannya sendiri sehingga tega berbuat hal-hal tidak manusiawi mengatasnamakan agama. Mereka melakukan hal-hal keji tersebut dengan keyakinan bahwa itu sudah sesuai dengan agama mereka.

MM menyampaikan kepada kita agar kita tetap berpikir kritis dalam beragama. Kita sebaiknya jangan percaya begitu saja pada ucapan orang yang berpakaian religius dan mengutip isi kitab suci. Mereka juga manusia yang dapat salah. Maka dari itu, kita harus bersikap kritis juga dalam belajar agama.

Selain itu, MM menunjukkan adanya keberagaman dalam beragama. Ada penduduk yang taat sekali beragama dan cenderung sombong, seperti Bev Keane (Samantha Sloyan); penduduk yang taat beragama dan toleran, seperti Erin Greene (Kate Siegel); penduduk yang tidak beragama Katolik, melainkan Islam, seperti Sheriff Hasan (Rahul Kohli); dan penduduk yang ateis, seperti Riley Flynn (Zach Gilford). Bahkan, ada keberagaman dalam mengintepretasikan ajaran agama di antara orang-orang yang seagama. Maksudnya, walaupun orang-orang Pulau Cricket sama-sama beragama Katolik dan pergi ke gereja yang sama, mereka bisa memiliki interpretasi yang berbeda, seperti orang tuanya Riley: Ed (Henry Thomas) dan Annie Flynn (Kristin Lehman).  Maka dari itu, di dalam serial ini, kalian bisa melihat mereka semua berdialog menyampaikan perspektif mereka tentang hidup beragama di tengah masyarakat yang beragam tersebut.

Di antara semua tokoh di MM, aku paling suka Riley Flynn. Dia dulunya seorang Katolik yang taat, tetapi sekarang jadi ateis. Ada banyak dialognya menjelaskan bagaimana dunia ini bekerja dari perspektifnya yang saintifik. Itu menarik sekali karena aku justru melihat Riley religius dengan caranya sendiri.

Untuk unsur horornya, MM memiliki horor yang slow-burn, artinya alurnya cenderung lambat, tetapi kengeriannya muncul perlahan-lahan dan meningkat di setiap episodenya. Di beberapa episode pertama, kalian akan terus bertanya apa yang menjadi masalahnya, tapi itu tidak tampak meskipun terasa ada sesuatu yang janggal.

Dari segi sinematografi dan teknis, aku suka dialog-dialog panjang di serial ini, terutama dialognya Riley dan Erin. Namun, dialog yang paling menohok adalah (spoiler alert) dialognya Sheriff Hassan dan Bev saat berdebat di sekolah mengenai pembagian Al-Kitab ke murid-murid, termasuk anaknya Sheriff Hassan yang Islam. Selain itu, serial ini banyak menggunakan wide-shots yang aku sangat suka. Salah satunya adalah (spoiler alert) adegan Sheriff Hasan salat bersama anaknya di pinggir pantai.   

Akhir kata, MM adalah serial yang harus kalian tonton. Dia bukan ingin menjelek-jelekkan suatu agama tertentu, tetapi ingin mengkritik cara beragamanya yang tidak memandang kemanusiaan. Serial ini menunjukkan bahwa orang yang beragama tanpa kemanusiaan hanya akan menjadi orang yang mengerikan.

Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.

***

Hometown Cha-Cha-Cha

(2021)

Judul

:

Hometown Cha-Cha-Cha

Sutradara

:

Yu Je Won

Penulis

:

Shin Ha Eun

Produser eksekutif

:

Jo Moon Ju

Produser

:

Lee Dong Gyu, Lee Sang Hee

Musim/Episode

:

1 musim/16 episode

Pemeran

:

Shin Min Ah, Kim Seon Ho, Lee Sang Yi

Genre

:

Komedi romantis, potongan kehidupan, drama

 

Hometown Cha-Cha-Cha (disingkat Homecha) adalah sebuah drama Korea yang diadaptasi dari film Korea berjudul “Mr. Handy, Mr. Hong” (2004). Homecha memiliki beberapa judul alternatif: “Seaside Village Cha-Cha-Cha”, “Seashore Village Cha-Cha-Cha”, dan “Fishing Village Cha-Cha-Cha.” Drakor ini menjadi drakor dengan rating tertinggi selama masa penayangannya dibandingkan dengan drakor lainnya yang tayang pada masa yang sama. Bahkan, Homecha menjadi serial nonbahasa Inggris yang paling banyak ditonton di platform Netflix. Popularitas drakor ini telah meningkatkan sektor pariwisata di Kota Pohang, Korea Selatan tempat lokasi syutingnya. Kalian dapat menonton Homecha di Netflix.

Homecha bercerita tentang seorang perempuan metropolitan bernama Yoon Hye Jin (Shin Min Ah) yang berprofesi sebagai dokter gigi. Karena konflik dengan atasannya di tempat kerja, Hye Jin berhenti, lalu pindah ke kota kecil bernama Gongjin untuk membuka klinik giginya sendiri. Gongjin jauh berbeda dengan Seoul sehingga Hye Jin agak kesulitan beradaptasi hidup di sana.

Di Gongjin, Hye Jin bertemu dengan seorang pria asli sana bernama Hong Du Sik (Kim Seon Ho) alias Hong Banjang (Kepala Hong atau Chief Hong). Dia adalah pria serba bisa yang hidup fleksibel dengan pekerjaan serabutan.

Ke manapun Hye Jin pergi di Gongjin, dia selalu bertemu dengan Hong Banjang. Namun, perbedaan kepribadian mereka membuat Hye Jin tidak bisa akur dengan pria tersebut. Bisakah Hye Jin beradaptasi hidup di Gongjin, termasuk beradaptasi hidup bertetangga dengan Hong Banjang?

Menurutku, Homecha adalah drakor komedi romantis yang sangat bagus. Dia menyajikan cerita yang begitu ringan, tetapi memiliki muatan yang bermutu. Kalian mungkin berpikir bahwa ini adalah drakor romantis yang klise dan tidak menarik ditonton. Namun sebenarnya, Homecha mengandung banyak sekali values dan lessons yang dikemas dalam cerita romantis yang lucu seperti FTV. Kalian pasti akan merasa gemas melihat perkembangan hubungan Hye Jin dan Hong Banjang sekaligus merasa telah belajar banyak selama menonton ini.

Tokoh utamanya, Hye Jin merupakan sosok perempuan mandiri dan berdaya. Dia selalu berusaha yang terbaik dan menantang dirinya untuk jadi lebih baik lagi. Dia tidak mau hidup bergantung pada orang lain serta tegas pada prinsipnya. Dia bisa menjadi role model sebagai sosok perempuan mandiri.

Namun, di Homecha masih ada banyak lagi sosok perempuan hebat lainnya. Ada seorang janda dengan satu anak, para nenek lansia yang tetap semangat bekerja, seorang ibu muda yang sedang hamil dengan suami insensitif, seorang ibu yang kehilangan anaknya, perempuan yang menyukai sesama jenis, dan remaja perempuan yang hidup hanya bersama ayahnya. Homecha memperlihatkan bahwa perempuan dengan segala kesulitannya tetap bisa berkarya.

Kemudian, daya tarik lain serial ini adalah Hong Banjang. Dia tampil sebagai sosok pria idaman yang berhati baik, pintar, serba bisa, suka menolong, dan tampan. Biarpun sering bertengkar dengan Hye Jin, Hong Banjang selalu sigap menolong dokter gigi tersebut waktu dia kesulitan. Namun, dia tidak pernah merasa lebih superior daripada Hye Jin dan orang-orang lainnya di Gongjin. Dia juga selalu tampak ceria, meskipun ternyata dia begitu rapuh. Itu menambah kompleksitas karakternya. Oh iya, akting Kim Seon Ho sebagai Hong Banjang juga bagus banget, harus diacungi banyak jempol.

Drakor ini bukan hanya tentang Hye Jin dan Hong Banjang loh. Di setiap episodenya, Homecha menceritakan masalah dari masing-masing tokoh pendukung yang ada di Gongjin, sampai-sampai semua tokoh di serial ini tampak seperti tokoh utama. Orang-orang Gongjin mungkin tampak ceria, tapi sebenarnya mereka menyembunyikan masalah mereka di balik senyum itu. Namun, mereka selalu ada untuk satu sama lain. Itu jugalah yang aku suka dari drakor ini, yaitu value kekeluargaan yang sangat kuat.

Oh iya, di antara para tokoh pendukung Homecha, aku ingin mengapresiasi tokoh Yeo Hwa Jung (Lee Bong Ryun). Akting Lee Bong Ryun sangat luar biasa. Aku sebagai penonton bisa turut merasakan emosinya. Konflik yang dialaminya pun tidak kalah seru daripada Hye Jin dan Hong Banjang. Dia sukses menjadi scene stelaer di drakor ini.

Di samping itu, sebagaimana aku tadi sudah katakan, Homecha mempunyai banyak pembelajaran. Di antaranya adalah tentang kesetaraan gender, parenting, kesehatan mental, LGBTIQ+, pelecehan seksual, dan empati. Yang kerennya adalah semua itu disampaikan kepada penonton dengan smooth, tidak menggurui, dan mudah dimengerti. Misalnya, waktu di Gongjin terjadi pelecehan seksual, masyarakat di sana berbenah dan meningkatkan keamanan lingkungan serta berusaha menangkap pelaku. Mereka bukan malah menghakimi korban karena pulang larut malam sendirian.

Berikutnya, soundtrack drakor ini sangat enak didengar. Beberapa yang menjadi favoritku adalah Romantic Sundayoleh Car, the Garden, One Sunny Dayoleh Kassy, Wisholeh Choi Yu Ree, Here Alwaysoleh Seung Min Stray Kids, dan I Hope You’re Happyoleh Lee Sang Yi. Kalian bisa menonton trailer-nya di sini.


Sebelumnya

Selanjutnya

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 


[1] Aristokrat adalah orang dari golongan bangsawan; ningrat (sumber: KBBI).

[2] Debutante atau deb adalah wanita muda dari keluarga aristrokrat atau kelas atas yang menginjak usia dewasa dan sebagai orang dewasa baru, dia pergi masuk ke masyarakat di acara “debut” formal atau pesta dansa debut (sumber: Wikipedia).

[3] Social season atau season adalah periode tahunan tradisional di musim semi dan musim panas ketika biasanya para anggota keluarga dari kalangan elit di Inggris mengadakan pesta dansa, pesta makan malam, dan acara amal (sumber: Wikipedia).

[4] Duke adalah gelar laki-laki yang memiliki kasta sosial yang sangat tinggi atau seorang pemerintah wilayah negara independen yang kecil (sumber: Cambridge Dictionary).

Komentar