Identitas Buku
Judul
|
:
|
Lumpu
|
Penulis
|
:
|
Tere Liye
|
Co-author
|
:
|
Diena
Yashinta
|
Penerbit
|
:
|
PT Gramedia Pustaka Utama
|
Tahun terbit
|
:
|
2021
|
Cetakan
|
:
|
III
|
Tebal
|
:
|
368 halaman
|
Harga
|
:
|
Rp85.000,-
|
ISBN
|
:
|
9786020652283
|
Genre
|
:
|
Petualangan, fantasi ilmiah, isekai, coming of age
|
Tentang Penulis
Tere Liye adalah seorang penulis novel ternama dari
Indonesia. Dia lahir di pedalaman Sumatera pada tanggal 21 Mei 1979. Dia adalah
lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tere
Liye sudah menciptakan banyak karya bestseller,
seperti Hafalan Shalat Delisa (2005),
Moga Bunda Disayang Allah (2005), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010),
dan Pulang (2015). Novel Lumpu sendiri adalah novel kesepuluh dari serial Petualangan Dunia Paralel, menyusul Bumi (2014), Bulan
(2015), Matahari (2016), Bintang (2017), Ceros dan Batozar (2018), Komet
(2018), Komet Minor (2019), Selena (2020), dan Nebula (2020).
Sinopsis
Terputus
sudah sambungan komunikasi dengan Miss Selena. Sudah berjam-jam Raib, Seli, dan
Ali mendengarkan Miss Selena yang sedang ditahan bercerita. Raib tidak pernah
menyangka bahwa jawaban tentang orang tuanya begitu dekat dan Miss Selena
sengaja menyembunyikannya selama ini. Marah bercampur kecewa memenuhi dirinya.
Namun,
ada masalah lain yang harus mereka khawatirkan. Seorang petarung Klan Nebula
yang bernama Lumpu telah berhasil membuka portal ke Klan Bulan. Dialah yang
menangkap Miss Selena dan telah menghilangkan semua teknik bertarungnya. Lumpu ingin
menghapus teknik bertarung dari semua pemilik kekuatan di dunia paralel, terutama
orang-orang yang terlibat dalam insiden delapan belas tahun lalu di Klan
Nebula.
Petualangan
mereka kali ini tidak akan mudah. Musuh mereka adalah petarung yang begitu kuat
dan dapat menghapus teknik bertarung. Siapakah di antara Raib, Seli, dan Ali
yang akan kehilangan teknik bertarungnya? Mungkinkah mereka berhasil
menyelamatkan Miss Selena? Apakah Raib bisa memaafkan guru matematikanya itu,
sekaligus sehabat ibu kandungnya yang telah mengkhianatinya?
Kelebihan
Ketika
membaca Lumpu, aku menyadari bahwa buku
ini bersama “Selena” dan “Nebula” dapat dikelompokkan menjadi saga tersendiri
tentang petualangan menguak identitas orang tua Raib. Sementara itu, buku
“Bumi” sampai dengan “Komet Minor”, kecuali “Ceros dan Batozar”, dapat
dikelompokkan sebagai saga petualangan melawan Si Tanpa Mahkota. “Ceros dan
Batozar” bisa dibilang sebuah spin-off karena
main event di dalamnya tidak terkait
dengan kedua saga tersebut. Untuk reviu buku-buku berikutnya, aku akan
menggunakan klasifikasi saga ini.
Kembali
ke cerita Lumpu, petualangan mereka
kali ini agak mirip dengan petualangan di buku “Matahari” karena mereka tidak
ditemani siapapun. Tidak ada Miss Selena, Av, Panglima Tog, Faar, Master B, atau
siapapun. Mereka hanya bisa mengandalkan satu sama lain sambil mencari kawan
baru dalam perjalanan. Jadi, agak nostalgia sebenarnya.
Nostalgia
buku ini tidak hanya di situ. Sepanjang cerita, Tere Liye sengaja menyinggung
detail-detail dari buku-buku sebelumnya, lalu menceritakannya kembali secara
singkat di buku ini. Dia menyebut nama Finale (baca: “Komet Minor”), Meer
(baca: “Matahari”), dan Dorokdok-dok (baca: “Komet”). Dia juga memunculkan
tokoh-tokoh pendukung lama dari buku-buku sebelumnya, seperti Master Ox (baca:
“Selena” dan “Nebula”) serta Ilo, Vey, dan Ou (baca: “Bumi”). Tere Liye juga
mengingatkan pembaca pada beberapa kejadian lama di buku-buku sebelumnya,
seperti gugurnya Ily waktu mereka bertualang di Klan Matahari (baca: “Bulan”)
dan rencana Tamus untuk menculik Raib (baca: “Bumi”). Semua nostalgia tersebut
membuat buku ini seperti kilas balik yang hangat tentang perjalanan jauh serial
ini. Terang saja, Lumpu adalah buku
kesepuluh dan memang sudah panjang petualangan Raib, Seli, dan Ali.
Ada
hal menarik lain yang dilakukan Tere Liye di dalam Lumpu. Dia beberpa kali tidak terus terang memberi tahu lokasi yang
dituju Raib, Seli, dan Ali. Misalnya, ketika mereka berangkat memulai
petualangan mereka, Raib menanyakan ke mana tujuan mereka, lalu Ali
menjawabnya, tapi Tere Liye tidak terus terang menuliskan jawabannya. Tere Liye
hanya menulis “Ali menjawab.” Sepertinya dia ingin membuat pembaca semakin
penasaran dan membuat buku ini menjadi lebih page-turning.
Kemudian,
sosok antagonisnya, yaitu Lumpu memiliki penggambaran yang keren sebagai
antagonis. Dia cukup mirip dengan Si Tanpa Mahkota—kekuatannya sangat hebat,
sampai Tamus sendiri dibuat panik olehnya. Dia menjadi lawan yang sangat sulit dikalahkan
dan memberikan kita adegan bertarung yang menegangkan. Dibandingkan dengan
musuh-musuh Raib, Seli, dan Ali selama ini, Lumpu menghadirkan suasana
menegangkan yang berbeda karena kekuatan melumpuhkannya yang bisa menghapus
teknik bertarung.
Lumpu
memiliki ambisi untuk menghapus semua teknik bertarung para pemilik kekuatan.
Itu mengingatkanku pada salah satu musuh dari serial “Avatar the Legend of Korra”, yaitu Amon yang juga bertujuan sama. Sementara,
kejar-kejaran Raib, Seli, dan Ali dengan Lumpu membuatku teringat pada Thanos
dari film “Avengers: Infinity War.” Mereka
berdua, Lumpu dan Thanos, sama-sama ambisius dan mengerikan karena ambisi mereka itu. Namun,
selain dari itu semua, Lumpu, Amon, dan Thanos sama-sama tidak menyadari kesalahan
dalam nalar mereka. Untuk Lumpu sendiri, dia ingin menghapus teknik bertarung
para pemilik kekuatan agar mereka tidak lagi berperang dan haus kekuasaan.
Padahal, tanpa memiliki teknik bertarung sekalipun, manusia tetap bisa
berperang dengan cara lain. Maka dari itu, sejatinya, ambisi Lumpu bukanlah
misi mulia seperti yang dia ucapkan, melainkan balas dendam biasa.
 |
Amon dari "Avatar the Legend of Korra" berambisi untuk menghapus teknik pengendalian dari semua pengendali di Republic City |
Selain
itu, cerita ini mengangkat insight lain,
yakni tentang berdamai dengan kenyataan, yang tampak dari perkembangan karakter
Raib. Kalian coba bayangkan bagaimana perasaan Raib setelah tahu bahwa ibunya
meninggal karena dikhianati temannya sendiri cuma karena sakit hati dan ayahnya
meninggalkan dia entah ke mana selama belasan tahun. Bagi Raib yang masih
remaja, kenyataan tersebut sulit diterima setelah bertahun-tahun dia mencari
jawabannya. Cerita ini pun dimulai dengan memperlihatkan kondisi emosional Raib
tersebut.
Namun,
petualangan mereka kali ini memberikan pelajaran baginya. Mereka pergi bertemu
(spoiler alert) Master Ox di Akademi
Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT) dan orang tua Mata di Kota Riva, Distrik Sungai-Sungai
Jauh. Bertemu dengan orang-orang yang mengenal ibunya membuat Raib dapat mengenal
sosok ibu yang tidak pernah dia temui itu. Alih-alih menghindari membahas
tentang orang tuanya dan fokus menjalankan misi, Raib menghadapi bagian dari
masa lalu itu dan berdamai dengannya. Pada akhirnya dia bisa mengerti mengapa
ibunya meminta agar Miss Selena merahasiakan ini semua. Pada akhirnya dia bisa
memaafkan Miss Selena dan Tazk. Terkadang cara untuk bisa menerima kenyataan
bukanlah dengan mencoba mengesampingkannya dari pikiran, tetapi menghadapinya
langsung.
Kelebihan
lain buku ini ialah pertarungan di puncak ceritanya. Pertarungan tersebut
begitu menegangkan dan intens. Raib, Seli, Ali, dan Tamus memberikan perlawanan
sengit kepada Lumpu, tapi petarung Klan Nebula tersebut selalu selevel di atas
mereka. Adegan pertarungan tersebut juga terasa menguras emosi, terutama saat
Lumpu mencoba menghapus teknik bertarung salah satu dari mereka. Namun, yang
lebih keren ialah teknik bertarung baru yang mereka kembangkan selama
pertarungan itu. Baik Raib, Seli, dan Ali mengembangkan kemampuan baru yang
sangat menakjubkan dalam petualangan ini. Kalian harus membacanya sendiri untuk
tahu!
Terakhir,
aku ingin mengapresiasi Tuan Muda Ali sebesar-besarnya. Dia menyebalkan
seperti biasanya, memang. Namun, kali ini dia adalah sosok best boy. Dia betulan teman terbaik di seluruh dunia paralel! Memangnya,
apa yang dilakukan Ali? Kalian harus baca sendiri untuk tahu.
Kelemahan
Buku ini memang memunculkan
Lumpu sebagai sosok antagonis yang mengerikan dengan teknik melumpuhkannya itu.
Akan tetapi, ketegangan ceritanya hilang pada banyak bagian cerita, terutama di
tengah. Bagian tengah cerita justru dibuat santai. Meksipun itu bagian dari
rencana Ali dan sebagai gantinya pembaca dibawa bertemu orang tuanya Mata dan
keluarganya Ilo, kesan mendesak dalam ceritanya jadi hilang. Paling-paling yang
tetap memberikan kesan mendesak hanyalah omelan Seli kepada Ali.
Kemudian, untuk tetap
memunculkan kesan menegangkan pada cerita bagian tengah tersebut, Tere Liye
memunculkan adegan bertarung dengan sebuah robot dari puing kapal Klan Aldebaran.
Menurutku, bagian tersebut tidak perlu dan jadi terlihat sekali keinginan Tere
Liye untuk memberikan suasana mendebarkan. Akan tetapi, sekali lagi, adegan
tersebut tidak penting untuk dimunculkan. Bagian itu terkesan tiba-tiba, (spoiler alert) ada sebuah robot yang tidak sengaja aktif karena tetes keringat dan
nonaktif kembali juga karena tetes keringat.
Terakhir, aku agak menyayangkan
bagian akhir buku ini ketika mereka menyelamatkan Miss Selena. Memang cerita di
buku ini sudah cukup panjang, tetapi bagian menyelematkan Miss Selena tidak
seharusnya diringkas seperti itu. Bagaimanapun, petualangan ini tujuannya
adalah untuk menyelamatkan Miss Selena, maka sepantasnya bagian tersebut dibuat
dengan lebih baik daripada ini, lebih emosional daripada ini. Bagian tersebut
seharusnya dapat digunakan untuk melihat perkembangan karakter Raib setelah
bertualang melawan Lumpu, tetapi Tere Liye malah menyia-nyiakannya.
Kesimpulan
Lumpu merupakan babak terakhir dari saga petualangan menguak
identitas orang tua Raib. Buku ini juga adalah sebuah nostalgia atas perjalanan
jauh Raib, Seli, dan Ali selama ini. Tidak hanya itu, Lumpu mengajarkan kita bagaimana proses untuk berdamai dengan masa
lalu, berdamai dengan keadaan. Meskipun ceritanya masih memiliki kekurangan di
sana-sini, Lumpu tetaplah cerita yang
menarik untuk dibaca. Aku memberikan skor 8,5/10 untuk buku ini.
Oh
iya, petualangan Raib, Seli, dan Ali belum berakhir di sini. Berikutnya mereka
akan bertualang menguak misteri tentang orang tua Ali di SagaraS. Ada juga
misteri tentang ke mana perginya Tazk yang belum terpecahkan. Maka dari itu,
belilah buku Tere Liye yang asli, bukan bajakan atau pinjamlah ke teman kalian
jika tidak mau atau bisa membelinya.
***
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar