A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Rekomendasi Film Romantis untuk Hari Valentine


Rekomendasi Film Romantis untuk Hari Valentine

Selamat Hari Valentine! Eh iya, udah telat hehehe. Hari Valentine biasanya dirayakan oleh orang-orang bersama pasangan mereka, bisa pacar, istri atau suami, atau mungkin gebetan. Ada yang dengan memberi coklat atau  buket bunga, atau mungkin nonton film romantis di bioskop. Mumpung suasanya masih valentine dan serba cinta-cintaan, di bawah ini aku menulis beberapa rekomendasi film bergenre romance yang cocok untuk menemani kalian melewati tanggal 14 Februari ini.

***

Five Feet Apart

Skor: 9/10


Judul                : Five Feet Apart
Sutradara         : Justin Baldoni
Tanggal rilis      : 15 Maret 2019
Penulis naskah : Mikki Daughtry, Tobias Iacois

Five Feet Apart merupakan film bergenre romance yang menceritakan kisah cinta antara dua muda-mudi yang sama-sama mengidap penyakit fibrosis sistik (cystic fibrosis/CF). Penyakit tersebut mengharuskan Stella (Haley Lu Richardson) dan Will (Cole Sprouse) untuk tidak berdekatan, apalagi kontak fisik. Keduanya harus minimal terpisah sejauh enam kaki setiap kali bertemu.

Namun, untuk pertama kalinya mereka akan berbuat nekat. Setelah CF merebut segalanya dari mereka, mereka mau mencuri satu kaki saja dari jarak yang memisahkan mereka. Mereka ingin bisa menjadi lebih dekat dan hanya terpisah sejauh lima kaki.

Film ini mirip dengan The Fault in Our Star di mana kedua pemeran utamanya mengidap penyakit mematikan. Namun, aku lebih suka film ini karena jalan ceritanya lebih mudah dipahami dan tidak sedrama The Fault in Our Star.

Film ini realistis sekali. Stella dan Will digambarkan persis sebagai remaja yang bandel, padahal mereka sudah tahu kalau mereka bisa mati jika berdekatan. Bagian itu yang membuat film ini layak untuk ditonton. Siapapun yang pernah remaja pasti paham bandel-bandelnya anak ABG kalau sama gebetan atau pacarnya gimana, dan kalian akan mengerti bahwa menjadi nekat dan melanggar aturan itu layak dilakukan demi kebahagiaan bersama orang yang kalian sayang.

Kimi No Na Wa (Your Name)

Skor: 9.6/10


Judul                 : Kimi No Na Wa (Your Name)
Sutradara          : Makoto Shinkai
Tanggal rilis       : 26 Agustus 2016
Penulis naskah  : Makoto Shinkai

Film Kimi no Na wa, atau judul bahasa Inggrisnya Your Name, merupakan film animasi  berbahasa Jepang (anime) karya sutradara film anime yang sedang naik daun, yakni Makoto Shinkai. Selain bergenre romance, film ini juga bergenre fantasy sehingga kalian melihat hal-hal yang gak masuk akal di film ini. Eits, bukan berarti film ini lebay atau jelek.

Kimi no Na wa menceritakan dua orang remaja yang memiliki kehidupan sangat berbeda – Mitsuha Miyamizu, seorang gadis SMA dari kelaurga pendeta Shinto yang tinggal di sebuah desa terpencil bernama Desa Itomori, dan Taki Tachibana, pemuda SMA yang tinggal di Tokyo dan memiliki kehidupan remaja normal.

Keduanya mengalami kejadian aneh, yaitu ketika mereka bangun tidur, mereka mendapati diri mereka terbangun di tubuh satu sama lain. Setelah beberapa kali hal tersebut terjadi, perlahan keduanya jadi memahami satu sama lain. Ketika jiwa mereka sudah saling terhubung, akankah raga mereka bertemu?

Film ini memiliki kualitas gambar yang luar biasa bagus. Gambarnya sangat jernih! Pokoknya, mata kalian akan dimanjakan selama nonton film ini.

Kemudian, film ini sangat menggambarkan bahwa cinta itu transenden, tidak terikat ruang dna waktu. Kalian akan melihat bahwa yang namanya cinta itu ada di level yang lebih tinggi dari pada realitas fisik belaka. Banyak banget keajaiban yang bisa terjadi atas nama cinta, bahkan mengubah takdir sekalipun.

Apalagi film ini tuh paket lengkap dari segi emosi. Kalian akan merasakan bahagia, sedih, marah, deg-degan, takut, terharu, dan semuanya di film ini.

Kalau mau baca reviu lengkapnya, bisa klik tautan ini.

Me Before You

Skor: 8.2/10


Judul                 : Me Before You
Sutrada             : Thea Sharrock
Tanggal rilis       : 3 Juni 2016
Penulis naskah  : Jojo Moyes

Me Beofre You bercerita tentang seorang perempuan bernama Louisa Clark (Emilia Clarke) yang baru saja dipecat dari tempat kerjanya. Sekarang, ia bekerja sebagai pengasuh untuk seorang pria kaya yang mengalami kelumpuhan, namanya Will Traynor (Sam Claflin).

Ibunya Will mempercayai Louisa untuk mengasuh putranya karena dia yakin Louisa bisa membuat hari-hari Will cerah kembali. Pekerjaan tersebut tentu menjadi sulit dan menantang bagi Louisa sebab dia setiap hari harus berhadapan dengan Will yang dingin dan tidak lagi memiliki semangat hidup.

Hari demi hari mereka lewati bersama. Secercah harapan mulai terlihat dari wajah Will. Keduanya, tanpa sadar, saling jatuh hati.

Yang membuat film ini menarik adalah karakter dari kedua tokoh utamanya. Siapa yang gak langsung senang melihat seorang Louisa Clark? Siapa yang gak langsung bersimpati melihat seorang Will Traynor? Dua-duanya, ketika bertemu, memiliki frekuensi yang berbeda, tapi itulah yang menarik.

Kemudian, film ini memperlihatkan bahwa cinta bisa mendorong orang untuk berusaha, mencoba, dan membuat keputusan sulit. Aku suka banget dengan kegigihan Louisa untuk bisa membuat Will semangat hidup kembali. Ditambah ending yang tragis, film ini semakin layak untuk ditonton.

You are the Apple of My Eye

Skor: 9.2/10


Judul                 : You are the Apple of My Eye
Sutradara          : Giddens Ko
Tanggal rilis       : 25 Juni 2011
Penulis naskah  : Giddens Ko

Film ini mengambil latar tahun 1994 di mana seorang pemuda SMA yang sangat nakal dan malas, bernama Ko-teng (Ko Chen-tung), yang mengaku tidak suka dengan teman sekelasnya, bernama Chia-yi (Michelle Chen), yang sangat cantik dan paling pintar di kelas.

Setelah ketahuan oleh guru karena Ko-teng dan temannya onani di kelas, Kepala Sekolah menyuruh Ko-teng untuk pindah duduk di depan Chia-yi. Awalnya mereka saling tidak suka kehadiran satu sama lain, tapi suatu hari Chia-yi lupa membawa buku PR-nya dan Ko-teng berbaik hati memberikan punyanya kepada Chia-yi serta mengaku kepada guru mereka bahwa dia yang lupa membawa buku. Chia-yi tersentuh dengan kebaikan Ko-teng dan bertekad untuk membalasnya. Chia-yi akan membantu Ko-teng dalam belajar dan memastikan nilai-nilai Ko-teng bisa naik. Mulai dari sini lah hubungan antara keduanya terbentuk.

Film ini sangat realistis. Semua yang dialami tokoh di sini sangat mungkin terjadi pada siapa saja. Kemudian, perjalanan cinta kedua tokoh utamanya pun menghibur banget – lucu, gemes, dan mengharukan.

Keputusan Ko-teng untuk tidak menyatakan cintanya ke Chia-yi – sekalipun semua orang, termasuk Chia-yi, sudah tahu – aku rasa tepat. Untuk beberapa orang, mencintai dalam diam, tanpa perlu tahu perasaan orang itu ke kita seperti apa, lebih baik dalam beberapa cara. 

Sementara untuk ending film ini, arrgghhhhh parah! Aku emosi banget nontonnya hahahaa. Nangis, marah, kesal, semua campur aduk melihat ending film ini. Film ini memperlihatkan satu hal: tidak semuanya berjalan sesuai rencana dan kemauan kita.

First Love (A Little Thing Called Love)

Skor: 9/10


Judul                 : First Love (A Little Thing Called Love)
Sutradara          : Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn, Wasin Pokpong
Tanggal rilis       : 12 Agustus 2010
Penulis naskah  : Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn, Wasin Pokpong

Film Thailand yang satu ini sudah sangat terkenal. Film ini berkisah tentang seorang gadis SMP bernama Nam (Baifern Pimchanok) yang suka dengan kakak kelasnya, anak SMA bernama Shone (Mario Maurer).  Shone adalah pemuda yang sangat tampan dan berbakat, serta digandrungi banyak gadis, sedangkan Nam adalah gadis biasa saja yang culun.

Teman-teman Nam berusaha memantu Nam agar bisa dekat dengan Shone dengan menggunakan buku “9 Resep Cinta” dan “Cara Senior Menyukaimu.” Di depan teman-temannya, Nam tidak mau mengikuti apa kata buku itu, tetapi diam-diam Nam mempraktikkan semuanya. Akankah Nam berhasil memikat hati Shone?

Yang aku sangat suka dari film ini adalah perjuangan Nam. Nam benar-benar berubah dari ulat bulu menjadi kupu-kupu. Film ini sangat memperlihatkan betapa cinta itu bisa jadi motivasi yang luar biasa. Cinta bisa mendorong seseorang untuk berubah dan bertumbuh.

Chemistry kedua pemainnya patut banget diapresiasi karena pecah abis. Berkat mereka, film ini bisa seluar-biasa itu.

Kemudian, menjelang akhir film itu aku sampai nangis. Kebayang banget sakit hatinya melihat sesuatu yang sudah di depan mata dan bisa digapai, tapi ternyata terlambat. Kalian akan dibuat tertawa dan baper nonton film ini. Film ini cocok banget untuk kalian yang suka kisah romansa anak sekolahan.

Friend Zone

Skor: 9/10


Judul                 : Friend Zone
Sutradara          : Chayanop Boonprakob
Tanggal rilis       : 20 Maret 2019
Penulis naskah  : Pattaranad Bhiboonsawade, Chayanop Boonprakob

Sesuai dengan judulnya, film ini menceritakan kisah dua orang sahabat yang terjebak dalam friend zone. Pria bernama Palm (Naphat Siangsomboon) memiliki sahabat perempuan bernama Gink (Baifern Pimchanok).  Keduanya sudah bersahabat sejak SMA dan sejak itu pula Palm sudah suka dengan Gink. Tapi sayang, hubungan mereka tertahan dalam friend zone, bahkan hingga sepuluh tahun kemudian.

Parah! Ini film sangat menghibur. Gokil banget! Banyak dialog yang lucu di sini dan kelakuan tokoh-tokohnya juga kocak.

Dari segi konsep cerita, konsep film ini simple banget, terus terang saja. Namun, yang mengagumkan adalah penyajian dari alur yang sederhana itu. Cerita film Friend Zone ini disajikan dengan cara yang menghibur dan tetap menyentuh perasaan. Ditambah lagi dengan latar tempat yang memanjakan mata, mulai dari Thailand sampai ke Hong Kong, film ini cocok sekali untuk ditonton.

Chemistry kedua aktor/aktrisnya juga bagus banget bagi aku. Film ini memperlihatkan bagaimana rumitnya hubungan friendzone itu. Film Friend Zone pun memperlihatkan bahwa cinta tidak semudah itu berubah dan dibutuhkan keberanian untuk menerima cinta dari sahabat sendiri.

Kalian bisa baca reviu lengkapnya di sini.

The Shape of Water

Skor: 8.8/10



Judul                 : The Shape of Water
Sutradara          : Guillermo del Toro
Tanggal rilis       : 22 Desember 2017
Penulis naskah  : Guillermo del Toro, Vanessa Taylor

The Shape of Water merupakan film yang menceritakan kisah seorang wanita bisu bernama Elisa (Sally Hawkins). Dengan latar waktu 1960-an di masa Perang Dingin, Elisa bekerja di sebuah pusat riset di Amerika Serikat sebagai petugas kebersihan di shift malam.

Suatu hari, pusat riset tersebut mendapatkan kiriman yang merupakan makhluk amfibi-humanoid dari sungai di daerah Amerika Selatan. Makhluk tersebut disebut Aset (Doug Jones). Elisa diam-diam sering menyelinap ke tempat Aset dan menghabiskan waktu dengannya. Meskipun nekat, Elisa bertekad untuk membebaskan Aset dari tempat tersebut.

Film romance yang satu ini beda sekali dari film-film di atas. Romance yang dihadirkan di sini bukanlah antara dua insan manusia, tetapi antara manusia dan makhluk amfibi aneh. Oke, mungkin terdengar gila bagi beberapa orang, tapi The Shape of Water berhasil menyuguhkan kisah romantis yang fresh.

Film ini sangat kuat membawa pesan bahwa cinta tidak butuh bahasa. Penonton dapat merasakan cinta Elisa dan Aset tanpa mereka berdialog dengan bahasa. Film ini berhasil menggambarkan bahwa cinta tidak butuh kata-kata. Keren banget!

Orange

Skor: 9/10


Judul                 : Orange
Sutradara          : Kojiro Hashimoto
Tanggal rilis       : 12 Desember 2015
Penulis naskah  : Ichigo Takano, Arisa Kaneko

Film adaptasi dari anime ini menceritakan kisah seorang gadis SMA bernama Naho (Tao Tsuchiya) yang tiba-tiba menerima surat dari dirinya sendiri di masa depan. Naho yang belum percaya membaca surat itu. Surat itu mengatakan bahwa akan ada anak pindahan dari Tokyo, bernama Kakeru Naruse (Kento Yamazaki), yang akan menjadi temannya. Surat itu juga bilang bahwa Naho akan jatuh cinta padanya, tetapi Kakeru akan meninggal satu tahun dari sekarang. Apakah dengan menetahui masa depan Naho bisa mengubah nasib Kakeru?

Menurut aku, film ini sangat bagus dari beberapa sisi. Dialog-dialognya sederhana, tidak berat, tetapi memberi kesan romantis – khasnya anime banget. Kemudian, film ini memiliki konsep cerita yang menarik. Di film ini, kita diperlihatkan perjuangan Naho untuk bisa mengubah takdir demi orang yang dia cinta.

Tidak hanya soal romansa dua muda-mudi saja, tapi juga persahabatan tulus menjadi tema film ini. Aku terharu sekali lihat persahabatan tokoh-tokoh dalam film ini. Permasalahan yang dialami seorang Kakeru yang pendiam juga menarik simpati dan menambah nuansa di film ini. Namun, ada lagi yang bagus dari film ini, yakni merelakan orang yang kita cinta untuk orang lain agar kita semua bisa bahagia.

The Theory of Everything

Skor: 8/10


Judul                 : The Theory of Everything
Sutradara          : James Marsh
Tanggal rilis       : 26 November 2014
Penulis naskah  : Anthony McCarten

The Theory of Everything adalah film yang menceritakan kehidupan pernikahan Stephen Hawking (Eddie Radmayne) dan mantan istrinya, Jane Hawking (Felicity Jones). Kisah dalam film ini dimulai dari pertemuan Stpehen dan Jane semasa kuliah sampai akhirnya mereka menikah.

Jane tahu bahwa Stephen akan mengalami kelumpuhan, bahkan usianya tidak lama. Namun, Jane tetap mengambil keputusan untuk menikah dengan Stephen. Kita akan melihat perjuangan Stephen dalam karirnya di dunia sains untuk menemukan sebuah teori yang bisa menjelaskan segalanya dan perjuangan Jane menjaga rumah tangga mereka.

Film ini menurutku bagus karena alur ceritanya. Perjalanan panjang rumah tangga Stephen dan Jane diperlihatkan dengan baik dalam film ini. Semua yang nonton ini pasti sepakat bahwa Jane adalah istri yang pekerja keras, terlepas dari segala kekurangannya. Kita pun dapat melihat bagaimana beratnya Jane untuk hidup bersama Stephen yang lumpuh, sambil mengurusi tiga anak, dan tertekan karena dia harus tertahan sebagai ibu rumah tangga.

Film ini juga memperlihatkan perpisahan yang mengharukan. Ketika keduanya memutuskan untuk berpisah, aku ikut sedih. Perpisahan memang berat, tapi itu yang terbaik untuk kebahagiaan keduanya.

***

Itu semua tadi adalah beberapa rekomendasi film romantis yang bisa kalian tonton untuk mengisi waktu luang kalian. Film-film itu memperlihatkan bahwa manusia mampu melakukan hal-hal gila, nekat, gak masuk akal demi cinta. Film mana yang akan kalian tonton duluan? Oh ya, btw happy valentine’s day!


***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 

Komentar