Rekomendasi
Film Romantis untuk Hari Valentine
Selamat
Hari Valentine! Eh iya, udah telat hehehe. Hari Valentine biasanya dirayakan
oleh orang-orang bersama pasangan mereka, bisa pacar, istri atau suami, atau
mungkin gebetan. Ada yang dengan memberi coklat atau buket bunga, atau mungkin nonton film
romantis di bioskop. Mumpung suasanya masih valentine dan serba cinta-cintaan,
di bawah ini aku menulis beberapa rekomendasi film bergenre romance yang
cocok untuk menemani kalian melewati tanggal 14 Februari ini.
***
Five Feet
Apart
Skor:
9/10
Judul : Five Feet Apart
Sutradara : Justin Baldoni
Tanggal rilis : 15 Maret 2019
Penulis naskah : Mikki Daughtry, Tobias Iacois
Five Feet Apart merupakan
film bergenre romance yang menceritakan kisah cinta antara dua muda-mudi
yang sama-sama mengidap penyakit fibrosis sistik (cystic fibrosis/CF).
Penyakit tersebut mengharuskan Stella (Haley Lu Richardson) dan Will (Cole
Sprouse) untuk tidak berdekatan, apalagi kontak fisik. Keduanya harus minimal
terpisah sejauh enam kaki setiap kali bertemu.
Namun, untuk pertama kalinya
mereka akan berbuat nekat. Setelah CF merebut segalanya dari mereka, mereka mau
mencuri satu kaki saja dari jarak yang memisahkan mereka. Mereka ingin bisa
menjadi lebih dekat dan hanya terpisah sejauh lima kaki.
Film ini mirip dengan The
Fault in Our Star di mana kedua pemeran utamanya mengidap penyakit
mematikan. Namun, aku lebih suka film ini karena jalan ceritanya lebih mudah
dipahami dan tidak sedrama The Fault in Our Star.
Film ini realistis sekali.
Stella dan Will digambarkan persis sebagai remaja yang bandel, padahal mereka
sudah tahu kalau mereka bisa mati jika berdekatan. Bagian itu yang membuat film
ini layak untuk ditonton. Siapapun yang pernah remaja pasti paham bandel-bandelnya
anak ABG kalau sama gebetan atau pacarnya gimana, dan kalian akan mengerti
bahwa menjadi nekat dan melanggar aturan itu layak dilakukan demi kebahagiaan
bersama orang yang kalian sayang.
Kimi No Na
Wa (Your Name)
Skor:
9.6/10
Judul : Kimi No Na Wa (Your Name)
Sutradara : Makoto Shinkai
Tanggal rilis : 26 Agustus 2016
Penulis naskah : Makoto Shinkai
Film Kimi no Na wa, atau
judul bahasa Inggrisnya Your Name, merupakan film animasi berbahasa Jepang (anime) karya sutradara film
anime yang sedang naik daun, yakni Makoto Shinkai. Selain bergenre romance,
film ini juga bergenre fantasy sehingga kalian melihat hal-hal yang gak
masuk akal di film ini. Eits, bukan berarti film ini lebay atau jelek.
Kimi no Na wa menceritakan
dua orang remaja yang memiliki kehidupan sangat berbeda – Mitsuha Miyamizu,
seorang gadis SMA dari kelaurga pendeta Shinto yang tinggal di sebuah desa
terpencil bernama Desa Itomori, dan Taki Tachibana, pemuda SMA yang tinggal di
Tokyo dan memiliki kehidupan remaja normal.
Keduanya mengalami kejadian
aneh, yaitu ketika mereka bangun tidur, mereka mendapati diri mereka terbangun
di tubuh satu sama lain. Setelah beberapa kali hal tersebut terjadi, perlahan keduanya
jadi memahami satu sama lain. Ketika jiwa mereka sudah saling terhubung,
akankah raga mereka bertemu?
Film ini memiliki kualitas
gambar yang luar biasa bagus. Gambarnya sangat jernih! Pokoknya, mata kalian
akan dimanjakan selama nonton film ini.
Kemudian, film ini sangat
menggambarkan bahwa cinta itu transenden, tidak terikat ruang dna waktu. Kalian
akan melihat bahwa yang namanya cinta itu ada di level yang lebih tinggi
dari pada realitas fisik belaka. Banyak banget keajaiban yang bisa terjadi atas
nama cinta, bahkan mengubah takdir sekalipun.
Apalagi film ini tuh paket
lengkap dari segi emosi. Kalian akan merasakan bahagia, sedih, marah,
deg-degan, takut, terharu, dan semuanya di film ini.
Kalau mau baca reviu lengkapnya, bisa klik tautan ini.
Me Before
You
Skor:
8.2/10
Judul : Me Before You
Sutrada : Thea Sharrock
Tanggal rilis : 3 Juni 2016
Penulis naskah : Jojo Moyes
Me Beofre You bercerita
tentang seorang perempuan bernama Louisa Clark (Emilia Clarke) yang baru saja
dipecat dari tempat kerjanya. Sekarang, ia bekerja sebagai pengasuh untuk
seorang pria kaya yang mengalami kelumpuhan, namanya Will Traynor (Sam
Claflin).
Ibunya Will mempercayai Louisa
untuk mengasuh putranya karena dia yakin Louisa bisa membuat hari-hari Will
cerah kembali. Pekerjaan tersebut tentu menjadi sulit dan menantang bagi Louisa
sebab dia setiap hari harus berhadapan dengan Will yang dingin dan tidak lagi
memiliki semangat hidup.
Hari demi hari mereka lewati
bersama. Secercah harapan mulai terlihat dari wajah Will. Keduanya, tanpa
sadar, saling jatuh hati.
Yang membuat film ini menarik
adalah karakter dari kedua tokoh utamanya. Siapa yang gak langsung senang
melihat seorang Louisa Clark? Siapa yang gak langsung bersimpati melihat
seorang Will Traynor? Dua-duanya, ketika bertemu, memiliki frekuensi yang
berbeda, tapi itulah yang menarik.
Kemudian, film ini
memperlihatkan bahwa cinta bisa mendorong orang untuk berusaha, mencoba, dan
membuat keputusan sulit. Aku suka banget dengan kegigihan Louisa untuk bisa
membuat Will semangat hidup kembali. Ditambah ending yang tragis, film ini
semakin layak untuk ditonton.
You are the
Apple of My Eye
Skor:
9.2/10
Judul : You are the Apple of My Eye
Sutradara : Giddens Ko
Tanggal rilis : 25 Juni 2011
Penulis naskah : Giddens Ko
Film ini mengambil latar tahun
1994 di mana seorang pemuda SMA yang sangat nakal dan malas, bernama Ko-teng (Ko
Chen-tung), yang mengaku tidak suka dengan teman sekelasnya, bernama Chia-yi (Michelle
Chen), yang sangat cantik dan paling pintar di kelas.
Setelah ketahuan oleh guru
karena Ko-teng dan temannya onani di kelas, Kepala Sekolah menyuruh Ko-teng
untuk pindah duduk di depan Chia-yi. Awalnya mereka saling tidak suka kehadiran
satu sama lain, tapi suatu hari Chia-yi lupa membawa buku PR-nya dan Ko-teng
berbaik hati memberikan punyanya kepada Chia-yi serta mengaku kepada guru
mereka bahwa dia yang lupa membawa buku. Chia-yi tersentuh dengan kebaikan
Ko-teng dan bertekad untuk membalasnya. Chia-yi akan membantu Ko-teng dalam
belajar dan memastikan nilai-nilai Ko-teng bisa naik. Mulai dari sini lah hubungan antara keduanya terbentuk.
Film ini sangat realistis. Semua
yang dialami tokoh di sini sangat mungkin terjadi pada siapa saja. Kemudian,
perjalanan cinta kedua tokoh utamanya pun menghibur banget – lucu, gemes, dan mengharukan.
Keputusan Ko-teng untuk tidak
menyatakan cintanya ke Chia-yi – sekalipun semua orang, termasuk Chia-yi, sudah
tahu – aku rasa tepat. Untuk beberapa orang, mencintai dalam diam, tanpa perlu
tahu perasaan orang itu ke kita seperti apa, lebih baik dalam beberapa cara.
Sementara untuk ending film
ini, arrgghhhhh parah! Aku emosi banget nontonnya hahahaa. Nangis, marah,
kesal, semua campur aduk melihat ending film ini. Film ini
memperlihatkan satu hal: tidak semuanya berjalan sesuai rencana dan kemauan
kita.
First Love
(A Little Thing Called Love)
Skor: 9/10
Judul : First Love (A Little Thing Called Love)
Sutradara : Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn, Wasin Pokpong
Tanggal rilis : 12 Agustus 2010
Penulis naskah : Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn, Wasin
Pokpong
Film Thailand yang satu ini
sudah sangat terkenal. Film ini berkisah tentang seorang gadis SMP bernama Nam
(Baifern Pimchanok) yang suka dengan kakak kelasnya, anak SMA bernama Shone
(Mario Maurer). Shone adalah pemuda yang
sangat tampan dan berbakat, serta digandrungi banyak gadis, sedangkan Nam
adalah gadis biasa saja yang culun.
Teman-teman Nam berusaha memantu
Nam agar bisa dekat dengan Shone dengan menggunakan buku “9 Resep Cinta” dan
“Cara Senior Menyukaimu.” Di depan teman-temannya, Nam tidak mau mengikuti apa
kata buku itu, tetapi diam-diam Nam mempraktikkan semuanya. Akankah Nam
berhasil memikat hati Shone?
Yang aku sangat suka dari film
ini adalah perjuangan Nam. Nam benar-benar berubah dari ulat bulu menjadi
kupu-kupu. Film ini sangat memperlihatkan betapa cinta itu bisa jadi motivasi
yang luar biasa. Cinta bisa mendorong seseorang untuk berubah dan bertumbuh.
Chemistry kedua
pemainnya patut banget diapresiasi karena pecah abis. Berkat mereka, film
ini bisa seluar-biasa itu.
Kemudian, menjelang akhir film
itu aku sampai nangis. Kebayang banget sakit hatinya melihat sesuatu yang sudah di
depan mata dan bisa digapai, tapi ternyata terlambat. Kalian akan dibuat
tertawa dan baper nonton film ini. Film ini cocok banget untuk kalian yang suka
kisah romansa anak sekolahan.
Friend Zone
Skor:
9/10
Judul : Friend Zone
Sutradara : Chayanop Boonprakob
Tanggal rilis : 20 Maret 2019
Penulis naskah : Pattaranad Bhiboonsawade, Chayanop
Boonprakob
Sesuai dengan judulnya, film ini
menceritakan kisah dua orang sahabat yang terjebak dalam friend zone.
Pria bernama Palm (Naphat Siangsomboon) memiliki sahabat perempuan bernama Gink
(Baifern Pimchanok). Keduanya sudah
bersahabat sejak SMA dan sejak itu pula Palm sudah suka dengan Gink. Tapi
sayang, hubungan mereka tertahan dalam friend zone, bahkan hingga
sepuluh tahun kemudian.
Parah! Ini film sangat
menghibur. Gokil banget! Banyak dialog yang lucu di sini dan kelakuan
tokoh-tokohnya juga kocak.
Dari segi konsep cerita, konsep
film ini simple banget, terus terang saja. Namun, yang mengagumkan
adalah penyajian dari alur yang sederhana itu. Cerita film Friend Zone ini
disajikan dengan cara yang menghibur dan tetap menyentuh perasaan. Ditambah
lagi dengan latar tempat yang memanjakan mata, mulai dari Thailand sampai ke
Hong Kong, film ini cocok sekali untuk ditonton.
Chemistry kedua
aktor/aktrisnya juga bagus banget bagi aku. Film ini memperlihatkan bagaimana
rumitnya hubungan friendzone itu. Film Friend Zone pun
memperlihatkan bahwa cinta tidak semudah itu berubah dan dibutuhkan keberanian
untuk menerima cinta dari sahabat sendiri.
Kalian bisa baca reviu lengkapnya di sini.
The Shape
of Water
Skor:
8.8/10
Judul : The Shape of Water
Sutradara : Guillermo del Toro
Tanggal rilis : 22 Desember 2017
Penulis naskah : Guillermo del Toro, Vanessa Taylor
The Shape of Water merupakan
film yang menceritakan kisah seorang wanita bisu bernama Elisa (Sally Hawkins).
Dengan latar waktu 1960-an di masa Perang Dingin, Elisa bekerja di sebuah pusat
riset di Amerika Serikat sebagai petugas kebersihan di shift malam.
Suatu hari, pusat riset tersebut
mendapatkan kiriman yang merupakan makhluk amfibi-humanoid dari sungai di
daerah Amerika Selatan. Makhluk tersebut disebut Aset (Doug Jones). Elisa
diam-diam sering menyelinap ke tempat Aset dan menghabiskan waktu dengannya. Meskipun
nekat, Elisa bertekad untuk membebaskan Aset dari tempat tersebut.
Film romance yang satu
ini beda sekali dari film-film di atas. Romance yang dihadirkan di sini
bukanlah antara dua insan manusia, tetapi antara manusia dan makhluk amfibi
aneh. Oke, mungkin terdengar gila bagi beberapa orang, tapi The Shape of
Water berhasil menyuguhkan kisah romantis yang fresh.
Film ini sangat kuat membawa
pesan bahwa cinta tidak butuh bahasa. Penonton dapat merasakan cinta Elisa dan
Aset tanpa mereka berdialog dengan bahasa. Film ini berhasil menggambarkan
bahwa cinta tidak butuh kata-kata. Keren banget!
Orange
Skor:
9/10
Judul : Orange
Sutradara : Kojiro Hashimoto
Tanggal rilis : 12 Desember 2015
Penulis naskah : Ichigo Takano, Arisa Kaneko
Film adaptasi dari anime ini
menceritakan kisah seorang gadis SMA bernama Naho (Tao Tsuchiya) yang tiba-tiba
menerima surat dari dirinya sendiri di masa depan. Naho yang belum percaya
membaca surat itu. Surat itu mengatakan bahwa akan ada anak pindahan dari
Tokyo, bernama Kakeru Naruse (Kento Yamazaki), yang akan menjadi temannya.
Surat itu juga bilang bahwa Naho akan jatuh cinta padanya, tetapi Kakeru akan
meninggal satu tahun dari sekarang. Apakah dengan menetahui masa depan Naho
bisa mengubah nasib Kakeru?
Menurut aku, film ini sangat
bagus dari beberapa sisi. Dialog-dialognya sederhana, tidak berat, tetapi
memberi kesan romantis – khasnya anime banget. Kemudian, film ini memiliki
konsep cerita yang menarik. Di film ini, kita diperlihatkan perjuangan Naho
untuk bisa mengubah takdir demi orang yang dia cinta.
Tidak hanya soal romansa dua muda-mudi
saja, tapi juga persahabatan tulus menjadi tema film ini. Aku terharu sekali
lihat persahabatan tokoh-tokoh dalam film ini. Permasalahan yang dialami
seorang Kakeru yang pendiam juga menarik simpati dan menambah nuansa di film
ini. Namun, ada lagi yang bagus dari film ini, yakni merelakan orang yang kita
cinta untuk orang lain agar kita semua bisa bahagia.
The Theory
of Everything
Skor:
8/10
Judul : The Theory of Everything
Sutradara : James Marsh
Tanggal rilis : 26 November 2014
Penulis naskah : Anthony McCarten
The Theory of Everything adalah
film yang menceritakan kehidupan pernikahan Stephen Hawking (Eddie Radmayne)
dan mantan istrinya, Jane Hawking (Felicity Jones). Kisah dalam film ini
dimulai dari pertemuan Stpehen dan Jane semasa kuliah sampai akhirnya mereka
menikah.
Jane tahu bahwa Stephen akan
mengalami kelumpuhan, bahkan usianya tidak lama. Namun, Jane tetap mengambil
keputusan untuk menikah dengan Stephen. Kita akan melihat perjuangan Stephen
dalam karirnya di dunia sains untuk menemukan sebuah teori yang bisa
menjelaskan segalanya dan perjuangan Jane menjaga rumah tangga mereka.
Film ini menurutku bagus karena alur
ceritanya. Perjalanan panjang rumah tangga Stephen dan Jane diperlihatkan
dengan baik dalam film ini. Semua yang nonton ini pasti sepakat bahwa Jane
adalah istri yang pekerja keras, terlepas dari segala kekurangannya. Kita pun
dapat melihat bagaimana beratnya Jane untuk hidup bersama Stephen yang lumpuh,
sambil mengurusi tiga anak, dan tertekan karena dia harus tertahan sebagai ibu
rumah tangga.
Film ini
juga memperlihatkan perpisahan yang mengharukan. Ketika keduanya memutuskan
untuk berpisah, aku ikut sedih. Perpisahan memang berat, tapi itu yang terbaik
untuk kebahagiaan keduanya.
***
Itu semua tadi adalah beberapa
rekomendasi film romantis yang bisa kalian tonton untuk mengisi waktu luang
kalian. Film-film itu memperlihatkan bahwa manusia mampu melakukan hal-hal
gila, nekat, gak masuk akal demi cinta. Film mana yang akan kalian tonton
duluan? Oh ya, btw happy valentine’s day!
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar