Identitas
Buku
Judul
|
:
|
Bintang
|
Penulis
|
:
|
Tere
Liye
|
Penerbit
|
:
|
PT
Gramedia Pustaka Utama
|
Tahun
terbit
|
:
|
2017
|
Cetakan
|
:
|
IV
|
Tebal
|
:
|
392
halaman
|
Harga
|
:
|
Rp88.000,-
|
ISBN
|
:
|
9786020351179
|
Genre
|
:
|
Petualangan, fantasi ilmiah, isekai, coming of age
|
Tentang
Penulis
Tere Liye adalah seorang penulis novel ternama dari
Indonesia. Dia lahir di pedalaman Sumatera pada tanggal 21 Mei 1979. Dia adalah
lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tere
Liye sudah menciptakan banyak karya bestseller,
seperti Hafalan Shalat Delisa (2005),
Moga Bunda Disayang Allah (2005), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010),
dan Pulang (2015). Novel Bintang sendiri adalah novel keempat dari serial Petualangan Dunia Paralel, menyusul Bumi (2014), Bulan
(2015), dan Matahari (2016).
Sinopsis
Tiga remaja SMA kelas 11, mereka terlihat biasa
saja seperti anak-anak lainnya dan pergi ke sekolah biasa pula. Namun, ada
rahasia yang mereka pendam. Yang pertama bernama Raib, gadis remaja yang mempunyai
kekuatan menghilang dan berteleportasi serta kemampuan hebat lainnya. Yang kedua
bernama Seli, sahabat baik Raib, yang mempunyai kekuatan mengeluarkan petir dan
teknik kinetik. Yang ketiga bernama Ali, si jenius dan biang kerok, yang mempunyai
kekuatan berubah menjadi beruang raksasa.
Mereka sudah berkali-kali pergi ke tempat-tempat
jauh, dunia paralel—tempat penduduk klan-klan lain tinggal. Mereka sudah
berkali-kali bertualang, lolos dari maut, kehilangan teman, bertemu orang-orang
hebat, dan menyelamatkan klan-klan tersebut.
Namun kali ini, petualangan mereka jauh lebih
berbahaya dan penting. Klan Bintang hendak menghancurkan pasak bumi yang mampu
menghancurkan tiga klan lainnya. Mereka bersama aliansi gabungan Klan Bulan dan
Klan Matahari harus mencegah itu.
Kelebihan
Oke, aku sudah lama banget menyelesaikan buku ini, sudah
hampir dua tahun lalu. Jadi aku pikir penilaianku kali ini tidak akan banyak,
hanya sebatas yang aku ingat saja. Mari kita mulai ya.
Pertama-tama, aku ingin mengapresiasi judul buku
ini yang sesuai dengan isi petualangannya. Buku ini berjudul Bintang dan petualangan Raib, Seli, dan
Ali juga di Klan Bintang. Buku ini berbeda dengan buku “Bumi” yang latarnya
adalah Klan Bulan, buku “Bulan” yang latarnya Klan Matahari, dan buku
“Matahari” yang latarnya Klan Bintang. Aku harap setelah ini Tere Liye menulis
isi buku yang sesuai judulnya, seperti buku ini.
Hal berikutnya yang aku suka dari novel ini adalah
konflik yang dihadapi para tokoh utamanya. Di buku-buku sebelumnya, mereka bertualang
tanpa ada misi tertentu, hanya ingin melihat-lihat dan menjelajah, tetapi kemudian mereka terjebak di situasi
berbahaya. Sementara di buku keempat dari serial “Petualangan
Dunia Paralel” ini tidak demikian. Mereka pergi ke Klan Bintang dengan satu
misi spesifik sehingga petualangan mereka menjadi lebih menarik karena ada
tujuannya. Dengan adanya tujuan tersebut, jadi lebih terlihat urgensi mereka
bertarung itu apa dan hal yang mereka perjuangkan itu apa.
Kemudian, aku suka dengan perkembangan karakter Ali
di sini. Kita sudah tahu bahwa Raib memiliki Sarung Tangan Bulan dan Seli
memiliki Sarung Tangan Matahari yang membantu mereka mengendalikan kekuatan
mereka. Kali ini, (spoiler alert) Ali
juga mendapat sarung tangannya, yakni Sarung Tangan Bumi yang mampu membantu
dia mengendalikan kekuatannya juga. Perkembangan tersebut sangat signifikan bagi
karakternya karena selama ini Ali berubah menjadi beruang karena trigger emosi marah. Namun sekarang, dia
dapat menggunakan kekuatan beruangnya kapan pun dia butuh.
Berikutnya, yang menarik lagi adalah cerita-cerita
kuno mengenai dunia paralel yang disebutkan dalam buku ini. Spoiler alert, pembaca akhirnya mendapat
sedikit petunjuk bahwa dunia paralel tidak hanya terdiri atas empat klan. Ada banyak
sekali klan di luar sana yang tidak diketahui dan terlupakan, serta ada
berbagai orang hebat dan berbagai petualangan menanti mereka. Ketika membaca
itu, aku langsung tahu bahwa akan ada kelanjutan dari buku ini. I was
looking forward to it.
Kemudian, aku suka ketika (spoiler alert) berkali-kali
mereka gagal menemukan pasak bumi yang benar karena itu memberikan sedikit kesan
mengejutkan waktu plot twist di akhir.
Aku yakin para pembaca pasti sudah termakan dengan kesimpulan Ali mengenai
pasak-pasak bumi yang potential untuk menghancurkan dunia. Ternyata,
kita semua keliru mengenai pasak bumi tersebut. Menurutku, Tere Liye cukup
berhasil untuk memainkan plot yang sudah terlalu membosankan dengan memasukkan twist
kecil tersebut.
Hal lain yang menjadi keunggulan buku ini adalah eksplorasi
tempat-tempat di Klan Bintang. Tere Liye sudah memperbaiki kekurangan pada buku
sebelumnya, “Matahari” yang tidak banyak menjelajahi tempat-tempat di Klan
Bintang. Di dalam buku ini, ada banyak tempat di Klan Bintang yang mereka
datangi dan tentu itu terasa menyenangkan karena Klan Bintang sendiri unik,
sebuah dunia yang terletak di perut bumi.
Terakhir, aku suka dengan teknik baru yang
tokoh-tokoh utamanya kuasai. Sekarang, (spoiler
alert) mereka mampu mentransfer
kekuatan mereka ke teman mereka untuk memperkuat kekuatannya. Yang menakjubkan
adalah mereka menggunakan kekuatan itu untuk mengaktifkan Formasi Makhluk
Cahaya bersama Faar. Itu sesuatu hal baru dalam petualangan mereka karena belum
pernah ada—bahkan, belum pernah disinggung sebelumnya.
Kelemahan
Aku sudah menyebutkan salah satu kelemahan buku ini
tadi, yaitu alur yang membosankan. Di awal dan di akhir, alur buku ini cukup
bagus. Akan tetapi, di pertengahan terasa biasa saja karena polanya di ulang
lagi dan lagi, sangat repetitif. Di tengah-tengah cerita, aku sudah bisa
menebak bahwa pasak yang ini bukan yang dimaksud dan penjelasan Ali lagi-lagi betul
seperti itu. Maka dari itu, begitu ada plot twist kecil di akhir, excitement
buku ini naik, walau sedikit. Namun, tetap saja alur yang repetitif tersebut sangat
mengurangi keseruan cerita.
Kemudian, aku cukup kecewa juga dengan tokoh sentralnya,
yakni Raib. Selama ini, Raib selalu dielu-elukan sebagai keturunan murni Klan
Bulan yang mewarisi banyak sekali kehebatan, tetapi dia tidak terlihat
mengalami kemajuan apa-apa. Bisa dibilang sangat kontras dengan segala pujian
yang selalu dia terima. Seharusnya, Tere Liye selalu memperlihatkan progress
Raib di setiap buku, tetapi yang aku lihat Raib tidak banyak mengalami
perkembangan dibandingkan buku sebelumnya. Lama-lama, Raib menjadi tokoh yang
biasa saja. Untunglah dia narator kita sehingga tidak terlupakan.
Kesimpulan
Novel Bintang, sebagai buku keempat dari
serial “Petualangan Dunia Paralel”, menurutku kurang berhasil memuaskan karena
alurnya repetitif. Untung saja ini bukan buku terakhir, karena kalau iya, itu
akan semakin mengecewakan. Akan tetapi, masih ada beberapa keunggulan yang
dimiliki buku ini. Bahkan, ini adalah buku serial “Petualangan Dunia Paralel”
pertama yang judul dan isi ceritanya sesuai. Meskipun alur ceritanya repetitif
sekali, penyelesaian ceritanya cukup bagus menurutku. Oh iya, buku ini merupakan
pembuka untuk petualangan baru dan klan baru, klan yang belum pernah disebutkan
dan tak terbayangkan. Untuk skor, aku kasih 7.2/10.
Sebelumnya (Matahari)
Selanjutnya (Ceros dan Batozar)
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar