5
Kepunahan Massal: Pembuka
Kiamat
adalah sesuatu yang sangat ditakuti oleh kita semua. Saat kiamat terjadi, akan ada
banyak makhluk hidup yang binasa. Namun, tahukah kalian bahwa bumi sudah
berkali-kali mengalami kiamat? Ya, sudah ada lima sampai dua puluh kali kiamat
melanda planet kita ini. Dalam ajaran Islam, kiamat-kiamat yang kita bicarakan tersebut
tergolong kiamat sugra atau kiamat
kecil karena tidak membinasakan seluruh jagat raya. Akan tetapi, tetap saja
kiamat-kiamat tersebut berhasil memusnahkan banyak sekali populasi makhluk
hidup yang pernah ada di bumi.
Kiamat-kiamat
tersebut dinamakan kepunahan massal,
yaitu peristiwa menurunnya keanekaragaman dan keberlimpahan kehidupan
makroskopis secara tajam. Sederhananya, kepunahan massal adalah musnahnya berbagai
jenis makhluk hidup dalam jumlah yang sangat besar serta terjadi secara global
atau di seluruh dunia. Bahkan, kepunahan massal telah mengakibatkan punahnya
banyak spesies sehingga kita tidak dapat melihat spesies-spesies itu lagi,
kecuali dalam wujud fosil. Kepunahan massal itu umumnya terjadi karena laju kepunahan lebih cepat meningkat
daripada laju spesiasi atau laju pembentukan spesies baru.
Makhluk
hidup yang dikatakan musnah dan punah dalam hal ini adalah organisme makroskopis, yaitu makhluk yang bisa kita lihat wujudnya.
Biarpun planet ini didominasi oleh mikroorganisme, jumlah dan keberadaan mereka
sulit diketahui karena terlalu kecil hingga tidak bisa dilihat mata telanjang
dan ditambah lagi, tidak ada fosil mereka yang dapat diteliti. Fosil makhluk yang
biasa dipakai untuk diteliti adalah fosil organisme laut karena memiliki
jangkauan stratigrafi yang lebih besar daripada organisme darat.
Sejak
bermulanya kehidupan di bumi, diperkirakan sudah ada lima peristiwa kepunahan
massal yang terjadi. Yang terakhir adalah peristiwa
kepunahan Kapur-Tersier yang berhasil memusnahkan seluruh dinosaurus. Pada
540 juta tahun terakhir, terdapat lima peristiwa kepunahan massal terbesar yang
terjadi di dunia. Lima peristiwa tersebutlah yang akan kita bahas satu-persatu
di sini.
***
5
Kepunahan Massal: Kepunahan Ordovisian-Silurian
Peristiwa
kepunahan Ordovisian-Silur merupakan kepunahan terbesar kedua di bumi berdasarkan persentase genus yang punah. Kepunahan
Ordovisian-Silur memiliki dampak yang sangat besar bagi sepertiga populasi
famili hewan Brachiopoda dan Bryozoa serta sebagian bagi hewan Conodont,
Trilobita, dan Graptolita.
Kepunahan
tersebut adalah kepunahan pertama di masa fanezoikum
sekaligus yang pertama memengaruhi kehidupan binatang. Masa fanezoikum sendiri
adalah masa di mana hewan-hewan berkembang sangat variative yang dimulai sejak ledakan Kambrium dan berlangsung hingga
sekarang ini. Ledakan kambrium adalah peristiwa kemunculan filum-filum hewan
utama dan diikuti oleh perkembangan variasi-variasi organisme lainnya. Masa
fanezoikum juga ditandai dengan kemunculan hewan bercangkang untuk pertama
kalinya. Tumbuh-tumbuhan darat juga sudah mulai berkembang di masa fanezoikum
dan terus berkembang menjadi kompleks. Ikan-ikan di perairan pun juga
berevolusi dengan pesat. Di samping itu, pada masa fanezoikum benua-benua yang
ada saat itu mulai bergerak membentuk superbenua Pangaea.
Peristiwa
kepunahan tersebut terjadi pada masa Hirnantia di periode Ordovisian hingga masa Rhuddania di periode Silur. Persitiwa tersebut berlangsung selama sekitar 455 – 430 juta
tahun lalu, tepatnya dimulai pada pertengahan Ordovisian hingga awal Silur.
Penyebab

Penyebab
utama dari Kepunahan Ordovisian-Silur adalah glasiasi, berkebalikan dengan isu pemanasan global yang terjadi
sekarang ini. Di pertengahan Ordovisian, suhu bumi relatif hangat, lalu
kemudian mengalami pendinginan di Ordovisian akhir. Pendinginan tersebut
menyebabkan air laut di dunia mengalami glasiasi atau membeku membentuk
glasier. Glasiasi ini mengakibatkan permukaan air laut di seluruh dunia menurun
sehingga hewan-hewan laut banyak yang kehilangan habitat mereka. Apalagi, pada
saat itu banyak sekali makhluk yang hidup di laut; mereka kehilangan habitat
mereka dan mati. Bukan hanya itu, air laut juga berperan sebagai pelindung dari
sinar UV pada zaman itu; menurunnya permukaan air laut mengakibatkan banyak
hewan laut yang terpapar radiasi UV hingga akhirnya mereka mati. Selain
glasiasi, Kepunahan Ordovisian-Silur juga diduga karena radiasi sinar gamma,
aktivitas vulkanik, cuaca, dan pencemaran oleh racun logam.
Dampak
Peritiwa
kepunahan massal tersebut tentu saja sangat berpengaruh bagi kehidupan saat
itu. Banyak sekali makhluk laut yang mati dan bahkan punah. Walaupun begitu, peristiwa
tersebut tidak begitu mempengaruhi kehidupan di darat yang pada saat itu baru
dimulai. Sekitar 40% - 60% genus hewan laut punah dan hampir 85% spesies laut
punah, yakni Brachiopoda, Bivalvia, Echinodermata, Bryozoa, dan Koral. Di
samping kepunahan banyak spesies, peristiwa tersebut juga memengaruhi cara
hidup beberapa makhluk yang masih bertahan. Mereka mengalami perubahan dalam
respons biologis karbon dan isotop oksigen.
Di awal Silur, glasier es
kembali mencair sehingga permukaan air kembali naik dan habitat makhluk-makhluk
kembali. Hal tersebut mendorong lahirnya biodiversitas baru, meskipun tidak
sekoompleks sebelumnya.
Selanjutnya
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar