Tentang Penulis
Tere Liye adalah seorang penulis novel ternama dari
Indonesia. Dia lahir di pedalaman Sumatera pada tanggal 21 Mei 1979. Dia adalah
lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tere
Liye sudah menciptakan banyak karya bestseller,
seperti Hafalan Shalat Delisa (2005),
Moga Bunda Disayang Allah (2005), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010),
dan Pulang (2015). Novel Bulan sendiri adalah novel kedua dari serial Petualangan Dunia Paralel, menyusul Bumi (2014).
Sinopsis
Raib, Seli, dan Ali kembali lagi ke Klan Bumi
setelah petualangan mereka di Klan Bulan. Miss Selena memerintahkan mereka
untuk menunggu, menyembunyikan kekuatan mereka, dan bertingkah normal sampai
dia kembali.
Enam bulan berlalu, Miss Selena akhirnya kembali
bersama Av. Mereka sudah mempersiapkan perjalanan diplomatis ke Klan Matahari. Raib,
Seli, dan Ali dengan penuh antusias ikut dalam perjalanan tersebut, tapi kali
ini mereka ditemani teman baru, yakni Ily, cicit Av yang baru saja lulus dari
Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT) di Klan Bulan.
Setibanya di Klan Matahari, ketiga sahabat tersebut
mengikuti Festival Bunga Matahari. Acara tersebut adalah festival paling
penting di Klan Matahari, tapi juga paling berbahaya. Dalam festival tersebut
akan ada pertarungan, hewan buas, dan korban jiwa. Pesaing mereka di festival
tersebut adalah pemuda-pemudi paling kompeten di Klan Matahari. Sanggupkah Raib,
Seli, Ali, dan Ily memenangkan festival tersebut?
Kelebihan
Di buku Bulan,
Raib, Seli, dan Ali bertualang di Klan Matahari sehingga pembaca akan
diperkenalkan dengan peradaban Klan Matahari, dengan teknologi-teknologinya
yang lebih mutakhir daripada Klan Bulan. Sekali lagi, worldbulding Tere
Liye berhasil. Dia sukses menciptakan gambaran sebuah peradaban manusia yang
kompleks, tapi dideskripsikan secara sederhana dan mudah dipahami. Di buku kali
ini, pembaca tidak hanya melihat Kota Ilios, pusat peradaban klan tersebut,
tetapi juga tempat-tempat lainnya di Klan Matahari, seperti desa-desa dan hutan-hutannya.
Rombongan tokoh utama yang menjadi pusat cerita
juga lebih menarik karena keberadaan Ily dengan karakternya yang disiplin. Lucu
melihat Ily dan Ali yang karakternya saling kontras. Kemudian, perkembangan tokoh-tokoh
lama, khususnya Raib dan Seli juga menarik, terutama karena kekuatan mereka meningkat.
Jadi, pembaca akan disuguhkan dengan adegan-adegan bertarung yang lebih banyak
dan lebih epik daripada novel sebelumnya.
Oh iya, (spoiler
alert) aku pribadi suka dengan kekuatan barunya Raib, teknik berbicara
dengan alam. Kemampuan tersebut sebenarnya menyiratkan kepada pembaca agar menjadi
lebih dekat dengan alam, agar “mendengarkan” apa yang ingin alam sampaikan
kepada kita. Pesan tersebut sangatlah penting karena semakin hari, manusia semakin
menjauh dari alam dan melihat alam hanya sebagai sumber daya untuk dieksploitasi.
Berikutnya, desain sampul bukunya bagus. Sampulnya
menjadi lebih menarik setelah mengalami perubahan. Desainnya yang serasi dengan
buku-buku serial “Petualangan Dunia Paralel” yang lain membuat serial novel ini
cocok sekali menjadi koleksi. Dan sama seperti novel “Bumi”, gambar-gambar yang
ada di sampul Bulan akan ada di dalam
ceritanya.
Terakhir, yang paling hebat dari buku ini adalah akhir
ceritanya yang unpredictable. Jujur
saja, di awal sampai tengah cerita, aku sangat semangat membaca. Akan tetapi, mulai
dari tengah menuju akhir, aku sedikit bosan karena ceritanya repetitif,
mengulang-ngulang saja. Begitu sampai di babak final, semangatku kembali
tersulut. Adegan pertarungan yang begitu epik dan seru membuat aku tidak bisa
berhenti membalik halaman. Pokoknya, ending
buku kali ini lebih bagus daripada buku sebelumnya. Tere Liye tampaknya berhasil
memperbaiki kesalahan dia di novel “Bumi.”
Kelemahan
Kelemahan buku ini, seperti yang sudah aku
sampaikan di atas, adalah banyak konflik yang repetitif. Dalam Festival Bunga
Matahari tersebut, (spoiler alert) setiap tim harus menemukan petunjuk
yang tersebar di seluruh Klan Matahari untuk bisa menukan bunga matahari
pertama mekar. Jadi, sebagian besar cerita hanyalah berisi pencarian
petunjuk-petunjuk tersebut. Di awal memang menyenangkan, tetapi saat petunjuk
pertama ditemukan dan lanjut ke petunjuk kedua, rasanya seperti membaca ulang
cerita saja. Polanya hanya begitu, tidak ada sesuatu yang istimewa selama
pencarian petunjuk-petunjuk berikutnya. Mungkin memang ada beberapa adegan fighting, tetapi masih kurang.
Selain itu, yang lumayan mengecawakan adalah
karakter Ali yang seperti tidak ada perkembangan. Dia tidak ada bedanya dengan
Ali di buku “Bumi.” Padahal, Raib dan Seli sudah lebih hebat dalam
mengendalikan kekuatan mereka. Rasanya, Ali kurang mendapat perhatian di buku
ini, ironis karena dia adalah salah satu tokoh utama dalam serial “Petualangan
Dunia Paralel.”
Berikutnya, sebetulnya aku pikir ini hal sepele,
tetapi tetap sebuah kekurangan dari buku ini, yaitu judulnya. Agak ironis
karena judul buku ini adalah Bulan,
tetapi isinya tentang bertualang di Klan Matahari. Aku pikir seharusnya Tere Liye
menceritakan petualangan Raib, Seli, dan Ali di Klan Bulan saja dalam buku ini.
Kesimpulan
Novel Bulan adalah
sekuel yang menarik bagiku. Buku ini cukup memuaskan untuk mengobati rasa
kangen kepada Raib, Seli, dan Ali. Apalagi dengan keberadaan Ily, interaksi
antartokoh menjadi lebih fresh. Walaupun
begitu, novel ini memiliki alur yang mengulang-ulang saja di beberapa bagiannya,
itu agak disayangkan. Maka dari itu, aku memberi skor 7,7/10 untuk buku yang
satu ini. Buku ini cocok untuk segala usia, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Bagi kalian yang ingin mencari novel petualangan atau sci-fi, tentu saja Bulan
sangat disarankan!
Sebelumnya (Bumi)
Selanjutnya (Matahari)
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar