Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1] (2017) yang lalu menjadi buku best-...
Jalan Yang Jauh, Jangan Lupa Pulang: Sekuel NKCTHI yang Mengena Banget di Hati dan Cocok untuk Para Perantau
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Identitas Film
Judul
:
Jalan Yang Jauh, Jangan Lupa
Pulang
Sutradara
:
Angga Dwimas Sasongko
Produser
:
Tersi Eva Ranti
Tanggal rilis
:
2 Februari 2023
Rumah produksi
:
Visinema Pictures,
Legacy Pictures, SRM Media
Penulis naskah
:
Angga Dwimas Sasongko,
Mohammad Irfan Ramly, Marchella F. P.
Durasi tayang
:
1 jam 49 menit
Pemeran
:
Sheila Dara Aisha, Lutesha,
Jerome Kurnia, Ganindra Bimo, Rio Dewanto, Rachel Amanda
Genre
:
Drama
Sinopsis
Aurora (Sheila Dara Aisha) sudah
cukup lama merantau di London dalam rangka melanjutkan studi di bidang seni
rupa. Naamun, tiba-tiba saja dia menghilang tak ada kabar. Keluarganya pun
khawatir sekali.
Di sisi lain, Aurora memang
sedang dalam keadaan terpuruk. Setelah bertengkar hebat dengan kekasihnya, Jem
(Ganindra Bimo), dia mengakhiri hubungan mereka. Dalam situasinya yang seperti
itu, Aurora hanya bisa bersandar pada kedua temannya, Honey (Lutesha) dan Kit
(Jerome Kurnia). Dibantu mereka berdua, Aurora mencoba untuk menata kembali
hidupnya.
Akankah Aurora bisa menemukan
jalannya untuk bangkit kembali? Akankah ia dapat menemukan jalannya kembali ke
rumah? Namun, bagi Aurora sekarang, di manakah rumah tempat hatinya memanggil
pulang?
Kelebihan
Film Jalan Yang Jauh, Jangan
Lupa Pulang (disingkat menjadi JYJJLP) adalah sekuel dari film populer Nanti
Kita Cerita Tentang Hari Ini alias NKCTHI, maka jangan menonton ini kalau
belum nonton NKCTHI. Namun, berbeda dengan NKCTHI, JYJJLP bukan adaptasi dari
buku. Ia adalah film yang naskahnya orisinal, bukan adaptasi. Meskipun
demikian, vibe NKCTHI-nya tetap terasa dan penonton pun pasti dapat
menemukan kesamaan pola pada kedua filmnya; yang beda adalah NKCTHI itu versi
Awan (Rachel Amanda) si bungsu, sementara JYJJLP itu versi Aurora si anak
tengah.
Salah satu keunikan yang aku
temukan ketika menonton film ini adalah tidak ada momen yang dengan sengaja
ingin mempertontonkan suasana London. Biasanya, di film-film yang berlatar di
luar negeri, ada sedikit adegan yang menyoroti pemandangan dan suasana latar
kotanya tersebut, seakan ingin mempertegas bahwa film ini terjadi di luar
negeri. Namun, JYJJLP tidak seperti itu—film ini fokus pada cerita Aurora saja,
tetapi tetap mampu memperlihatkan bahwa latarnya bukan di Indonesia tanpa harus
seperti “turis”.
Akan tetapi, yang lebih kusukai
adalah ide besar konfliknya. Film ini akan sangat lekat bagi para perantau di
manapun kalian berada. Melalui sosok Aurora, kita dapat melihat potret beratnya
hidup merantau. Aku bisa mengerti mengapa Aurora tidak mau mengabari
keluarganya saat dia sedang terpuruk dan aku rasa banyak perantau yang juga
suka menutupi kondisi mereka agar tidak membuat keluarga di rumah khawatir.
Aku, sebagai sesama perantau,
juga bisa merasa relate bahwa sahabat-sahabat terdekat kita di
perantauan adalah keluarga kita. Aku amat menyukai kedekatan Aurora, Honey, dan
Kit. Persahabatan mereka begitu solid dan tulus. Memang, adakalanya yang
dibutuhkan seseorang adalah bisa diterima tanpa banyak pertanyaan, seperti yang
dilakukan Honey dan Kit ketika Aurora datang dalam keadaan terpuruk. Mereka
menerimanya tanpa bertanya macam-macam dan memberi waktu sampai Aurora siap
cerita sendiri. Aku turut senang Aurora dapat menemukan sahabat-sahabat yang
begitu baik.
Selain mengenai hidup di
perantauan, konflik lain yang diangkat film ini adalah apakah keluarga itu
harus memiliki hubungan darah. Itu adalah sesuatu yang jarang ditemukan dalam
film Indonesia, bahkan di beberapa film dan serial TV asal Asia yang aku tonton
beberapa tahun belakangan—kebanyakan menekankan tentang relasi keluarga
sedarah. Akan tetapi, film ini justru agak berbeda karena berusaha menyampaikan
bahwa keluarga tidak harus memiliki hubungan darah. Kita bisa memilih
siapa keluarga kita. Bahwa terkadang di perantauan, seseorang bisa menemukan
“rumahnya”, tempatnya bisa merasa menjadi dirinya dan nyaman. Itulah yang
terjadi pada Aurora: ketika bersama keluarganya sendiri, dia cenderung menutup
diri seperti tidak memiliki tempat; tetapi di London, bersama Honey dan Kit,
dia justru dapat menjadi dirinya sendiri. Ketika di negeri asing tersebut,
dirinya justru merasa berada di rumah.
Tidak heran jika Angkasa (Rio
Dewanto) dan Awan bilang mereka merasa tidak mengenali Aurora yang sekarang
ketika bertemu kembali dengan suadara mereka itu. Bisa jadi, sosok Aurora yang
selama ini hidup bersama mereka bukan diri Aurora yang asli. Bisa jadi justru
Aurora yang saat inilah sosok Aurora yang sebenarnya. Terkadang, memang kita
bisa tidak benar-benar mengenali anggota keluarga kita sendiri dan karena itu,
kita perlu belajar menerima mereka seperti apapun agar mereka pun dapat merasa
nyaman menjadi diri mereka.
Selain itu, film ini juga
menyoroti hubungan yang toksik (toxic relationship) melalui hubungan
Aurora dan Jem. Jem itu adalah senior Aurora di kampus dan mereka berbagi passion
yang sama terhadap seni. Namun, karena suatu alasan, akhirnya tampak sifat
Jem yang begitu manipulatif dan kasar. Jem benar-benar red flag berjalan
yang sok baik. Maka dari itu, aku sangat senang ketika Aurora tidak banyak
drama ini itu langsung meninggalkan Jem. Itupun tidak lepas dari kehadiran Honey
dan Kit yang menerima Aurora di saat sulitnya. Aku harap, jika kalian ada di
hubungan toksik seperti itu (tapi semoga saja tidak), kalian bisa segera keluar
seperti Aurora; carilah teman yang akan melindungi kalian.
(Spoiler alert) adegan
favoritku dalam film ini adalah saat Aurora, Awan, dan Angkasa mengobrol di
atap bangunan. Itu mengulang adegan di NKCTHI, salah satu kemiripan keduanya. Selain
itu, percakapan mereka di adegan itu begitu menghangatkan hati. Aku suka sekali
bagaimana saudara bisa saling mengerti satu sama lain setelah mengobrol. Adegan
tersebut best!
Kemudian, (spoiler alert)
adegan lain yang kusukai adalah adegan terakhirnya ketika berpisah di stasiun.
Percakapan ini (maaf, aku gak bisa mengulanginya persis kata per kata):
“Jangan lupa pulang ya”,
kata Angkasa.
“Kan aku udah di rumah,
Kak”, jawab Aurora.
“Jangan lupa mampir”,
tambah Awan.
Itu dialog yang sederhana
sekali, tetapi mengena banget di hati. Rasanya ikut sedih ketika Aurora tak
lagi merasa keluarganya adalah rumah, setidaknya rumah utamanya. Namun, ketika
adegan dilanjutkan dengan memperlihatkan Aurora, Honey, dan Kit berjalan
bersama meninggalkan stasiun, aku bisa turut senang karena tahu Aurora ada di
rumah bersama orang-orang yang tulus menerimanya.
Kelemahan
Seperti di film NKCTHI, sesekali
film ini diselingi dengan kilasan balik (flashback). Kilasan-kilasan
balik dalam film ini memperlihatkan momen-momen penting antartokohnya, seperti
pertemuan pertama Aurora dengan Honey dan pertemuan pertama Aurora dengan Jem.
Itu dapat mempertegas dan menambah bobot emosi pada kejadian yang di masa
sekarangnya. Penonton dapat lebih paham hal-hal tersirat yang terjadi pada
adegan-adegan di masa sekarang.
Akan tetapi, transisi kilas
baliknya kurang mulus, menurutku. Pada awalnya, aku agak sulit membedakan mana
adegan yang masa sekarang dan mana yang kilas balik. Biasanya, untuk membedakan
keduanya, ada perbedaan grading warna, tetapi tidak ada di sini. Apalagi
terkadang kilas baliknya begitu tiba-tiba, muncul di momen yang sedang seru
sehingga agak mendistraksi suasana.
Kesimpulan
Jalan Yang Jauh, Jangan Lupa
Pulang adalah film drama yang
akan sangat relatable bagi para perantau. Namun lebih daripada itu, film
ini juga memperlihatkan bahwa keluarga tidak harus selalu orang-orang yang
memiliki ikatan darah dengan kita. Keluarga bisa adalah orang-orang yang kita
pilih, seperti Aurora, Honey, dan Kit yang menjadi keluarga di negeri asing. Film
ini akan mengajak kita untuk melihat jatuh bangun Aurora selama di London serta
bagaimana dia dengan kedua sahabatnya tersebut saling mendukung dan menolong. Meskipun
adegan-adegan kilas baliknya kurang mulus, itu tetap mampu menambah bobot emosi
pada filmnya. Film ini mungkin dapat membuat kita mendefinisikan ulang makna
keluarga dan rumah. Oleh karenanya, aku beri skor 8,7/10 untuk film ini. Aku
merekomendasikannya untuk siapapun, terutama para perantau. Film ini juga cocok
ditonton bersama keluarga atau sahabat-sahabat terdekat kalian.
Kalian bisa menonton Jalan Yang Jauh, Jangan Lupa Pulang di Netflix. Silakan menonton trailer filmnya di bawah ini ya.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar