Spoiler: Sebuah Novel Teenlit Lokal Rasa Drakor tentang Pembunuhan dan Proyektor Film Terkutuk

Identitas Buku

Judul

:

Spoiler

Penulis

:

Lia Nurida

Penerbit

:

Bentang Belia (Bentang Pustaka)

Tahun terbit

:

2023

Cetakan

:

I

Tebal

:

324 halaman

Harga

:

Rp98.000

ISBN

:

9786231861184

Genre

:

Misteri, young adult, low fantasy, thriller

 

Tentang Penulis

Lia Nurida adalah seorang ENFP yang telah memulai karir menulisnya sejak tahun 2012. Selain menulis, wanita yang menyukai kopi, K-Pop, dan kebab ini menghabiskan waktunya untuk mengurus komunitas Expert Class Project, sebuah komunitas menulis, serta klub Manula (Makan Nulis Baca). Dirinya juga kerap menghabiskan waktu senggang dengan menonton film atau serial TV dan fangirling Ateez. Lia Nurida juga berpengalaman sebagai penyunting dan proofreader lepas untuk buku fiksi, serta aktif menjadi pembicara dan pemateri untuk topik-topik kepenulisan.

Dirinya telah menerbitkan beberapa novel dan novela kolaborasi. Beberapa judul buku karangannya adalahCaramellove Recipe (2018), Ruang Hampa Prada (2018), Radio’s Heart (2018), Pitu Loka (2019), dan Podcase (2022). Buku terbarunya, yang berjudul Spoiler, adalah pemenang dari kompetisi menulis Mizan Writing Bootcamp. Kalian dapat membaca cerita seru lainnya karangan Lia Nurida di akun Wattpad @lianurida serta mengikuti kesehariannya dan mendapatkan tip-tip seputar kepenulisan di akun Instagram @lianurida.

 

Sinopsis

Semuanya menjadi kacau gara-gara proyektor tua itu. Iya, semua berawal dari benda terkutuk itu.

Awalnya, Kiev ingin unjuk gigi di depan teman-teman klub film sekolahnya, Levinema, supaya mereka memilihnya sebagai ketua klub yang baru. Dia ingin mengalahkan pesaingnya, Dinka yang lebih disukai teman-temannya. Sebenarnya, Kiev dan Dinka dulunya berteman, tetapi karena suatu masalah, Dinka berubah memusuhi Kiev dan sejak saat itu, mereka selalu bersaing, termasuk dalam pemilihan ketua klub film ini.

Kiev pikir, dengan memamerkan proyektor film antik milik kakeknya, Kiev dapat mengambil hati teman-temannya. Akan tetapi, saat ia mengetes benda itu, dirinya justru melihat kilasan-kilasan peristiwa yang belum terjadi—seperti spoiler masa depan. Hanya saja, spoiler yang diperlihatkan proyektor tersebut adalah peristiwa buruk, termasuk kematian guru pembina klub filmnya, Pak Jonathan.

Dengan mengetahui spoiler tersebut, Kiev pikir dia dapat mencegah hal itu terjadi. Dia berusaha keras agar apapun yang ditunjukkan proyektor itu tidak menjadi kenyataan. Namun, semakin dia berusaha, semakin kacau saja situasinya. Berhasilkah Kiev mencegah kematian Pak Jonathan?

 

Kelebihan

Setelah membaca blurb di sampul belakang bukunya, aku langsung tertarik dengan ceritanya. Aku jadi teringat ke masa ketika aku SMA dan kuliah, sekitar tahun 2015–2018, toko buku dipenuhi novel teenlit dengan premis cerita yang mirip: cerita cinta masa SMA atau kuliah, dengan tokoh bad boy dan good girl-nya. Aku membaca satu, Dear Nathan (2016) karya Erisca Febriani, dan merasa kurang cocok dengan buku tersebut—by the way, aku pikir bukunya bagus, tapi masih bisa ditingkatkan lagi di sana-sini. Kemudian, aku jadi pesimistis terhadap buku-buku lainnya dari penulis Indonesia, terutama jika itu genrenya young adult atau teenlit. (Tentu sebenarnya ada judul-judul lain dengan premis yang berbeda, tetapi kalah banyak—atau setidaknya kalah terekspos—dengan buku teenlit dengan premis pasaran tadi.)

Namun, makin ke sini aku lihat ada perkembangan. Premis cerita young adult dari penulis-penulis lokal sudah lebih beragam sehingga aku mulai tertarik untuk membaca salah satu. Saat aku melihat buku Spoiler di linimasa Instagramku, aku langsung tertarik karena premisnya menggabungkan elemen low fantasy dan misteri pembunuhan—sesuatu yang berbeda dari kebanyakan buku teenlit di Indonesia.

Setelah selesai membacanya, menurutku penulisnya telah berhasil mengeksekusi ide cerita tersebut. Premis menarik tersebut dikembangkan menjadi cerita dengan alur yang begitu rapih. Sepanjang membacanya, kesan yang kurasakan adalah seperti ketika menonton drama Korea. Dari awal sampai akhir, setiap sekuensnya diperhatikan dengan baik, serta dijaga agar ketegangan ceritanya terus naik di setiap bab.

Well, memang di awal, ceritanya tidak langsung ke masalah intinya. Pada sekitar 100-an halaman pertama, cerita lebih fokus untuk memaparkan segala situasi dan keadaan para tokohnya saat itu, seperti pemilihan ketua klub Levinema, persiapan acara perayaan HUT SMA Lentera Victoria, hubungan Kiev dan Dinka yang tidak akur, dlsb. Namun, perlahan-lahan cerita masuk ke konflik utama: misteri kematian Pak Jonathan. Segera saja setelah itu cerita bergulir dengan cepat—sangat page-turning.[1] Yang aku suka adalah seiring penyelidikan yang dilakukan Kiev dan teman-temannya, masalah-masalah yang sudah dipaparkan di awal tadi mulai terlihat benang merahnya. Kemudian, akhirnya semua masalah tersebut tampak saling berhubungan dan mengerucut ke satu penyelesaian. Menarik sekali karena penulis berhasil mengeksekusi cerita ini dengan pas. Great job!

Elemen fantasinya pun disajikan dengan pas, yakni melalui proyektor film antik milik kakeknya Kiev. Proyektor tersebut tidak cuma jadi “bumbu” cerita; ia menjadi bagian penting dari plot. Apalagi, Kiev tidak hanya satu kali menggunakan proyektor tersebut—beberapa kali dia gunakan untuk melihat spoiler masa depan. Jadi, bisa dibilang yang membuat cerita ini bergerak ya proyektor antik tersebut.

Kemudian, peran semua tokoh juga pas. Setiap tokoh memiliki peran yang sesuai dengan kebutuhan cerita. Setiap tokoh yang disebutkan tidak ada yang berlalu begitu saja. Bahkan, beberapa tokoh memiliki akhir yang mengejutkan—cukup kelam untuk sebuah cerita young adult, tapi aku suka, hahaha. Memang yang paling menonjol adalah peran Kiev dan Dinka, tetapi peran teman-teman mereka yang lain tidak kalah penting dalam menyelesaikan misteri yang ada.

Berikutnya, karena ini cerita young adult, tidak lengkap jika tidak ada konflik yang khas remaja. Selain konflik utama yang tentang misteri kematian Pak Jonathan, ada konflik lain: masalah antara Kiev dan Dinka. Sejak awal, konflik ini lebih dulu muncul dan memang membuatku penasaran. Apa sih yang sebenarnya terjadi di antara mereka? Begitu sampai ke bagian itu, wah… aku jadi mengerti mengapa Dinka sebegitu marah pada Kiev. Amarahnya Dinka bisa dimengerti banget sih. Walaupun konflik ini tidak langsung berhubungan dengan konflik utamanya tadi, tetapi menariknya, penulis mampu menjadikan konflik ini relevan dan memancing rasa penasaran.

Mau ada plot twist? Tenang, ada kok. Plot twist-nya sama sekali tak terduga. Aku kaget saat itu diungkap. Selain itu, yang lebih penting adalah cara penulis menyampaikan plot twist-nya. Karena setiap detail dan sekuens telah dirangkai rapih, pengungkapan plot twist-nya jadi tidak terasa tiba-tiba atau random. All the clues were there. Pokoknya, good job untuk Kak Lia Nurida.

 

Kelemahan

Secara umum, buku ini oke banget, tetapi ada beberapa hal yang aku kurang suka. Jadi, sebagai novel young adult, di sini ada sedikit subplot romansanya—antara siapa dengan siapa tidak akan kubocorkan, silakan dibaca sendiri ya. Sebenarnya, karena porsinya sangat sedikit, dan lebih seperti fan service[2], aku tidak terlalu keberatan. Namun, aku keberatan karena di akhir, disebutkan bahwa kedua tokoh tersebut sudah berpacaran. Padahal seharusnya tidak usah disebutkan. Biarkan saja pembaca menebak-nebak dan berimajinasi, sebab itu tidak relevan ke cerita.

Hal kedua yang kurang aku suka ini sifatnya big spoiler ya, jadi silakan dilewati jika tidak mau terkena spoiler. Yang kumaksud adalah kemampuan firasat Dinka. Sebenarnya agak random Dinka memiliki kemampuan firasat tersebut. Berbeda dengan proyektor film antik yang digunakan Kiev, kemampuan firasat Dinka ini “muncul tiba-tiba” di pertengahan cerita—mungkin sebagai sebuah kejutan di dalam plot—tetapi tidak terlalu banyak dieksplorasi.

Sebenarnya, buku ini masih satu semesta dengan buku lain karya penulis, yakni Podcase (2022)—tapi aku belum membacanya. Keduanya terjadi di latar yang sama, bahkan di buku ini, kejadian di buku Podcase sempat disebutkan. Karena aku belum membaca yang Podcase, aku tidak tahu apakah mungkin Dinka juga muncul di buku itu dan kemampuan firasatnya ini sudah dieksplorasi lebih lanjut di buku tersebut atau belum. Bagaimanapun, soal kemampuan firasatnya Dinka ini, aku masih kurang suka karena terasa kurang dieksplorasi dan diperdalam.

 

Kesimpulan

Spoiler merupakan sebuah buku karya penulis lokal yang unik, terutama di kalangan buku-buku teenlit. Untuk sebuah buku teenlit, Spoiler memiliki premis yang begitu unik sebab menggabungkan elemen low fantasy dan misteri pembunuhan. Dengan detail dan sekuens yang dirangkai begitu rapih oleh penulis, cerita ini begitu nyaman dibaca dari awal sampai akhir. Meskipun konflik utamanya tidak langsung muncul di awal, tetap saja pembaca dapat menikmati keseluruhan ceritanya.

Setiap tokoh dikelola dengan baik sehingga tidak ada yang terlewatkan. Mereka memiliki peran masing-masing yang relevan terhadap jalan cerita. Kemudian, karena ini buku young adult, terdapat subplot yang khas genre tersebut, seperti konflik antara Kiev dan Dinka, yang ternyata tetap relevan terhadap plot utama.

Memang masih ada beberapa detail yang terasa kurang pas dan seharusnya dieksplorasi lebih lanjut, tetapi secara keseluruhan ini adalah cerita yang solid. Bagi penggemar drama Korea, sepertinya akan cocok untuk membaca buku ini sebab vibes-nya mirip. Aku kasih skor 8,7/10 untuk novel Spoiler karya Lia Nurida. Looking forward to read another books from the author!



[1] Page-turning berarti sebuah buku yang menarik, seru, dan menegangkan, biasanya sebuah novel (sumber: The Free Dictionary).

[2] Fan service adalah material dalam sebuah karya fiksi atau serial fiksi yang secara intensional ditambahkan untuk menarik audien (sumber: Wikipedia). 

Komentar