Identitas
Buku
Judul
|
:
|
Lockwood
& Co. #5: The Empty Grave (Makam Tanpa Penghuni)
|
Penulis
|
:
|
Jonathan
Stroud
|
Penerjemah
|
:
|
Poppy
D. Chusfani
|
Penerbit
|
:
|
PT
Gramedia Pustaka Utama
|
Tahun
terbit
|
:
|
2018
(versi orisinal bahasa Inggrisnya terbit pada 2017)
|
Cetakan
|
:
|
I
|
Tebal
|
:
|
496
halaman
|
Harga
|
:
|
Rp135.000
|
ISBN
|
:
|
9786020611709
|
Genre
|
:
|
Horor
supranatural, detektif
okultisme, drama prosedural, action, petualangan, young
adult
|
Tentang
Penulis
Jonathan Anthony Stroud lahir di Bedford, Inggris
pada pada 27 Oktober 1970, dan tumbuh besar di St. Albans. Sejak kecil,
Jonathan Stroud senang membaca, menggambar, dan menulis cerita. Di usia 7–9
tahun dia sering sakit sehingga dia banyak menghabiskan waktu di rumah sakit
atau di tempat tidurnya. Untuk menghilangkan kebosanan, dia menenggelamkan diri
dalam buku-buku dan cerita-cerita.
Setelah lulus kuliah sastra Inggris di Unviesitas
York, Jonathan Stroud bekerja sebagai editor di toko buku The Walker. Kemudian,
dia mulai menulis karyanya sendiri dan menerbitkannya, dan langsung menjadi
populer. Di awal karier menulisnya, Jonathan Stroud banyak menulis cerita
anak-anak. Kemudian, dia pun mulai proyek buku trilogi Bartimeus-nya, yang menjadi karyanya yang paling laris.
Pada tahun 2012, Jonathan Stroud mengumumkan
proyek teraburnya, yaitu serial Lockwood
& Co. Buku pertama dalam serial tersebut, The Screaming Staircase langsung mendapatkan pujian dari pembaca. Bahkan,
Rick Riordan, penulis serial Percy
Jackson & the Olympians, menyebutnya jenius. Kini, Jonathan Stroud
tinggal di St. Albans bersama istri dan kedua anaknya. Karya terbarunya adalah
serial novel Scarlett and Browne yang
saat ini sudah terdiri atas dua buku.
Sinopsis
Setelah menghadapi Bayangan Mengendap yang
mengerikan, memecahkan misteri penampakan massal di desa terpencil, dan
menghancurkan pusat penelitian misterius milik agensi Rotwell, tim Lockwood
& Co. layak mendapatkan waktu santai. Tentu saja mereka menggunakannya
untuk menyelidiki target baru mereka: Penelopoe Fittes, cucu Marissa Fittes
sekaligus sosok penting yang memulai perang dengan Masalah.
Oleh karena itu, mereka menyusup ke situs makam Marissa Fittes yang dijaga
dengan begitu ketat. Apapun yang akan mereka temukan di sana akan mengubah
segalanya.
Kebenaran tentang Masalah akan terungkap.
Pertempuran melawan agensi besar Fittes akan dimulai. Tim Lockwood & Co.
harus bersiap dan menggunakan semua sumber daya yang mereka miliki. Mereka
harus mengorbankan hal-hal penting dan pergi ke Dunia Lain. Apapun yang
terjadi, nasib seluruh Inggris, dunia orang mati dan orang hidup, akan
ditentukan dalam pertempuran ini.
Kelebihan
The Empty Grave adalah buku pamungkas dari keseluruhan serial Lockwood
& Co. Sebuah buku yang begitu epik dengan ketegangan tiada henti sampai
akhir. Hanya saja, ada beberapa hal yang terasa kurang dari buku ini sehingga
tidak menjadi peringkat satu dari keseluruhan serial ini bagiku
pribadi—peringkat satunya adalah buku keempat, The Creeping Shadow (baca
reviunya di sini), by the way. Namun, mari kita bicarakan kelebihan-kelebihannya
dulu.
Agak berbeda dari keempat buku lainnya, buku ini
dibuka tanpa basa basi. Inti buku ini adalah mengungkap siapa Penelope Fittes
sebenarnya dan apa penyebab dari Masalah, dan buku ini langsung ke arah situ
sejak awal. Dimulai dengan investigasi makam Marissa Fittes, cerita terus
bergulir dengan serunya—sangat page-turning!
Meski mendebarkan, masih ada humor khas Lockwood
& Co. di sana-sini. Waktu di makam Marissa Fittes saja, sudah banyak
tingkah kocak mereka yang membuatku tertawa. Bisa-bisanya di saat genting,
mereka bertingkah konyol atau memperdebatkan hal yang tidak penting, hahaha.
Lagi-lagi, George dan si Tengkorak menjadi comedy-relieve yang tidak
pernah gagal membuatku terhibur.
Kalau George dan Tengkorak punya kelakuan kocak,
Anthony Lockwood—bintang utama kita—punya tangkah-tingkah nekat yang membuat
Lucy menahan napas. Di buku ini, Lockwood berbuat banyak sekali kenekatan, yang
membuatku deg-degan. Di sisi lain, Lockwood menjadi karakter yang lebih terbuka
kepada teman-temannya. Dia telah menceritakan tentang kamar rahasia kepada
mereka semua, bahkan mampu merelakan barang-barang peninggalan keluarganya. Dalam
buku ini juga diceritakan tentang sosok kedua orang tua Lockwood dan kematian
mereka—(spoiler alert) yang rupanya berhubungan dengan Orpheus
Society dan Marissa Fittes. Ini menjadi menarik karena ternyata penyelesaian
masalah ini berubah menjadi personal bagi Lockwood. Tidak hanya demi
menyelamatkan Inggris, pertempuran ini juga demi keadilan bagi kedua orang
tuanya.
Kemudian, kalian yang penggemar Lucy dan Lockwood
harus mempersiapkan hati kalian. The hints of romance between them are all
over the places. Kapanpun mereka bersama, rasanya hubungan mereka tak lagi
sebagai rekan kerja atau teman biasa. Terutama sejak Lockwood membawa Lucy ke
tempat istimewanya, tempat yang begitu personal bagi Lockwood yang tidak
diketahui anggota Lockwood & Co. lainnya. Chemistry mereka sejak
saat itu sangat intim. Aku tahu buku ini tidak bergenre romantis, tetapi apa
tidak bisa mereka menunjukkan afeksi sederhana, seperti pegangan tangan atau
berpelukan? Hehehe. Pokoknya, aku dibuat kesemsem oleh keduanya, padahal keduanya
bukan sedang bermesraan.
Selain dengan Lockwood, Lucy juga memiliki chemistry
yang istimewa dengan si Tengkorak. Seperti halnya di buku-buku sebelumnya,
hubungan Lucy dan Tengkorak juga mencuri perhatianku. Mereka adalah frenemy yang
selalu ingin kulihat. Namun kali ini, kekompakan mereka diuji. Kerja sama
mereka menjadi kunci penting untuk keberhasilan misi kali ini, dan akan ada
pengorbanan besar yang harus mereka buat. Aku takut akan membocorkan lebih
banyak lagi, jadi aku akan berhenti membicarakannya—tetapi yang pasti, aku senang
Tengkorak yang menjadi partner Lucy.
Kemudian, untuk jalan ceritanya sendiri, aku
sangat menyukainya. Buku ini bukanlah yang terbaik, tetapi ini adalah penutup
yang sangat luar biasa. Segala pertanyaan yang sejak lama muncul terjawab dalam
buku ini, dengan cara-cara yang mengejutkan dan memuaskan. Aksi Lucy, Lockwood,
dan teman-teman memberi ketegangan yang nagih. Seperti halnya buku keempat,
keseruan cerita terjaga dengan baik, terus naik sampai puncak cerita. Aku
berani jamin kalian tidak akan mau berhenti membaca sampai selesai.
Tak hanya itu, persahabatan para tokohnya juga
membuatku terkesan. Sepertinya, semua penggemar Lockwood & Co.
sepakat bahwa salah satu kekuatan dari serial novel ini adalah persahabatannya.
Lucy, Lockwood, George, Holly, Quill, Tengkorak, dan Flo Bones—aku begitu invested
ke mereka. Membaca petualangan mereka di empat buku sebelumnya membuatku
jatuh hati. Kemudian dalam buku ini, aku tak bisa berhenti khawatir jika ada
salah satu dari mereka yang tak selamat, mengingat betapa besar musuh mereka
dalam pertempuran ini. Persahabatan mereka semua menjadi kunci yang penting
untuk bisa bertahan.
Kemudian, omong-omong, ada satu bagian menarik
dalam ceritanya. Menjelang akhir, Lockwood bercerita tentang bagaimana dia
mengenal Flo Bones, yang rupanya seperti Lucy dan Lockwood, Flo juga adalah
penyintas Masalah. Mereka kehilangan orang-orang tersayang mereka karena
Masalah dan mereka yang selamat. Mereka adalah penyintas. Entahlah, aku jadi
teringat dengan begitu banyaknya orang yang meninggal ketika wabah COVID-19.
Lucy, Lockwood, Flo, dan yang lainnya adalah para penyintas wabah tersebut,
tetapi mereka juga harus kehilangan orang-orang yang paling berarti di hidup
mereka karenanya. Tidak heran jika ikatan mereka sangat kuat.
Ketika tiba di akhir cerita, aku merasa sangat
sedih, karena itu artinya perpisahan dengan tim Lockwood & Co. dan Portland
Row no. 35. Akan tetapi, seperti yang aku bilang tadi—buku ini adalah penutup
yang bagus dari sebuah serial yang sangat menarik. Perpisahan dengan Lockwood
& Co. terasa menghangatkan hati, sekalipun rasanya masih ingin ada lebih
banyak cerita.
Kelemahan
Seperti yang telah kubilang, ada kekurangan pada
buku ini yang membuatku merasa buku ini bukan yang terbaik dari serial ini. (Spoiler
alert) pada bagian kedua buku ini, tim Lockwood & Co. harus menangani
kasus hantu La Belle Dame. Aku merasa bagian ini tidak terlalu berhubungan
dengan konspirasi Penelope Fittes, tetapi memang cukup berpengaruh terhadap
hubungan Lucy dan Lockwood. Ketika menangani kasus ini, Jonathan Stroud
menekankan betapa Lockwood bersikap sangat nekat dan betapa Lucy
mengkhawatirkannya. Kasus ini juga terasa seram—aku merinding saat membaca
fenomena penampakannya. Namun, tidak ada benang merah langsung antara kasus ini
dengan plot utamanya, maka terasa sedikit membosankan.
Selain itu, aku tidak puas dengan ketiadaan
epilognya. Oke, ini sangat tergantung selera pribadi dan aku mengakui bahwa
buku ini diakhiri dengan sangat tepat; tetapi bukankah pembaca layak
mendapatkan sedikit epilog tentang apa yang terjadi pada tim pembasmi hantu kesayangan
kita ini? Setelah buku ini selesai kubaca, aku menghabiskan tiga hari
berikutnya untuk berandai-andai mengenai kabar Lucy, Lockwood, dan yang
lainnya.
Kesimpulan
The Empty Grave adalah buku penutup dari pentalogi Lockwood & Co. Pentalogi
yang begitu seru dan membekas di hati ini ditutup dengan sangat baik oleh buku
ini. Jonathan Stroud tidak pernah gagal memuaskan para pembaca melalui serial Lockwood
& Co. Di buku kelimanya, dia menghadirkan cerita dengan ketegangan
tiada henti. Kalian yang mulai membacanya pasti tidak bisa berhenti sampai
selesai sebab di sinilah semua pertanyaan akan terjawab. Meski menurutku ini
bukan buku yang terbaik dari keseluruhan serial ini, aku tetap
menyukainya—ralat, sangat menyukainya. Persahabatan, petualangan,
suasana seram, pertarungan, tingkah konyol, dan misteri dari keseluruhan serial
ini telah tiba di puncaknya dalam buku terkahir. Aku memberikan skor 9,5/10. Oh
iya, jangan lupa untuk membaca buku ini sambil meminum teh ya!
Sebelumnya (The Creeping Shadow)***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Page-turning
berarti sebuah buku yang menarik, seru, dan menegangkan, biasanya sebuah novel
(sumber: The Free Dictionary).
Komentar
Posting Komentar