Dua Hati Biru: Sebuah Sekuel yang Lebih Dewasa dan Mendidik (Cocok Ditonton Pasangan yang Ingin Menikah)

Identitas Film Judul : Dua Hati Biru Sutradara : Dinna Jasanti, Gina S. Noer Produser : Chand Parwez Servia, Gina S. Noer, Riza, Sigit Pratama Tanggal rilis : 17 April 2024 Rumah produksi : Starvision, Wahana Kreator Penulis naskah : Gina S. Noer Durasi tayang : 1 jam 46 menit Pemeran : Angga Yunanda, Aisha Nurra Datau, Farrell Rafisqy, Cut Mini Theo, Arswendy Bening Swara, Lulu Tobing, Keanu AGL, Maisha Kanna Genre : Drama keluarga, romantis   Sinopsis Setelah empat tahun berkuliah dan bekerja di Korea, Dara (Aisha Nurra Datau) kembali ke Indonesia demi bisa tinggal bersama suaminya, Bima (Angga Yunanda), dan putranya yang masih kecil, Adam (Farrell Rafisqy). Namun, kedatang

Man in Love: Kisah Cinta Manis dan Tragis Seorang Penagih Utang

Identitas Film

Judul

:

Man in Love

Sutradara

:

Chen-Hao Yin

Produser

:

Cheng Wei-Hao, Jin Bailun

Tanggal rilis

:

1 April 2021 (Taiwan)

Rumah produksi

:

Calendar Studios, Zhong Creation Film, Culture Media Co. Limited

Penulis naskah

:

Chih-Chung Chien, Lyra Fu, Kab-Yeol Yu

Durasi tayang

:

1 jam 55 menit

Pemeran

:

Roy Chiu, Tiffanu Hsu

Genre

:

Komedi romantis

 

Sinopsis

Meng-Cheng Chang alias Ah-Cheng (Roy Chiu) adalah seorang penagih utang (debt collector). Dia hidup luntang-lantung dan tidak jelas serta kelakuannya sangat preman. Ketika menagih utang, dia sangat garang, membuat takut yang ditagih utang. Namun di saat yang sama, dia juga baik hati.

Kemudian pada suatu hari, ketika Ah-Cheng sedang menagih utang kepada pria yang tengah terbaring di rumah sakit, dia bertemu dengan putri si pria itu. Dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya, yang bernama Hao-Ting Wu (Tiffany Hsu). Walaupun awalnya Hao-Ting menolak Ah-Cheng, lelaki itu tidak menyerah.

Keduanya pun pada akhirnya menjalin kasih. Hao-Ting membuat Ah-Cheng ingin berubah menjadi lebih baik. Ketulusan Ah-Cheng membuat Hao-Ting memandang masa depan dengan lebih percaya diri. Namun, kehidupan tidak selalu mulus dan senantiasa menyimpan rintangan di masa depan bagi pasangan ini. Mampukah keduanya bertahan atau takdir akan memisahkan mereka?

 

Kelebihan

Film ini ternyata adalah remake dari film Korea berjudul sama, Man in Love (2014). Namun, aku belum pernah menonton yang versi Koreanya. Omong-omong, kalau tidak salah, juga sudah ada versi Thailand-nya, yang aku juga belum pernah tonton. Maka dari itu, kali ini aku akan mereviu film Man in Love versi Taiwan tanpa membanding-bandingkannya dengan versi negara-negara lain.

Hal pertama yang aku suka dari film ini adalah visualnya. Visual film ini khas banget film drama romantis Taiwan. Color tone dan screen ratio-nya mendukung banget suasana suram yang dirasakan pada tokohnya.

Ditambah lagi, latar tempatnya itu pas sekali. Film ini bercerita tentang kisah cinta antara dua orang yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, maka latar yang digunakan itu berupa gang sempit, tempat perjudian, kompleks pertokoan yang padat, serta apartemen sempit milik Hao-Ting. Latar tersebut menambahkan kesan sesak dan stres, memperkuat akting para tokohnya.

Kemudian, film ini dibuka dengan kesan yang jenaka, seperti kebanyakan film-film romcom. Kelakuan Ah-Cheng itu kocak banget, meskipun brutal ya. Namun ketika dia mengejar Hao-Ting, dia menjadi cowok bucin akut—lucu banget! Aku suka sekali ketika mereka berkali-kali makan siang bersama. (Spoiler alert) aku juga salut ketika Ah-Cheng bersedia mendampingi Hao-Ting ketika ayahnya meninggal. Aku tidak menyangka bahwa Ah-Cheng jatuh cinta sedalam itu. Begitu akhirnya Hao-Ting luluh, aku turut senang melihat mereka.

Yang aku suka dari perubahan karkater Ah-Cheng adalah bahwa dia menunjukkan cinta bisa menjadikan seseorang pribadi yang lebih baik. Ah-Cheng yang di awal seperti tak punya tujuan hidup berubah jadi ingin bisa punya pekerjaan yang lebih baik. Hao-Ting adalah motivasinya untuk menata masa depannya. Bahkan, dia siap untuk menikah.

Namun, jangan salah sangka dulu ya. Walaupun Ah-Cheng dan Hao-Ting adalah pasangan yang hidup susah, dalam memutuskan pilihan menikah, mereka tidak asal-asalan. Mereka sudah punya rencana untuk membuka bisnis bersama—rencananya pun sudah disusun matang. Mereka sama-sama sadar bahwa mereka bukan orang berkecukupan dan Hao-Ting mewarisi utang ayahnya yang berjumlah besar, maka mereka pun tidak gegabah asal menikah. Jadi walau bucin, mereka realistis. Mungkin bisa dicontoh ya bagi kalian yang masih muda—kalau kalian belum punya pekerjaan, jangan asal ingin menikah; persiapkan dulu rencana jangka panjang untuk hidup kalian.

Baiklah, kembali fokus ke filmnya ya. Setelah dibuka dengan suasana yang romcom banget, jalan cerita film ini berubah menjadi drama yang tragis. Adegan ketika Ah-Cheng dan Hao-Ting berantem hebat itu menyesakkan buatku. Sebelumnya, keduanya menatap dengan pandangan penuh cinta dan percaya, tetapi di kala itu, Hao-Ting menatap Ah-Cheng dengan rasa kecewa. Aku jadi teringat pada adegan pertengkaran dari salah satu film Taiwan kesukaanku, You are the Apple of My Eye. Mirip sekali adegannya juga rasa sedihnya.

 

Kelemahan

Kelemahan film ini adalah jalan ceritanya yang bisa ditebak. Sejak awal, aku sudah punya gambaran tentang jalan cerita film ini, yang ternyata betul. Oleh karena itu, tidak ada element of surprise-nya. Eh, bukan berarti film ini jadi tidak seru ya.

Yang berikutnya adalah babak akhir yang agak terlalu lama, membuatku jadi bosan duluan. Jadi, aku kan sudah bisa menebak arah ceritanya, dan ternyata memang sesuai tebakanku. Namun, di-deliver-nya agak lama, ada banyak adegan ini-itu dulu untuk sampai ke bagian itu. Aku jadi agak bosan menunggunya karena pada dasarnya aku sudah tahu bahwa akan ke arah sana.

 

Kesimpulan

Man in Love adalah sebuah tontonan yang cocok untuk kalian pecinta film romcom Asia. Film yang dibuka dengan kesan jenaka dan adegan-adegan bucin ini akan membawa kalian menelusuri kisah cinta manis dan tragis antara pria dan wanita dari kalangan susah. Latar tempat dan visualnya mendukung sekali penokohannya. Kalian juga pasti akan merasa senang melihat betapa bucin keduanya. Ketika keduanya bertengkar, kalian pasti akan ikut merasa sedih. Walaupun jalan ceritanya bisa ditebak, itu tidak mengurangi feel dari film ini. Tetap ada kesan romantis yang begitu kuat yang disampaikan oleh film ini. Skor yang aku berikan adalah 7,8/10. 

Kalian yang ingin menonton Man in Love, kalian dapat menontonnya di Netflix. Silakan tonton trailer-nya di bawah ini.

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 

Komentar