Serial TV Terfavorit 2024 (part 1)

Serial TV Terfavorit 2024 Halo! Kembali lagi dengan daftar serial TV terfavoritku. Kali ini, di tahun 2024 aku berusaha untuk menonton judul yang lebih beragam dan di berbagai platform OTT supaya kalian yang mungkin hanya berlangganan di salah satu platform bisa mendapatkan rekomendasi baru di platform tersebut. Hmmm… meskipun mungkin judul yang akan kurekomendasikan sudah pasaran ya, hahaha. Beberapa di antara judul yang kutonton adalah sekuel dari serial TV yang telah kutonton sebelumnya. Beberapa adalah judul baru atau genre baru—yang kuharap juga menarik bagi kalian. Aku juga mencoba judul serial dari negara yang belum pernah kutonton sebelumnya, seperti serial India. Sebelum masuk ke dalam daftarnya, aku akan memberikan disclaimer . Judul-judul yang kutulis dalam daftar ini bukanlah judul yang tayang perdana di tahun 2024, melainkan yang aku tonton di tahun 2024. Jika ada judul bagus yang tidak ada di daftar ini, itu mungkin karena aku belum menontonnya atau memang bukan fa

Serial TV Terfavorit 2023 (part 1)

Serial TV Terfavorit 2023

Halo! Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2023 ini aku juga akan membagikan beberapa judul serial TV rekomendasiku beserta reviunya. Judul-judul yang kutulis ini bukan hanya judul-judul yang rilis di tahun 2023 ya, melainkan judul-judul yang baru aku tonton pertama kali di tahun 2023. Kemudian, reviuku bersifat subjektif yang merupakan murni pendapatku ya. Maka dari itu, mungkin saja judul-judul terkenal seperti House of the Dragons, The Witcher, dan Lupin tidak ada karena entah aku belum menontonnya atau sudah kutonton tapi tak menjadi favoritku. Baiklah, mari kita mulai reviunya. 

***

Daftar isi:
***

Alice in Borderland
Season 2

(2020–2022)

Judul

:

Alice in Borderland

Sutradara

:

Shinsuke Sato

Penulis

:

Yoshiki Watabe, Yasuko Kuramitsu, Shinsuke Sato

Produser eksekutif

:

Kaata Sakamoto

Produser

:

Akira Morii

Musim/Episode

:

2 Musim/16 episode

Pemeran

:

Kento Yamazaki, Tao Tsuchiya, Nijirō Murakami, Ayaka Miyoshi, Dori Sakurada, Aya Ashina, Yuri Tsunematsu, Sho Aoyagi, Yūtarō Watanabe

Genre

:

Fiksi ilmiah, thriller, action, drama, isekai

Alice in Borderland adalah serial Jepang yang diadaptasi dari manga berjudul sama karangan Haro Aso. Serial Jepang ini diproduksi dengan kolaborasi internasional antara Jepang, Singapura, Amerika Serikat, dan India, maka tidak heran dia mendapatkan sambutan baik dari banyak pihak. Musim pertamanya tayang perdana pada 10 Desember 2020, sedangkan musim keduanya tayang perdana pada 22 Desember 2022. Alice in Borderland dapat ditonton di layanan streaming Netflix.

Alice in Borderland bercerita tentang seorang pemuda, bernama Ryōhei Arisu (Kento Yamazaki) yang entah bagaimana terdampar di Tokyo alternatif bersama orang-orang lainnya. Di dunia tersebut, mereka harus menambah visa untuk tinggal di sana dengan cara memenangkan berbagai permainan mematikan. Jika visa mereka habis, mereka akan mati. Arisu dan teman-temannya harus berjuang untuk hidup dan membongkar rahasia dunia tersebut untuk bisa pulang ke dunia mereka.

Di musim kedua ini, setelah berhasil mengumpulkan seluruh kartu-kartu angka, akhirnya mereka mulai babak baru, yakni permainan-permainan kartu wajah. Arisu dan yang lainnya berpencar untuk memenangkan seluruh permainan yang tersisa dan bertahan hidup. Akan tetapi, setelah memenangkan semuanya, akankah mereka dapat kembali ke dunia mereka? Atau masih adakah lagi misteri yang terselubung dari permainan-permainan tersebut?

Ada beberapa pendapat mengenai Alice in Borderland musim kedua, tapi apapun kubu pendapatnya, aku ada di kubu yang bilang ini bagus sekali. Bagiku, Alice in Borderland musim kedua menghadirkan cerita yang tak terduga dengan perkembangan karakter yang bagus. Aku ingin mengapresiasi pembuat serial ini yang stick to the original source untuk urusan plot dan sekuens. Aku memang tidak membaca manga-nya, tetapi kata temanku yang membacanya, ini kurang lebih sama. Beberapa tulisan di internet yang kubaca juga mengatakan hal serupa.

Yang menyenangkan dari serial ini adalah para tokohnya yang sudah lebih terfokus dan tidak lagi hanya Arisu. Pada musim pertama, beberapa tokoh seperti Chishiya (Nijirō Murakami), Kuina (Aya Asahina), dan Ann (Ayaka Miyoshi) hanya muncul sebagai tokoh pendukng yang belum menjadi fokus cerita. Bahkan, hanya Kuina yang diceritakan latar belakang karakternya. Namun, pada musim kedua, mereka muncul sebagai tokoh utama, dan untuk Chishiya dan Ann, akan ada cerita tentang latar belakang mereka.

Selain itu, karkater Usagi (Tao Tsuchiya) juga mengalami perkembangan karakter yang bagus. Aku suka banget karena dia tidak hanya ditunjukkan sebagai gadis pendiam yang tangguh, tetapi juga memiliki emosi yang kompleks—sebuah sisi baru yang kurang diperlihatkan pada musim pertama. Dia pun tidak hanya sekadar rekannya Arisu di sini karena dia juga memiliki momen pentingnya sendiri dalam salah satu permainan.

Kalau kalian pendukung Arisu dan Usagi, kalian pasti akan senang dengan musim ini. Ada banyak momen kebersamaan Arisu dan Usagi, bahkan yang lebih intim (tapi tidak adegan seks kok). Hubungan keduanya sudah lebih berkembang kali ini dan terasa manis. Bahkan, hubungan keduanya menjadi kunci penting memenangkan permainan ini.

Kemudian, perbedaan mencolok lainnya pada musim kedua ini dibandingkan musim pertama adalah unsur drama yang lebih dominan. Bahkan, sejak episode dua saja dramanya banyak sekali, berupa dialog-dialog panjang mengenai pergolakan batin Arisu. Meskipun dialog-dialog itu penting untuk perkembangan karakter Arisu, tetap saja terlalu banyak dan panjang. Yang di episode dua tersebut, dialog antara Arisu dan Kyuma (Tomohisa Yamashita) sempat membuatku bosan, walaupun aku tahu itu penting.

Akan tetapi, kalian tidak perlu khawatir karena dialog-dialog panjang tersebut tidak ada di seluruh episode kok. Malahan, banyak episode yang penuh dengan action yang keren sekali, terutama ketika momen pertarungan melawan King of Spades (Ayumi Tanida). Itu dari adegan persiapan pertarungannya saja keren banget, membuatku merinding. Begitu pertarungan dimulai, seru sekali rasanya dan sangat mendebarkan. Itu adalah pertarungan paling epik dari keseluruhan serial ini.

Berikutnya, tentu akhir cerinya yang kontroversial perlu dibicarakan. Alih-alih tidak suka, aku justru tercengang dengan plot twist tersebut—sama sekali tidak pernah terlintas di pikiranku. (Spoiler alert), aku mengintepretasikan permainan-permainan tersebut sebagai metafora dari perjuangan bertahan hidup, karena sejak berada di dunia tersebut, Arisu tersadar bahwa kehidupan ini berharga dan bukan untuk disia-siakan. Itu penting sekali mengingat kembali bahwa sebelum terjebak di dunia tersebut, Arisu menyia-nyiakan hidupnya dan tidak memiliki tujuan.

Aku penasaran apakah masih akan ada kelanjutan cerita ini, tetapi belum ada informasi apa-apa. Jadi, mari kita tunggu. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

Only Murders in the Building
Season 2

(2021–on going)

Judul

:

Only Murders in the Building

Pencipta

:

Steve Martin, John Hoffman

Produser eksekutif

:

Dan Fogelman, Jess Rosenthal, Jamie Babbit, Steve Martin, Martin Short, Selena Gomez, John Hoffman

Produser

:

Thembi Banks, Jane Raab, Nick Pavonetti, Kristin Bernstein

Musim/Episode

:

2 Musim/20 episode

Pemeran

:

Steve Martin, Martin Short, Selena Gomez

Genre

:

Misteri, drama komedi

Only Murders in the Building adalah sebuah serial bergenre komedi dan misteri orisinal dari Hulu. Musim pertamanya tayang pada Agustus 2021 dan musim keduanya tayang pada Juni 2022. Musim pertamanya menjadi serial komedi yang paling banyak ditonton di Hulu. Musim keduanya pun mendapatkan kesuksesan serupa. Sudah dikonfirmasi bahwa musim ketiganya akan tayang pada Agustus 2023. Kalian dapat menonton Only Murders in the Building di Hulu dan Disney+ Hotstar.

Only Murders in Building bercerita tentang tiga orang penghuni apartemen: Charles-Haden Savage (Steve Martin), Oliver Putnam (Martin Short) dan Mabel Mora (Selena Gomez), yang mencoba memecahkan misteri kasus kematian di gedung apartemen mereka, dan membagikannya melalui siaran podcast ‘siniar’. Dengan menyambung adegan di akhir musim pertamanya, musim kedua ini menceritakan perjalanan ketiganya untuk membuktikan diri tidak bersalah atas kematian Bunny Folger (Jayne Houdyshell), ketua komunitas penghuni apartemen mereka.

Biasanya, ada prasangka skeptis bahwa sekuel tidak sebagus musim pertamanya, tetapi Only Murders in the Building ini termasuk dalam pengecualiannya. Musim keduanya tidak kalah bagus dari musim pertama. Komedinya masih lucu. Kelakuan ketiga tokoh utamanya itu benar-benar unexpected sehingga selalu memberikan kejutan yang menghibur. Menurutku, Oliver-lah yang paling mendominasi komedi di musim ini. Di musim sebelumnya, ada adegan dia me-nerrow down tersangka dengan bergaya sedang mengaudisi aktor; di musim ini ada adegan serupa, yakni (spoiler alert) ketika dia mencoba membongkar kedok si pelaku dengan gayanya yang nyentrik banget. Itu impressive, tapi konyol, hahaha.

Poin menarik yang menjadikan musim kedua ini berbeda dari musim pertama adalah pendalaman karakternya. Pada musim ini, penonton berkesempatan melihat sisi lain dari ketiga tokoh utama. Rupanya, masih ada lagi hal menarik dari mereka, (spoiler alert) seperti trauma masa kecil Mabel, kenangan Charles dan putri angkatnya, serta hubungan Oliver dan putranya yang rupanya memiliki rahasia mengejutkan. Satu hal yang bisa dibilang paling di-highlight dalam musim ini adalah hubungan ayah-anak. Hal tersebut pun dibawakan dengan bagus dan menyentuh, serta disusun sedemikian rupa sehingga berpengaruh penting ke plot.

Oh iya, ada beberapa tokoh pendukung yang juga diperlihatkan sisi lainnya. Misalnya, Bunny ternyata merupakan sosok kesepian di balik karakternya yang galak dan jutek. Kemudian, Theo Dimas (James Caverly), salah satu antagonis di musim pertama, ternyata masih dihantui penyelasan atas perbuatannya di masa lalu. Jujur, (spoiler alert) aku senang bisa melihat Mabel dan Theo berdamai atas kejadian di masa lalu mereka. Oh iya bahkan, tokoh pendukung barunya juga menarik loh, seperti Lucy (Zoe Colletti), putri mantan istrinya Charles, dan Alice Banks (Cara Delevinge), pacar baru Mabel.

Sementara itu, misterinya sendiri intriguing banget. Kalau di musim pertama kan misterinya perlahan-lahan terurai di tiap episode; sementara di musim kedua, progresnya sangat pelan. Charles, Oliver, dan Mabel seperti berputar-putar dan tiap kali mereka berusaha, mereka justru terjebak dalam situasi yang memperkuat bahwa merekalah pelakunya. Bahkan, kebenaran dari misteri ini pun bisa dibilang twist yang tak terduga karena terhubung dengan detail remeh (yang rupanya tidak remeh) di musim pertama. Penulisnya sungguhan cemerlang!

Only Murders in Building sudah dikonfirmasi akan dilanjut ke musim ketiga. Akan ada Paul Rudd dan Meryl Streep loh! Kalian dapat menonton trailer musim keduanya di sini.

***

Kaleidoscope

(2023)

Judul

:

Kalaedoscope

Pencipta

:

Eric Garcia

Produser eksekutif

:

Eric Garcia, Russell Fine, Fred Berger, Brian Kavanaugh-Jones, Justin Levy, Ridley Scott, David W. Zucker, Jordan Sheehan, Clayton Krueger, Garrett Lerner

Produser

:

Kalen Egan, Brad Carpenter, Christie Colliopoulos

Musim/Episode

:

1 Musim/8 episode

Pemeran

:

Giancarlo Esposito, Rufus Sewell, Paz Vega, Peter Mark Kendall, Rosaline Elbay, Jai Courtney, Tati Gabrielle, Jordan Mendoza

Genre

:

Pencurian

Kalaedoscope merupakan serial terbatas terbaru dari Netflix yang cukup populer di awal tahun 2023. Serial ini menceritakan tentang aksi pencurian sekelompok pencuri yang diketuai oleh Leo Pap (Giancarlo Esposito). Namun, keserakahan dan kecurigaan terhadap satu sama lain mengancam kesuksesan rencana pencurian mereka. Padahal, pencurian ini bukan sekadar pencurian biasa bagi Leo, melainkan sebuah balas dendam terhadap pengkhianatan teman lama.

Keunggulan yang membuat Kalaedoscope menarik adalah bahwa tiap episodenya seperti potongan puzzle yang dapat disusun menjadi satu cerita utuh sesuai keinginan kita. Maksudnya adalah penonton dapat menonton episode-episodenya secara acak, tetapi tetap saja ceritanya akan terasa utuh. Bahkan, urutan episode yang tersedia pada tiap akun Netflix pun berbeda-beda loh.

Kalian bebas mau menontonnya dari episode berapa dengan urutan yang kalian suka, tetapi sepertinya, kalau urutannya terlalu acak, ceritanya juga akan terasa aneh dan sulit dimengerti sih. Jadi, sebaiknya kalian tonton sesuai urutan yang tersedia di akun kalian saja, atau sesuai rekomendasi dari Netflix. Beberapa rekomendasi urutan episode bisa kalian lihat di sini.

Untuk sebuah cerita pencurian, serial ini adalah paket lengkap. Mulai dari fase perencanaan sampai dengan aksi pencuriannya disajikan dengan menarik. Bagian perencanaannya itu mendebarkan karena penonton diperlihatkan bahwa ada pihak-pihak yang berencana untuk berkhianat. Itu akan membuat kalian berdebar apakah rencananya akan berhasil atau tidak. Sementara itu, ketika rencananya dieksekusi, itu keren banget. Padahal, katanya berangkas yang mau mereka bobol adalah berangkas dengan keamanan terbaik di dunia, tetapi mereka berhasil menemukan celahnya—very impressive.

Akan tetapi, bagi yang bukan penggemar genre ini atau bagi yang terbiasa menonton genre ini, mungkin serial ini biasa saja. Memang ceritanya termasuk standar. Namun, serial ini terasa menyentuh pada beberapa momen, terutama pada bagian Leo dan putrinya. Momen-momen mereka adalah yang paling emosional dari keseluruhan serial ini. Latar belakang Leo ingin mencuri berangkas ini juga diceritakan dengan baik, bukan sekadar karena tamak, tapi juga demi balas dendam dan obsesi.

Oh iya, saranku, kalian simpan episode “Putih” terakhir karena plot twist-nya ada di episode itu. Episode itu akan membuat kalian terkejut dan tersentuh setelah kalian menonton episode-episode lainnya. Walaupun akhirnya agak membingungkan—maksudnya, aku yang kurang paham—serial ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghibur kalian. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

The Glory

(2022–2023)


Judul

:

The Glory

Sutradara

:

Ahn Gil Ho

Penulis

:

Kin Eun Sook

Produser eksekutif

:

Kim Seon Tae, Kim Beom Rae, Kim Eun Sook, Ahn Gil Ho

Produser

:

Yoon Ha Rim, Kim Young Kyu

Musim/Episode

:

1 Musim/16 episode

Pemeran

:

Song Hye Kyo, Lee Do Hyun, Lim Ji Yeon, Yeom Hye Ran, Park Sung Hoon, Jung Sung Il, Cha Joo Young, Kim Hieora, Kim Gun Woo

Genre

:

Drama balas dendam, psychological thriller

The Glory adalah salah satu drama Korea paling populer di akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023. Drakor ini terbagi menjadi dua bagian—bagian pertamanya tayang pada Desember 2022 dan bagian keduanya tayang pada Maret 2023. The Glory meraih popularitas yang luar biasa berkat temanya tentang perundungan dan jalan ceritanya yang thrilling, bahkan sampai berpengaruh besar untuk membantu para korban perundungan untuk angkat bicara. Drakor satu ini pun telah memenangkan penghargaan Baeksang sebagai drama terbaik, lalu Song Hye Kyo dan Lim Ji Yeon menang sebagai aktris terbaik dan aktris pendukung terbaik atas peran mereka di drama ini. Kalian dapat menonton The Glory di Netflix.

Cerita bermula ketika Moon Dong Eun (Jung Ji So) dirundung teman-teman sekolahnya yang dipimpin oleh Park Yeon Jin (Shin Ye Eun). Luka yang didapatkan Dong Eun sangatlah parah dan membekas disekujur tubuhnya. Ketika dia melaporkan kasus tersebut ke kepolisian dan ke gurunya, dia malah disalahkan balik dan dikeluarkan dari sekolah. Bahkan, ibunya sendiri pun tidak memihaknya.

Ketika Dong Eun pikir hidupnya tak berharga lagi dan lebih baik diakhri, dia justru memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya untuk balas dendam pada semua orang yang telah memperlakukannya dengan buruk. Bertahun-tahun berlalu hingga Dong Eun (Song Hye Kyo) kini telah dewasa. Selama itu pula, dia bersembunyi untuk mempersiapkan balas dendam yang sempurna kepada Yeon Jin (Lim Ji Yeon) dan yang lainnya.

Jika kalian mencari serial TV dengan cerita yang rapih dan sempurna, The Glory adalah jawabannya. This is so perfect! Sebagian besar ceritanya adalah tentang Dong Eun yang melaksanakan aksi balas dendamnya. Aksi balas dendamnya pun diceritakan dengan begitu elegan, sampai pada akhirnya terasa sangat memuaskan ketika orang-orang yang menjahatinya dulu mendapatkan karma mereka. Bahkan, karma yang mereka dapatkan sesuai dengan perbuatan jahat mereka dahulu. Itu sebabnya aku bilang cerita ini disusun dengan sangat rapih.

Tidak hanya soal aksi balas dendam, penonton juga diceritakan tentang masa lalu Dong Eun, tentang perundungan yang dialaminya. Itu adalah bagian yang memilukan sekali dan triggering bagi beberapa orang. Aku sempat berpikir bahwa perundungan yang dialami Dong Eun dilebih-lebihkan agar cerita lebih dramatis, tetapi rupanya di dunia nyata, memang ada orang-orang yang mengalami hal serupa dengan Dong Eun. Bahkan, seperti di cerita ini, para pelakunya pun hidup senang dan sukses, sementara si korban harus hidup dengan luka selamanya.

Yang menarik dari aksi balas dendam Dong Eun adalah bahwa dia mampu menolong orang-orang yang baik padanya sambil melaksanakan aksinya tersebut. Ya, Dong Eun tidak sendirian dalam melakukannya; dia dibantu oleh Joo Yeo Jong (Lee Do Hyun), seorang dokter bedah plastik, dan Kang Hyeon Nam (Yeom Hye Ran), seorang wanita korban KDRT, serta orang-orang lainnya. Mereka juga memiliki masalah sendiri dan memutuskan membantu Dong Eun karena bersimpati pada penderitaannya. Namun, dalam perjalanan balas dendamnya, Dong Eun juga membantu mereka mendapatkan kebahagiaan mereka masing-masing. Aku tahu balas dendam bukan solusi yang tepat, tetapi aku bangga melihat Dong Eun melakukannya.

Dengan mengangkat isu perundungan, drakor ini menjadi sangat populer di Korea Selatan. Di negeri tersebut, kasus perundungan seperti itu masih kerap terjadi, baik di sekolah, tempat kerja, dan tempat-tempat lainnya. Drakor ini mampu memperlihatkan bahwa para pelaku perundungan biasanya melakukan itu karena mereka merasa memiliki kuasa atas orang lain atau mereka mendapatkan pola didik yang salah dari orang tua mereka. Di sisi lain, drakor ini juga menunjukkan bahwa para korban perundungan hidup dalam trauma dan tidak bisa melupakan kejadian tersebut. Alih-alih mengajarkan balas dendam, drakor ini malah mengajak kita berempati terhadap para korban.

Ada satu adegan dalam drakor ini yang membuatku tersadar. (Spoiler alert) ketika akhirnya semua yang menjahati Dong Eun mendapatkan karma mereka, polisi yang menyelidiki kasus tersebut meminta keterangan pada Dong Eun karena dia merasa curiga sebab semua ini terhubung pada wanita itu. Namun, dia memilih untuk pura-pura tidak tahu dan meminta maaf karena terlah terlambat bertahun-tahun untuk mendengarkan dan percaya pada cerita Dong Eun. Pada dasarnya, yang perlu kita lakukan kepada para korban perundungan seperti itu—atau bahkan korban kejahatan apapun—adalah mendengarkan dan percaya pada cerita mereka, mendengarkan dengan berusaha mengerti penderitaan mereka.

Kemudian, Song Hye Kyo tampil flawless di sini. Sepengetahuanku, Song Hye Kyo biasa tampil di drakor-drakor melodrama atau romantis. Namun, perannya di sini adalah sebuah kejutan. Dia berhasil menunjukkan kualitas aktingnya yang juara. Dia sangat pantas mendapatkan penghargaan atas perannya di drakor ini.

Selain itu, kalau kalian berharap ada romansa di cerita ini, tenang saja, ada kok. Ada sedikit romansa tipis-tipis antara Dong Eun dan Yeo Jong. Walaupun tidak banyak, adegan-adegan mereka berdua tetap manis. Apalagi, si Yeo Jong jago sekali modusnya ke Dong Eun.

Oh iya, aku ingin memperingatkan bahwa drakor ini memiliki beberapa adegan yang triggering sehingga mungkin tidak nyaman ditonton beberapa orang. Selain itu, drakor ini juga memiliki beberapa adegan sadis dan adegan seks dan telanjang, maka sebaiknya tidak ditonton anak-anak di bawah umur. Kalian dapat menonton trailer bagian pertamanya di sini dan bagian keduanya di sini.

***

The Gifted

(2018)

Judul

:

The Gifted

Pencipta

:

GMMTV, Parbdee Taweesuk

Sutradara

:

Patha Thongpan, Dhammarong Sermrittirong, Waasuthep Ketpetch, Jarupat Kannula

Produser eksekutif

:

Sataporn Panichraksapong

Produser

:

Parbdee Taweesuk

Musim/Episode

:

1 Musim/13 episode

Pemeran

:

“Nanon” Korapat Kirdpan, “Chimon” Wachirawit Ruangwiwat, “Lily” Apichaya Thongkham, “Sing” Harit Cheewagaroon, “Jane” Ramida Jiranorraphat, “Gun” Atthaphan Phunsawat, “Fiat” Pattadon Janngeon, “Puimek” Napasorn Weerayuttvilai, “AJ” Chayapol Jutamat, “JJ” Chayakorn Jutamat, “Victor” Chatchawit Techarukpong, Katreeya English, “Bird” Wanchana Sawasdee

Genre

:

Fantasi ilmiah, thriller, misteri, drama

The Gifted merupakan serial TV yang diciptakan oleh GMMTV dan Parbdee Taweesuk. Serial ini diadaptasi dari sebuah film pendek berjudul The Gifted yang tayang pada tahun 2015 dan dan sebuah novel berjudul serupa karya “SandOtnim” Dhammarong Sermrittirong. Dulu, serial ini sempat populer di media sosial, terutama waktu musim keduanya tayang (akan kubahas terpisah ya) Kalian dapat menonton serial ini di kanal Youtube GMMTV dan Vidio.com.

Di SMA Rithda, murid-murid dibeda-bedakan berdasarkan nilai dan prestasi mereka. Mereka dikelompokkan menjadi beberapa kelas, mulai dari kelas anak-anak pintar sampai anak-anak bandal. Tiap kelas pun mendapatkan fasilitas yang berbeda—kelas anak-anak pintar memiliki privilese lebih daripada kelas anak-anak bandal, seperti jam istirahat lebih awal, ruang kelas yang lebih nyaman, dan toilet yang lebih bersih.

Namun, ada satu kelas istimewa, yaitu Kelas Berbakat, yang memiliki privilese paling tinggi di sekolah tersebut. Hanya segelintir murid tiap tahunnya yang dapat masuk kelas tersebut. Kemudian, tak disangka-sangka, Pawaret “Pang” Sermrittirong (“Nanon” Korapat Kirdpan) yang merupakan seorang murid kelas terbawah di angkatannya, bisa lolos seleksi Kelas Berbakat.

Akan tetapi, Kelas Berbakat ternyata tak seperti yang dia pikirkan. Teman-teman sekelasnya aneh. Pelajarannya aneh. Metode belajarnya juga aneh. Pang yakin ada rahasia di balik program ini. Pang akan berusaha sekeras mungkin untuk membongkar konspirasi yang disembunyikan sekolahnya dalam Kelas Berbakat tersebut.

Ketika menonton trailer-nya, aku punya ekspektasi tinggi terhadap serial ini. Aku pikir ini adalah cerita thriller-mystery, tetapi setelah menonton tiga episode pertama, rupanya tidak demikian. Walaupun begitu, serial ini tetap sangat seru. Beberapa episode pertama memiliki vibes yang lebih ringan dengan cerita yang lebih berfokus pada pengenalan tiap tokoh.

Beberapa episode pertama tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan tiap-tiap murid Kelas Berbakat dan “potensi” (kekuatan super) mereka. Penonton jadi dapat mengenal karakter tiap murid Kelas Berbakat serta cara kerja potensi mereka dan efek sampingnya. Pada bagian ini, cerita lebih terasa seperti drama anak sekolahan dan komedi. Akan tetapi, ada insights menarik yang tersirat di dalamnya. Seperti episodenya Punn (“Gun” Atthaphan Phunsawat), yang menyiratkan tentang kondisi mental seorang anak yang ditekan menjadi overachiever.

Selain membantu penonton untuk lebih mengenal tiap tokoh, beberapa episode pertama tersebut juga membantu penonton untuk mengerti permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut. Diskriminasi terhadap murid, terutama privilese berlebih yang diberikan terhadap Kelas Berbakat, menimbulkan kecemburuan antarmurid, yang mendorong masalah-masalah lainnya. Di awal, masalah tersebut tak terlalu diperlihatkan, tetapi seiring cerita bergulir, masalah-masalah tersebut menjadi semakin intens.

Ketika cerita masuk ke bagian yang lebih serius, serial ini menjadi semakin menarik. Bagian favoritku adalah ketika Wave (“Chimon” Wachirawit Ruangwiwat) memberontak. Untuk menghentikannya, anak-anak Kelas Berbakat lainnya harus berkerja sama. Itu adalah kali pertama mereka bekerja sebagai satu tim. Rasanya sangat seru dan menarik!

Kemudian, serial ini menyinggung isu diskriminasi dalam dunia pendidikan. Mungkin beberapa orang menganggap bahwa dengan mengelompokkan murid berdasarkan tingkat kecerdasan mereka yang terlihat dari nilai dan prestasi, proses belajar bisa lebih disesuaikan dengan kapasitas tiap-tiap murid. Akan tetapi, seperti yang terlihat di serial ini, ada dampak lain dari cara tersebut, seperti kecemburuan dan dorongan untuk berbuat curang. Apalagi, di serial ini, anak-anak yang lebih pintar dielu-elukan sekali. Apakah benar segelintir anak-anak pintar lebih penting daripada banyak anak biasa?

Akan tetapi, perjuangan Pang dan teman-temannya belum selesai di sini dan berlanjut di musim selanjutnya. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

Crash Course in Romance

(2023)

Judul

:

Crash Course in Romance

Sutradara

:

Yoo Je Won

Penulis

:

Yang Hee Seung

Produser

:

Jo Moon Joo, Jeong Se Mi, Lee Yoo Bin

Musim/Episode

:

1 Musim/16 episode

Pemeran

:

Jeon Do Yeon, Jung Kyung Ho, Roh Yoon Seo, Shin Jae Ha, Lee Chae Min

Genre

:

Komedi romantis, drama, misteri

Crash Course in Romance adalah salah satu drakor paling favoritku di semester pertama 2023. Drakor ini memiliki judul alternatif One Shot Scandal. Drakor ini menjadi sebuah commercial hit dan masuk ke dalam daftar drakor dengan rating tertinggi yang tayang di TV kabel. Kalian dapat menonton Crash Course in Romance di Netflix.

Nam Haeng Seon (Jeon Do Yeon) adalah seorang ibu tunggal dengan seorang putri bernama Nam Hae Yi (Roh Yeon Seo) yang sudah pada tahun terakhir SMA. Haeng Seon mengelola usaha warung makan kecil, tetapi itu cukup untuk menghidupi dirinya, putrinya, dan adik laki-lakinya yang mengidap autisme, Nam Jae Woo (Oh Eui Shik).

Karena merasa tidak bisa mengejar teman-temannya di sekolah, Hae Yi meminta kepada ibunya untuk bisa ikut bimbel (bimbingan belajar). Maka, Haeng Seon pun mendaftarkan Hae Yi di sebuah bimbel yang cukup populer, di bawah didikan seorang guru bintang, yang juga dikenal sebagai tutor matematika nomor satu, Choi Chi Yeol (Jung Kyung Ho).

Di sisi lain, Choi Chi Yeol yang workaholic[1], rupanya memiliki pengalaman traumatis yang membuatnya menderita eating disorder.[2] Sulit sekali baginya untuk menemukan makanan yang bisa dia telan, sampai akhirnya dia menemukan warung makan yang dikelola Haeng Seon. Entah karena alasan apa, makanan buatan Haeng Seon bisa dimakan Chi Yeol. Keduanya lalu membuat kesepakatan rahasia yang berisiko menjadi skandal, sekaligus romansa.

Sebagai penggemar romcom, Crash Course in Romance berhasil memenuhi ekspektasiku. Drakor ini lucu iya, romantis juga iya. Di awal, kelakuan konyol Chi Yeol dan Haeng Seon itu kocak banget, tetapi sudah terlihat hint yang menuju ke romansa sehingga penonton pasti gemas melihat mereka. Apalagi, setelah diungkap benang merah yang menghubungkan masa lalu keduanya, luntur sudah segala keraguan untuk nge-ship mereka.

Itu juga hal yang aku suka dari drakor ini. Masa lalu tiap tokoh, baik Haeng Seon, Chi Yeol, dan Hae Yi itu diungkap di awal-awal ketika fase pengenalan tokoh dan konflik. Penonton pun jadi lebih mengenal tokoh cerita sejak awal sehingga mereka juga bisa lebih invested ke cerita. Cara mereka mengungkapkan masa lalu tersebut juga bagus. Aku langsung jatuh hati pada setiap tokohnya.

Selain lucu dan romantis, Crash Course in Romance juga memiliki sentuhan misteri. Di awal, hal ini mungkin akan membuat kalian risih dan bingung, apalagi misterinya sampai melibatkan korban jiwa. Namun, semakin cerita berjalan, elemen misteri ini malah makin menarik. Bahkan, nantinya ini menjadi bagian yang penting untuk perkembangan karakter Chi Yeol.

Akan tetapi, karena saking banyaknya isu yang ingin dibahas, penyelesaian di dua episode terakhir terasa terlalu cepat. Konflik-konflik tersebut sudah dibangun secara matang dan menarik, tetapi semuanya ingin diselesaikan di akhir sehingga terasa buru-buru. (Spoiler alert) yang paling tidak kusuka adalah ketika ibu kandungnya Hae Yi muncul. Itu sama sekali tidak dibutuhkan dan seharusnya tidak ada. Akibat banyaknya konflik yang ingin diselesaikan di akhir tersebut, penyelesaiannya itu sekadar selesai—yang penting konflik ini selesai sesuai mau penonton, tidak menyisakan tanda tanya.

Hal lain yang membuat drakor ini bagus adalah isu-isu dunia pendidikan di Korea Selatan yang ditampilkannya. Untuk kalian yang tak tahu, isu pendidikan memang selalu hangat diperbincangkan di Korea karena sistem pendidikan mereka sangat keras. Salah satu isu yang paling menonjol yang ditampilkan drakor ini adalah bisnis bimbel yang malah menjadikan pendidikan—yang seharusnya terjangkau bagi siapa saja—sebagai komoditas yang hanya bisa didapat golongan kaya. Bahkan, para orang tua juga berkomplot supaya anak-anak lain tidak mendapatkan program belajar istimewa yang didapatkan anak-anak mereka. Ini adalah bentuk usaha melanggengkan ketimpangan.

Tidak hanya itu, drakor ini juga menunjukkan bahwa sistem pendidikan saat ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental anak. Obsesi orang tua terhadap pendidikan anak mereka dapat berpengaruh buruk sekali terhadap perkembangan mental si anak. Meski ditunjukkan dengan contoh ekstrem, tetap saja ada orang tua yang seperti itu. Selain itu, drakor ini juga memperlihatkan bahwa sistem pendidikan yang ada, yang hanya mengedepankan kompetisi tanpa kolaborasi, bisa memberikan tekanan mental kepada anak. Rupanya, fenomena ini banyak terjadi di Korea.

Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

The Interest of Love

(2022–2023)

Judul

:

The Interest of Love

Sutradara

:

Jo Young Min

Penulis

:

Lee Seo Hyun, Lee Hyun Jeong

Produser eksekutif

:

Song Kyung Soo

Produser

:

Park Sung Un, Lee Ga Hyun

Musim/Episode

:

1 Musim/16 episode

Pemeran

:

Moon Ga Young, Yoo Yeon Seok, Keum Sae Rok, Jung Ga Ram

Genre

:

Romantis, melodrama, drama kantor

The Interest of Love adalah salah satu drakor yang paling banyak diperbincangkan selama masa penayangannya. Drakor yang memiliki judul alternatif Understanding of Love ini diadaptasi dari novel karya Lee Hyuk Jin yang berjudul serupa. Kalian bisa menonton drakor satu ini di Netflix.

The Interest of Love menceritakan lika-liku percintaan pegawai-pegawai di suatu kantor cabang bank. Awalnya, Ha Sang Soo (Yoo Yeon Seok), seorang manajer di Bank KCU kantor cabang Yeongpo, suka pada rekan kerjanya, Ahn Soo Young (Moon Ga Young). Namun, karena keragu-raguan Sang Soo dan ketidakpercayaan diri Soo Young yang menganggap statusnya lebih rendah daripada yang lain, keduanya tidak pernah berani mengungkapkan perasaan mereka. Alih-alih, mereka memutuskan untuk bersama orang lain: Sang Soo bersama Park Mi Kyung (Keum Sae Rok) dan Soo Young bersama Jeong Jong Hyun (Jung Ga Ram). Ketidakterusterangan mereka mengakibatkan konflik yang sampai menghebohkan tempat kerja mereka dan menyakiti perasaan semua orang yang terlibat.

Seperti yang aku bilang tadi, drakor ini ramai sekali diperbincangkan di media sosial selama masa penayangannya. Bukan karena ceritanya keren, mengharukan, atau apa; tapi karena kelakuan tokoh-tokohnya membuat frustrasi. Aku sendiri merasa tertipu ketika menonton ini, karena dari trailer-nya seperti cerita romansa lucu menggemaskan. Padahal, kenyataannya tidak sama sekali.

Sebagai drakor melodrama, The Interest of Love bisa dibilang berhasil untuk memotret emosi-emosi tiap tokoh. Desain produksinya minimalis dan fokus untuk menangkap emosi dari setiap adegan. Jadi, memang kekuatan drakor ini adalah emosi yang ditampilkannya. Menurutku pribadi, drakor ini sepertinya ingin menunjukkan bahwa emosi manusia itu kompleks, tanpa peduli usia ataupun gender mereka, sehingga relasi antarmanusia juga kompleks.

Setiap tokoh ditampilkan dengan menarik. Meskipun mereka semua relatif menyebalkan, aku bisa memahami alasan keputusan-keputusan yang mereka ambil—dan itu makin membuatku frustrasi karena aku malah menemukan alasan untuk membenarkan perbuatan menyebalkan mereka, hahaha. Misalkan, Soo Young memiliki latar belakang keluarga yang kompleks akibat hubungannya dengan ayahnya yang tak harmonis, yang membuatnya menjadi ragu memiliki hubungan serius dengan orang lain. Selain itu, sebagai wanita yang berasal dari kota kecil, dia merasa minder di tempat kerjanya. Ditambah, teman-teman kerjanya juga kerap merendahkannya. Maka dari itu, wajar sekali dia tidak terus terang mengakui perasaannya kepada Sang Soo, yang mempunyai latar belakang lebih baik daripada dirinya.

Oh iya, Moon Ga Young, sebagai pemeran Soo Young, sukses sekali memerankan tokoh ini—sempurna! Aku sudah beberapa kali menonton Moon Ga Young di drakor romcom, tetapi di drakor ini, dia memperlihatkan kualitas aktingnya yang juara.

Omong-omong soal perbedaan status, aku suka sekali dengan metafora proses bisnis bank yang digunakan di sini. Sebetulnya kalau diperhatikan, cerita ini tidak harus berlatar kantor bank. Namun, pemilihan latar tersebut memiliki makna metafora tentang perbedaan status sosial sebab dalam menjalankan bisnisnya, bank memperlakukan nasabahnya secara berbeda sesuai kekayaan mereka. Semakin kaya nasabahnya, pelayanannya semakin istimewa. Itu mempertegas bahwa di masyarakat, orang-orang kaya lebih dipandang daripada orang-orang di bawah mereka. Itulah yang Soo Young rasakan sehingga dirinya menjadi tidak percaya diri, walaupun dia tidak kalah kompeten.

Yang membuat tokoh-tokoh drakor ini menyebalkan ialah mereka bukannya berusaha menyelesaikan masalah, malah memperkeruh masalah. Mereka malah mengambil keputusan yang membuat masalah makin besar, sampai ada orang-orang baik yang terluka, (spoiler alert) seperti Park Mi Kyung. To be honest, aku ikut sakit hati waktu melihat Mi Kyung diperlakukan seperti itu oleh Sang Soo dan Soo Young. Kalau ada penghargaan untuk si paling bisa memperkeruh masalah, tokoh-tokoh drakor inilah juaranya.

(Spoiler alert) kemudian, jangan harap kalian mendapatkan akhir bahagia. Aku sedikit spoiler saja ya, akhirnya itu terbuka—alias open ending. Namun, pesan penting yang disampaikan di akhir adalah: jangan ragu mengungkapkan apa yang kamu rasakan sebelum keadaan sudah jauh berubah, supaya tidak ada penyesalan. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

***

Lockwood & Co.

(2023)

Judul

:

Lockwood & Co.

Pengembang

:

Joe Cornish

Sutradara

:

William McGregor, Catherine Morshead, Joe Cornish

Produser eksekutif

:

Nira Park, Rachael Prior, Joe Cornish

Produser

:

James Biddle

Musim/Episode

:

1 Musim/8 episode

Pemeran

:

Ruby Stokes, Cameron Chapman, Ali Hadji-Heshmati

Genre

:

Petualangan, action, detektif, horor supranatural

Lockwood & Co. merupakan sebuah serial TV yang diadaptasi dari serial novel Lockwood & Co. karya Jonathan Stroud. Serial TV-nya mengadaptasi dua buku pertama dari pentalogi terseut, yakni buku The Screaming Staircase dan The Whispering Skull. Serial TV yang satu ini dapat kalian tonton di Netflix.

Cerita Lockwood & Co. mengambil latar di Inggris alternatif, yang dijangkiti sebuah wabah hantu. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah The Problem, yaitu hantu-hantu bangkit dari kubur dan bergentayangan, sementara sentuhan mereka mematikan bagi orang hidup. The Problem sudah terjadi selama lima puluh tahun, tetapi manusia belum menemukan sumbernya dan solusi menyelesaikannya. Meski begitu, selama lima puluh tahun tersebut, manusia telah mencapai penemuan luar biasa untuk melawan hantu-hantu tersebut.

Orang-orang dewasa tak dapat merasakan keberadaan hantu, tetapi anak-anak bisa. Maka dari itu, para remaja yang memiliki “bakat” (kemampuan merasakan keberadaan hantu) dididik dan dipekerjakan sebagai pengusir hantu. Agensi-agensi pengusir hantu pun bermunculan di Inggris, sampai ke kota-kota kecil.

Lucy Carlyle (Ruby Stokes), seorang pengusir hantu, kabur dari rumahnya dan pergi ke London setelah temannya mengalami kecelakaan dan tak ada yang mau menolongnya. Dia berharap bisa bekerja di agensi-agensi pengusir hantu besar di London, tetapi dia selalu ditolak. Hingga akhirnya, dia menemukan sebuah agensi kecil yang baru dirintis oleh dua pemuda: Anthony Lockwood (Cameron Chapman) dan George Karim (Ali Hadji-Heshmati). Ketiganya bekerja sama demi mempertahankan dan menyukseskan agensi kecil mereka, Lockwood & co.

Lockwood & co. cocok untuk kalian penggemar cerita Ghost Buster karena sama-sama tentang pengusiran hantu. Yang membuatnya menarik ialahworldbuilding-nya yang keren banget. Aku langsung tertarik sejak episode pertama. Dia menggabungkan berbagai mitos terkenal tentang hantu, lalu ditambah dengan sentuhan imajinasi yang orisinal. Konsep masalahnya sendiri, yakni wabah hantu, serta agensi-agensi pengusir hantu termasuk kreatif dan fresh.

Kemudian, berbeda dari Ghost Buster yang menggunakan teknologi canggih, pengusiran hantu di sini menggunakan peralatan yang lebih tradisional, seperti rapier, bubuk peledak, dan jaring logam. Sayangnya, penjelasan worldbuilding-nya tidak dijelaskan secara detail di awal. Penonton harus menerka-nerka sendiri arti dari setiap istilah, dan baru jelas menjelang episode-episode terakhir. Oh iya, sedikit saran dariku, kalian jangan skip intronya ya, karena konsep worldbuilding-nya sedikit-sedikit dijelaskan dalam intro tersebut.

Berikutnya, karena tokoh-tokohnya remaja, jadi akan ada drama klise remaja—which I like, actually. Ya bagaimana tidak? Bayangkan saja sebuah agensi dijalankan oleh tiga remaja: pemimpinnya adalah pemuda dengan ego tinggi, lalu ada temannya yang nerd dan agak aneh, serta ada gadis cerdas tapi emosional. Sering kali dalam menangani suatu kasus, ketiganya punya motivasi yang berbeda sehingga mengantarkan mereka pada masalah yang lebih pelik. Menyebalkan memang, tetapi aku suka kompleksitas tersebut, hahaha. Namun, in the end of the day, ketika salah satu dari mereka butuh bantuan, yang lain selalu datang.

Pendalaman karakter setiap tokoh juga dikemas dengan cukup menarik. Aku suka sekali dengan penjelasan masa lalu Lucy yang mengawali cerita ini di episode pertama. Back story-nya memilukan sekali. Aku bisa paham mengapa dia menjadi seemosional itu. Sementara itu, untuk saat ini, latar belakang George dan Anthony baru diceritakan melalui dialog saja dan berupa hints. Aku terutama penasaran sekali dengan masa lalunya Anthony yang misterius.

Kalau kalian khawatir serial TV ini seram karena genrenya horor, tenang saja, tidak seram kok. Malahan, cerita ini lebih ke cerita misteri karena tiap kasus pengusiran hantu yang mereka tangani selalu menyimpan konspirasi di baliknya. Itu sangat menyenangkan karena membuatku terus ingin lanjut ke episode-episode berikutnya. Bahkan, misterinya makin lama makin seru dan sepertinya akan berhubungan dengan asal-muasal The Problem sendiri.

Akan tetapi, sungguh disayangkan bahwa Netflix membatalkan serial ini sehingga kemungkinan kita tidak akan melihat kelanjutan aksi Lucy, Anthony, dan George. Padahal, serial ini salah satu serial orisinal Netflix yang paling sukses di tahun ini. Mungkin, kalian bisa membaca bukunya saja. Walaupun begitu, jika kalian masih penasaran dan tetap ingin menontonnya, silakan saja. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.

Sebelumnya (2022)
Selanjutnya
***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!


[1] Pecandu kerja (workaholic) adalah uatu kondisi dari seseorang yang mementingkan pekerjaan secara berlebihan dan melalaikan aspek kehidupan yang lain (sumber: Wikipedia).

[2] Gangguan makan (eating disorder) adalah gangguan perilaku terkait makan yang berlangsung terus-menerus sehingga menyebabkan masalah kesehatan serius, baik fisik maupun psikososial (sumber: siloamhospitals.com).

Komentar