Serial
TV Terfavorit 2023
Halo! Seperti pada
tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2023 ini aku juga akan membagikan beberapa
judul serial TV rekomendasiku beserta reviunya. Judul-judul yang kutulis ini
bukan hanya judul-judul yang rilis di tahun 2023 ya, melainkan judul-judul yang
baru aku tonton pertama kali di tahun 2023. Kemudian, reviuku bersifat
subjektif yang merupakan murni pendapatku ya. Maka dari itu, mungkin saja
judul-judul terkenal seperti House of the
Dragons, The Witcher, dan
Lupin tidak ada karena entah aku belum menontonnya atau sudah kutonton tapi
tak menjadi favoritku. Baiklah, mari kita mulai reviunya.
***
Daftar isi:
***
Alice in Borderland
Season 2
(2020–2022)
Judul
|
:
|
Alice in Borderland
|
Sutradara
|
:
|
Shinsuke Sato
|
Penulis
|
:
|
Yoshiki Watabe, Yasuko Kuramitsu, Shinsuke Sato
|
Produser eksekutif
|
:
|
Kaata Sakamoto
|
Produser
|
:
|
Akira Morii
|
Musim/Episode
|
:
|
2 Musim/16 episode
|
Pemeran
|
:
|
Kento Yamazaki, Tao Tsuchiya, Nijirō Murakami,
Ayaka Miyoshi, Dori Sakurada, Aya Ashina, Yuri Tsunematsu, Sho Aoyagi, Yūtarō
Watanabe
|
Genre
|
:
|
Fiksi ilmiah, thriller, action, drama,
isekai
|
Alice in Borderland adalah serial Jepang yang
diadaptasi dari manga berjudul sama karangan Haro Aso. Serial Jepang ini
diproduksi dengan kolaborasi internasional antara Jepang, Singapura, Amerika
Serikat, dan India, maka tidak heran dia mendapatkan sambutan baik dari banyak
pihak. Musim pertamanya tayang perdana pada 10 Desember 2020, sedangkan musim
keduanya tayang perdana pada 22 Desember 2022. Alice in Borderland dapat ditonton di layanan streaming Netflix.
Alice in Borderland bercerita tentang seorang
pemuda, bernama Ryōhei Arisu (Kento Yamazaki) yang entah bagaimana terdampar di
Tokyo alternatif bersama orang-orang lainnya. Di dunia tersebut, mereka harus
menambah visa untuk tinggal di sana dengan cara memenangkan berbagai permainan
mematikan. Jika visa mereka habis, mereka akan mati. Arisu dan teman-temannya
harus berjuang untuk hidup dan membongkar rahasia dunia tersebut untuk bisa
pulang ke dunia mereka.
Di musim kedua
ini, setelah berhasil mengumpulkan seluruh kartu-kartu angka, akhirnya mereka
mulai babak baru, yakni permainan-permainan kartu wajah. Arisu dan yang lainnya
berpencar untuk memenangkan seluruh permainan yang tersisa dan bertahan hidup.
Akan tetapi, setelah memenangkan semuanya, akankah mereka dapat kembali ke
dunia mereka? Atau masih adakah lagi misteri yang terselubung dari
permainan-permainan tersebut?
Ada beberapa
pendapat mengenai Alice in Borderland musim
kedua, tapi apapun kubu pendapatnya, aku ada di kubu yang bilang ini bagus
sekali. Bagiku, Alice in Borderland musim
kedua menghadirkan cerita yang tak
terduga dengan perkembangan karakter yang bagus. Aku ingin mengapresiasi
pembuat serial ini yang stick to the
original source untuk urusan plot dan sekuens. Aku memang tidak membaca
manga-nya, tetapi kata temanku yang membacanya, ini kurang lebih sama. Beberapa
tulisan di internet yang kubaca juga mengatakan hal serupa.
Yang
menyenangkan dari serial ini adalah para tokohnya yang sudah lebih terfokus dan
tidak lagi hanya Arisu. Pada musim pertama, beberapa tokoh seperti Chishiya (Nijirō
Murakami), Kuina (Aya Asahina), dan Ann (Ayaka Miyoshi) hanya muncul sebagai
tokoh pendukng yang belum menjadi fokus cerita. Bahkan, hanya Kuina yang
diceritakan latar belakang karakternya. Namun, pada musim kedua, mereka muncul
sebagai tokoh utama, dan untuk Chishiya dan Ann, akan ada cerita tentang latar
belakang mereka.
Selain itu,
karkater Usagi (Tao Tsuchiya) juga mengalami perkembangan karakter yang bagus. Aku
suka banget karena dia tidak hanya ditunjukkan sebagai gadis pendiam yang
tangguh, tetapi juga memiliki emosi yang kompleks—sebuah sisi baru yang kurang
diperlihatkan pada musim pertama. Dia pun tidak hanya sekadar rekannya Arisu di
sini karena dia juga memiliki momen pentingnya sendiri dalam salah satu
permainan.
Kalau kalian
pendukung Arisu dan Usagi, kalian pasti akan senang dengan musim ini. Ada
banyak momen kebersamaan Arisu dan Usagi, bahkan yang lebih intim (tapi tidak
adegan seks kok). Hubungan keduanya sudah lebih berkembang kali ini dan terasa
manis. Bahkan, hubungan keduanya menjadi kunci penting memenangkan permainan
ini.
Kemudian,
perbedaan mencolok lainnya pada musim kedua ini dibandingkan musim pertama
adalah unsur drama yang lebih dominan. Bahkan, sejak episode dua saja dramanya
banyak sekali, berupa dialog-dialog panjang mengenai pergolakan batin Arisu. Meskipun
dialog-dialog itu penting untuk perkembangan karakter Arisu, tetap saja terlalu
banyak dan panjang. Yang di episode dua tersebut, dialog antara Arisu dan Kyuma
(Tomohisa Yamashita) sempat membuatku bosan, walaupun aku tahu itu penting.
Akan tetapi,
kalian tidak perlu khawatir karena dialog-dialog panjang tersebut tidak ada di
seluruh episode kok. Malahan, banyak episode yang penuh dengan action yang keren sekali, terutama
ketika momen pertarungan melawan King of Spades (Ayumi Tanida). Itu dari adegan
persiapan pertarungannya saja keren banget, membuatku merinding. Begitu
pertarungan dimulai, seru sekali rasanya dan sangat mendebarkan. Itu adalah
pertarungan paling epik dari keseluruhan serial ini.
Berikutnya,
tentu akhir cerinya yang kontroversial perlu dibicarakan. Alih-alih tidak suka,
aku justru tercengang dengan plot twist tersebut—sama
sekali tidak pernah terlintas di pikiranku. (Spoiler alert), aku mengintepretasikan permainan-permainan tersebut
sebagai metafora dari perjuangan bertahan hidup, karena sejak berada di dunia
tersebut, Arisu tersadar bahwa kehidupan ini berharga dan bukan untuk
disia-siakan. Itu penting sekali mengingat kembali bahwa sebelum terjebak di
dunia tersebut, Arisu menyia-nyiakan hidupnya dan tidak memiliki tujuan.
Aku penasaran apakah masih akan ada kelanjutan cerita ini, tetapi belum
ada informasi apa-apa. Jadi, mari kita tunggu. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.
***
Only
Murders in the Building
Season
2
(2021–on going)
Judul
|
:
|
Only Murders in the Building
|
Pencipta
|
:
|
Steve Martin, John Hoffman
|
Produser eksekutif
|
:
|
Dan Fogelman, Jess Rosenthal, Jamie Babbit,
Steve Martin, Martin Short, Selena Gomez, John Hoffman
|
Produser
|
:
|
Thembi Banks, Jane Raab, Nick Pavonetti,
Kristin Bernstein
|
Musim/Episode
|
:
|
2 Musim/20 episode
|
Pemeran
|
:
|
Steve Martin, Martin Short, Selena Gomez
|
Genre
|
:
|
Misteri, drama komedi
|
Only
Murders in the Building adalah
sebuah serial bergenre komedi dan misteri orisinal dari Hulu. Musim pertamanya
tayang pada Agustus 2021 dan musim keduanya tayang pada Juni 2022. Musim
pertamanya menjadi serial komedi yang paling banyak ditonton di Hulu. Musim
keduanya pun mendapatkan kesuksesan serupa. Sudah dikonfirmasi bahwa musim
ketiganya akan tayang pada Agustus 2023. Kalian dapat menonton Only Murders in the Building di Hulu dan
Disney+ Hotstar.
Only
Murders in Building bercerita
tentang tiga orang penghuni apartemen: Charles-Haden Savage (Steve Martin),
Oliver Putnam (Martin Short) dan Mabel Mora (Selena Gomez), yang mencoba
memecahkan misteri kasus kematian di gedung apartemen mereka, dan membagikannya
melalui siaran podcast ‘siniar’. Dengan
menyambung adegan di akhir musim pertamanya, musim kedua ini menceritakan
perjalanan ketiganya untuk membuktikan diri tidak bersalah atas kematian Bunny
Folger (Jayne Houdyshell), ketua komunitas penghuni apartemen mereka.
Biasanya, ada prasangka skeptis bahwa sekuel
tidak sebagus musim pertamanya, tetapi Only
Murders in the Building ini termasuk dalam pengecualiannya. Musim keduanya
tidak kalah bagus dari musim pertama. Komedinya masih lucu. Kelakuan ketiga
tokoh utamanya itu benar-benar unexpected
sehingga selalu memberikan kejutan yang menghibur. Menurutku, Oliver-lah
yang paling mendominasi komedi di musim ini. Di musim sebelumnya, ada adegan
dia me-nerrow down tersangka dengan
bergaya sedang mengaudisi aktor; di musim ini ada adegan serupa, yakni (spoiler alert) ketika dia mencoba
membongkar kedok si pelaku dengan gayanya yang nyentrik banget. Itu impressive,
tapi konyol, hahaha.
Poin menarik yang menjadikan musim kedua ini
berbeda dari musim pertama adalah pendalaman karakternya. Pada musim ini,
penonton berkesempatan melihat sisi lain dari ketiga tokoh utama. Rupanya,
masih ada lagi hal menarik dari mereka, (spoiler
alert) seperti trauma masa kecil Mabel, kenangan Charles dan putri
angkatnya, serta hubungan Oliver dan putranya yang rupanya memiliki rahasia
mengejutkan. Satu hal yang bisa dibilang paling di-highlight dalam musim ini adalah hubungan ayah-anak. Hal tersebut
pun dibawakan dengan bagus dan menyentuh, serta disusun sedemikian rupa
sehingga berpengaruh penting ke plot.
Oh iya, ada beberapa tokoh pendukung yang
juga diperlihatkan sisi lainnya. Misalnya, Bunny ternyata merupakan sosok kesepian
di balik karakternya yang galak dan jutek. Kemudian, Theo Dimas (James
Caverly), salah satu antagonis di musim pertama, ternyata masih dihantui
penyelasan atas perbuatannya di masa lalu. Jujur, (spoiler alert) aku senang bisa melihat Mabel dan Theo berdamai atas
kejadian di masa lalu mereka. Oh iya bahkan, tokoh pendukung barunya juga
menarik loh, seperti Lucy (Zoe Colletti), putri mantan istrinya Charles, dan
Alice Banks (Cara Delevinge), pacar baru Mabel.
Sementara itu, misterinya sendiri intriguing banget. Kalau di musim
pertama kan misterinya perlahan-lahan terurai di tiap episode; sementara di
musim kedua, progresnya sangat pelan. Charles, Oliver, dan Mabel seperti
berputar-putar dan tiap kali mereka berusaha, mereka justru terjebak dalam
situasi yang memperkuat bahwa merekalah pelakunya. Bahkan, kebenaran dari
misteri ini pun bisa dibilang twist yang
tak terduga karena terhubung dengan detail remeh (yang rupanya tidak remeh) di
musim pertama. Penulisnya sungguhan cemerlang!
Only Murders in Building sudah dikonfirmasi akan dilanjut ke musim
ketiga. Akan ada Paul Rudd dan Meryl Streep loh! Kalian dapat menonton trailer musim keduanya di sini.
***
Kaleidoscope
(2023)
Judul
|
:
|
Kalaedoscope
|
Pencipta
|
:
|
Eric Garcia
|
Produser eksekutif
|
:
|
Eric Garcia, Russell Fine, Fred Berger, Brian
Kavanaugh-Jones, Justin Levy, Ridley Scott, David W. Zucker, Jordan Sheehan,
Clayton Krueger, Garrett Lerner
|
Produser
|
:
|
Kalen Egan, Brad Carpenter, Christie
Colliopoulos
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/8 episode
|
Pemeran
|
:
|
Giancarlo Esposito, Rufus Sewell, Paz Vega,
Peter Mark Kendall, Rosaline Elbay, Jai Courtney, Tati Gabrielle, Jordan
Mendoza
|
Genre
|
:
|
Pencurian
|
Kalaedoscope merupakan serial terbatas
terbaru dari Netflix yang cukup populer di awal tahun 2023. Serial ini
menceritakan tentang aksi pencurian sekelompok pencuri yang diketuai oleh Leo
Pap (Giancarlo Esposito). Namun, keserakahan dan kecurigaan terhadap satu sama lain
mengancam kesuksesan rencana pencurian mereka. Padahal, pencurian ini bukan
sekadar pencurian biasa bagi Leo, melainkan sebuah balas dendam terhadap
pengkhianatan teman lama.
Keunggulan yang
membuat Kalaedoscope menarik adalah
bahwa tiap episodenya seperti potongan puzzle
yang dapat disusun menjadi satu cerita utuh sesuai keinginan kita.
Maksudnya adalah penonton dapat menonton episode-episodenya secara acak, tetapi
tetap saja ceritanya akan terasa utuh. Bahkan, urutan episode yang tersedia
pada tiap akun Netflix pun berbeda-beda loh.
Kalian bebas mau
menontonnya dari episode berapa dengan urutan yang kalian suka, tetapi
sepertinya, kalau urutannya terlalu acak, ceritanya juga akan terasa aneh dan
sulit dimengerti sih. Jadi, sebaiknya kalian tonton sesuai urutan yang tersedia
di akun kalian saja, atau sesuai rekomendasi dari Netflix. Beberapa rekomendasi
urutan episode bisa kalian lihat di sini.
Untuk sebuah cerita
pencurian, serial ini adalah paket lengkap. Mulai dari fase perencanaan sampai
dengan aksi pencuriannya disajikan dengan menarik. Bagian perencanaannya itu
mendebarkan karena penonton diperlihatkan bahwa ada pihak-pihak yang berencana
untuk berkhianat. Itu akan membuat kalian berdebar apakah rencananya akan
berhasil atau tidak. Sementara itu, ketika rencananya dieksekusi, itu keren
banget. Padahal, katanya berangkas yang mau mereka bobol adalah berangkas
dengan keamanan terbaik di dunia, tetapi mereka berhasil menemukan celahnya—very impressive.
Akan tetapi,
bagi yang bukan penggemar genre ini atau bagi yang terbiasa menonton genre ini,
mungkin serial ini biasa saja. Memang ceritanya termasuk standar. Namun, serial
ini terasa menyentuh pada beberapa momen, terutama pada bagian Leo dan
putrinya. Momen-momen mereka adalah yang paling emosional dari keseluruhan
serial ini. Latar belakang Leo ingin mencuri berangkas ini juga diceritakan
dengan baik, bukan sekadar karena tamak, tapi juga demi balas dendam dan
obsesi.
Oh iya, saranku, kalian simpan episode “Putih” terakhir karena plot twist-nya ada di episode itu.
Episode itu akan membuat kalian terkejut dan tersentuh setelah kalian menonton
episode-episode lainnya. Walaupun akhirnya agak membingungkan—maksudnya, aku
yang kurang paham—serial ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghibur
kalian. Kalian dapat menonton trailer-nya
di sini.
***
The
Glory
(2022–2023)
Judul
|
:
|
The Glory
|
Sutradara
|
:
|
Ahn Gil Ho
|
Penulis
|
:
|
Kin Eun Sook
|
Produser eksekutif
|
:
|
Kim Seon Tae, Kim Beom Rae, Kim Eun Sook, Ahn
Gil Ho
|
Produser
|
:
|
Yoon Ha Rim, Kim Young Kyu
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/16 episode
|
Pemeran
|
:
|
Song Hye Kyo, Lee Do Hyun, Lim Ji Yeon, Yeom
Hye Ran, Park Sung Hoon, Jung Sung Il, Cha Joo Young, Kim Hieora, Kim Gun Woo
|
Genre
|
:
|
Drama balas dendam, psychological thriller
|
The Glory adalah
salah satu drama Korea paling populer di akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023.
Drakor ini terbagi menjadi dua bagian—bagian pertamanya tayang pada Desember
2022 dan bagian keduanya tayang pada Maret 2023. The Glory meraih popularitas yang luar biasa berkat temanya tentang
perundungan dan jalan ceritanya yang thrilling,
bahkan sampai berpengaruh besar untuk membantu para korban perundungan untuk
angkat bicara. Drakor satu ini pun telah memenangkan penghargaan Baeksang
sebagai drama terbaik, lalu Song Hye Kyo dan Lim Ji Yeon menang sebagai aktris
terbaik dan aktris pendukung terbaik atas peran mereka di drama ini. Kalian
dapat menonton The Glory di Netflix.
Cerita bermula ketika Moon Dong
Eun (Jung Ji So) dirundung teman-teman sekolahnya yang dipimpin oleh Park Yeon
Jin (Shin Ye Eun). Luka yang didapatkan Dong Eun sangatlah parah dan membekas
disekujur tubuhnya. Ketika dia melaporkan kasus tersebut ke kepolisian dan ke
gurunya, dia malah disalahkan balik dan dikeluarkan dari sekolah. Bahkan,
ibunya sendiri pun tidak memihaknya.
Ketika Dong Eun pikir hidupnya
tak berharga lagi dan lebih baik diakhri, dia justru memutuskan untuk
mendedikasikan hidupnya untuk balas dendam pada semua orang yang telah
memperlakukannya dengan buruk. Bertahun-tahun berlalu hingga Dong Eun (Song Hye
Kyo) kini telah dewasa. Selama itu pula, dia bersembunyi untuk mempersiapkan
balas dendam yang sempurna kepada Yeon Jin (Lim Ji Yeon) dan yang lainnya.
Jika kalian mencari serial TV
dengan cerita yang rapih dan sempurna, The
Glory adalah jawabannya. This is so
perfect! Sebagian besar ceritanya adalah tentang Dong Eun yang melaksanakan
aksi balas dendamnya. Aksi balas dendamnya pun diceritakan dengan begitu elegan, sampai pada akhirnya
terasa sangat memuaskan ketika orang-orang yang menjahatinya dulu mendapatkan
karma mereka. Bahkan, karma yang mereka dapatkan sesuai dengan perbuatan jahat
mereka dahulu. Itu sebabnya aku bilang cerita ini disusun dengan sangat rapih.
Tidak hanya soal aksi balas
dendam, penonton juga diceritakan tentang masa lalu Dong Eun, tentang perundungan
yang dialaminya. Itu adalah bagian yang memilukan sekali dan triggering bagi beberapa orang. Aku
sempat berpikir bahwa perundungan yang dialami Dong Eun dilebih-lebihkan agar
cerita lebih dramatis, tetapi rupanya di dunia nyata, memang ada orang-orang yang
mengalami hal serupa dengan Dong Eun. Bahkan, seperti di cerita ini, para
pelakunya pun hidup senang dan sukses, sementara si korban harus hidup dengan
luka selamanya.
Yang menarik dari aksi balas
dendam Dong Eun adalah bahwa dia mampu menolong orang-orang yang baik padanya
sambil melaksanakan aksinya tersebut. Ya, Dong Eun tidak sendirian dalam
melakukannya; dia dibantu oleh Joo Yeo Jong (Lee Do Hyun), seorang dokter bedah
plastik, dan Kang Hyeon Nam (Yeom Hye Ran), seorang wanita korban KDRT, serta
orang-orang lainnya. Mereka juga memiliki masalah sendiri dan memutuskan
membantu Dong Eun karena bersimpati pada penderitaannya. Namun, dalam
perjalanan balas dendamnya, Dong Eun juga membantu mereka mendapatkan
kebahagiaan mereka masing-masing. Aku tahu balas dendam bukan solusi yang
tepat, tetapi aku bangga melihat Dong Eun melakukannya.
Dengan mengangkat isu
perundungan, drakor ini menjadi sangat populer di Korea Selatan. Di negeri
tersebut, kasus perundungan seperti itu masih kerap terjadi, baik di sekolah,
tempat kerja, dan tempat-tempat lainnya. Drakor ini mampu memperlihatkan bahwa para
pelaku perundungan biasanya melakukan itu karena mereka merasa memiliki kuasa
atas orang lain atau mereka mendapatkan pola didik yang salah dari orang tua
mereka. Di sisi lain, drakor ini juga menunjukkan bahwa para korban perundungan
hidup dalam trauma dan tidak bisa melupakan kejadian tersebut. Alih-alih
mengajarkan balas dendam, drakor ini malah mengajak kita berempati terhadap
para korban.
Ada satu adegan dalam drakor ini
yang membuatku tersadar. (Spoiler alert)
ketika akhirnya semua yang menjahati Dong Eun mendapatkan karma mereka, polisi
yang menyelidiki kasus tersebut meminta keterangan pada Dong Eun karena dia
merasa curiga sebab semua ini terhubung pada wanita itu. Namun, dia memilih
untuk pura-pura tidak tahu dan meminta maaf karena terlah terlambat
bertahun-tahun untuk mendengarkan dan percaya pada cerita Dong Eun. Pada
dasarnya, yang perlu kita lakukan kepada para korban perundungan seperti itu—atau
bahkan korban kejahatan apapun—adalah mendengarkan dan percaya pada cerita
mereka, mendengarkan dengan berusaha mengerti penderitaan mereka.
Kemudian, Song Hye Kyo tampil flawless di sini. Sepengetahuanku, Song
Hye Kyo biasa tampil di drakor-drakor melodrama atau romantis. Namun, perannya
di sini adalah sebuah kejutan. Dia berhasil menunjukkan kualitas aktingnya yang
juara. Dia sangat pantas mendapatkan penghargaan atas perannya di drakor ini.
Selain itu, kalau kalian
berharap ada romansa di cerita ini, tenang saja, ada kok. Ada sedikit romansa
tipis-tipis antara Dong Eun dan Yeo Jong. Walaupun tidak banyak, adegan-adegan
mereka berdua tetap manis. Apalagi, si Yeo Jong jago sekali modusnya ke Dong
Eun.
Oh
iya, aku ingin memperingatkan bahwa drakor ini memiliki beberapa adegan yang triggering sehingga mungkin tidak nyaman
ditonton beberapa orang. Selain itu, drakor ini juga memiliki beberapa adegan
sadis dan adegan seks dan telanjang, maka sebaiknya tidak ditonton anak-anak di
bawah umur. Kalian dapat menonton trailer
bagian pertamanya di sini dan bagian keduanya di sini.
***
The
Gifted
(2018)
Judul
|
:
|
The Gifted
|
Pencipta
|
:
|
GMMTV, Parbdee Taweesuk
|
Sutradara
|
:
|
Patha Thongpan, Dhammarong Sermrittirong,
Waasuthep Ketpetch, Jarupat Kannula
|
Produser eksekutif
|
:
|
Sataporn Panichraksapong
|
Produser
|
:
|
Parbdee Taweesuk
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/13 episode
|
Pemeran
|
:
|
“Nanon” Korapat Kirdpan, “Chimon” Wachirawit
Ruangwiwat, “Lily” Apichaya Thongkham, “Sing” Harit Cheewagaroon, “Jane”
Ramida Jiranorraphat, “Gun” Atthaphan Phunsawat, “Fiat” Pattadon Janngeon, “Puimek”
Napasorn Weerayuttvilai, “AJ” Chayapol Jutamat, “JJ” Chayakorn Jutamat,
“Victor” Chatchawit Techarukpong, Katreeya English, “Bird” Wanchana Sawasdee
|
Genre
|
:
|
Fantasi ilmiah, thriller, misteri, drama
|
The Gifted merupakan serial TV yang diciptakan oleh
GMMTV dan Parbdee Taweesuk. Serial ini diadaptasi dari sebuah film
pendek berjudul The Gifted yang
tayang pada tahun 2015 dan dan sebuah novel berjudul serupa karya “SandOtnim” Dhammarong
Sermrittirong. Dulu, serial ini sempat populer di media sosial, terutama waktu
musim keduanya tayang (akan kubahas terpisah ya) Kalian dapat menonton serial
ini di kanal Youtube GMMTV dan Vidio.com.
Di SMA Rithda,
murid-murid dibeda-bedakan berdasarkan nilai dan prestasi mereka. Mereka
dikelompokkan menjadi beberapa kelas, mulai dari kelas anak-anak pintar sampai
anak-anak bandal. Tiap kelas pun mendapatkan fasilitas yang berbeda—kelas
anak-anak pintar memiliki privilese lebih daripada kelas anak-anak bandal,
seperti jam istirahat lebih awal, ruang kelas yang lebih nyaman, dan toilet
yang lebih bersih.
Namun, ada satu
kelas istimewa, yaitu Kelas Berbakat, yang memiliki privilese paling tinggi di
sekolah tersebut. Hanya segelintir murid tiap tahunnya yang dapat masuk kelas
tersebut. Kemudian, tak disangka-sangka, Pawaret “Pang” Sermrittirong (“Nanon”
Korapat Kirdpan) yang merupakan seorang murid kelas terbawah di angkatannya,
bisa lolos seleksi Kelas Berbakat.
Akan tetapi,
Kelas Berbakat ternyata tak seperti yang dia pikirkan. Teman-teman sekelasnya
aneh. Pelajarannya aneh. Metode belajarnya juga aneh. Pang yakin ada rahasia di
balik program ini. Pang akan berusaha sekeras mungkin untuk membongkar
konspirasi yang disembunyikan sekolahnya dalam Kelas Berbakat tersebut.
Ketika menonton trailer-nya, aku punya ekspektasi tinggi
terhadap serial ini. Aku pikir ini adalah cerita thriller-mystery, tetapi setelah menonton tiga episode pertama,
rupanya tidak demikian. Walaupun begitu, serial ini tetap sangat seru. Beberapa
episode pertama memiliki vibes yang
lebih ringan dengan cerita yang lebih berfokus pada pengenalan tiap tokoh.
Beberapa episode
pertama tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan tiap-tiap murid Kelas
Berbakat dan “potensi” (kekuatan super) mereka. Penonton jadi dapat mengenal
karakter tiap murid Kelas Berbakat serta cara kerja potensi mereka dan efek
sampingnya. Pada bagian ini, cerita lebih terasa seperti drama anak sekolahan
dan komedi. Akan tetapi, ada insights menarik
yang tersirat di dalamnya. Seperti episodenya Punn (“Gun” Atthaphan Phunsawat),
yang menyiratkan tentang kondisi mental seorang anak yang ditekan menjadi overachiever.
Selain membantu
penonton untuk lebih mengenal tiap tokoh, beberapa episode pertama tersebut
juga membantu penonton untuk mengerti permasalahan yang terjadi di sekolah
tersebut. Diskriminasi terhadap murid, terutama privilese berlebih yang
diberikan terhadap Kelas Berbakat, menimbulkan kecemburuan antarmurid, yang
mendorong masalah-masalah lainnya. Di awal, masalah tersebut tak terlalu
diperlihatkan, tetapi seiring cerita bergulir, masalah-masalah tersebut menjadi
semakin intens.
Ketika cerita
masuk ke bagian yang lebih serius, serial ini menjadi semakin menarik. Bagian
favoritku adalah ketika Wave (“Chimon” Wachirawit Ruangwiwat) memberontak.
Untuk menghentikannya, anak-anak Kelas Berbakat lainnya harus berkerja sama.
Itu adalah kali pertama mereka bekerja sebagai satu tim. Rasanya sangat seru
dan menarik!
Kemudian, serial
ini menyinggung isu diskriminasi dalam dunia pendidikan. Mungkin beberapa orang
menganggap bahwa dengan mengelompokkan murid berdasarkan tingkat kecerdasan
mereka yang terlihat dari nilai dan prestasi, proses belajar bisa lebih
disesuaikan dengan kapasitas tiap-tiap murid. Akan tetapi, seperti yang
terlihat di serial ini, ada dampak lain dari cara tersebut, seperti kecemburuan
dan dorongan untuk berbuat curang. Apalagi, di serial ini, anak-anak yang lebih
pintar dielu-elukan sekali. Apakah benar segelintir anak-anak pintar lebih
penting daripada banyak anak biasa?
Akan tetapi, perjuangan Pang dan teman-temannya belum selesai di sini
dan berlanjut di musim selanjutnya. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.
***
Crash
Course in Romance
(2023)
Judul
|
:
|
Crash Course in Romance
|
Sutradara
|
:
|
Yoo Je Won
|
Penulis
|
:
|
Yang Hee Seung
|
Produser
|
:
|
Jo Moon Joo, Jeong Se Mi, Lee Yoo Bin
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/16 episode
|
Pemeran
|
:
|
Jeon Do Yeon, Jung Kyung Ho, Roh Yoon Seo, Shin
Jae Ha, Lee Chae Min
|
Genre
|
:
|
Komedi romantis, drama, misteri
|
Crash
Course in Romance adalah salah satu drakor
paling favoritku di semester pertama 2023. Drakor ini memiliki judul alternatif
One Shot Scandal. Drakor ini menjadi
sebuah commercial hit dan masuk ke
dalam daftar drakor dengan rating tertinggi
yang tayang di TV kabel. Kalian dapat menonton Crash Course in Romance di Netflix.
Nam Haeng Seon (Jeon Do Yeon) adalah seorang ibu
tunggal dengan seorang putri bernama Nam Hae Yi (Roh Yeon Seo) yang sudah pada
tahun terakhir SMA. Haeng Seon mengelola usaha warung makan kecil, tetapi itu
cukup untuk menghidupi dirinya, putrinya, dan adik laki-lakinya yang mengidap
autisme, Nam Jae Woo (Oh Eui Shik).
Karena merasa tidak bisa mengejar teman-temannya
di sekolah, Hae Yi meminta kepada ibunya untuk bisa ikut bimbel (bimbingan
belajar). Maka, Haeng Seon pun mendaftarkan Hae Yi di sebuah bimbel yang cukup
populer, di bawah didikan seorang guru bintang, yang juga dikenal sebagai tutor
matematika nomor satu, Choi Chi Yeol (Jung Kyung Ho).
Di sisi lain, Choi Chi Yeol yang workaholic,
rupanya memiliki pengalaman traumatis yang membuatnya menderita eating disorder.
Sulit sekali baginya untuk menemukan makanan yang bisa dia telan, sampai
akhirnya dia menemukan warung makan yang dikelola Haeng Seon. Entah karena
alasan apa, makanan buatan Haeng Seon bisa dimakan Chi Yeol. Keduanya lalu
membuat kesepakatan rahasia yang berisiko menjadi skandal, sekaligus romansa.
Sebagai penggemar romcom, Crash Course in
Romance berhasil memenuhi ekspektasiku. Drakor ini lucu iya, romantis juga
iya. Di awal, kelakuan konyol Chi Yeol dan Haeng Seon itu kocak banget, tetapi
sudah terlihat hint yang menuju ke
romansa sehingga penonton pasti gemas melihat mereka. Apalagi, setelah diungkap
benang merah yang menghubungkan masa lalu keduanya, luntur sudah segala
keraguan untuk nge-ship mereka.
Itu juga hal yang aku suka dari drakor ini. Masa
lalu tiap tokoh, baik Haeng Seon, Chi Yeol, dan Hae Yi itu diungkap di
awal-awal ketika fase pengenalan tokoh dan konflik. Penonton pun jadi lebih
mengenal tokoh cerita sejak awal sehingga mereka juga bisa lebih invested ke cerita. Cara mereka
mengungkapkan masa lalu tersebut juga bagus. Aku langsung jatuh hati pada
setiap tokohnya.
Selain lucu dan romantis, Crash Course in Romance juga memiliki sentuhan misteri. Di awal,
hal ini mungkin akan membuat kalian risih dan bingung, apalagi misterinya
sampai melibatkan korban jiwa. Namun, semakin cerita berjalan, elemen misteri
ini malah makin menarik. Bahkan, nantinya ini menjadi bagian yang penting untuk
perkembangan karakter Chi Yeol.
Akan tetapi, karena saking banyaknya isu yang
ingin dibahas, penyelesaian di dua episode terakhir terasa terlalu cepat.
Konflik-konflik tersebut sudah dibangun secara matang dan menarik, tetapi semuanya
ingin diselesaikan di akhir sehingga terasa buru-buru. (Spoiler alert) yang paling tidak kusuka adalah ketika ibu
kandungnya Hae Yi muncul. Itu sama sekali tidak dibutuhkan dan seharusnya tidak
ada. Akibat banyaknya konflik yang ingin diselesaikan di akhir tersebut,
penyelesaiannya itu sekadar selesai—yang penting konflik ini selesai sesuai mau
penonton, tidak menyisakan tanda tanya.
Hal lain yang membuat drakor ini bagus adalah
isu-isu dunia pendidikan di Korea Selatan yang ditampilkannya. Untuk kalian
yang tak tahu, isu pendidikan memang selalu hangat diperbincangkan di Korea
karena sistem pendidikan mereka sangat keras. Salah satu isu yang paling
menonjol yang ditampilkan drakor ini adalah bisnis bimbel yang malah menjadikan
pendidikan—yang seharusnya terjangkau bagi siapa saja—sebagai komoditas yang
hanya bisa didapat golongan kaya. Bahkan, para orang tua juga berkomplot supaya
anak-anak lain tidak mendapatkan program belajar istimewa yang didapatkan
anak-anak mereka. Ini adalah bentuk usaha melanggengkan ketimpangan.
Tidak hanya itu, drakor ini juga menunjukkan
bahwa sistem pendidikan saat ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental
anak. Obsesi orang tua terhadap pendidikan anak mereka dapat berpengaruh buruk
sekali terhadap perkembangan mental si anak. Meski ditunjukkan dengan contoh
ekstrem, tetap saja ada orang tua yang seperti itu. Selain itu, drakor ini juga
memperlihatkan bahwa sistem pendidikan yang ada, yang hanya mengedepankan
kompetisi tanpa kolaborasi, bisa memberikan tekanan mental kepada anak. Rupanya,
fenomena ini banyak terjadi di Korea.
Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.
***
The Interest of Love
(2022–2023)
Judul
|
:
|
The Interest of Love
|
Sutradara
|
:
|
Jo Young Min
|
Penulis
|
:
|
Lee Seo Hyun, Lee Hyun Jeong
|
Produser eksekutif
|
:
|
Song Kyung Soo
|
Produser
|
:
|
Park Sung Un, Lee Ga Hyun
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/16 episode
|
Pemeran
|
:
|
Moon Ga Young, Yoo Yeon Seok, Keum Sae Rok,
Jung Ga Ram
|
Genre
|
:
|
Romantis, melodrama, drama kantor
|
The Interest of Love adalah salah satu drakor
yang paling banyak diperbincangkan selama masa penayangannya. Drakor yang
memiliki judul alternatif Understanding
of Love ini diadaptasi dari novel karya Lee Hyuk Jin yang berjudul serupa. Kalian
bisa menonton drakor satu ini di Netflix.
The Interest of Love menceritakan lika-liku
percintaan pegawai-pegawai di suatu kantor cabang bank. Awalnya, Ha Sang Soo
(Yoo Yeon Seok), seorang manajer di Bank KCU kantor cabang Yeongpo, suka pada
rekan kerjanya, Ahn Soo Young (Moon Ga Young). Namun, karena keragu-raguan Sang
Soo dan ketidakpercayaan diri Soo Young yang menganggap statusnya lebih rendah
daripada yang lain, keduanya tidak pernah berani mengungkapkan perasaan mereka.
Alih-alih, mereka memutuskan untuk bersama orang lain: Sang Soo bersama Park Mi
Kyung (Keum Sae Rok) dan Soo Young bersama Jeong Jong Hyun (Jung Ga Ram).
Ketidakterusterangan mereka mengakibatkan konflik yang sampai menghebohkan
tempat kerja mereka dan menyakiti perasaan semua orang yang terlibat.
Seperti yang aku
bilang tadi, drakor ini ramai sekali diperbincangkan di media sosial selama
masa penayangannya. Bukan karena ceritanya keren, mengharukan, atau apa; tapi
karena kelakuan tokoh-tokohnya membuat frustrasi. Aku sendiri merasa tertipu
ketika menonton ini, karena dari trailer-nya
seperti cerita romansa lucu menggemaskan. Padahal, kenyataannya tidak sama
sekali.
Sebagai drakor
melodrama, The Interest of Love bisa
dibilang berhasil untuk memotret emosi-emosi tiap tokoh. Desain produksinya
minimalis dan fokus untuk menangkap emosi dari setiap adegan. Jadi, memang
kekuatan drakor ini adalah emosi yang ditampilkannya. Menurutku pribadi, drakor
ini sepertinya ingin menunjukkan bahwa emosi manusia itu kompleks, tanpa peduli
usia ataupun gender mereka, sehingga relasi antarmanusia juga kompleks.
Setiap tokoh
ditampilkan dengan menarik. Meskipun mereka semua relatif menyebalkan, aku bisa
memahami alasan keputusan-keputusan yang mereka ambil—dan itu makin membuatku
frustrasi karena aku malah menemukan alasan untuk membenarkan perbuatan
menyebalkan mereka, hahaha. Misalkan, Soo Young memiliki latar belakang
keluarga yang kompleks akibat hubungannya dengan ayahnya yang tak harmonis,
yang membuatnya menjadi ragu memiliki hubungan serius dengan orang lain. Selain
itu, sebagai wanita yang berasal dari kota kecil, dia merasa minder di tempat
kerjanya. Ditambah, teman-teman kerjanya juga kerap merendahkannya. Maka dari
itu, wajar sekali dia tidak terus terang mengakui perasaannya kepada Sang Soo,
yang mempunyai latar belakang lebih baik daripada dirinya.
Oh iya, Moon Ga
Young, sebagai pemeran Soo Young, sukses sekali memerankan tokoh ini—sempurna!
Aku sudah beberapa kali menonton Moon Ga Young di drakor romcom, tetapi di drakor ini, dia memperlihatkan kualitas aktingnya
yang juara.
Omong-omong soal
perbedaan status, aku suka sekali dengan metafora proses bisnis bank yang
digunakan di sini. Sebetulnya kalau diperhatikan, cerita ini tidak harus
berlatar kantor bank. Namun, pemilihan latar tersebut memiliki makna metafora
tentang perbedaan status sosial sebab dalam menjalankan bisnisnya, bank
memperlakukan nasabahnya secara berbeda sesuai kekayaan mereka. Semakin kaya
nasabahnya, pelayanannya semakin istimewa. Itu mempertegas bahwa di masyarakat,
orang-orang kaya lebih dipandang daripada orang-orang di bawah mereka. Itulah
yang Soo Young rasakan sehingga dirinya menjadi tidak percaya diri, walaupun
dia tidak kalah kompeten.
Yang membuat
tokoh-tokoh drakor ini menyebalkan ialah mereka bukannya berusaha menyelesaikan
masalah, malah memperkeruh masalah. Mereka malah mengambil keputusan yang
membuat masalah makin besar, sampai ada orang-orang baik yang terluka, (spoiler alert) seperti Park Mi Kyung. To be honest, aku ikut sakit hati waktu
melihat Mi Kyung diperlakukan seperti itu oleh Sang Soo dan Soo Young. Kalau
ada penghargaan untuk si paling bisa memperkeruh masalah, tokoh-tokoh drakor
inilah juaranya.
(Spoiler alert) kemudian,
jangan harap kalian mendapatkan akhir bahagia. Aku sedikit spoiler saja ya, akhirnya itu terbuka—alias open ending. Namun, pesan penting yang disampaikan di akhir adalah:
jangan ragu mengungkapkan apa yang kamu rasakan sebelum keadaan sudah jauh
berubah, supaya tidak ada penyesalan. Kalian dapat menonton trailer-nya di sini.
***
Lockwood
& Co.
(2023)
Judul
|
:
|
Lockwood & Co.
|
Pengembang
|
:
|
Joe Cornish
|
Sutradara
|
:
|
William McGregor, Catherine Morshead, Joe
Cornish
|
Produser eksekutif
|
:
|
Nira Park, Rachael Prior, Joe Cornish
|
Produser
|
:
|
James Biddle
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/8 episode
|
Pemeran
|
:
|
Ruby Stokes, Cameron Chapman, Ali
Hadji-Heshmati
|
Genre
|
:
|
Petualangan, action, detektif, horor supranatural
|
Lockwood & Co. merupakan sebuah serial TV
yang diadaptasi dari serial novel Lockwood
& Co. karya Jonathan Stroud. Serial TV-nya mengadaptasi dua buku
pertama dari pentalogi terseut, yakni buku The
Screaming Staircase dan The
Whispering Skull. Serial TV yang satu ini dapat kalian tonton di Netflix.
Cerita Lockwood & Co. mengambil latar di
Inggris alternatif, yang dijangkiti sebuah wabah hantu. Fenomena tersebut
dikenal dengan istilah The Problem,
yaitu hantu-hantu bangkit dari kubur dan bergentayangan, sementara sentuhan
mereka mematikan bagi orang hidup. The
Problem sudah terjadi selama lima puluh tahun, tetapi manusia belum
menemukan sumbernya dan solusi menyelesaikannya. Meski begitu, selama lima
puluh tahun tersebut, manusia telah mencapai penemuan luar biasa untuk melawan
hantu-hantu tersebut.
Orang-orang dewasa tak dapat merasakan keberadaan
hantu, tetapi anak-anak bisa. Maka dari itu, para remaja yang memiliki “bakat”
(kemampuan merasakan keberadaan hantu) dididik dan dipekerjakan sebagai
pengusir hantu. Agensi-agensi pengusir hantu pun bermunculan di Inggris, sampai
ke kota-kota kecil.
Lucy Carlyle (Ruby Stokes), seorang pengusir
hantu, kabur dari rumahnya dan pergi ke London setelah temannya mengalami
kecelakaan dan tak ada yang mau menolongnya. Dia berharap bisa bekerja di
agensi-agensi pengusir hantu besar di London, tetapi dia selalu ditolak. Hingga
akhirnya, dia menemukan sebuah agensi kecil yang baru dirintis oleh dua pemuda:
Anthony Lockwood (Cameron Chapman) dan George Karim (Ali Hadji-Heshmati). Ketiganya
bekerja sama demi mempertahankan dan menyukseskan agensi kecil mereka, Lockwood
& co.
Lockwood
& co. cocok untuk kalian penggemar cerita
Ghost Buster karena sama-sama tentang
pengusiran hantu. Yang membuatnya menarik ialahworldbuilding-nya yang keren banget. Aku langsung tertarik sejak
episode pertama. Dia menggabungkan berbagai mitos terkenal tentang hantu, lalu
ditambah dengan sentuhan imajinasi yang orisinal. Konsep masalahnya sendiri,
yakni wabah hantu, serta agensi-agensi pengusir hantu termasuk kreatif dan fresh.
Kemudian, berbeda dari Ghost Buster yang menggunakan teknologi canggih, pengusiran hantu
di sini menggunakan peralatan yang lebih tradisional, seperti rapier, bubuk peledak, dan jaring logam.
Sayangnya, penjelasan worldbuilding-nya
tidak dijelaskan secara detail di awal. Penonton harus menerka-nerka sendiri
arti dari setiap istilah, dan baru jelas menjelang episode-episode terakhir. Oh
iya, sedikit saran dariku, kalian jangan skip
intronya ya, karena konsep worldbuilding-nya
sedikit-sedikit dijelaskan dalam intro tersebut.
Berikutnya, karena tokoh-tokohnya remaja, jadi
akan ada drama klise remaja—which I like,
actually. Ya bagaimana tidak? Bayangkan saja sebuah agensi dijalankan oleh
tiga remaja: pemimpinnya adalah pemuda dengan ego tinggi, lalu ada temannya
yang nerd dan agak aneh, serta ada
gadis cerdas tapi emosional. Sering kali dalam menangani suatu kasus, ketiganya
punya motivasi yang berbeda sehingga mengantarkan mereka pada masalah yang
lebih pelik. Menyebalkan memang, tetapi aku suka kompleksitas tersebut, hahaha.
Namun, in the end of the day, ketika
salah satu dari mereka butuh bantuan, yang lain selalu datang.
Pendalaman karakter setiap tokoh juga dikemas
dengan cukup menarik. Aku suka sekali dengan penjelasan masa lalu Lucy yang
mengawali cerita ini di episode pertama. Back
story-nya memilukan sekali. Aku
bisa paham mengapa dia menjadi seemosional itu. Sementara itu, untuk saat ini,
latar belakang George dan Anthony baru diceritakan melalui dialog saja dan
berupa hints. Aku terutama penasaran
sekali dengan masa lalunya Anthony yang misterius.
Kalau kalian khawatir serial TV ini seram karena
genrenya horor, tenang saja, tidak seram kok. Malahan, cerita ini lebih ke
cerita misteri karena tiap kasus pengusiran hantu yang mereka tangani selalu menyimpan
konspirasi di baliknya. Itu sangat menyenangkan karena membuatku terus ingin
lanjut ke episode-episode berikutnya. Bahkan, misterinya makin lama makin seru
dan sepertinya akan berhubungan dengan asal-muasal The Problem sendiri.
Akan tetapi, sungguh disayangkan bahwa Netflix
membatalkan serial ini sehingga kemungkinan kita tidak akan melihat kelanjutan aksi
Lucy, Anthony, dan George. Padahal, serial ini salah satu serial orisinal
Netflix yang paling sukses di tahun ini. Mungkin, kalian bisa membaca bukunya
saja. Walaupun begitu, jika kalian masih penasaran dan tetap ingin menontonnya,
silakan saja. Kalian dapat menonton trailer-nya
di sini.
Selanjutnya
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar