A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Guardians of the Galaxy Vol. 3: It's Always Been About Home and Family

Identitas Film

Judul

:

Guardians of the Galaxy Vol. 3

Sutradara

:

James Gunn

Produser

:

Kevin Feige

Tanggal rilis

:

3 Mei 2023 (Indonesia), 5 Mei 2023 (Amerika Serikat)

Rumah produksi

:

Marvel Studios

Penulis naskah

:

James Gunn

Durasi tayang

:

2 jam 30 menit

Pemeran/Pengisi suara

:

Chris Pratt, Bradley Cooper, Karen Gillan, Dave Bautista, Pom Klementieff, Vin Diesel, Zoe Saldana, Chukwudi Iwuji, Sean Gunn, Maria Bakalova, Austin Freeman, Will Poulter

Genre

:

Superhero, fiksi ilmiah, opera antariksa, fantasi ilmiah, action, petualangan, komedi

 

Sinopsis

Para Penjaga Galaksi mulai membentuk komunitas baru di Knowhere yang telah dibangun ulang. Akan tetapi, mereka tiba-tiba diserang oleh Adam Warlock (Will Poulter) yang hendak menangkap Rocket (Bradley Cooper) untuk diserahkan kepada penciptanya, High Evolutionary (Chukwudi Iwuji), seorang ilmuwan gila yang terobsesi untuk menciptakan spesies sempurna. Walaupun para Penjaga berhasil menghentikan Adam, Rocket terluka parah dan satu-satunya cara menyembuhkannya ada di tangan High Evolutionary sendiri. Sekali lagi, para Penjaga Galaksi berangkat dalam petualangan untuk menyelamatkan sahabat mereka.

 

Kelebihan

Perasaan setelah menonton Guardians of the Galaxy Vol. 3 itu bahagia banget! Akhirnya bisa menonton film superhero semenyenangkan dan seseru ini. Sebagai penutup trilogi Guardians of the Galaxy, film ini sangat berhasil memenuhi fungsinya tersebut. Salut kepada James Gunn karena dia sepertinya memang sangat menikmati proses pembuatan trilogi film ini.

Seperti yang sudah banyak ditunjukkan dalam materi promosinya, film ini berpusat pada Rocket. Itu hal yang menarik karena penonton jadi bisa mengenal karakternya lebih dalam. Melalui potongan-potongan adegan flashback, penonton akan diceritakan mengenai masa lalu Rocket yang ternyata sangat sedih. Tidak disangka, ternyata sosok yang keras tersebut punya masa lalu sepahit itu—pantas dia tidak mau cerita. Mataku selalu berkaca-kaca melihat bagian flashback tersebut. Melalui film ini, aku jadi paham alasan Rocket sensitif sekali tiap dia disebut binatang.

Selain itu, alur film ini memang agak berbeda dari kebanyakan film MCU karena maju-mundur, mirip dengan Eternals (2021). Adegan-adegan flashback yang menceritakan masa lalu Rocket tersebut ada cukup banyak, bahkan sampai pertengahan film masih ada. Namun, menontonnya tidak terasa risih sama sekali. Malah, adegan-adegan tersebut efektif banget untuk memperkuat cerita ini, membuatnya jadi lebih emosional. Kalau kalian termasuk yang cengeng ketika menonton film, sebaiknya siapkan tisu atau sapu tangan deh.

Meskipun cerita ini berpusat pada Rocket, tokoh-tokoh lainnya mendapatkan porsi cerita yang pas. Mereka memiliki momennya masing-masing dan kesempatan untuk unjuk gigi. Terasa sekali James Gunn mencintai para tokoh film ini sehingga dia bisa memberikan skrip yang adil kepada mereka. Penonton akan melihat drama cekcok Peter Quill (Chris Pratt) dan Gamora (Zoe Saldana), tingkah konyol Drax (Dave Bautista) dan Mantis (Pom Klementieff) yang tidak ada habisnya, aksi Groot (Vin Diesel/Austin Freeman) yang selalu mengesankan, dan Nebula (Karen Gillan) yang kelihatan galak padahal penyayang. Oleh karena itu, aku merasa cerita ini disusun dengan sangat rapih dan penuh dedikasi.

Perkembangan karakter mereka semua pun dibuat dengan sangat bagus. Perkembangan karakternya bukan hanya berlangsung di film ini, melainkan sejak awal kemunculan mereka di film pertama dan keduanya. Kalau kalian mengikuti petualangan-petualangan mereka sebelumnya, kalian pasti dapat melihat perubahan besar dari mereka. Oleh karena itu pulalah film ini terasa sebagai sekuel penutup yang bagus banget—menjadi titik puncak perkembangan karkater para Penjaga Galaksi. Kalau harus memilih yang menjadi paling favoritku, aku akan pilih Nebula, Rocket, dan Mantis karena perkembangan karakter mereka paling membanggakan.

Bahkan, antagonisnya juga keren banget. Diperankan oleh Chukwudi Iwuji, karakter High Evolutionary berhasil menjadi salah satu sosok musuh paling menyeramkan di MCU. Mungkin secara kekuatan dan kekuasaan, dia tidak diperlihatkan seperti Thanos atau Namor; tetapi urusan kekejaman, dia lebih unggul. Dia adalah ilmuwan gila dengan obsesi yang sama gilanya.

Kalian juga tidak perlu khawatir soal action-nya karena adegan action film ini seu banget! Bahkan sejak awal, ketika para Penjaga melawan Adam, itu sudah keren untuk membuka cerita ini. Namun setelahnya, masih akan ada banyak lagi pertarungan-pertarungan yang pasti bikin kalian ketawa dan kagum. Apalagi, menjelang akhir, ada adegan pertarungan yang semacam one-take, dan itu keren banget! Aku suka banget treatment filmnya yang secara bergantian fokus ke tiap-tiap Penjaga—memperlihatkan aksi keren mereka. Mungkin itu adegan pertarungan paling seru dari film-film MCU beberapa tahun terakhir ini.

Kemudian, rasanya Guardians of the Galaxy tidak lengkap tanpa sentuhan komedinya. Sama seperti action-nya, komedi film ini juga berhasil banget. Sukses bikin ngakak. Komedinya itu seru karena tidak terasa dipaksakan. Maksudnya, kelucuan yang dimunculkan memang sesuai dengan karkater masing-masing tokoh. Peter yang terus merajuk ke Gamora, Drax yang punya inisiatif aneh-aneh, dan Mantis yang telmi dan dimarahin semua orang—mereka bertingkah lucu sesuai karakternya, sehingga terasa alami.

Tentu jangan melupakan soundtrack dan scoring-nya juga. Guardians of the Galaxy tidak lengkap tanpa playlist soundtrack-nya yang khas. Lagu Creep dari Radiohead menjadi soundtrack yang iconic dari film ini. Dan dari segi teknis, penempatan soundtrack serta scoring-nya dilakukan dengan tepat.

Terakhir, hal paling menarik dari film ini adalah secara tidak langsung, film ini mengangkat isu kekejaman hewan, terutama yang dilakukan dalam rangka pengembangan sains dan teknologi. Dalam mengembangkan peradaban, manusia menggunakan spesies hewan lainnya untuk percobaan, seperti tikus yang digunakan di laboratorium. Namun, kerap kali percobaan yang dilakukan menjadi kekejaman—seperti yang terlihat dalam film ini.  For the sake of science, many animals are harmed. Itu yang sangat kuapresiasi dari film ini, karena telah berani menyinggungnya.

 

Kelemahan

Film ini meskipun bagus, tidak sempurna. Namun, memang celahnya agak sulit ditemukan karena ceritanya disusun serapih itu. Bagiku, kekurangan film ini ada di karkater Adam Warlock-nya. Sejak dikonfirmasi melalui trailer bahwa Adam Warlock akan debut di film ini, ekspektasiku menjadi tinggi untuk tokoh baru tersebut. Akan tetapi, rupanya dia bukan tokoh keren seperti bayanganku. Dia adalah tokoh yang biasa saja, tetapi sangat kuat, maka berakhir menjadi si lawak dalam cerita. Akan tetapi, karakter dia masih banyak potensinya untuk dikembangkan. Lagipula, ini masalah selera saja sih, sepertinya ekspektasiku yang ketinggian.

 

Kesimpulan

Guardians of the Galaxy Vol. 3 adalah penutup yang mengesankan dari trilogi Guardians of the Galaxy. Setelah melalui perjalanan panjang 9 tahun, para Penjaga Galaksi melakukan petualangan sekali lagi. Di film ini, perkembangan karakter mereka semua ditutup dengan manis dan membanggakan. Namun, tetap ada momen ngakak dan menegangkannya. Well, the Guardians are being themselves. Walaupun cerita berpusat pada Rocket, tokoh-tokoh yang tetap punya spotlight momennya masing-masing, termasuk antagonisnya. Bahkan, film ini memberi kritik terhadap masalah kekejaman terhadap hewan dan mengingatkan kita bahwa hewan juga memiliki perasaan. Pokoknya, ini adalah film yang lengkap: ada momen sedih, ada momen kocak, ada momen seru, ada momen menegangkan, dan ada momen heart-warming.

Ini adalah karya perpisahan James Gunn yang terasa penuh cinta untuk semua tokoh-tokoh di dalamnya, dan semua pihak yang terlibat dalam produksinya. Skor dariku adalah 9,2/10. Aku sangat menikmati perjalanan terakhir ini bersama mereka. 


Kalian bisa menonton Guardians of the Galaxy Vol. 3 di bioskop kesayangan Anda sekarang! Jika kalian tertarik dengan filmnya, silaka tonton trailer-nya di bawah ini.


***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!


Komentar