Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1] (2017) yang lalu menjadi buku best-...
Brahmāstra: Part One – Shiva: Film Petualangan-Aksi India dengan Visual yang Magical
Di tanah India kuno, tepatnya di
Himalaya, terlahir senjata-senjata langit dari enegi Brahm-shakti, yang disebut astra.
Masing-masing astra[1]memiliki kekuatan ajaib, entah itu
kekuatan alam, hewan, maupun tumbuhan. Sejak dahulu hingga sekarang, ada
sekelompok resi[2]
yang disebut Brahmānsh, yang bertugas
menjaga astra-astra tersebut dan
menjinakkan astra terkuat yang dapat
menghancurkan seluruh dunia, Brahmāstra.
Di masa kini, Brahmāstra telah dipecah menjadi 3
potongan dan disembunyikan agar tak ada yang dapat menggunakan kekuatannya yang
berbahaya itu. Namun, ada sekelompok pembunuh yang mencari potongan-potongan Brahmāstra tersebut.
Shiva (Ranbir Kapoor), seorang
pemuda dengan profesi sebagai DJ, entah mengapa mendapatkan visi tentang para
pembunuh tersebut. Dia lalu tergerak untuk mencegah para pembunuh tersebut
mengumpulkan pecahan-pecahan Brahmāstra,
walau dia masih belum paham betul situasinya. Namun, Shiva tak mengetahui bahwa
sesungguhnya ada kekuatan besar di dalam dirinya.
Kemudian, dia pun memulai
misinya untuk menghentikan para pembunuh tersebut, mencegah bangkitnya Brahmāstra. Shiva harus menempuh
perjalanan penuh bahaya untuk menemukan diri, masa lalu, dan cintanya.
Kelebihan
Brahmāstra: Part One – Shiva sudah cukup populer sejak perilisan trailer-nya. Penyebabnya ialah visual
effect film ini yang ciamik. Dan benar saja, visual effect tersebut adalah salah satu kelebihan utama film ini. Brahmāstra: Part One – Shiva menyuguhkan
visual yang tampak cantik dan megah kepada penonton. Bahkan, visual effect dari beberapa film superhero buatan Hollywood saja tidak
bisa sememukau ini.
Sewaktu menonton film ini, aku
selalu terpesona dengan visualnya yang tampak magical. Seandainya saja film adaptasi live-action The Last Airbender (2010)punya visual effect sebagus
ini, pasti film tersebut akan laris. Selain melalui visual effect-nya, film ini juga akan memanjakan mata penonton
dengan keindahan panorama Himlaya sebagai latar tempatnya. Aku yakin penonton
akan betah menonton film ini karena itu.
Kemudian, film ini diperankan
oleh aktor-aktor papan atas India yang namanya sudah biasa didengar. Mulai dari
Ranbir Kapoor, Alia Bhatt, Shah Rukh Khan, sampai Amitabh Bhachchan ada di film
ini. Untuk urusan akting, mereka tak perlu lagi dipertanyakan ya. Aku yakin budget yang dikeluarkan untuk film ini
sangat besar dan hasilnya pun sepadan, tidak mengecewakan.
Aku suka sekali dengan akting
Ranbir Kapoor dan Alia Bhatt sebagai Shiva dan Isha. Chemistry mereka sebagai pasangan bagus sekali—mungkin karena
mereka memang suami istri sungguhan ya. Chemistry
mereka sangat mendukung film ini yang ceritanya juga penuh dengan elemen
romansa. Aku salut sekali melihat betapa besarnya cinta Shiva dan Isha, walau
mereka belum lama kenal.
Omong-omong soal Isha, aku suka sekali
dengan karakternya. Dia adalah tokoh utama perempuan yang jauh dari karakter
perempuan yang tampak lemah dan hanya sebagai pemanis. Isha turut bertualang
bersama Shiva, bahkan ikut bertarung bersamanya meski dia tidak punya kekuatan
apa-apa. Di pertarungan akhir pun, Isha berperan banyak. Dia memiliki keberanian
yang besar untuk membantu Shiva. Itulah yang menjadikan karakternya
mengagumkan.
Selain itu, aku juga suka dengan
perkembangan karakter Shiva. Pertumbuhannya dalam hal mengendalikan kekuatan astra-nya disajikan dengan baik dalam
film ini. Aku suka karena film ini menekankan pencarian diri (self-discovery) dan pemulihan trauma
kepada Shiva agar dia dapat mengendalikan kekautannya. Agar dapat menguasai
kekuatannya sendiri, Shiva harus berdamai dengan masa lalu, rasa takut, dan
keresahannya—menerima itu semua sebagai bagian dari dirinya.
Maka, ketika Shiva akhirnya
berhasil mengendalikan kekuatannya, dia tampak sangat keren. Cara dia
mengendalikan api seperti para pengendali api di serial kartun Avatar: The Legend of Aang (2005–2008)—keren
sekali! Lagi-lagi, itu semua berkat visual
effect dan akting yang bagus. Apalagi dengan diiringi soundtrack-nya, Deva Devaoleh Arijit Singh dan Jonita Gandhi,
adegan tersebut terkesan magical.
Berikutnya, dalam sebuah film
petualangan-aksi, adegan pertarungan terakhir pasti menjadi yang
ditunggu-tunggu. Brahmāstra: Part One –
Shiva telah berhasil menghadirkan pertarungan final yang begitu epik. Ketegangan
pada adegan puncak tersebut sangat terasa. Aksinya pun nonstop, membuat
penonton tak mungkin memalingkan wajah, dan terus berdebar. Aksi Shiva dan
teman-temannya pun keren banget, begitu epik dan apik. Pokoknya, memuaskan
sekali menonton pertarungan terakhir film ini.
Kelemahan
Biarpun aku bilang sangat suka chemistry Ranbir Kapoor dan Alia Bhatt
sebagai Shiva dan Isha, aku merasa agak risih dengan mereka di awal film.
Mereka berdua baru saja bertemu, tetapi sudah yakin dengan mantap bahwa mereka
adalah cinta sejati satu sama lain. Itu terlalu lebay, apalagi mengingat mereka
baru kenal beberapa hari. Perkembangan hubungan mereka terasa cepat sekali, terlalu cepat—walau memang pada akhirnya
terlihat manis dan mengagumkan.
Kemudian, untuk cerita fantasi, worldbuilding[3]dan konsep harus kuat sebagai pondasi cerita dan sebisa mungkin mudah
dipahami penonton agar mereka dapat mengerti ceritanya. Akan tetapi, menurutku
penjelasan tentang astra dan
sebagainya di awal sebagai prolog agak sulit dipahami. Ada banyak istilah
diperkenalkan dan beberapa di antaranya mirip. Aku yakin beberapa penonton akan
kebingungan membedakan maksud dari tiap istilah, padahal penggunaan
istilah-istilah tersebut makin sering menjelang akhir film.
Kesimpulan
Brahmāstra: Part One – Shiva adalah sebuah film fantasi dengan visual yang memukau, magical, dan megah berkat latar tempat
serta visual effect-nya. Tidak hanya
itu, film ini juga didukung oleh pemeran-pemerannya yang merupakan bintang
papan atas Bollywood dengan kualitas akting yang tak perlu diragukan lagi.
Terutama duet romantis Ranbir Kapoor dan Alia Bhatt—mereka berhasil menampilkan
chemistry luar biasa, walau di awal
hubungan mereka terasa terburu-buru. Akan tetapi, istilah-istilah dalam film
ini agak sulit dipahami karena terlalu banyak dan mirip. Meskipun begitu, Brahmāstra: Part One – Shiva adalah
tontonan yang tepat bagi kalian yang suka cerita fantasi dan aksi, sehingga aku
beri skor 8,7/10.
Kalian dapat menonton Brahmāstra: Part One – Shiva di Disney+ Hotstar. Kalian bisa melihat trailer-nya di bawah sini.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
[1]Astra dalam Hinduisme adalah senjata
langit yang dimiliki oleh dewa/dewi tertentu yang memiliki kekuatan spiritual
dan supranatural.
Komentar
Posting Komentar