Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1] (2017) yang lalu menjadi buku best-...
Black Adam: Film Anti-Hero dari DC dengan Action yang Nyetrum!
Kahndaq adalah kota yang punya
sejarah panjang. Namun dalam catatan sejarah panjang itu, penduduk Kahndaq
selalu saja ditindas oleh pihak yang berkuasa. Penindas mereka selalu berganti,
tetapi penindasan pertama kali dilakukan oleh Raja Ahk-Ton yang memperbudak
penduduk Kahndaq untuk menambang mineral sakti Eternium. Raja Ahk-Ton
menggunakan mineral tersebut untuk membuat Mahkota Sabbac yang dapat memberinya
kekuatan iblis kuno.
Demi mencegah itu, Dewan
Penyihir mengutus seorang jagoan hebat untuk melawan Raja Ahk-Ton. Sang jagoan
berhasil meruntuhkan rezim Raja Ahk-Ton, tetapi setelah itu dia menghilang.
Konon, dia akan kembali ketika Kahndaq membutuhkannya lagi.
Lima ribu tahun pun berlalu,
kini Kahndaq masih tertindas oleh komplotan tentara bayaran yang disebut
Intergang. Dan setelah lima ribu tahun berlalu, akhirnya Teth-Adam (Dwayne
Johnson) sang jagoan Kahndaq terbebas dari penjaranya. Akan tetapi, apakah dia
kembali untuk memerdekakan Kahndaq atau untuk alasan lain?
Kelebihan
Sebagai sebuah film superhero (atau anti-hero) solo dari DC, Black
Adam tidak kalah bagus dari film-film lainnya. Film-film superhero solo dari DC selalu bagus dan
menarik sekali, seperti Man of Steel
(2013), Wonder Woman (2017), Aquaman (2018), Shazam (2019), dan The Batman
(2022). Black Adam harus diakui
masih bisa disejajarkan dengan film-film tersebut.
Yang menarik dari film-film superhero solo DC adalah ia tidak hanya
fokus pada perkembangan karakter si jagoan, tidak hanya tentang bagaimana si
protagonis bangkit menjadi pahlawan. Selalu ada hal lain dari film-film
tersebut, seperti pada film Wonder Woman,
ada tentang penderitaan akibat perang; dan pada film Shazam, ada tentang arti keluarga.
Pada film Black Adam sendiri, hal lain yang sangat terasa dari filmnya adalah
tentang perjuangan untuk merdeka yang diperlihatkan warga Kahndaq. Teth-Adam si
jagoan bukan sekadar penolong, tapi juga simbol harapan. Maka dari itu, di film
ini, penonton bukan hanya melihat Teth-Adam adu jotos dengan musuh-musuhnya,
tetapi juga melihat penduduk Kahndaq bangkit melawan, bangkit untuk berjuang. Somehow, that’s seems awesome to me.
Di samping itu, film ini
menampilkan action yang gokil banget.
Bagi kalian yang suka film superhero yang
adegan pertarungannya seru dan epik, seperti di Man of Steel dan Shazam,
pasti kalian akan senang menonton ini. Adegan-adegan action-nya keren banget, bisa menunjukkan seberapa kuat Teth-Adam,
bahkan sejak kemunculan pertamanya. Apalagi ketika dia melawan Justice Society,
wah… itu luar biasa banget. That part
steals the whole movie.
Oh iya, Teth-Adam bukan
satu-satunya superhero (atau anti-hero) yang muncul di sini loh. Ada
sekumpulan superhero lain yang
disebut Justice Society, yang beranggotakan Hawkman (Aldis Hodge), Dr. Fate
(Pierce Brosnan), Cyclone (Quintessa Swindell), dan Atom Smasher (Noah
Centineo). Ini adalah kemunculan perdana mereka dalam film live-action. Keberadaan mereka tentu menambah warna baru dalam
dunia film superhero.
Pertarungan Teth-Adam dengan
Justice Society merupakan bagian paling epik dari film ini. Karena mereka semua
adalah sosok baru bagi penonton, terasa ada penyegaran sewaktu melihat mereka
beraksi. Meski begitu, keberadaan Justice Society tidak mendominasi cerita.
Film ini stay true to its title
dengan hanya mengeksplorasi karakter Black Adam. Walau begitu, Justice Society
bukan hanya fan service—seperti The
Illuminati di film Doctor Strange and the
Multiverse of Madness (2022)—karena mereka, terutama Hawkman dan Dr. Fate,
juga punya “dramanya” sendiri.
Selain itu, karkater dari
masing-masing anggota Justice Society juga berhasil mencuri perhatian. Hawkman
tampak keren karena mampu mengimbangi Teth-Adam yang overpower. Pertengkaran mereka berdua tentang moral dan keadilan
juga seru. Cyclone yang tampil dengan warna-warni cantiknya saat bertarung tampak
memukau dan elegan. Atom Smasher si anak bawang mengingatkanku pada Peter
Parker alias Spider-Man di film Captain
America: Civil War (2016). Dia tampak lucu dengan karkaternya yang kikuk
dan polos. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah Dr. Fate yang diperankan
oleh Pierce Brosnan. Dialah yang tampil paling keren dan bijaksana di film ini.
Aku yakin banyak yang setuju denganku soal itu.
Kelamahan
Salah satu hal yang kurang bagus
dari film ini adalah dari segi teknis, yakni adegan slow-motion-nya. Adegan slow-mo
di film ini terlalu banyak dan terkesan berulang. Tiap kali Teth-Adam dan
Cyclone bertarung, pasti ada slow-mo.
Itu jadi terkesan agak overuse.
Kemudian, keberadaan Justice
Society yang tak ada latar belakangnya juga menjadi kelemahan film ini.
Penonton yang tidak membaca komik DC pasti kebingungan Justice Society itu apa
dan apa bedanya dengan Justice League. Akibatnya, (spoiler alert) ketika salah satu anggota Justice Society gugur, perasaan
sedih yang dirasakan penonton itu biasa saja—atau malah tidak terasa bagi
beberapa penonton. Itu karena penonton belum mengenal mereka, latar belakang
mereka.
Bukan hanya Justice Society yang
pendalaman karkaternya kurang, antagonis utamanya, (spoiler alert) yakni Ishmael (Marwan Kenzari) juga demikian. Berbeda
antagonis di film Shazam, yakni Dr.
Sivana, Ishmael tidak memiliki latar belakang. Tiba-tiba dia mengungkapkan
dirinya sebagai musuh dan melawan Teth-Adam. Pertarungannya dengan Teth-Adam,
walau terlihat epik, tidak berkesan bagi penonton.
Hal berikutnya ialah pace film ini yang terasa cepat banget.
Sejak kemunculan Teth-Adam, cerita rasanya tidak ada momen istirahatnya. Oleh
karena itulah perkembangan karakter Teth-Adam terkesan agak terburu-buru.
Kesimpulan
Black Adam merupakan
film anti-hero dari DC yang punya action yang gokil. Adegan pertarungannya
mampu menunjukkan betapa luar biasa kuatnya Black Adam itu. Selain Black Adam,
dalam film ini penonton juga akan bertemu dengan Justice Society yang
beranggota superheroes yang belum
pernah dilihat sebelumnya di layar lebar. Itu akan memberikan kesan kebaruan
yang bagus bagi penonton. Walau ada beberapa kekurangan dalam hal teknis dan
pendalaman karakternya, Black Adam tetaplah
seru untuk ditonton. Terlebih lagi, film ini bukan hanya soal adu jotos antara
jagoan dengan musuh, film ini juga tentang perjuangan rakyat untuk melawan
penindasan. Maka dari itu, aku memberi skor 7,8/10 untuk film ini.
Kalian bisa menonton Black Adam di HBO Go dan Catchplay. Kalau tertarik dengan filmnya, kalian bisa menonton trailer-nya di bawah sini.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar