A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Persuasion: Film tentang Gagal Move On ala Jane Austen, tapi Ceritanya Serba Tanggung

Identitas Film

Judul

:

Persuasion

Sutradara

:

Carrie Cracknell

Produser

:

Andrew Lazar, Christina Weiss Lurie

Tanggal rilis

:

15 Juli 2022

Rumah produksi

:

MRC, Bisous Pictures, Mad Chance, Fourth and Twenty Eight Films

Penulis naskah

:

Ron Bass (screenplay), Alice Victoria Winslow (screenplay), Jane Austen (novel)

Durasi tayang

:

1 jam 47 menit

Pemeran

:

Dakota Johnson, Cosmo Jarvis, Henry Golding, Mia McKenna-Bruce, Nikki Amuka-Bird, Nia Towle, Izuka Hoyle

Genre

:

Regency romance

 

Sinopsis

Tujuh tahun yang lalu, Anne Elliot (Dakota Johnson) hampir saja menikah dengan kekasihnya, Frederick Wentworth (Cosmo Jarvis). Namun saat itu, Frederick hanya laki-laki biasa yang tak punya apa-apa—tidak bisa diandalkan untuk menjadi suami. Anne pun terpaksa untuk memutuskan hubungannya dengan Frederick.

Kini, Anne masih menangisi mantan kekasihnya tersebut. Dia menyesal telah terbujuk kata orang. Lihatlah, sekarang Frederick adalah seorang angkatan laut yang sukses, terkenal, dan tampan—meskipun sejak dulu dia memang tampan.

Kemudian, Anne mendengar kabar bahwa Frederick akan pulang dari pelayarannya. Dia ingin sekali bertemu dengannya dan mencoba untuk bisa kembali bersamanya, apalagi dia dengar Frederick masih lajang. Namun, masihkah Frederick mencintainya seperti dulu, sebagaimana Anne masih mencintainya selama tujuh tahun terakhir?

 

Kelebihan

Persuasion mengambil latar era Regency (1811–1820) di Inggris. Maka dari itu, bagi kalian penggemar cerita regency romance, terutama adaptasi karya Jane Austen, kalian mungkin akan cocok dengan film ini. Meskipun begitu, terdapat pro-kontra mengenai film yang disutradarai Carrie Cracknell ini. Nah, aku sendiri belum pernah membaca bukunya sehingga tidak bisa membandingkannya.

Hal menarik pertama dari film ini adalah karakter utamanya, Anne Elliot. Dia sangat dominan karena ceritanya dinarasikan dari perspektif Anne, apalagi ada unsur break the 4th wall-nya. Dia juga likeable, mudah untuk disukai berkat karakternya yang cerdas, ramah, baik, dan peduli pada orang-orang di sekitarnya.

Sebagai tokoh utama dalam karya Jane Austen, Anne tampak sebagai perempuan yang rebellious. Dia memiliki pemikiran yang lebih modern dan progresif tentang perempuan daripada kedua saudarinya. Kemudian, film ini bisa membuat desain karakternya dengan baik sehingga benar-benar terasa bahwa Anne ini berbeda. Misalkan, (spoiler alert) pakaian Anne tampak selalu lain dari saudari-saudarinya—lebih sederhana dan berwarna lebih mencolok.

Omong-omong, tentang unsur break the 4th wall-nya, walaupun ada beberapa orang yang kurang suka dengan itu, aku justru suka. Itu mengingatkanku pada film Enola Holmes (2020). Berkat unsur break the 4th wall, penarasian film ini jadi lebih fun karena Anne langsung bicara kepada kita. Aku juga suka karena Anne tidak selalu “bicara” kepada penonton. Ada beberapa saat dia hanya menatap ke kemera, dan tatapannya itu berkata “sudah kubilang kan?”

Kemudian, dialog-dialog dalam film ini terasa modern. Dialog-dialognya, terutama yang dilontarkan oleh Anne tetap puitis dan elegan, tetapi terkesan lebih sederhana. Beberapa ungkapan yang digunakan Anne bahkan terasa kekinian, seperti “He’s a ten. I never trust a ten.” Bagi penggemar Jane Austen sejati mungkin itu termasuk kekurangan, tetapi aku melihatnya sebagai kelebihan karena membuat film ini lebih dekat dan mudah dimengerti bagi penonton generasi sekarang.

Selain itu, latar tempat filmnya begitu mengagumkan. Film ini banyak mengambil latar tempat berupa pemandangan alam Inggris, mulai dari hutan sampai pantai. Semua panorama menawan itu asli, bukan efek CGI. Penonton akan dibuat terpesona dengan (spoiler alert) adegan Anne berdiri di pantai menghadap hamparan laut yang begitu indah.

Terakhir, aku suka dengan pesan yang coba disampaikan film ini: jangan biarkan orang lain mengatur siapa yang kamu cintai dan cara kamu mencintainya. Anne menyesal karena terbujuk untuk merelakan cintanya. Dia lalu sadar bahwa dia bisa menjadi lebih bahagia jika dulu dia memilih tetap bersama laki-laki tersebut. Dia menyesal karena terbujuk kata-kata orang yang mendikte tentang hal yang membuatnya bahagia dan tidak.


Kelamahan

Seperti yang aku bilang, film ini menuai pro-kontra, dan kebanyakan kontra berasal dari pihak yang kecewa karena filmnya berbeda dari versi bukunya. Namun, karena aku belum membaca bukunya, aku tidak akan membadingkannya. Aku akan menulis beberapa kelemahan film ini yang aku rasakan.

Pertama, film ini, untuk sebuah film romantis, kekurangan adegan romantis. Adegan antara Anne dan Frederick sangat sedikit dan kurang cukup untuk menimbulkan suasana romantis dalam film. Salah satu masalah dalam film ini ialah (spoiler alert) asumsi Anne dan Frederick tentang perasaan satu sama lain—aku bisa memaklumi masalah seperti itu karena ini adalah film romansa sejarah, meski klise. Namun, sayangnya tidak ada masalah selain itu dan masalah tersebut pun seperti underdeveloped, bahkan untuk genre tersebut.

Kemudian, penonton tahu bahwa Anne suka sekali pada Frederick, tetapi penonton tidak ditunjukkan tentang kedekatan keduanya. Kita justru hanya diyakinkan tentang itu melalui dialog-dialog Anne, padahal itu tidak cukup. Kalau ada adegan flashback tentang Anne dan Frederick dahulu, film ini mungkin akan lebih berhasil membuat penonton yakin bahwa mereka pernah sangat sayang kepada satu sama lain.

Selanjutnya, film ini terasa tanggung dalam hal cara penyajian cerita. Persuasion merupakan film romansa sejarah dengan gaya penceritaan yang modern. Carrie Cracknell tampaknya ingin agar film ini bisa masuk ke target penonton yang luas. Namun, itu sepertinya kurang berhasil karena bagi penggemar romansa sejarah, film ini terlalu modern dan kehilangan kekhasan genre tersebut; sedangkan bagi beberapa penonton generasi sekarang, film ini terasa cringe. Oleh karena itu, tidak ada hal yang memikat penonton dalam plotnya.

Berikutnya, film ini kekurangan soundtrack dan scoring. Kalian mungkin menyadari bahwa scoring dan soundtrack film ini minim dan sederhana. Sebenarnya, itu pendekatan yang menarik. Namun, ada beberapa adegan dalam film ini yang tidak ada soundtrack-nya, padahal akan lebih bagus jika ada. Itu juga yang membuat suasana romantis film ini kurang tersampaikan ke penonton.

Terakhir, aku menyayangkan ternyata peran Henry Golding di film ini lebih sebagai fan service. Tidak banyak pengaruhnya pada cerita sehingga mengecewakan bagiku yang suka sekali dengan Crazy Rich Asians (2018). Namun, itu bias ya karena ekspektasiku sudah tinggi duluan, hahaha.

 

Kesimpulan

Persuasion merupakan film regency romance yang memiliki gaya penuturan yang modern. Ada dialog-dialog yang elegan dan puitis, tetapi juga terdengar kekinian. Kalian akan menyukai sosok Anne Elliot dan mungkin dapat relate dengannya yang gagal move on, hahaha. Namun, untuk sebuah film romance, plot kisah cinta Anne terasa kurang berkesan. Walaupun begitu, film ini juga berhasil menonjolkan latar tempatnya yang memamerkan pemandangan indah Inggris. Skor untuk Persuasion adalah 6,2/10. Kalau kalian penggemar genre regency romance atau romansa sejarah, kalian boleh memasukkan Persuasion ke dalam daftar tontonan kalian. 

Trailer filmnya dapat kalian tonton di bawah ini.

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!

Komentar