Sebelumnya
Rhea
Queen of the Titans
Mother of the Olympians
Titaness of Ease, Comfort, and Blessings
Titaness of Motherhood, Female Fertility, and Earthly Elements
Former Lady of the Oracle of Dodona
The Great Mother

Rhea adalah seorang Titan Generasi Pertama, sekaligus ratu mereka. Rhea adalah Titan perempuan yang paling bungsu. Nama Rhea berarti “kemudahan (ease)” atau “aliran (flow).” Arti nama ‘kemudahan’ tersebut berkaitan dengan elemen yang dia kuasai, yakni kenyamanan, kemudahan, serta berkah. Sementara itu, arti nama ‘aliran’ tersebut berhubungan dengan sifat keibuan yang ia miliki, khususnya darah menstruasi, air ketuban, serta ASI. Dalam kebudayaan Romawi, namanya adalah Ops. Hewan keramat bagi Rhea adalah singa.
Rhea adalah Titan yang sangat cantik jelita. Tubuhnya termasuk mungil dibandingkan saudari-saudarinya, tetapi dia justru yang paling manis. Rambutnya sewarna daun pohon maple dan matanya yang bulat berwarna hijau seperti milik ibunya, Gaea, sedangkan kulitnya berwarna kecoklatan. Rhea senang menggerai rambutnya yang panjang itu, dan sesekali mengenakan mahkota emas karena posisinya sebagai ratu. Rhea mengenakan gaun coklat sederhana bergaya bohemian yang dihiasi sulaman benang-benang emas. Rhea selalu ditemani beberapa pelayannya dan singa-singa peliharaannya.
Senyum Rhea sangat lembut, tipikal seorang ibu yang ramah. Tatapan mataya sangat menenangkan hati. Rhea memancarkan aura yang hangat, lembut, dan sangat nyaman seperti ketika berada di pelukan seorang ibu. Tidak ada yang berani marah di hadapan Rhea, kecuali suaminya sendiri.
Sebagai Ibu Dewi (The Mother Goddess), Rhea memiliki peran yang mirip dengan Ibu Dewi Tonantzin (The Mother Goddess) dari mitologi Aztec, Dewi Langit Nut (Goddess of Sky) dari mitologi Mesir, dan Ibu Dewi dan Dewi Keibuan, Kesuburan, dan Pernikahan Parwati (The Mother Goddess and Goddess of Motherhood, Fertility, and Marriage) dari Mitologi Hindu. Selain itu, Rhea juga mirip dengan Xochiquetzal, Dewi Kesuburan, Kehamilan, Seksualitas Perempuan (Goddess of Fertility, Pregnancy, and Female Sexuality) dari mitologi Aztec.
***
Kengerian Paling Mengerikan bagi Seorang Ibu
Setelah meyakinkan dirinya, Rhea menikahi Kronos sang Raja Bangsa Titan. Pesta pernikahan Rhea dan Kronos berlangsung sangat meriah. Acara tersebut diadakan di Gunung
Othrys. Rhea didampingi Tethys,
Titan Air Tawar (Titaness of Fresh Water),
sementara Kronos didampingi Hyperion,
Titan Cahaya (Titan of Light). Semua
Titan menghadiri acara tersebut untuk menyaksikan raja mereka berbahagia. Selama
sepuluh hari dan sepuluh malam, para Titan tidak berhenti berpesta untuk merayakan
pernikahan Rhea dan Kronos.
 |
Kronos, Raja Bangsa Titan, Suami Rhea |
Tahun-tahun pertama pernikahan mereka berdua bahagia sekali.
Kebahagiaan mereka memuncak saat Rhea hamil anak pertama mereka. Kronos yakin
dia bisa menjadi ayah yang baik dan Rhea meyakini itu juga. Rhea yakin Kronos
telah berubah, dia bukan lagi Kronos yang serakah dan licik.
Setelah sembilan bulan mengandung, Rhea melahirkan putri
pertamanya. Namanya Hestia. Ia
sangat cantik dan mirip ibunya. Hestia juga memancarkan aura kekuatan yang
menghangatkan dan menenangkan. Rhea tak bisa berkata-kata selain tersenyum
melihat bayi kecilnya yang catik.
Dia kemudian menyerahkan Hestia kepada Kronos untuk
digendong—sebagaimana tradisi, setelah seorang bayi lahir, bayi tersebut akan
digendong oleh ayahnya. Namun, di sinilah kebahagiaan pernikahan mereka sirna.
Kronos tiba-tiba membuka mulutnya sangat lebar, lalu menelan Hestia
bulat-bulat. Rhea menjerit menyaksikan adegan horror itu. Belum hilang rasa
sakit akibat melahirkan, sekarang dia harus melihat bayinya lenyap begitu saja.
“APA YANG KAMU LAKUKAN?”, teriak Rhea.
“Bayi kita bukan seorang Titan. Aku tidak mau mengambil
risiko karena mungkin di masa depan dia akan membunuhku,” balas Kronos.
 |
Kronos si Raja Kanibal memakan bayi Poseidon |
“Kau sudah gila! Ayah macam apa yang menelan bayinya
sendiri?”
“Aku melakukan ini untuk menjaga keberlangsungan bangsa kita.
Jika aku digulingkan, apa kamu pikir Titan lainnya tidak akan digulingkan
juga?”
“Aku tidak peduli dengan kekuasaan dan politik. Kamu sudah
gila!”
“Aku minta maaf, tapi ini satu-satunya jalan untuk mencegah
kutukan Ouranos.”
Rhea tidak bisa berpikir. Dia tidak peduli apapun alasan yang
Kronos berikan. Rupanya Rhea salah menilai suaminya. Kronos tetaplah Kronos
yang haus kekuasaan. Rhea hanya menangis menjerit-jerit saat itu, sementara
Kronos pergi meninggalkannya sendiri. Rhea mengurung dirinya dan tidak mau
bertemu Kronos. Rhea hanya ditemani dua ekor singa kesayangannya serta para
nymph pelayannya.
Rhea tidak keluar kamar selama bertahun-tahun. Bagaimana
mungkin dia bisa memaafkan suaminya setelah dia menelan bayi mereka yang susah
payah dia kandung dan lahirkan. Rhea yang memiliki watak keibuan telah
menanti-nanti hari ketika dia menjadi seorang ibu. Namun, suaminya sendiri
menghancurkan itu.
Setelah bertahun-tahun lamanya, Rhea akhirnya keluar kamar.
Dia mencoba memaafkan Kronos dan memberikannya kesempatan sekali lagi. Kronos
juga memberikan Rhea hadiah-hadiah sebagai permintaan maaf.
Setelah kejadian itu, Rhea
melahirkan dua anak perempuan dan dua anak laki-laki berikutnya, yakni Demeter, Hera, Hades, dan Poseidon. Namun, mereka semua ditelan
oleh Kronos lekas setelah Rhea melahirkan mereka. Kronos bilang bahwa bayi-bayi
yang Rhea lahirkan bukan bangsa Titan, tetapi sebuah entitas baru. Kronos
khawatir kekuasaannya akan tergulingkan, tetapi Rhea sudah tidak peduli saat
itu.
***
Menyelamatkan Putra Keenam
Di kehamilan keenamnya, Rhea sudah hampir putus asa.
Sekalipun dia melahirkan bayinya dengan selamat, pasti suaminya, Kronos sang
Raja Bangsa Titan, akan memakan anaknya lagi. Rhea sudah kehabisan cara untuk
mengelabui Kronos agar bayinya bisa selamat.
Bagi Rhea, kehilangan anak adalah mimpi buruk
terbesarnya—apalagi dia harus kehilangan anak-anaknya di tangan suaminya
sendiri. Ouranos mungkin bukan ayah yang baik karena tega memenjarakan
anak-anaknya di Tartarus, tetapi setidaknya dia tidak pernah memakan
anak-anaknya sendiri.
Sudah lama sekali Rhea bermimpi bisa menjadi seorang ibu.
Selama ini, dia selalu membantu saudara-saudarinya merawat anak-anak mereka.
Namun, ketika dia akhirnya memiliki anaknya sendiri, dia harus berpisah dengan
mereka. Rhea sendiri sedikit kecewa sebab saudara-saudarinya tidak ada yang mau
menolongnya mencegah Kronos, tetapi Rhea dapat memahami ketakutan mereka
terhadap Kronos. Bagaimanapun, Kronos adalah Titan terkuat di antara semua
bangsa Titan.
Kini, Rhea sedang duduk sambil meratapi nasib yang akan dia
hadapi. Usia kandungannya sudah hampir waktu melahirkan. Dia sempat berpikir untuk
menggugurkan saja kandungannya itu karena dia tidak akan sanggup melihat
bayinya dimakan untuk yang keenam kali, tapi dia juga tidak sanggup membunuh
bayinya sendiri. Namun, dia juga tidak ingin menyerahkan nasib bayinya kepada
suaminya. Dia ingin melakukan apapun agar bayinya selamat.
Kemudian, tanah berguncang pelan. Tidak jauh dari tempat Rhea
duduk di bawah pohon di tengah hamparan padang rumput luas, tanah membentuk
sesosok wajah perempuan yang sedang memejamkan mata. Walaupun terbuat dari tanah,
Rhea dapat melihat kecantikan di wajah itu. Matanya terpejam seperti sedang
mengantuk. Wajah tersebut familiar bagi Rhea karena itu adalah wajah ibunya, Gaea, Dewi Bumi (Goddess of Earth).
 |
Gaea, Dewi Bumi, Ibu Bangsa Titan |
Rhea
putriku.
Rhea mendengar suara ibunya. Ibunya tidak berbicara melalui
mulut, melainkan langsung ke pikirannya. Suaranya tetap lembut dan terdengar
keibuan, tetapi Rhea tahu bahwa wanita itu berbahaya. Dia dulu merencanakan
pembunuhan suaminya sendiri dan mendorong anaknya, Kronos, untuk mengeksekusi
pembunuhan tersebut.
“Oh Ibu Bumi. Oh Ibu kami,” jawab Rhea dengan suara waswas,
“Apa yang terjadi hingga Ibu Bumi mendatangiku di tengah tidurnya?”
Aku
datang untuk menyampaikan pesan, sebuah kabar gembira untukmu. Kronos akan
jatuh dari kekuasaannya. Anakmu akan berkuasa di atas tahtanya. Bayimu akan
selamat.
Rhea terkejut mendengarnya. Gaea bilang bayinya akan selamat.
Akhirnya Rhea memliki secercah harapan. Apalagi, yang barusan itu bukan sekadar
janji belaka. Rhea tahu bahwa itu adalah takdir Kronos. Kutukan Ouranos dahulu
tentu tidak main-main dan itu adalah keniscayaan. Bahkan kini, kutukan itu
diperkuat oleh titah Gaea.
Namun,
kamu harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya.
“Apa… Apa yang harus aku lakukan, Oh Ibu Bumi, agar bayiku
selamat?” tanya Rhea.
Kamu
harus menyembunyikannya dari Kronos. Kamu tidak boleh melahirkan di Istana
Gunung Othrys. Pergilah ke Kreta dan lahirkan bayimu di sana. Jangan sampai ada
satupun pengikut Kronos yang pergi bersamamu, pastikan hanya pelayanmu yang
paling setia yang menemanimu. Kali ini, bayimu akan selamat.
“Baiklah, Ibu Bumi,” jawab Rhea, “Aku akan mengikuti katamu.
Terima kasih sekali, Oh Ibu Bumi.”
Kemudian, wajah tanah tersebut
menghilang dan kembali menjadi tanah seakan-akan tidak pernah ada di sana.
Sementara itu, Rhea bahagia bukan kepalang. Kali ini ada harapan bayinya bisa
lolos dari kegilaan Kronos. Namun, Rhea tidak boleh bersantai, waktunya
melahirkan hampir dekat. Dia harus mengumpulkan pelayan-pelayan yang paling
setia untuk menolongnya. Kali ini, dengan bantuan dari Gaea, Rhea sangat yakin
dia bisa menyelamatkan bayinya.
Menjelang beberapa hari sebelum waktu melahirkan, Rhea meminta
izin kepada suaminya untuk pergi ke Kreta.
“Suamiku,” panggil Rhea, “aku akan pergi ke Kreta. Aku akan
melahirkan di sana.”
“Mengapa kamu harus melahirkan di sana? Mengapa tidak di
istana seperti biasanya?” jawab Kronos.
“Tidak ada alasan. Aku hanya ingin pergi melahirkan di sana.”
“Baiklah, terserah kamu saja.”
Sebetulnya, Kronos tidak peduli di mana Rhea akan melahirkan.
Yang dia pedulikan adalah bayi yang Rhea lahirkan—apakah bayi itu akan menggulingkan
dia di masa depan atau tidak.
 |
Zeus, Putra Keenam Rhea dan Kronos |
Rhea kemudian pergi ke Kreta. Di sana, Rhea disambut oleh sembilan
nymph setempat yang diutus oleh Gaea. Mereka telah mempersiapkan sebuah gua di
kaki gunung Ida sebagai tempat melahirkan untuk Rhea. Mereka memberikan air
segar dan buah-buahan agar Rhea merasa nyaman.
Pada akhirnya, Rhea melahirkan putra keenamnya. Dia
memberinya nama Zeus, yang berarti “hidup.” Nama itu adalah harapan Rhea untuk
anaknya. Dia ingin bayi Zeus dapat hidup, tumbuh dewasa menjadi dewa yang gagah
dan tampan.
Tentu Rhea terharu sekali. Dia meneteskan banyak sekali air
mata sambil melihat wajah Zeus yang sedang digendongannya. Zeus tidak banyak
menangis saat itu, dia terlihat damai berada di gendongan ibunya.
Tanah tiba-tiba bergetar pelan. Tidak jauh dari tempat Rhea
berada, muncul sebongkah batu dari retakan di tanah. Batu itu tidak terlalu
besar dan tidak terlalu berat, kira-kira seperti Zeus bayi. Rhea mengerti apa
batu itu. Itu adalah pemberian Gaea untuk menggantikan Zeus. Sesuai tradisi,
setelah seorang bayi dilahirkan, dia harus diserahkan kepada ayahnya untuk
digendong. Namun, Rhea tidak akan menyerahkan Zeus, tetapi batu tersebutlah
yang akan dia serahkan kepada Kronos.
Rhea tidak bisa berlama-lama di Kreta karena Kronos akan
curiga. Dia lalu menitipkan Zeus kepada para nymph di sana yang dipimpin oleh Hagno. Para nymph tersebut bersumpah
akan merawat dan melindungi Zeus dari Kronos.
Namun, tiba-tiba saja bayi Zeus menangis, mungkin dia dapat
merasakan kegelisahan ibunya. Rhea khawatir tangisannya terdengar ke dunia
hingga sampai ke telinga Kronos. “Oh tidak, tolong jangan menangis anak manis,”
ucap Rhea. “Apakah kalian punya solusi untuk menutupi suara tangisnya?” tanya
Rhea kepada para nymph.
 |
Para Kouretes |
Saat itu juga, tanah bergetar lagi. Di dekat mereka, terlahir
sosok-sosok baru, dari tanah dan campuran darah Ouranos. Kelima sosok itu berwujud
menyerupai manusia dengan tubuh besar dan berambut di sana-sini. Mereka
mengenakan pakaian dari rambut, bulu, dan kulit. Masing-masing dari mereka
membawa senjata tombak dan perisai. “KAMI ADALAH KOURETES,” ucap salah satu
dari mereka.“Mengapa kalian bicara dengan suara sekeras itu?” tanya Rhea
“SUARA KAMI MEMANG BEGITU.”
Para Kouretes
(tunggal: Kourete) adalah roh-roh lereng gunung yang liar (spirits/daimones of wild mountain side). Mereka juga dikenal
sebagai dewa-dewa lereng gunung yang liar, seni kerajinan logam pedesaan,
gembala domba, perburuan, dan ternak lebah (Gods
of wild mountainside, rustic metalworking, shepherd, hunting, and beekeeping).
Mereka memiliki suara yang sangat keras agar dapat menutupi suara tangis bayi
Zeus—itulah tugas mereka. Ketika bayi Zeus menangis, para Kouretes akan
bernyanyi kencang-kencang dengan lagu tradisional mereka sambil menari dengan
menepuk-nepuk tombak dan perisai mereka.
Kelima Kouretes lalu melakukan tari tradisional mereka dengan
menepuk-nepuk tombak dan perisai, menimbulkan bunyi gaduh yang menutupi suara
tangisan Zeus. Kemudian, entah mengapa, Zeus langsung berhenti menangis,
sepertinya dia menyukai para Kouretes.
 |
Kambing Amalthea |
Setelah itu, Rhea juga mendatangkan kambing Amaltheia yang sakti untuk menyusui
Zeus. Amaltheia sendiri diyakini sebagai seorang nymph—salah satu Oceanid,
putri-putri Oceanus—berwujud kambing dalam beberapa versi cerita. Bahkan,
Amaltheia dikenal sebagai ibu susu Zeus. Amaltheia dapat menghasilkan susu ajaib
dengan berbagai variasi rasa yang keluar dari puting yang berbeda-beda. Di
kemudian hari, setelah Amaltheia mati, Zeus menggunakan kulit kambingnya untuk
membuat perisai Aegis sebagai bentuk penghormatan.“Aku titipkan putraku kepada kalian,” kata Rhea kepada para
nymph Gunung Ida, para Kouretes, dan Amaltheia. “Tolong lindungi dia dari
Kronos. Aku akan sering menjenguk.”
 |
Bayi Zeus bersama para nymph Gunung Ida |
Kemudian, sekembaliya Rhea di istana, keadaan agak
menegangkan. Rhea berjalan memasuki ruang singgasana sambil menggendong
sebongkah batu tadi. Dia lalu menyerahkan batu tersebut kepada Kronos dengan
mengatakan bahwa batu itulah anak mereka. “Rajaku, Kronos, ini adalah putramu
dan aku. Namanya Lithos.” (Lithos berarti batu.)
Kronos tidak terlalu ambil pusing karena mempunyai anak
berupa batu tidak mengherankan bagi kaum abadi sepertinya. Anak-anak mereka
selalu dapat lahir dalam berbagai wujud. Maka selanjutnya, tanpa pikir dua
kali, Kronos menelan batu tersebut bulat-bulat. Tentu saja itu membuatnya sakit
lambung selama beberapa hari. Bahkan setelah menelannya, Kronos sejujurnya
ingin memuntahkan batu yang dia telan tersebut. Dan omong-omong, kelak batu
tersebut dinamakan Batu Omphalos.
Rhea lalu berakting dengan sangat meyakinkan. Dia menangis,
meratap, dan meronta-ronta di hadapan Kronos. “Kau gila!”
“Berhenti menentangku, wanita!” balas Kronos. “Kau tahu aku
tidak ingin terjadi perang antara aku dan anak-anakku.”
“Kau adalah suami dan ayah terburuk. Aku tidak mau lagi
bersamamu!”
Rhea meninggalkan ruangan singgasana. Rencananya berhasil.
Kronos tidak curiga tentang anak keenamnya. Pertama kalinya, Rhea dapat merasa
lega mengetahui anaknya tidak dimakan. Meskipun begitu, Rhea tidak bisa lengah
karena sewaktu-waktu mungkin Kronos menyadari bahwa anak keenamnya masih hidup.
Sejak hari itu, Rhea jarang
ada di Istana Gunung Orthrys. Rhea menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
bersama Zeus. Akan tetapi, Rhea tidak bisa selalu bersama Zeus karena takut membuat
Kronos curiga. Selagi Rhea tidak ada di Gunung Ida, para nymph, Kouretes, dan
Amaltheia menjaganya. Rhea akan melakukan apapun untuk membesarkan anaknya
karena dialah satu-satunya harapan untuk menghentikan tirani Kronos.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar