A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Belle: Adaptasi Kontemporer Beauty and the Beast yang Indah dengan Elemen Modern

Identitas Film

Judul

:

Belle

Sutradara

:

Hosoda Mamoru

Produser

:

Takahashi Nozomu, Saito Yuichiro, Tanio Toshimi, Kawamura Genki

Tanggal rilis

:

15 Juli 2021 (Cannes Film Festival), 16 Juli 2021 (Jepang), 12 Januari 2022 (Indonesia)

Rumah produksi

:

Studio Chizu

Penulis naskah

:

Hosoda Mamoru

Durasi tayang

:

2 jam 1 menit

Pengisi suara

:

Nakamura Kaho, Satoh Takeru, Ikuta Lilas, Narita Ryou, Sometani Shouta, Tamashiro Tina

Genre

:

Fantasi ilmiah, drama psikologi, petualangan, musikal

 

Sinopsis

Di dunia dengan teknologi yang makin canggih, ada aplikasi yang dapat orang-orang gunakan untuk masuk ke dunia virtual bernama U (baca: Yu). Di U, orang-rang dapat menjadi apapun yang mereka inginkan. Di U, orang-orang dapat menjadi diri mereka yang baru dengan mengatur sendiri avatar[1] mereka. Di U, orang-orang dapat mengaktualisasikan potensi diri mereka.

Maka dari itu, banyak orang menggunakan aplikasi U, termasuk Naito Suzu (Nakamura Kaho). Suzu mulanya adalah gadis periang saat masih kecil, tetapi setelah kepergian ibunya, Suzu menjadi sosok yang pendiam dan menutup diri dari orang-orang, termasuk ayahnya. Dia tidak lagi dapat bernyanyi, walaupun itu adalah hobinya. Namun di dunia U, Suzu dapat menjadi dirinya dan bernyanyi sepuasnya dengan identitas baru bernama Belle. Kemudian, avatarnya yang bernama Belle tersebut dengan cepat menjadi sangat terkenal di U. Suzu sebagai Belle bagaikan selebritas.

Ketika dia sedang mengadakan konser di U, ada penyusup, yang merupakan seorang buronan, muncul di konsernya. Penyusup buronan tersebut bernama Ryuu (Satoh Takeru). Ryuu adalah avatar yang telah mengusik ketenteraman dunia U sehingga membuatnya menjadi buronan. Meskipun begitu, saat melihatnya pertama kali, Suzu penasaran pada sosok Ryuu. Siapakah sebenarnya Ryuu dan apa yang terjadi padanya?

 

Kelebihan

Belle adalah film anime yang terinspirasi dongeng Eropa “Bauty and the Beast”, dongeng yang begitu populer dan telah banyak diadaptasi. Judul versi bahasa Jepangnya adalah “Ryū to Sobakasu no Hime”, yang berarti “The Dragon and the Freckled Princess”  Yang membuatku terkagum-kagum pada film ini adalah caranya mengadaptasi kisah “Beauty and the Beast” menjadi berlatar dunia modern dengan perkembangan teknologi virtual reality. Itu sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku. Keren banget pokoknya!

Belle adalah adaptasi kontemporer dari “Beauty and the Beast.” Namun, jalan ceritanya bukan lagi tetang romantisme antara perempuan cantik dengan pria yang dikutuk menjadi monster, tetapi tentang usaha untuk berani menjadi diri sendiri dan mengatasi rasa takut. Salah satu fokus ceritanya tentang kesehatan mental. Maka dari itu, film ini tidak hanya terasa indah, tetapi juga lekat dengan kita.

Salah satu insight menarik yang diangkat film ini adalah tentang anonimitas. Di dunia maya tempat kita dapat membuat identitas baru tanpa ketahuan orang lain di dunia nyata, kita bisa berbuat seenaknya, bicara seenaknya karena tak ada yang mengenali kita. Dalam film ini, itu terlihat ketika orang-orang berkomentar buruk terhadap Belle di dunia U. Oleh karena itu, dalam film ini, (spoiler alert) hukuman bagi orang yang mengganggu ketentraman dunia U adalah diungkap identitasnya, atau istilahnya unveil.  Namun di sisi lain, anonimitas tidak hanya berakibat buruk. Anonimitas juga bisa memungkinkan orang-orang seperti Suzu yang pemalu di dunia nyata untuk dapat berekspresi, menjadi dirinya.

Di samping itu, (spoiler alert) Belle juga menyinggung tentang kekerasan terhadap anak. Aku tidak menduga sama sekali cerita “Beauty and the Beast” bisa jadi seperti itu. Bahkan, itu salah satu isu utama dalam film ini, dan bukan soal “Beauty and the Beast”-nya. Itu sebabnya film ini memiliki alur yang tidak terduga, tapi tetap menyenangkan untuk disimak.

Aku juga suka tokoh-tokoh dalam film ini. Mereka semua unik dengan karkaternya masing-masing. Ada Betsuyaku “Hiro” Hiroka (Ikuta Lilas) yang begitu semangat dan ekspresif, Chikami “Kamishin” Shinjiro (Sometani Shouta) yang agak kikuk dan begitu menyukai hobinya mendayung kano, Watanabe Ruka (Tamashiro Tina) yang cantik dan ramah, dan Hisatake Shinobu (Narita Ryou) yang cool dan perhatian.

Namun, yang paling menarik adalah karakternya Suzu. Cara film ini pelan-pelan menceritakan kisah hidup Suzu mulai dari dia kecil, kehilangan ibunya, hingga Suzu yang sekarang itu rapih dan menyentuh—membuat kita bisa mengerti keadaannya. Kemudian, aku suka melihatnya yang perlahan-lahan berubah menjadi versi dirinya yang lebih baik, (spoiler alert) seperti membuka dirinya pada Ruka dan menolong Ryuu.

Selanjutnya, dari segi animasinya, itu keren banget. Aku suka cara film ini membedakan desain animasi untuk dunia nyata dan dunia U-nya. Di dunia U, animasinya lebih 3D, sedangkan desain animasi untuk dunia nyatanya tampak lebih sederhana, lebih 2D. Kemudian, kalau kalian perhatikan, desain latar dunia nyatanya tampak lebih realistis, sementara desain tokoh-tokoh dan objek yang dijadikan fokus dibuat lebih sederhana lagi dengan shading yang minimum. Maka dari itu, film ini memiliki visual yang begitu indah dan dapat memanjakan mata kalian.

Selain itu, karena ini adalah film musikal, lagu-lagu dan scoring-nya juga bagus. Lagu-lagunya Belle unik sekali dan enak didengar. Lagu-lagunya juga ekspresif banget, sesuai dengan suasana adegannya. Apalagi, penempatan scoring-nya juga tepat. Salah satu lagu yang kusuka dari film ini adalah “U” oleh millennium parade, Belle dan A Million Miles Away” oleh Belle. Ditamah lagi, Nakamura Kaho, pengisi suara Suzu/Belle, juga adalah seorang penyanyi, maka pasti kualitas lagunya terjamin oke.

Berikutnya, adegan favoritku di film ini adalah ketika Belle/Suzu menyanyikan lagu “A Million Miles Away” di akhir film. Adegan tersebut sangat indah. Audio visual di adegan tersebut begitu memukau. Aku sampai ternganga saat menontonnya karena terlalu memukau.

               

Kelemahan

Hal yang aku rasa kurang dari film ini adalah hubungan antara Suzu dengan teman-temannya. Aku merasa hubungan mereka underdeveloped, kecuali hubungan Suzu dengan Hiro dan Ruka. Sementara itu, hubungan Suzu dan Kamishin, misalnya, itu agak tidak jelas. Bahkan, kita juga tidak tahu apakah mereka di sekolah berteman atau tidak. Kemudian, hubungannya dengan Shinobu juga terasa tanggung—seperti tidak sampai selesai. Walaupun itu bukan poin fokus film ini, tapi aku rasa porsi cerita tentang itu bisa diperbanyak sedikit lagi.

Kemudian, bagian lain yang kurang aku suka adalah (spoiler alert) ketika Suzu dan Hiro mencari tahu identitas si Ryuu layaknya detektif. Aku merasa bagian tersebut terlalu cepat. Aku merasa adgan tersebut berlalu cepat sekali dan sedikit membingungkan. Aku agak sulit untuk mengikuti proses penyelidikannya Hiro dan Suzu.

Selain itu, kalau diperhatikan, teknologi yang digunakan untuk masuk ke dunia U di film ini agak tidak jelas. Kalau kita bandingkan dengan serial “Sword Art Online”, di anime tersebut kita diberi tahu alat yang digunakan, yaitu NerveGear. Namun di film ini, itu tidak terlihat. Teknologi yang digunakan pun tampak seperti wireless earphone biasa. Kita juga tidak dijelaskan bagaimana caranya orang-orang masuk ke dunia U. Memang, itu bukan sesuatu yang memengaruhi plot utama cerita, tetapi akan lebih baik kalau itu ada.

 

Kesimpulan

Belle merupakan film adaptasi kontemporer dari dongeng “Beauty and the Beast.” Film ini memiliki tema dan alur cerita yang menarik sekali, bahkan mengandung dengan insight tentang etika di dunia maya. Ditambah lagi, film ini memiliki audio visual yang luar biasa indah. Memang, ada beberapa kelemahan dalam film ini, tetapi itu tidak mengurangi kesan film ini yang bagaikan dongeng tapi dengan latar dunia modern. Oleh karena itu, aku beri skor 8,5/10 untuk Belle.

Kalian dapat menonton Belle di Netflix. Kalau kalian penasaran dengan filmnya, cek aja trailer-nya di sini!

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!


[1] Gambar tiga dimensi yang digunakan untuk menggambarkan seseorang dalam dunia maya (sumber: KBBI). 

Komentar