Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1] (2017) yang lalu menjadi buku best-...
Abominable: Bukan Sekadar Film tentang Yeti, tapi juga Arti tentang Rumah
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Identitas
Film
Judul
:
Abominable
Sutradara
:
Jill Culton, Todd Wilderman
Produser
:
Suzanne Buirgy, Peilin
Chou
Tanggal rilis
:
27 September 2019
Rumah produksi
:
DreamWorks Animation,
Pearl Studio
Penulis naskah
:
Jill Culton
Durasi tayang
:
1 jam 37 menit
Pengisi suara
:
Chloe Bennet, Albert
Tsai, Tenzing Norgay Trainor, Joseph Izzo
Yi (Chloe
Bennet) merasa ada jarak antara dia dengan keluarganya sejak ayahnya meninggal.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bekerja paruh waktu
daripada membantu ibu dan neneknya di rumah. Saat malam, dia lebih suka menyendiri
di rooftop gedung apartemennya. Di
situlah dia menemukan seekor Yeti, makhluk ajaib dari mitologi yang tinggal di
Gunung Everest.
Yeti
tersebut sedang diincar oleh orang-orang jahat dan dia amat ketakutan. Yi
kemudian membantu Yeti tersebut untuk kabur. Namun, siapa yang sangka Yeti
tersebut juga membawa Yi kabur bersamanya. Kedua teman Yi, Peng (Albert Tsai)
dan Jin (Tenzing Norgay Trainor), pun turut pergi bersamanya untuk menolong Yi.
Ketiga sahabat itu melakukan perjalanan melintasi daratan Tiongkok demi mengantar
Yeti tersebut pulang dengan selamat ke Gunung Everest.
Kelebihan
Untuk
ide cerita, Abominable bisa dibilang
memiliki ide cerita yang mainstream untuk
film animasi anak-anak. Akan tetapi, pendekatan alurnya yang membuat film ini
memiliki keunggulan. Film ini tidak hanya menyajikan cerita tentang mengantar
pulang seekor Yeti, tetapi juga mengulik keadaan emosional Yi yang ditinggal
ayahnya. Dari cerita yang tampak simpeltersebut,
kita dapat melihat perkembangan karakter Yi yang disajikan dengan baik dan tidak
lebay.
Selain
itu, permasalahan ceritanya yang sederhana membuat film ini terasa ringan dan menarik.
Itu cocok sekali untuk sebuah film anak-anak, tidak seperti “Frozen II” (2019) yang aku rasa
permasalahannya terlalu berat untuk anak-anak. Maka dari itu, aku yakin
anak-anak dapat menikmati film ini dengan mudah. Mereka pasti akan menyukai
Everest si Yeti yang sangat menggemaskan.
Aku juga
suka film ini karena tidak memunculkan konflik keluarga yang dramatis. Film ini
menunjukkan Yi menghindari keluarganya, yang terasa cukup realistis karena
banyak terjadi di kalangan remaja. Kemudian, alih-alih menunjukkan drama yang
lebay di keluarga Yi, film ini memilih untuk menampilkan perkembangan karakter
Yi lewat refleksi diri selama perjalanan. Cek-cok yang terjadi adalah antara Yi
dan Jin, yang terasa wajar saja karena keduanya sama-sama remaja.
Proses
pendewasaan Yi tersebut pun cukup terasa, tidak tiba-tiba saja terjadi. Di
setiap sekuensnya, masalah batin Yi tersebut terus diungkit walaupun tidak
banyak. Itu menjadikan perkembangan karakter pada film ini terasa konsisten
sehingga mejadi suatu keunggulan.
Berikutnya,
kualitas animasi film ini sangat keren. Penggambaran bentang alam Tiongkok-nya
begitu menakjubkan dengan warna-warni yang cerah. Dari semua tempat yang ada di
film ini, yang paling menakjubkan adalah Leshan Buddha. Penggambarannya begitu
keren sampai rasanya itu bukan ada di bumi—seperti tempat dari cerita dongeng. Apalagi
waktu Yi bermain biola di sana. Itu membuat suasana makin terasa magical.
Kelemahan
Biarpun
aku mengatakan drama keluarga dalam Abominable
disajikan dengan tepat dengan tidak memunculkan konflik yang lebay, aku masih
merasa ada yang kurang. Aku pikir, bagian itu akan jadi lebih bagus jika diperlihatkan
sosok Yi yang dulu ketika ayahnya masih hidup dan ketika dia dan Jin masih
berteman, seperti film “Over the Moon” (2020).
Itu akan bagus untuk pendalaman karakter Yi.
Aku
juga melihat adanya inkonsistensi pada beberapa detail di film ini. Beberapa
kali pakaian Yi dan yang lainnya menjadi kotor, seperti waktu mereka terkena
buah blueberry raksasa. Namun, tiba-tiba pakaian mereka kembali bersih. Pakaian
mereka memang tidak harus selalu diperlihatkan kotor sampai film berakhir,
tetapi setidaknya kalau mau membuat pakaian mereka bersih kembali, buatlah
adegan mereka bersih-bersih diri di sungai atau semacamnya.
Inkonsistensi
tersebut juga terjadi pada karakter Mr. Burnish yang merupakan antagonis pada
cerita ini. Aku tidak mengerti apakah dia pecinta alam atau pengeksploitasi
alam karena karakternya terasa bolak-balik di antara dua itu. Di awal, dia tampak
sebagai pengeksploitasi alam, yang tampak dari keinginannya membuat ikat
pinggang dari ular langka dan menebang pohon karena menganggapnya indah. Kita
juga tahu bahwa dia mengincar Everest si Yeti untuk dipamerkan, dan dia bahkan
tidak peduli apakah Everest ditangkap mati atau hidup. Akan tetapi, di akhir,
dia tampak berubah jadi sungguhan peduli pada alam. Perubahan karakternya itu terasa
ganjil, dan justru membuat karakternya terasa tidak konsisten.
Kesimpulan
Abominable adalah sebuah film animasi yang ringan dan bagus untuk
ditonton bersama keluarga. Dengan ceritanya yang sederhana tersebut, film ini
dapat dimengerti anak-anak dengan mudah. Ditambah dengan perkembangan karakternya
yang ciamik dan penggambaran bentang alam Tiongkok yang terkesan magis, kalian
akan dibuat terpukau dengan film ini. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang
terasa tidak konsisten pada film ini. Oleh karena itu, skor untuk Abominable adalah 7/10. Oh iya, yang
suka lagu Coldplay sebaiknya menonton film ini, ya!
Untuk yang penasaran dengan trailer-nya, silakan tonton di bawah ini, ya!
***
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar