A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Losmen Bu Broto: Siap Melayani Penonton dengan Cerita yang Hangat

Identitas Film

Judul

:

Losmen Bu Broto

Sutradara

:

Ifa Isfansyah, Eddie Cahyono

Produser

:

Andi Boediman, Pandu Birantoro, Robert Ronny

Tanggal rilis

:

18 November 2021

Rumah produksi

:

Ideosource Entertainment, Paragon Pictures, Fourcolours Films, Ideoworks

Penulis naskah

:

Alim Sudio (screenplay)

Durasi tayang

:

1 jam 49 menit

Pemeran

:

Maudy Koesnaedi, Mathias Muchus, Putri Marino, Maudy Ayunda, Baskara Mahendra

Genre

:

Drama

 

Sinopsis

Losmen Bu Broto merupakan film yang diadaptasi dari serial TV berjudul “Losmen” yang tayang di TVRI pada tahun ’80-an. Cerita film ini adalah tentang Bu Broto (Maudy Koesnaedi) dan Pak Broto (Mathias Muchus) yang mengelola sebuah bisnis losmen di Yogyakarta. Dalam mengelola usaha losmen tersebut, Bu Broto dan Pak Broto dibantu ketiga anak mereka.

Namun, keluarga mereka bukanlah keluarga sempurna karena masing-masing anak memiliki masalah. Mbak Pur (Putri Marino) masih teringat mantan kekasihnya yang sudah meninggal, Jeng Sri (Maudy Ayunda) tidak didukung ibunya untuk bermusik, dan Tarjo (Baskara Mahendra) bermalas-malasan kuliah. Semua masalah tersebut lalu meledak ketika sebuah skandal terjadi di losmen tersebut. Mampukah keluarga Broto mengatasi masalah keluarga mereka dan mempertahankan usaha losmen mereka?

 

Kelebihan

Losmen Bu Broto adalah film drama keluarga yang dikemas dengan apik. Mulai dari introduction scene, film ini sudah memikat mata dan membuat bahagia. Biasanya, introduction scene hanya memunculkan nama-nama pemeran dan kru sambil lalu, tetapi di film ini tidak begitu. Introduction scene-nya disajikan dengan menarik sehingga kita jadi memperhatikan.

Oh iya, film ini mengingatkan aku pada film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” (2019) atau NKCTHI yang juga bertema drama keluarga. Akan tetapi, kalau dibandingkan dengan NKCTHI, aku masih lebih suka film ini karena konflik yang dihadirkan lebih relatable. Salah satunya adalah tentang perbedaan antara cita-cita anak dengan keinginan orang tua dan perselisihan antarsaudara karena perbedaan perlakuan orang tua terhadap mereka. Masalah-masalah tersebut sepertinya umum dialami keluarga-keluarga di Indonesia, maka orang yang menonton bisa relate.

Film ini pun konsisten untuk menampilkan keluarga Broto sebagai keluarga Jawa. Cara keluarga ini berinteraksi dan menghadapi masalah masih tampak perilaku orang Jawanya. Kalau kita melihat NKCTHI, si anak mengutarakan kekesalannya kepada orang tuanya dengan amarah meledak-ledak, karena memang mereka orang Jakarta dan mereka tumbuh dengan value seperti itu.[1] Namun di Losmen Bu Broto, si anak membicarakan masalah dengan tutur ucapan yang santun, tidak meledak-ledak karena memang begitulah value yang diajarkan kepada mereka—value keluarga Jawa.

Daya tarik lainnya dari film ini adalah para pemerannya. Chemistry para pemeran utamanya sebagai sebuah keluarga bagus banget. Interaksi mereka terlihat sangat cair, tampak seperti keluarga sungguhan sehingga konflik dapat disajikan dengan mengalir. Selain para pemeran utamanya, pemeran-pemeran pendukungnya juga keren dengan deretan nama selebritas terkenal, seperti Darius Sinathrya, Danilla Riyadi, Teuku Rizky, dan Marthino Lio. Peran mereka sebagai tokoh pendukung juga tidak sekadar lalu, tetap punya impact terhadap cerita.

Penokohan film ini pun bagus karena setiap tokoh punya konflik dan peran. Ada Bu Broto sebagai pemilik losmen yang berkharisma. Karakter dia kuat sekali sebagai sosok seorang ibu, mulai dari cara dia bersikap, mengatur anak, marah, sampai mengelola losmen. Ada juga Sri yang tampil sebagai “bintang” di keluarganya. Peran dia di losmen kelihatan penting sekali. Sejak awal film, Sri tampak sibuk ini-itu di losmen dan (spoiler alert) begitu dia pergi, ketidakhadirannya langsung kelihatan berdampak kepada losmen.

Kemudian, ada Mbak Pur yang selalu murung teringat kekasihnya. Masalah yang dia hadapi memang menyesakkan sekali. Kerennya, akting Putri Marino sebagai Mbak Pur sukses mengekspresikan kesedihan tersebut. Penonton jadi bisa ikut bersimpati pada duka yang dirasakan Mbak Pur. Selain dukanya Mbak Pur, ikan gurame bumbu kecombrangnya juga menjadi hal iconic dari karakternya.

Walaupun para perempuan dalam keluarga Broto tampak lebih dominan, peran para laki-laki dalam ceritanya tetap menarik perhatian. Pak Broto sebagai kepala keluarga tampak sebagai penyeimbang yang bijaksana. Salah satu dialog dia yang ku ingat, dan bagus sekali, adalah “Kita terlalu berharap anak-anak kita sempurna, padahal mereka juga sama seperti kita.” Oh iya, fun fact: Mathias Muchus yang berperan sebagai Pak Broto dulunya ada di serial TV “Losmen” tahun ’80-an dengan peran sebagai Tarjo, anak laki-laki satu-satunya Pak Broto.

Di samping itu, keunggulan lain film ini ialah setting-nya. Losmen Bu Broto sebagai latar utama film tampil dengan suasana bersahaja. Interaksi para pekerja losmen dengan para tamu terlihat begitu hangat. Visual losmennya juga catchy sekali di mata. Ditambah lagi, Mas Atmo (Erick Estrada) dengan tingkah jenakanya sukses membuat penonton tertawa. Konsep losmen yang menjual keramah-tamahan benar-benar tergambarkan dalam film ini. Namun, walaupun sebagian besar setting ada di losmen, tempat-tempat lain di Yogyakarta juga ditampilkan sehingga suasana kota Jogjanya semakin kuat. Hati-hati, film ini bisa membuat kalian ingin liburan ke Jogja.


 

Kelemahan

Salah satu kelemahan yang terasa dari film ini ada di bagian akhir film. Klimaksnya kurang terasa menurutku. Sejak awal, film ini tidak ada santai-santainya, langsung memunculkan problem. Banyak adegan setelahnya yang terasa berat dan serius. Akibatnya, klimaks film sudah tidak begitu terasa. Tidak ada sesuatu yang “besar” pada tahap resolusinya.

Kemudian, (spoiler alert) kemunculan keluarga Mas Jarot (Marthino Lio) sebagai penyelamat agak dipaksakan. Dalam cerita, ternyata ibunya Mas Jarot adalah istri kedua dan itulah alasan mengapa ayahnya meninggalkan dia dan ibunya. Mas Jarot lalu mencari ayahnya dan menemukan keluarga ayahnya, keluarga tirinya. Namun, ternyata ayahnya sudah meninggal. Yang aneh adalah keluarga tirinya Mas Jarot langsung menerima dia begitu saja. Maksudku, Mas Jarot sendiri adalah seorang anak dari istri kedua, tetapi dengan mudahnya dia diterima keluarga tirinya. Itu agak tidak masuk akal, mengingat budaya orang Indonesia seperti apa.

 

Kesimpulan

Losmen Bu Broto merupakan film keluarga yang mengharukan dan menghangatkan. Film ini menampilkan keluarga Broto selayaknya keluarga lainnya, yaitu tidak sempurna, tidak ideal, tetapi tetap saling menyayangi. Para pemerannya sukses menampilkan keluarga Broto dengan apik. Penyajian film pun sangat catchy dan bersahaja, bahkan sejak film dimulai. Selain itu, film ini penuh dengan adegan dan dialog yang bisa dijadikan refleksi bagi semua keluarga. Aku memberikan skor 8/10 untuk Losmen Bu Broto. Kalian harus mengajak keluarga kalian untuk menontonnya!

Kalian bisa menonton Losmen Bu Broto di Disney+ Hotstar. Kalian dapat menonton trailer filmnya di bawah ini.


***




***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 


[1] Aku tidak bermaksud bilang orang Jakarta tidak tahu sopan santun kepada orang tua. Yang aku ingin katakan adalah bahwa cara berperilaku orang Jakarta kepada orang tuanya punya etiket sopan santun yang berbeda dengan orang Jawa. Bagi orang Jawa, berbicara balik ke orang tua saat sedang dinasihati mungkin dianggap tidak etis, tetapi bagi orang Jakarta, mungkin itu etis saja. Itu semua tentang perbedaan budaya saja.

Komentar