A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Words Bubble Up Like Soda Pop: Yamazakura, I Like the Leaves that You've Hidden

Identitas Film

Judul                               : Words Bubble Up Like Soda Pop (Cidar no You ni Kotoba ga Wakiagaru)

Sutradara                        : Kyohei Ishiguro

Tanggal rilis                     : 22 Juli 2021

Rumah produksi             : flying DOG

Penulis naskah               : Dai Sato

Durasi tayang                 : 1 jam 27 menit

Pengisi suara                 : Somegoro Ichikawa, Hana Sugisaki

Genre                             : Romantis, potongan kehidupanshoujo, coming of age

 

Sinopsis

Di musim panas yang cerah, dua remaja tidak sengaja bertemu. Yang satu adalah laki-laki dengan nama panggilan Cherry (Somegoro Ichikawa). Dia seorang pemalu dan selalu mengenakan headphone untuk menghindar diajak bicara orang lain. Di samping itu, Cherry suka membuat haiku, semacam puisi khas Jepang. Bagi dia, haiku bisa membantunya mengekspresikan perasaannya dengan lebih baik.

Sementara itu, remaja yang satu lagi adalah seorang gadis dengan nama panggilan Smile (Hana Sugisaki). Dia adalah gadis cantik dan penuh keceriaan. Smile juga adalah seorang selebriti di media sosial bersama kakak dan adik perempuannya. Namun, Smile merasa tidak percaya diri dengan gigi tonggos dan behel yang dia pakai sehingga dia selalu mengenakan masker untuk menutupinya.

Keduanya tidak sengaja bertemu di mall saat liburan musim panas. Pertemuan tidak sengaja yang diikuti handphone yang tertukar membuat mereka jadi berkenalan. Setelah itu, mereka jadi lebih sering bertemu selama musim panas. Tanpa mereka sadari, suasana musim panas telah menyihir perasaan mereka terhadap satu sama lain.


Kelebihan

Cerita “Words Bubble Up Like Soda Pop” memiliki ciri khas kisah romantis remaja Jepang, yakni latar musim panas. Kalau kalian sering menonton anime bertemakan romantisme remaja, pasti sudah tidak asing lagi dengan suasana musim panas yang menambah keakraban antara pasangan muda-mudi yang biasa ada di anime-anime.  Film ini memperlihatkan sihir musim panas Jepang yang bisa membuat dua orang asing yang baru bertemu menjadi saling suka. Aku pikir bagi para anak muda di Jepang, dengan siapa mereka ingin menghabiskan musim panas bersama, orang itu pastilah orang yang istimewa baginya.  

Kemudian, aku suka penyajian visual “Words Bubble Up Like Soda Pop” yang unik dan penuh warna. Ketika banyak anime yang berusaha menyajikan visual yang natural dan realistis, “Words Bubble Up Like Soda Pop” justru sebaliknya. Dia menyajikan visual animasi yang penuh warna-warni cerah seperti pop art dan shading yang sangat minimal, tetapi tidak membuat mata sakit. Visualnya yang unik tersebut juga seperti meggambarkan musim panas yang penuh warna.

Aku suka alur cerita di awal film ketika Cherry dan Smile baru bertemu dan berkenalan. Kita diperlihatkan dengan bagaimana mereka berdua bisa jadi saling dekat. Menurutku, bagian itu enak untuk diikuti, apalagi diselingi adegan-adegan lucu. Aku suka sekali waktu melihat mereka sama-sama heboh saat mau mengikuti akun media sosial satu sama lain. Kemudian, aku juga suka melihat bagaimana mereka menjadi semakin dekat melalui media sosial—ketika Smile selalu menyukai cuitan berisi haiku-nya Cherry dan ketika Cherry selalu menonton siaran langsung Smile di media sosialnya. Itu benar-benar menggambarkan remaja sekarang yang kepo terhadap orang yang mereka suka, lalu selalu memperhatikan akun media sosial orang itu.

Oh iya, haiku di film ini bukan hanya sekadar hobi Cherry untuk menggambarkan karakternya, tetapi juga bagian menjadi penting dari cerita. Ada banyak haiku yang ditampilkan di film ini dan bahkan, ada haiku karangan seniman Jepang yang terkenal. Hampir semua haiku di film ini adalah karangan Cherry dan haiku-haiku buatannya bagus, apalagi haiku yang ia buat setelah bertemu Smile yang terasa sekali romantisme musim panasnya.

Namun, bagian paling aku suka adalah klimaks cerita di akhir film. Aku minta maaf ya kalau ini spoiler. Aku suka sekali ketika Cherry memberanikan dirinya untuk mengungkapkan perasaannya kepada Smile di atas panggung. Dia tahu dia ditonton banyak orang, tetapi dia tetap memberanikan dirinya. Haiku yang dia sampaikan untuk mengekspresikan dirinya pun romantis sekali, menurutku. Pokoknya, adegan puncak tersebut sangat berkesan sekaligus romantis untuk film ini.

 

Kelemahan

Menurutku, yang kurang dari film ini adalah adegan berdua antara Cherry dan Smile. Adegan yang fokus terhadap mereka berdua hanya ada di awal film, tetapi kedekatan mereka pun hanya sebatas melalui media sosial. Setelahnya pun, cerita lebih berfokus pada pencarian kaset rekaman musik yang dicari Pak Fujiyama. Meskipun pada bagian itu Cherry dan Smile jadi semakin dekat, aku rasa itu masih kurang. Seandainya ada adegan yang khusus melihat kedekatan mereka menikmati liburan musim panas berdua, aku rasa film ini akan menjadi lebih bagus. Namun, mungkin memang agak sulit untuk adegan itu terjadi ya, mengingat Cherry itu pemalu.

Selain itu, aku rasa film ini kurang sountrack. Soundtrack film hanya diputar di akhir film saat festival musim panas. Padahal, biasanya film-film anime bergenre romantis seperti ini menghadirkan beberapa lagu romantis sebagai soundtrack untuk menghidupkan suasana romantis. Akan tetapi, di “Words Bubble Up Like Soda Pop”, itu tidak ada sehingga terkadang suasana menjadi plain di beberapa adegan.


Kesimpulan

“Words Bubble Up Like Soda Pop” adalah film anime yang menggambarkan bagaimana musim panas bisa membangkitkan suasana romantis bagi anak-anak muda di Jepang. Ceritanya mungkin sederhana, tetapi menyenangkan untuk ditonton. Puisi khas Jepang atau haiku yang hadir menyelingi cerita menjadikan film ini semakin menarik. Visual animasinya pun terbilang unik dan berbeda dari tren yang ada—warna-warni seperti pop art, tetapi tidak risih untuk dilihat. Skor untuk film ini adalah 7/10. Kalau kalian sedang mencari film anime romantis, aku pikir “Words Bubble Up Like Soda Pop” recommended untuk kalian. 

Trailer filmnya bisa kalian lihat di bawah ini ya.

***

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 




Komentar