A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Dragon Pearl: Sebuah Perkawinan Mitologi Korea dengan Opera Antariksa

Identitas Buku

Judul

:

Dragon Pearl (Seribu Dunia #1)

Penulis

:

Yoon Ha Lee

Penerjemah

:

Reni Indardini

Penerbit

:

Noura Books PT Mizan Fantasi

Tahun terbit

:

2020 (versi orisinal bahasa Inggrisnya pertama kali terbit pada 2019)

Cetakan

:

I

Tebal

:

407 halaman

Harga

:

Rp99.000,-

ISBN

:

9786023857708

Genre

:

Opera antariksa, fantasi, petualangan, middle grade

Tentang Penulis

Yoon Ha Lee adalah seorang pria transgender keturunan Korea-Amerika. Dia adalah lulusan S1 jurusan matematika Cornell University dan telah meraih gelar master di jurusan pendidikan matematika di Stanford University.

Novel pertamanya adalah “Ninefox Gambit” yang memenangkan Locus Award for Best First Novel pada tahun 2017. Kemudian, novel tersebut pun menjadi finalis dalam Hugo, Nebula, and Clarke Award. Novel-novel karyanya yang lain, yaitu Raven Stratagen dan Revenant Gu—yang merupakan sekuel dari Ninefox Gambit—juga menjadi finalis pada award tersebut. Di samping itu, sebelum menulis novel, Yoon Ha Lee sudah menulis beberapa cerita pendek.

Sejak kecil, Yoon Ha Lee sudah terbiasa dengan cerita-cerita dongeng Korea yang dipenuhi makhluk-makhluk supranatural, seperti rubah, harimau, dan naga. Dia terinspirasi dari kisah-kisah tersebut ketika ingin menulis Dragon Pearl dan akhirnya menuliskan sebuah petualangan rubah di luang angkasa.

 

Sinopsis

Sampul versi terbitan
Amerika Serikat oleh penerbit
Disney Hyperion

Min bukanlah manusia, dia adalah gumiho—roh rubah dengan kemampuan berubah wujud dan mantra—yang tinggal di Planet Jinju. Jinju merupakan planet miskin karena kurang subur sebab dahulu proses teraformasi planet ini tidak rampung.

Bagi Min, hidup di Jinju sangat menyebalkan apalagi dia harus tinggal bersama bibi-bibi dan sepupu-sepupunya. Min ingin seperti kakaknya, Kim Jun, yang sekarang mengabdi menjadi pasukan antariksa. Ketika usianya cukup, dia akan mendaftar menjadi pasukan antariksa dan bertualang ke berbagai tempat di Seribu Dunia bersama kakaknya.

Akan tetapi, pada suatu pagi, seorang pria muncul di depan pintu rumahnya dan mengabari Min dan ibunya bahwa Jun telah melakukan desersi. Jun dan teman-temannya meninggalkan markas pasukan antariksa atas keinginan mereka sendiri untuk mencari Mutiara Naga. Itu adalah artefak kuno ajaib dengan kekuatan sihir yang mampu mentransformasi suatu planet. Artefak itu konon hilang di Koloni Keempat, planet para hantu.

Min tidak percaya kakaknya melakukan desersi, pasti ada yang terjadi. Dengan nekat, Min yang masih berusia 13 tahun kabur dari rumah untuk mencari kakaknya. Dia tidak tahu Jun ada di mana, tetapi dia pikir tempat Mutiara Naga berada kemungkinan besar adalah tempat Jun berada. Maka, berangkatlah Min untuk mencari Jun dan Mutiara Naga. Min mungkin hanya modal nekat, tetapi nasib kakaknya bergantung pada kenekatannya itu.

 

Kelebihan

Ada beberapa keunggulan cerita Dragon Pearl ini, seperti ide cerita yang sangat fresh. Tema cerita ini adalah perpaduan opera antariksa dengan kisah-kisah mitologi Korea. Dragon Pearl tidak mengambil latar tempat planet bumi, melainkan ruang angkasa dan planet-planet fiksi yang ada di dalamnya, seperti Jinju dan Koloni Keempat. Di dalam semesta fiksi ini, hiduplah makhluk-makhluk supranatural yang berasal dari mitologi Korea, seperti gumiho atau roh rubah, naga, dokkaebi atau goblin, dan harimau. Semua konsep tersebut terbilang fresh dan baru bagiku—walau mungkin tidak bagi orang-orang yang terbiasa menonton drama Korea ya. Maka dari itu, Dragon Pearl amat menarik perhatianku.

 Selain itu, konflik di buku ini seru dan mengingatkanku pada novel-novel Percy Jackson. Di novel-novel Percy Jackson and the Olympians, orang-orang tersayang Percy beberapa kali hilang, seperti ibunya (di buku The Lightning Thief); sahabatnya, Grover (di buku The Sea of Monsters); dan pacarnya, Annabeth (di buku The Titan’s Curse); lalu Percy pergi dalam sebuah misi yang tujuan utamanya sebetulnya bukan menyelamatkan mereka, melainkan tujuan lain yang lebih penting yang menyangkut keselamatan banyak orang. Namun, Percy jauh lebih peduli terhadap nasib orang-orang tersayangnya daripada keberhasilan misi itu—seakan-akan itu bukanlah prioritasnya.

Min pun demikian dalam petualangannya di buku ini. Tujuan utama dia pergi adalah untuk menyelamatkan kakaknya dan membawanya pulang. Untuk itu, dia harus menelusuri keberadaan Mutiara Naga, meskipun itu bukanlah tujuan akhirnya. Padahal, Mutiara Naga adalah artefak yang amat sakti dan berbahaya. Artefak tersebut juga dapat mengubah planet Jinju yang kurang subur. Oleh karena kesaktiannya, banyak pihak yang mengincarnya, tetapi Min tidak sepeduli itu dengan Mutiara Naga karena nasib kakaknya adalah yang terpenting baginya. Itulah yang kusukai dari buku ini, mengingatkanku pada cerita-cerita Percy Jackson.

Selain itu, aku senang karena tokoh utamanya adalah seorang gadis, berbeda dengan novel-novelnya Rick Riordan yang menjadikan laki-laki sebagai tokoh utamanya—Percy Jackson di serial Percy Jackson and the Olympians dan Magnus Chase di serial Magnus Chase and the Gods of Asgard. Yoon Ha Lee menjadikan seorang gadis berusia 13 tahun sebagai tokoh utamanya yang menjalani petualangan berat menuju planet lain, jauh dari rumahnya, dan hanya seorang diri. Biarpun Min bukan manusia (dia adalah gumiho), tetap saja dia masih muda sekali. Aku menyukai sosok Min karena dia memperlihatkan bahwa seorang gadis pun bisa menjadi pemberani, tangguh, dan pintar.

 

Kelemahan

Biarpun cerita ini memiliki sejumlah kelebihan, aku kurang menyukai alurnya yang sempat datar di pertengahan cerita. Mulai dari awal cerita, excitement-nya terus naik dan sangat menarik minat pembaca. Akan tetapi, setelah Min sampai di kapal Petir Pucat, aku merasa cerita berjalan sangat lamban dan cenderung stagnan. Aku pikir, cerita di Petir Pucat terlalu lama dan begitu-begitu saja. Kita memang jadi lebih mengenal tentang pasukan antariksa, tetapi seharusnya cerita berjalan terus. Min sendiri pun sadar bahwa dia membuang waktu telalu lama di Petir Pucat.

Di samping itu, aku agak menyayangkan Min bertualang seorang diri. Meskipun beberapa kali dia mendapat bantuan, dia tidak memiliki teman seperjalanan. Padahal, cerita dapat menjadi lebih seru lagi apabila Min ditemani orang lain, entah itu manusia biasa atau kaum supranatural lain. Namun, seandainya teman seperjalanan Min adalah manusia, itu akan jadi seru karena manusia punya prasangka buruk terhadap gumiho—petualangan mereka akan jadi lebih seru.

Kemudian, aku sebetulnya ingin agar cerita ini lebih mengeksplorasi makhluk-makhluk supranatural lain, seperti naga, harimau, dan dokkaebi. Di Dragon Pearl, Yoon Ha Lee hanya berfokus pada Min sehingga kita sudah dapat gambaran apa saja yang dapat dilakukan oleh seorang gumiho, seperti berubah wujud dan memantrai orang lain. Akan tetapi, makhluk supranatural lainnya yang muncul tidak mendapat kesempatan seperti Min. Kesaktian mereka tidak benar-benar diperlihatkan dalam cerita, padahal aku yakin itu akan menjadi seru sekali. Aku pikir, seandainya Yoon Ha Lee ingin membuat sekuel Dragon Pearl atau menulis cerita baru yang masih bertemakan Seribu Dunia ini, dia perlu mengangkat makhluk supranatural lainnya sebagai tokoh utama.

Selain itu, buku ini kekurangan glosarium yang berisi istilah-istilah di dalam cerita. Aku pikir, glosarium tersebut akan sangat bermanfaat dan membantu pembaca sebab ada berbagai istilah dalam cerita ini, seperti teraformasi, shaman, dan trans. Dengan adanya glosarium, pembaca dapat dengan mudah mengetahui definisi istilah-istilah tersebut. Namun, sayangnya buku ini tidak dilengkapi dengan itu.

 

Kesimpulan

Menurutku, Dragon Pearl adalah novel fiksi-ilmiah yang keren. Novel ini menggabungkan opera antariksa dengan cerita-cerita mitos Korea. Dengan konsep cerita yang berbeda, Yoon Ha Lee menceritakan kepada kita petualangan seorang gumiho yang masih kecil pergi bertualang menyeberangi angkasa untuk mencari kakaknya. Walaupun alur cerita sempat stagnan di tengah cerita, petualangan Min penuh dengan peristiwa mendebarkan. Orang-orang yang senang menonton drama Korea dan orang-orang yang senang membaca cerita fiksi-ilmiah pasti suka dengan buku ini. Aku memberi skor 7,6/10 untuk Dragon Pearl.

***




***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 


Komentar