Kronos
King
of the Titans
Titan
of the Sky, Harvest, and Agriculture
Lord
of Time
Memenjarakan Cyclops Tertua dan Raksasa Tangan Ratusan
Selepas berhasil menggulingkan
Ouranos dari kekuasaan, para Titan menguasai dunia. Mereka memimpin di Timur,
Barat, Selatan, dan Utara. Timur dikuasai oleh Hyperion dan istrinya Theia,
Barat dikuasai Iapetus dan istrinya Klymene, Selatan dikuasai Krios dan
istrinya Eurybia, serta Utara dikuasai Koios dan istrinya Phoebe. Mereka
memiliki banyak keturunan yang menjadi Titan-Titan luar biasa. Anak-anak Titan
generasi pertama disebut sebagai Titan generasi kedua.
Di antara semua Titan generasi
kedua, ada satu yang paling kuat dan luar biasa, yakni Atlas, putra dari
Iapetus dan Klymene. Walaupun dia masih muda, Atlas telah menjadi Titan yang
sangat kuat, melebihi para Titan generasi pertama dan menjadi nomor dua setelah
Kronos. Dia merebut posisi Hyperion sebelumnya. Kini, Kronos menjadikan Atlas
dan Hyperion sebagai jendralnya yang paling setia.
Suatu waktu, Kronos meminta bantuan
Atlas dan Hyperion. Kronos ingin menyingkirkan para Raksasa Tangan Ratusan dan
para Cyclops Tertua. Keberadaan mereka tidak mengenakkan mata sebab rupa mereka
yang jelek. Ditambah lagi, mereka sangat berisik. Bunyi dentuman palu mereka
ketika membuat senjata dan benda-benda lainnya mengganggu Kronos. Kronos mulai
berpikiran seperti Ouranos dan melupakan janjinya kepada Gaea.
Ketiga Titan tersebut kemudian
mendatangi saudara-saudara mereka itu yang tinggal di dalam gua. Kemudian, mereka
mengikatkan rantai yang sangat kuat ke tubuh para Raksasa Tangan Ratusan dan
para Cyclops Tertua. “Ke mana kita menyingkirkan mereka?”, tanya Hyperion.
“Kita buang mereka ke dasar laut
saja,” saran Atlas.
“Tidak!”, Kronos menolak. “Kita
harus membuang mereka ke tempat di mana aku tidak bisa lagi melihat atau
mendengar mereka. Kita akan membuang mereka ke Tartarus, hanya itu tempat yang
tidak aku kuasai.”
“Kronos, tunggu!”, ujar Hyperion,
“Apa kamu yakin? Kita akan sama saja seperti ayah kita.”
“Rupanya kamu takut, Paman
Hyperion,” ejek Atlas.
“Diam kamu, Atlas!”, potong
Hyperion, “Kamu belum pernah bertemu sang Dewi Bumi. Bahkan dalam tidurnya, aku
yakin dia bisa merasakan apa yang sedang kita lakukan sekarang. Bayangkan apa
yang akan terjadi kalau kita membuang anak-anaknya lagi ke Tartarus!”
 |
Kampe, Putri Gaea dan Tartarus
|
“Kamu tidak perlu khawatir
Hyperion,” jawab Kronos. “Ibu masih terlelap, tidak banyak yang bisa dia
lakukan sekarang. Terlebih lagi, kita ini juga adalah anak-anaknya, dia tidak
mungkin marah pada kita. Dia pasti akan memaafkan kita. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
Dengan
itu, Kronos, Atlas, dan Hyperion membuang para Raksasa Tangan Ratusan dan para
Cyclops Tertua kembali ke Tartarus. Kronos memerintahkan monster Kampe untuk
menjaga tahanan mereka tersebut.
Kronos tidak sadar bahwa dalam tidur
sekalipun, Gaea mengetahui apa yang terjadi di atas dan di dalam bumi. Mengetahui
anak-anaknya dipenjarakan di Tartarus, tempat paling kelam dan mematikan di
seluruh semesta, Gaea tidak tinggal diam. Dalam tidurnya, Gaea mengutuk Kronos
bahwa dia akan jatuh karena telah memenjarakan saudara-saudaranya di Tartarus.
***
Jatuh Cinta dan Menikahi Rhea
Kronos, sang Raja para Titan (King of Titans),
Penguasa Waktu (Lord of Time), dan Penguasa Kosmos (Lord of Cosmos) yang bertakhta di puncak Gunung Othrys—terlepas
dari segala yang dia miliki—merasa belum puas, seperti ada yang kurang. Harta,
takhta, wanita—itu yang orang-orang katakan; Kronos sudah memiliki dua yang
pertama, tetapi belum untuk yang ketiga.
Saudara-sauadaranya sudah berkeluarga
dan memiliki anak. Mereka kini sibuk mengurusi anak-anak mereka ketimbang
berkumpul dalam makan malam mingguan para Titan. Terang saja Kronos merasa kesepian.
Sebenarnya, solusinya sederhana:
Kronos harus menikah. Akan tetapi, baginya menikah dan memiliki keturunan
adalah opsi sulit. Bukan karena dia tidak digemari para wanita. Dengan kekuasaan
dan kekuatan yang dimilikinya, mustahil tidak ada perempuan yang ingin menjadi istrinya.
Hal yang mencegah Kronos untuk menikah
adalah kutukan Ouranos, bahwa dia suatu hari nanti akan digulingkan dari
singgasananya oleh anak-anaknya sendiri, seperti halnya Kronos menggulingkan
Ouranos. Sampai sekarang pun Kronos masih memimpikan itu. Kutukan itu
menghantui pikirannya, membuatnya gelisah. Kronos masih bisa melihat wajah
Ouranos yang teramat murka saat mengucapkan kutukan itu. Mengingatnya saja
dapat membuat sang Raja Titan bergidik.
Lantas, apa mungkin Kronos menikah?
Untuk tahu jawabannya, dia butuh orang yang lebih tahu dariapda dirinya. Kronos
lalu pergi ke Utara, jauh sekali hingga hampir ke ujung dunia. Dia menemui
suadaranya, Koios sang Titan Pengelihatan Masa Depan (Titan of Farsight). Kronos bertanya-tanya segala kemungkinan yang
ada apabila dia menikah dan apakah kutukan tersebut akan terwujud. Koios tidak
bisa banyak membantu sebab apa yang Kronos lakukan merupakan pembunuhan pertama—sebuah
dosa besar pertama—yang terjadi di dunia. Namun, Koios mengatakan bahwa tentu
masih ada banyak cara untuk mencegah kutukan itu terjadi.
Tidak puas dengan sesi-sesi
konsultasinya dengan Koios, Kronos pergi ke Delphi, jantung daratan Yunani. Di
sana dia menemui istri Koios, yakni Phoebe sang Titan Ramalan (Titaness of Prophecy). Kronos meminta
ramalan dari Oracle Delphi mengenai masa depannya apabila ia menikah. Namun
sebagaimana halnya ramalan yang bersumber dari Phoebe, ramalan yang Kronos
terima hanya memberi tahu sisi baik saja. Dari ramalan tersebut ditafsirkan
bahwa Kronos akan menikahi Titan yang paling cantik, kehidupan rumah tangga
mereka akan dikaruniai banyak anak yang tampan dan cantik.
Mendengar itu, Kronos merasa lega. Dia
optimis sekali bahwa dia bisa memiliki keluarganya sendiri. Dia pulang ke
istananya. Senyum bahagia terukir di wajahnya dan imaji akan keluarga bahagia
terlukis di pikirannya.
 |
Rhea, Titan Kenyamanan dan Keibuan
|
Rupanya,
hati sang Raja Titan jatuh kepada saudarinya sendiri, yakni Rhea sang Titan
Kemudahan, Kenyamanan, dan Berkah (Titaness
of Ease, Comfort, and Blessing). Rhea adalah yang paling cantik di antara
12 Titan bersaudara. Dia memiliki sifat keibuan dan sering membantu mengurusi
anak-anak saudara-saudarinya. Kelembutan hati dan kecantikan wajah Rhea
berhasil meluluhkan hati Kronos. Dia yakin bahwa Rhea adalah wanita yang
diramalkan untuk menjadi istrinya.Akan tetapi, Rhea tidak yakin kepada
Kronos. Bagaimanapun, Kronos adalah orang yang membunuh ayah mereka. Walaupun
Kronos menunjukkan sisi lembutnya, Rhea tetap tidak bisa mengesampingkan fakta
bahwa Kronos adalah pembunuh.
“Mengapa kamu melakukan itu?”
tanya Rhea.
“Apa
maksudmu?” tanya Kronos balik.
“Mengapa
kamu membunuh ayah kita? Tidakkah kamu sadar bahwa saat itu ibu kita sedang
terbawa emosi?”
Kronos
terdiam. Hening sejenak ketika Kronos tengah menimbang-nimbang jawaban seperti
apa yang harus dia katakan.
“Aku
melakukannya karena aku sayang pada ibu kita.”
Jawaban
tersebut bukanlah jawaban yang Rhea sangka. Kronos menyembunykan motif utamanya
membunuh Ouranos, yakni demi kekuasaan atas alam semesta. Kemudian, Kronos
melanjutkan, “Gaea adalah ibu yang sangat baik. Dia yang sudah membesarkan kita
semua. Sementara Ouranos si bajingan itu, dia hanya bersenang-senang di atas
sana. Tidak pernah sekalipun dia membantu Ibu merawat kita. Bahkan, kamu tahu
sendiri apa yang dia lakukan kepada saudara-saudara kita, bukan? Jika Ouranos
dibiarkan terus, suatu hari nanti bisa saja dia membuang kita ke Tartarus juga.
Aku tidak ingin itu terjadi. Aku tidak mau Gaea berduka lagi.”
Kronos
tidak berbohong untuk yang satu itu. Kronos memang takut pada kekuatan Ouranos.
Dia takut apabila Ouranos memutuskan untuk membuang para Titan ke dalam
Tartarus juga. Oleh karena itu, sebaiknya Ouranos disingkirkan segera. Tentu
saja Kronos tidak akan berhasil jika Gaea tidak mendukungnya karena kekuatan
Ouranos, yang adalah Protogenos, jauh lebih tinggi daripada kekuatan Kronos
saat itu.
Kemudian,
setelah mendengar jawaban Kronos tadi, Rhea yakin Kronos adalah pria baik. Setelah
itu, Kronos melamar Rhea dan memberikannya mahkota yang dihiasi berlian yang
berkilauan seperti bintang. “Rhea,” ucap Kronos, lalu dia memakaikan mahkota
tersebut di kepala Rhea. “menikahlah denganku. Aku ingin kamu menjadi istriku
dan ratuku. Aku ingin memiliki anak bersama mu, tanpa peduli kutukan Ouranos.”
Mendengar
Kronos menyinggung kutukan Ouranos, Rhea lansung teringat. “Tunggu,” ucap Rhea,
“apa kamu serius soal kutukan tersebut? Kamu tahu kan risikonya jika kita
menikah dan memiliki anak?”
“Aku
tidak peduli soal itu. Aku yakin kita bisa mengatasinya bersama-sama. Kita bisa
menentukan takdir kita sendiri. Biarlah Langit dan Bumi—Ayah dan Ibu kita
tertidur selama kita bersama. Jadi, apa kamu mau menikah dengan ku?”
Rhea
tidak menjawab. Dia hanya mecium Kronos dan Kronos tahu bahwa itulah
jawabannya. Malam itu, mereka menghabiskan waktu berduaan sebagai dua Titan
paling bahagia di dunia.
Pesta
pernikahan mereka menjadi pesta paling meriah sepanjang sejarah waktu itu. Pesta
tersebut dilaksanakan di Gunung Othrys selama sepuluh hari dan sepuluh malam.
Hyperion sang Titan Cahaya (Titan of
Light) menjadi pendamping Kronos dan Tethys sang Titan Air Tawar (Titaness of Freshwater) menjadi
pendamping Rhea. Semua Titan, manusia, nymph, satyr, roh alam lainnya, dan
bahkan jiwa-jiwa orang yang telah mati datang ke pesta tersebut. Akan tetapi,
di lubuk hati Kronos, dia tetap menyimpan kekhawatiran akan kutukan Ouranos.
***
Si Raja Kanibal
Tahun-tahun
pertama pernikahan Kronos dan Rhea penuh dengan kebahagiaan. Tiada hari yang dilewatkan
tanpa kemesraan. Bahkan Kronos yang terkenal licik dan keji berubah menjadi
lembut dan manis setelah menikah. Pernikahan mereka semakin bahagia dengan
kehamilan Rhea. Memang ada sedikit kekhawatiran dalam hati Kronos, tetapi dia
berusaha mengesampingkan itu. Dia yakin bahwa dia akan menjadi ayah yang baik
untuk anak-anaknya. Itu semua demi istrinya, Rhea.
Akan
tetapi, dengan lahirnya anak pertama mereka, kebahagiaan pernikahan mereka
berakhir. Rhea melahirkan putri pertamanya dan Kronos, nama bayi itu ialah Hestia.
Hestia sangat cantik dan manis. Rhea lalu menyerahkan bayinya itu untuk
digendong suaminya.
Namun,
sesuatu yang salah dirasakan Kronos ketika menggendong bayinya. Bayi itu
memancarkan aura kekuatan, tidak seperti seorang Titan. Kronos menyadari bahwa
Hestia bukanlah seorang Titan. Hestia memancarkan aura kekuatan yang hangat dan
nyaman, mirip aura Rhea, tapi aura ini lebih kuat dan bahkan, lebih kuat dari
aura para Titan. Kronos teringat kembali pada kutukan Ouranos—suara sang Bapak
Langit saat mengutuk dirinya kembali terngiang-ngiang dalam benaknya. Keringat
dingin membasahi wajah Kronos. Aku harus berbuat sesuatu, pikirnya.
Kronos
kemudian membuka mulutnya lebar-lebar dan menelan bayi Hestia bulat-bulat. Dia
menelan Hestia dalam keadaan utuh. Rhea yang menyaksikan itu berteriak dalam
horror.
“APA
YANG KAMU LAKUKAN?!”, teriak Rhea.
“Bayi
kita bukan seorang Titan. Aku tidak mau mengambil risiko karena mungkin di masa
depan dia akan membunuhku,” balas Kronos.
“Kau
sudah gila! Ayah macam apa yang menelan bayinya sendiri?”
“Aku
melakukan ini untuk menjaga keberlangsungan kaum kita. Jika aku digulingkan,
apa kamu pikir Titan lainnya tidak akan jatuh juga?”
“Aku
tidak peduli dengan kekuasaan dan politik. Kamu sudah gila!”
“Aku
minta maaf, tapi ini satu-satunya jalan untuk mencegah kutukan Ouranos.”
Dengan
kejadian itu, hubungan pernikahan keduanya menjadi renggang. Selama beberapa
tahun setelah itu, Rhea tidak mau menemui Kronos. Dia masih menangisi bayinya
yang sudah ditelan suaminya sendiri. Sementara itu, Kronos berusaha memperbaiki
hubungan mereka. Dia berjuang agar Rhea tidak meninggalkannya. Dia memberikan
berbagai hadiah kepada Rhea.
Setelah
bertahun-tahun lewat, hati Rhea luluh kembali. Hanya waktu yang mampu mengobati
sakit hati dan marah Rhea kepada suaminya. Bahkan, mereka dikaruniai dua anak
perempuan lagi—Demeter dan Hera—serta dua anak laki-laki—Hades dan Poseidon.
Akan
tetapi, kejadian saat Hestia lahir terulang lagi. Setiap Rhea melahirkan
seorang anak, anak tersebut memancarkan aura kekuatan yang melebihi aura
kekuatan para Titan seperti Hestia. Bahkan, anak berikutnya yang Rhea lahirkan
memancarkan aura yang lebih kuat daripada anak sebelumnya. Kronos yakin sekali
bahwa anak-anaknya bukanlah kaum Titan sehingga dia ketakutan. Kronos pun
menelan anak-anaknya setelah Rhea melahirkan mereka. Rhea pun harus melihat
horror yang sama dan harus melewati kesedihan yang sama berulang-ulang. Akan
tetapi, Rhea dengan baik hati tetap memaafkan Kronos dan memberikan kesempatan
kepada Kronos.
Sementara
itu, bayi-bayi yang Kronos telan tidaklah mati. Mereka hidup, tumbuh, dan
berkembang di dalam perut sang Raja Titan. Namun, mereka tidak bisa keluar.
Selanjutnya
***
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar