Once Upon A Broken Heart: Sebuah Dongeng Seru Tentang Dua Orang Yang Patah Hati

Identitas Buku Judul : Once Upon a Broken Heart Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Reni Indardini Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2022 Cetakan : I Tebal : 407 halaman Harga : Rp124.000 ISBN : 9786232423503 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1] (2017) yang lalu menjadi buku best-selling serta mendapat kritik positif. Setelah itu, S...

Serial TV Terfavorit 2020 (part 2)

 Serial TV Terfavorit 2020



***

Daftar Isi

***

Chilling Adventures of Sabrina
Season 1-4

(2018—2020)

Judul

:

Chilling Adventures of Sabrina

Pengembang

:

Roberto Aguirre-Sacasa

Produser eksekutif

:

Lee Toland Krieger, Jon Goldwater, Sarah Schechter, Roberto Aguirre-Sacasa, Greg Berlanti

Produser

:

Craig Forrest, Ryan Lindenberg, Matthew Barry

Musim/Episode

:

4 Musim /36 Episode

Pemain

:

Kiernan Shipka, Gavin Leatherwood, Ross Lynch, Chance Perdomo, Miranda Otto, Lucy Davis

Genre

:

Horor, supranatural, fantasi kontemporerdark fantasy, romantis

Chilling Adventures of Sabrina (disingkat CAOS) adalah serial TV asal Amerika Serikat yang memiliki tema penyihir. Serial ini adalah adaptasi dari komik dengan judul serupa. Sekadar informasi, serial ini masih dalam satu universe ‘semesta’ dengan serial Netflix “Riverdale.” Kalian dapat menontonnya dengan berlangganan Netflix.

CAOS menceritakan kehidupan seorang remaja perempuan yang bernama Sabrina Spellman (Kiernan Shipka). Sabrina bukan remaja biasa—dia adalah setengah penyihir dan setengah manusia. Orang tuanya sudah meninggal dan dia tinggal bersama keluarga ayahnya yang merupakan penyihir satanis: Tante Zelda (Miranda Otto), Tante Hilda (Lucy Davis), dan Sepupu Ambrose (Chance Perdomo).

Di ulang tahunnya yang keenam belas, yang kebetulan bertepatan dengan Hari Halloween, Sabrina akan menjalani upacara dark baptism, yakni semacam upacara pembaptisan versi satanisme. Pada upacara itu, Sabrina harus menuliskan namanya di the Book of the Beasts sebagai bentuk penyerahan diri seutuhnya kepada Dark Lord (Lucifer) dan dengan begitu, Sabrina akan memperoleh kekuatan penuh seorang penyihir serta keabadian.

Namun, harga yang harus dibayar Sabrina adalah dia harus meninggalkan semua kehidupannya sebagai manusia biasa, termasuk pacar dan teman-temannya. Dia khawatir kebebasannya akan direnggut. Pada akhirnya, Sabrina memilih tidak menuliskan namanya dan bersumpah untuk tidak melakukan itu. Pembangkangan Sabrina memicu murka sang Dark Lord. Sebagai akibatnya, malapetaka demi malapetaka menanti Sabrina dan orang-orang terdekatnya.

Kalau kalian suka Harry Potter, menurutku CAOS akan cocok untuk kalian. CAOS memperlihatkan dunia penyihir yang berbeda, yaitu dunia penyihir yang lebih horror. CAOS memperlihatkan praktik ilmu sihir yang sadis, seperti penumbalan manusia dan kanibalisme.

Karakter Sabrina Spellman pun bisa dikatakan mirip Hermoine Granger—cerdas, cantik, dan pemberani. Sabrina selalu berusaha semaksimal mungkin demi teman-temannya, bahkan ketika teman-temannya menjauhinya. Namun, yang menyebalkan darinya adalah terkadang dia membuat keputusan dengan gegabah sehingga bukan menyelesaikan masalah, tetapi memperumit masalah—tipikal seorang remaja. Akan tetapi, dia selalu bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut dan itulah salah satu sifat yang patut diteladani dari dia.

Serial ini mengnadung unsur-unsur feminisme. Serial ini sering memperlihatkan budaya misoginis yang ada dalam dunia penyihir satanis, yang mungkin serupa dengan kehidupan sehari-hari normal. Di sini, Sabrina muncul dengan membawa banyak ide yang menentang budaya misoginis tersebut untuk membuat dunia penyihir jadi lebih baik.

Musim puncak dari serial ini baru saja tayang tanggal 31 Desember 2020 kemarin. Namun, bagiku, season 4-nya mengecewakan sekali. Cerita tidak setegang musim-musim sebelumnya. Bahkan, akhir cerita pun berutang banyak penjelasan kepada penonton.

Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.
 

***

Shokugeki no Souma (Food Wars)
Season 1-4

(2015—2020) 



Judul

:

Shokugeki no Soma (Food Wars!)

Sutradara

:

Yoshitomo Yonetani

Pengarang

:

Michiko Itou

Musim/Episode

:

5 Musim /86 Episode dan 5 Episode OVA

Pengisi suara

:

Yoshitsugu Matsuoka, Risa Taneda, Minami Takahashi, Natsuki Hanae

Genre

:

Cooking, komedi, potongan kehidupan, shounen  

 

Shokugeki no Soma (disingkat SnS) adalah sebuah serial dengan format anime. Anime ini memiliki tema masak-memasak, maka kalau kalian hobi masak atau gemar kulineran, kalian harus banget nonton ini. Kalian bisa menonton SnS di Netflix dan Bilibili.tv.

SnS menceritakan perjuangan seorang anak enam belas tahun, bernama Yukihira Soma (Yoshitsugu Matsuoka). Soma adalah anak seorang pemilik kedai makan (diner). Soma memiliki hobi memasak dan kemampuan memasaknya di atas rata-rata anak seusianya. Soma belajar masak dari ayahnya yang memang sangat ahli. Mereka kerap kali berduel masak, meskipun Soma selalu kalah.

Setelah tamat SMP, Soma melanjutkan sekolah di sebuah SMA khusus, yaitu Akademi Totsuki, sebuah sekolah menengah khusus untuk belajar dunia kuliner dan memasak. Anak-anak yang bersekolah di sana adalah anak-anak orang kaya, sedangkan Soma hanyalah anak pemilik kedai makan. Akan tetapi, Soma tidak minder dan malah termotivasi untuk menjadi nomor satu di sekolahnya. Dia ingin membuktikan bahwa makanan lezat itu tidak hanya makanan mewah dan mahal.

Untuk bisa mewujudkan ambisinya, Soma harus bisa masuk menjadi anggota Elite 10. Elite 10 merupakan dewan yang mewakili seluruh elemen sekolah dan kedudukannya setara dengan direktur sekolah. Anggota Elite 10 adalah sepuluh murid paling hebat di sekolah—peringkat satu sampai dengan sepuluh paralel dari semua angkatan. Kalau Soma mau menjadi yang nomor satu di Akademi Totsuki, dia harus menduduki kursi pertama di Elite 10.

Tentu saja Soma tidak mengalami jalan mulus untuk bisa mewujudkan targetnya itu. Dia bertemu dengan banyak rival dan rivalnya yang paling berbahaya ialah Nakiri Erina (Risa Taneda), cucu direktur sekolah sekaligus anggota Elite 10 di kursi kesepuluh. Erina memiliki Lidah Dewa atau God’s Tongue—lidahnya itu memiliki indera pengecap yang luar biasa sehingga Erina mampu mengetahui kekurangan suatu hidangan sekecil apapun itu.

Walaupun jalan itu sulit dan banyak sekali saingan, Soma tetap percaya diri. Dia yakin pada kemampuannya dan terus berjuang untuk bisa menjadi nomor satu di sekolahnya tersebut.

SnS merupakan anime dengan tema masak-memasak pertama yang aku tonton. Oleh karena itu, semua permasalahan serta alur cerita tidak dapat aku tebak sama sekali. Setiap episode selalu membawa keseruan dan memunculkan rasa penasaran. Anime ini membuatku tidak bisa berhenti menonton.

Kalian harus siap-siap menahan lapar kalau menonton anime ini karena makanan yang disajikan di setiap episodenya itu sangat menggugah selera. Makanan yang diperlihatkan di SnS sangat beragam, mulai dari teknik memasak, bahan makanan, sampai cita rasa khas daerahnya. Bahkan, tokoh-tokoh di anime ini mampu mengolah suatu bahan menjadi makanan yang di luar imaginasi kita.

Kalau dari sisi pengembangan karakter, menurutku Soma tidak begitu banyak mengalami perkembangan karena dari awal dia sudah memiliki sikap positif. Perkembangan karakter yang dia alami lebih ke arah untuk tidak overproud ‘bangga berlebihan’ pada diri sendiri. Soma menyadari bahwa dia masih butuh banyak sekali belajar setelah beberapa kali kalah dalam duel masak. Dia jadi bersyukur bersekolah di Akademi Totsuki karena bisa bertemu anak-anak sebayanya yang lebih hebat darinya. Keberadaan rival membuat Soma terus termotivasi untuk maju.

Tokoh lain yang sangat berkembang adalah Tadokoro Megumi (Minami Takahashi), temannya Soma. Megumi awalnya sangat tidak percaya diri pada dirinya dan bahkan, dia yakin sekali akan dikeluarkan dari sekolah segera. Namun, sejak bertemu Soma, dia mulai menumbuhkan kepercayaan dirinya.

Menurut aku, hikmah yang bisa diambil dari anime ini adalah jangan takut gagal. Berkali-kali Soma gagal membuat suatu resep, tapi dia tidak pernah berhenti. Soma juga tidak selalu menang dalam duel masak, tapi dia tidak pernah menyerah. Di samping itu, anime ini mengajarkan kita semangat unutk berkreasi. Kalau kata Soma dan ayahnya, memasak itu seperti berpetualang di alam liar dan kita tidak pernah tahu akan ada apa di depan sana, kecuali kita mencoba. Hikmah lainnya adalah mengenai persaingan. Seorang rival dapat menjadi motivasi bagi kita untuk bergerak maju. Seandainya Soma tidak bersekolah di Akademi Totsuki, dia tidak akan bertemu teman-temannya dan tidak akan tergerak untuk mengembangkan diri sehingga kemampuan memasaknya tidak akan berkembang.

Yang aku sayangkan dari anime ini adalah season terakhirnya yang terkesan terlalu terburu-buru diselesaikan. Akhir ceritanya diringkas sehingga berbeda sekali dari versi manganya (komik). Di samping itu, teknik memasak yang diperlihatkan di season 5 terlalu tidak masuk akal sehingga cerita menjadi terlalu mengada-ada.

Ada beberapa soundtrack SnS yang aku suka, yaitu "Kibou no Uta" oleh Ultra Tower, "Chronos" oleh Stereo Dive Foundation, serta "Emblem" dan "Last Chapter" oleh Nano.Ripe. Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.


***

Itaewon Class

(2020) 

Judul

:

Itaewon Class

Sutradara

:

Kim Sung Yoon

Pengarang

:

Gwang Jin

Pengembang

:

Kim Do Soo (Showbox)

Produser eksekutif

:

Jo Joon Hyung

Produser

:

Jung Soo Jin, Lee Sang Yoon, Han Suk Won

Musim/Episode

:

1 Musim/16 Episode

Pemain

:

Park Seo Joon, Kim Da Mi, Kwon Nara, Ahn Bo Hyun, Yoo Jae Myung

Genre

:

Drama balas dendam

 

Itaewon Class (disingkat IC) adalah salah satu drama Korea yang happening di tahun 2020. Drama Korea ini diadaptasi dari webtoon terkenal asal Korea Selatan dengan judul serupa. Kalau SnS bertema masak-memasak, IC bertema bisnis kuliner. Kalau kalian mau menontonnya, kalian bisa menontonnya di Netflix.

Tokoh utama di IC adalah pria bernama Park Sae Roy (Park Seo Joon). Ketika dia masih SMA, Park Sae Roy terlibat perkelahian dengan teman sekelasnya, yakni Jang Geun Won (Ahn Bo Hyun) yang adalah anak dari bos ayahnya Park Sae Roy, yakni Pimpinan Jang Dae Hee (Yoo Jae Myung). Pimpinan Jang Dae Hee adalah pemilik perusahaan franchise kuliner terbesar di Korea Selatan yang bernama Jang Ga Group. Perkelahian mereka berdua merembet ke hubungan antara kedua orang tua mereka. Akhirnya, Park Sae Roy dikeluarkan dari sekolah dan ayahnya mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Seolah belum cukup malang nasibnya Park Sae Roy, ayahnya meninggal dalam tabrak lari dan pelakunya adalah Jang Geun Won. Namun, karena Jang Geun Won adalah anak orang kaya, dia dengan mudah lolos dari hukum. Akan tetapi, Park Sae Roy yang tahu kebenaran itu dengan gelap mata mencoba membunuh Jang Geun Won, tapi dia dihentikan oleh sahabatnya, yaitu Oh Soo Ah (Kwon Nara), yang datang bersama polisi. Pada akhirnya, Park Sae Roy harus dipenjara karena percobaan pembunuhan.

Bertahun-tahun kemudian, setelah bebas dari penjara, Park Sae Roy hanya punya satu tujuan, yaitu balas dendam. Dia akan membangun bisnis franchise makanannya sendiri dan membuatnya menjadi besar hingga mengalahkan mengalahkan Jang Ga Group. Dia akan membalas dendamnya dengan menghancurkan Jang Ga Group.

Drama IC ini sangat sedikit romantisnya. Unsur percintaan hanya menjadi pemanis cerita, bukan inti cerita. Perjuangan membangun bisnis dari nol sampai menjadi sukseslah yang menjadi inti cerita di drama ini. Maka dari itu, drama ini cocok banget untuk kalian yang suka cerita perjuangan orang yang from zero to hero.

Ada beberapa hal yang aku suka dari drama ini, salah satunya adalah tokoh-tokohnya yang beragam. Park Sae Roy memiliki beberapa pegawai dan uniknya adalah semua pegawainya itu tidak ada yang datang dari latar belakang biasa-biasa aja—ada yang mantan narapidana, transgender, anak haram, sosiopat, dan blasteran Korea berkulit hitam. Mereka adalah orang-orang yang cenderung termarginalkan dalam masyarakat Korea Selatan, tetapi Park Sae Roy tidak memedulikan itu. Aku suka sekali karena drama ini begitu inklusif dan memberikan tempat bagi orang-orang yang terasingkan dalam masyarakat.

Kemudian, karakter Park Sae Roy adalah sosok yang bisa dijadikan teladan. Dia dengan teguh memegang prinsipnya. Aku suka dengan motto hidupnya yang tidak peduli kata orang dan selalu melakukan apa yang dia inginkan. Walaupun dia tidak hidup mulus, tetapi dia membebaskan dirinya dari batasan-batasan sosial di masyarakat. Dia juga tekun belajar dan berusaha serta mau menerima masukan orang lain.

Di samping Park Sae Roy, aku suka sekali tokoh Oh Soo Ah. Dia cerdas dan cantik. Meskipun dia terlihat munafik karena bekerja di Jang Ga Group, dia sebenarnya mengalami permasalahan internal. Dia terombang-ambing antara pekerjaannya dan persahabatannya dengan Park Sae Roy.

Tokoh yang tidak begitu menarik menurutku justru adalah first female lead-nya, Jo Yi Seo (Kim Da Mi). Dia adalah tokoh utama, tetapi dia tidak memiliki cerita yang menarik, berbeda sekali dengan Park Sae Roy dan Oh Soo Ah. Menurut aku, Jo Yi Seo ini mirip dengan Tsubasa (dari anime “Captain Tsunasa)—mereka berdua selalu berhasil, tidak pernah gagal untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Bukannya mereka effortless ‘tidak bersusah payah’, tetapi mereka seperti tidak mengalami jatuh bangun dalam hidup.

Kemudian, aku suka sekali hubungan antara Park Sae Roy dengan pegawai-pegawainya. Mereka sangat menghormati Park Sae Roy dan yakin bahwa dia akan mewujudkan ambisinya. Itu mengingatkan aku pada bagaimana kru Bajak Laut Topi Jerami menghormati Luffy sebagai kapten mereka di anime One Piece.

Namun, ada beberapa kekurangan yang aku rasakan di drama ini. Contohnya adalah episode-episode akhir yang sangat mudah ditebak dan keluar jalur. Aku kecewa dengan penyelesaian ceritanya yang tidak menekankan pada persaingan bisnis. Episode-episode akhir malah berfokus pada hubungan Park Sae Roy dan Jo Yi Seo. Padahal, akhir cerita drama ini bisa lebih baik lagi daripada itu.

Soundtrack IC yang aku suka adalah "Beginning" oleh Gaho. Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.

***

The Queen’s Gambit

(2020)

Judul

:

The Queen’s Gambit

Sutradara

:

Scott Frank

Pengarang

:

Scott Frank, Walter Tevis (novel)

Produser eksekutif

:

William Horberg, Allan Scott, Scott Frank

Produser

:

Marcus Loges, Mick Aniceto

Musim/Episode

:

1 Musim/7 Episode

Pemain

:

Anya Taylor-Joy, Thomas Brodie-Sangster, Marielle Heller, Moses Ingram, Harry Melling

Genre

:

Coming of age, drama sejarah

 

The Queen’s Gambit (disingkat TQG) adalah serial TV terbatas yang paling banyak dicari di Netflix. TQG menceritakan tentang perjalanan seorang anak perempuan bernama Beth Harmon (Anya Taylor Joy) untuk menjadi pemain catur perempuan profesional.

Waktu kecil, Ibu Beth bunuh diri lalu dia tinggal di panti asuhan. Di sana, dia bertemu dengan Pak Shaibel (Bill Camp), seorang tukang bersih-bersih yang mengajarinya bermain catur. Tidak diduga, rupanya Beth adalah seorang jenius catur.       

Saat dia sudah remaja, Beth mencoba peruntungannya dengan ikut turnamen catur. Dia memulai karirnya sebagai atlet catur dari turnamen tingkat lokal. Walaupun perjalanannya panjang dan tidak mudah, dia menargetkan dirinya untuk menjadi atlet catur terbaik di dunia.

Serial satu ini termasuk serial paling menarik di tahun 2020. Serial ini memiliki tema catur, tapi menariknya adalah orang yang tidak begitu paham catur—bahkan yang tidak paham sama sekali—dapat ikut menikmati cerita ini. Aku termasuk orang yang tidak paham catur, tapi aku sangat menikmati setiap episode TQG, meskipun aku kebingungan saat para tokoh asyik membahas strategi catur dan istilah-istilah lainnya.

Sosok Beth ini memiliki perjalanan yang menarik untuk mencapai kesuksesannya. Dia memang adalah jenius dan tekun, tetapi dia tidak selalu berhasil. Berulang kali Beth gagal atau melakukan kesalahan, tetapi dia tidak pernah menyerah. Ketika ada kesempatan berikutnya, dia selalu mencoba lagi. Kekalahan yang dia alami menjadi pengalaman berharga untuk dia maju ke depan.

Kemudian, aku suka dengan tokoh Alma Wheatley (Marielle Heller), ibu angkat Beth. Beth bukanlah anak kandungnya, tetapi dia sangat suportif kepadanya. Dia menjadi sosok ibu yang sudah lama Beth rindukan. Kalau dia dan Beth sedang berselisih pendapat, aku merasa itu lucu karena mereka punya dua framework ‘kerangka berpikir’ yang beda—yang satu begitu peduli akurasi dalam permainan catur; yang lainnya tidak paham apa-apa soal catur.

Aku suka sekali bagian ketika Beth sedang kacau dan terpuruk, lalu teman lamanya, Jolene (Moses Ingram) muncul. Saat itu, Beth sedang ada di titik terbawah dalam hidupnya dan tidak punya siapa-siapa, lalu Jolene muncul dan menolong Beth keluar dari itu semua. Dia mengajak Beth untuk kembali ke “akarnya”, ke titik awal tempat dia memulai semuanya. Jolene mengingatkan Beth bahwa selalu ada orang yang mendukungnya. Bagiku, itu bagian paling keren dari serial ini dan bisa menjadi pelajaran hidup.

Kalian bisa meliaht trailer-nya di sini.

***

Start-Up

(2020)

Judul

:

Start-Up

Sutradara

:

Oh Choong Hwan

Pengarang

:

Park Hye Run

Produser

:

Hwang Ki Young

Musim/Episode

:

1 Musim/16 Episode

Pemain

:

Bae Suzy, Nam Joo Hyuk, Kim Seon Ho, Kang Han Na

Genre

:

Drama, romantis, komedi

 

Start-Up adalah drama Korea yang sangat ramai diperbincangkan selama masa penayangannya. Hampir setiap pekan, media sosial ramai membicarakan drama satu ini. Ini adalah drama Korea yang paling aku suka dari semua drama Korea yang aku tonton di tahun 2020. Aku pikir, Start-Up ada di peringkat kedua setelah Friends sebagai serial TV favoritku di 2020. Kalian bisa menonton Start-Up di Netflix.

Start-Up bercerita tentang anak-anak muda yang ingin mewujudkan mimpi mereka dengan mendirikan perusahaan rintisan atau biasa dikenal dengan istilah start-up. Awalnya, ada seorang perempuan, bernama Seo Dal Mi (Bae Suzy) yang ingin membuktikan kepada kakaknya, Won In Jae (Kang Han Na), bahwa dia juga bisa menjadi CEO (chief executive officer) sukses. Seo Dal Mi berbohong dengan mengatakan bahwa dia sedang mendirikan start-up bersama sahabat pena lamanya yang bernama Nam Do San.

Padahal, Seo Dal Mi sendiri tidak pernah bertemu Nam Do San. Bahkan, Nam Do San sebenarnya tidak ada. Dia adalah sosok yang dibuat oleh neneknya Seo Dal Mi—Choi Won Deok (Kim Hae Sook)—dan anak bernama Han Ji Pyeong (Kim Seon Ho) bertahun-tahun lalu untuk menghibur Seo Dal Mi yang sedang mengalami banyak kesulitan waktu itu. Han Ji Pyeong menuliskan surat atas nama Nam Do San dan menjadi sahabat penanya.

Seo Dal Mi, walaupun tidak punya petunjuk keberadaan Nam Do San, tetap bertekad mencarinya. Sementara itu, Han Ji Pyeong diam-diam juga mencari Nam Do San yang asli (Nam Joo Hyuk). Dia meminta agar Nam Do San mau berpura-pura menjadi Nam Do San sahabat penanya Seo Dal Mi. Nam Do San setuju membantu dan bahkan, rupanya Nam Do San jatuh cinta pada gadis itu sejak pertemuan pertama. Nam Do San kemudian bertekad untuk menjadi pengusaha start-up hebat demi mewujudkan mimpinya, yakni membuat Seo Dal Mi bangga padanya.

Yang paling pertama mau aku apresiasi adalah alur ceritanya—aku berikan apresiasiku kepada penulis ceritanya, Park Hye Run. Alur cerita Start-Up sangat bagus dan emosional. Di episode pertama, penonton disuguhkan cerita yang luar biasa mengharukan dari para tokoh utama. Episode pertama menjadi latar belakang cerita yang sangat kuat untuk episode-episode berikutnya.

Kemudian, drama ini memiliki konflik percintaan yang bikin geregetan penonton. Cinta segitiga antara Seo Dal Mi, Nam Do San, dan Han Ji Pyeong sukses memecah belah para penonton layaknya pemilihan presiden. Setiap minggu, Tim Do San dan Tim Ji Pyeong selalu berkelahi di media sosial.

Akan tetapi, Start-Up bukan hanya tentang percintaan. Drama Korea ini juga memiliki permasalahan lain yang menjiwai alur cerita, seperti persaingan saudara antara Seo Dal Mi dan Won In Jae serta perjuangan membangun dan mengembangkan bisnis start-up. Ada banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari drama ini.

Kemudian, aku memberi dua jempol untuk akting Nam Joo Hyuk. Akting dia sebagai Nam Do San sangat luar biasa. Ekspresi yang dia tampilkan sangat menghidupkan karakter Nam Do San. Walaupun Nam Do San memiliki wajah tampan, kelakuannya sangat computer geek dan kikuk, dan Nam Joo Hyuk berhasil memperlihatkan itu semua.

Namun, tokoh favoritku adalah Han Ji Pyeong yang diperankan Kim Seon Ho. Han Ji Pyeong adalah tokoh yang kompleks—dia memiliki masa lalu yang sulit dan mengundang simpati. Dia itu baik banget, walaupun dia selalu berbicara kasar dan menusuk hati. Dia sangat peduli pada orang-orang yang dia sayang dan dia menunjukkan kepeduliannya itu bukan melalui kata-kata, tetapi aksi. Selain itu, investor keren satu ini memperlihatkan bahwa kritik itu bukan dimaksudkan untuk menjatuhkan seseorang, tetapi sebagai masukan.

Kalau dari segi perkembangan karakter, aku suka sekali dengan perkembangan karakter Won In Jae.  Aku merasa bangga padanya karena dia bisa menemukan sesuatu yang lebih besar yang ini dia raih dengan mendirikan perusahaan start-up daripada sekadar aktualisasi diri. Aku rasa, dibandingkan Seo Dal Mi, Won In Jae lebih cocok dijadikan role model perempuan yang independen dan sukses, karena Seo Dal Mi terlalu banyak bergantung pada Nam Do San.

Biarpun begitu, aku merasa ada beberapa kekurangan pada drama ini. Salah satunya adalah cerita yang terlalu banyak menitikberatkan pada romantismenya daripada membangun start-up-nya. Itu membuat judul denga nisi cerita jadi tidak sesuai. Suasana perusahaan start-up-nya pun lumayan luntur di akhir-akhir cerita.

Start-Up punya banyak soundtrack yang aku suka, antara lain: "Day & Night" oleh Jung Seung Hwan, "Running" oleh Gaho, dan "One Day" oleh Kim Feel. Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.

***

Good Manager (Chief Kim)

(2017)


Judul

:

Good Manager (Chief Kim)

Pembuat

:

Kim Sung Geun, Lee Jang Soo, Choi Tae Young

Sutradara

:

Lee Jae Hoon, Choi Yoon Suk

Pengarang

:

Park Jae Bum

Pengembang

:

Kim Sung Geun, Lee Jang Soo, Choi Tae Young

Produser eksekutif

:

Kim Sung Geun

Produser

:

Lee Eun Jin, Choi Jun Ho

Musim/Episode

:

1 Musim/16 Episode

Pemain

:

Namkoong Min, Nam Sang Mi, Lee Joon Ho, Kim Won Hae, Jung Hye Sung

Genre

:

Drama kantor, komedi

 

Good Manager (disingkat GM) adalah sebuah drama Korea bergenre drama kantor yang juga dikenal dengan judul Chief Kim. Drama ini bertema tentang kejahatan finansial, seperti korupsi, penggelapan pajak, fraud, dan penilapan. Kalian bisa menonton GM di Netflix.

Cerita berpusat pada sebuah perusahaan besar bernama TQ Group yang menjalankan bisnis di berbagai sektor, seperti pengiriman barang, ritel, dan kosmetik. Namun, suatu hari ada kejadian buruk di kantor pusat perusahaan itu, yaitu kasus bunuh diri oleh manajer Departemen Akuntansinya.

Sementara itu, ada seorang manajer keuangan yang bekerja untuk klub malam—dia bernama Kim Sung Ryong (Namkoong Min). Kim Sung Ryong adalah ahli dalam urusan kejahatan finansial perusahaan. Dia berkali-kali ditangkap polisi karena ulahnya itu, tetapi selalu dibebaskan karena tidak ada bukti yang cukup.

Kim Sung Ryong lalu menemukan iklan lowongan pekerjaan di TQ Group sebagai manager departemen akuntansi untuk mengisi kekosongan posisi itu akibat kasus bunuh diri tadi. Kim Sung Ryong melihat itu sebagai peluang besar untuk bisa menilap uang yang lebih banyak. Dia pun melamar kerja di sana dan diterima. Akan tetapi, setelah masuk ke perusahaan itu, dia mengalami banyak kejadian yang secara perlahan mengubah dia menjadi orang baik. Bahkan, dia jadi berjuang melawan keboborokan dan ketamakan para eksekutif di TQ Group.

Kalau kalian mencari drama Korea yang tidak ada romantis-romantisnya, drama ini tepat untuk kalian. Drama ini fokus pada permasalahan seputar korupsi perusahaan tanpa diperumit dengan konflik percintaan antartokohnya.

Drama ini membawakan berbagai sudut pandang atas kejahatan yang mungkin dilakukan perusahaan, seperti korupsi, eksploitasi pekerja, dan fraud. Drama GM memperlihatkan perspektif pelaku korupsi yang begitu tamak dan perspektif korban yang tertindas karena tidak punya kekuatan. Drama ini menunjukkan betapa kejamnya perilaku tamak para kapitalis jahat terhadap orang lain.

Namun, yang keren adalah drama ini menyampaikan masalah seserius itu dengan cara komedi. Kalian pasti tidak akan bosan melihat kelakuan Manajer Kim yang kocak. Manajer Kim membuat alur cerita tidak bisa diprediksi. Di setiap episode kita akan terkejut dan tertawa karena kelakuan kocak Manajer Kim dan yang lainnya.

Walaupun begitu, serial ini tidak selalu soal lucu-lucuan. Aku merasa sangat kasihan waktu Manajer Kim gagal mengeksekusi rencananya sehingga Departemen Akuntansi yang dia pimpin harus dibubarkan. Setelah itu, aku melihat sosok Manajer Kim yang biasanya ceria kini penuh keputusasaan dengan mata merah sembab karena menangis.

Di samping itu, aku juga senang sekali melihat chemistry Manajer Kim dengan Direktur Yul (Lee Joon Ho). Mereka berdua itu dua tokoh yang memiliki love hate relationship. Perkembangan hubungan mereka yang bermula dari lawan menjadi kawan itu seru banget untuk diikuti. Perkelahian mereka tidak pernah gagal membuat aku tertawa. Bahkan, berkat bromance mereka berdua di GM, Namkoong Min dan Lee Joon Ho pernah memenangkan penghargaan sebagai best couple.

Selain itu, soundtrack-nya yang berjudul "Must be the Money" oleh DinDin sangat aku suka. Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.

***

Baiklah, itu tadi adalah serial-serial TV terfavoritku di tahun 2020. Sekali lagi aku ingatkan bahwa itu semua adalah judul yang aku tonton saja. Maka, apabila ada judul bagus—seperti Money Heist atau The Mandalorian—tapi tidak masuk dalam daftar ini, itu mungkin karena aku belum menontonnya atau karena bukan termasuk favoritku. Aku harap tulisan ini bisa memberikan rekomendasi tontonan kalian untuk menghabiskan waktu di rumah aja selama pandemi ini. Ingat, tetap lakukan protokol kesehatan dan kurangi kegiatan di luar rumah. Selamat menonton, teman-teman!

Sebelumnya

Selanjutnya (Tahun 2021)

***


***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 

Komentar