Shokugeki no Souma (Food Wars)
Season 1-4
(2015—2020)
Judul
|
:
|
Shokugeki
no Soma (Food Wars!)
|
Sutradara
|
:
|
Yoshitomo
Yonetani
|
Pengarang
|
:
|
Michiko Itou
|
Musim/Episode
|
:
|
5 Musim
/86 Episode dan 5 Episode OVA
|
Pengisi
suara
|
:
|
Yoshitsugu
Matsuoka, Risa Taneda, Minami Takahashi, Natsuki Hanae
|
Genre
|
:
|
Cooking, komedi,
potongan kehidupan, shounen
|
Shokugeki no Soma (disingkat
SnS) adalah sebuah serial dengan format anime. Anime ini memiliki tema
masak-memasak, maka kalau kalian hobi masak atau gemar kulineran, kalian harus
banget nonton ini. Kalian bisa menonton SnS di Netflix dan Bilibili.tv.
SnS menceritakan perjuangan
seorang anak enam belas tahun, bernama Yukihira Soma (Yoshitsugu Matsuoka). Soma adalah anak seorang
pemilik kedai makan (diner). Soma
memiliki hobi memasak dan kemampuan memasaknya di atas rata-rata anak
seusianya. Soma belajar masak dari ayahnya yang memang sangat ahli. Mereka
kerap kali berduel masak, meskipun Soma selalu kalah.
Setelah tamat SMP, Soma
melanjutkan sekolah di sebuah SMA khusus, yaitu Akademi Totsuki, sebuah sekolah
menengah khusus untuk belajar dunia kuliner dan memasak. Anak-anak yang
bersekolah di sana adalah anak-anak orang kaya, sedangkan Soma hanyalah anak
pemilik kedai makan. Akan tetapi, Soma tidak minder dan malah termotivasi untuk
menjadi nomor satu di sekolahnya. Dia ingin membuktikan bahwa makanan lezat itu
tidak hanya makanan mewah dan mahal.
Untuk bisa mewujudkan ambisinya,
Soma harus bisa masuk menjadi anggota Elite 10. Elite 10 merupakan dewan yang
mewakili seluruh elemen sekolah dan kedudukannya setara dengan direktur
sekolah. Anggota Elite 10 adalah sepuluh murid paling hebat di
sekolah—peringkat satu sampai dengan sepuluh paralel dari semua angkatan. Kalau
Soma mau menjadi yang nomor satu di Akademi Totsuki, dia harus menduduki kursi
pertama di Elite 10.
Tentu saja Soma tidak mengalami
jalan mulus untuk bisa mewujudkan targetnya itu. Dia bertemu dengan banyak
rival dan rivalnya yang paling berbahaya ialah Nakiri Erina (Risa Taneda), cucu direktur
sekolah sekaligus anggota Elite 10 di kursi kesepuluh. Erina memiliki Lidah
Dewa atau God’s Tongue—lidahnya itu
memiliki indera pengecap yang luar biasa sehingga Erina mampu mengetahui
kekurangan suatu hidangan sekecil apapun itu.
Walaupun jalan itu sulit dan
banyak sekali saingan, Soma tetap percaya diri. Dia yakin pada kemampuannya dan
terus berjuang untuk bisa menjadi nomor satu di sekolahnya tersebut.
SnS merupakan anime dengan tema
masak-memasak pertama yang aku tonton. Oleh karena itu, semua permasalahan
serta alur cerita tidak dapat aku tebak sama sekali. Setiap episode selalu
membawa keseruan dan memunculkan rasa penasaran. Anime ini membuatku tidak bisa
berhenti menonton.
Kalian harus siap-siap menahan
lapar kalau menonton anime ini karena makanan yang disajikan di setiap
episodenya itu sangat menggugah selera. Makanan yang diperlihatkan di SnS
sangat beragam, mulai dari teknik memasak, bahan makanan, sampai cita rasa khas
daerahnya. Bahkan, tokoh-tokoh di anime ini mampu mengolah suatu bahan menjadi
makanan yang di luar imaginasi kita.
Kalau dari sisi pengembangan
karakter, menurutku Soma tidak begitu banyak mengalami perkembangan karena dari
awal dia sudah memiliki sikap positif. Perkembangan karakter yang dia alami
lebih ke arah untuk tidak overproud
‘bangga berlebihan’ pada diri sendiri. Soma menyadari bahwa dia masih butuh
banyak sekali belajar setelah beberapa kali kalah dalam duel masak. Dia jadi
bersyukur bersekolah di Akademi Totsuki karena bisa bertemu anak-anak sebayanya
yang lebih hebat darinya. Keberadaan rival membuat Soma terus termotivasi untuk
maju.
Tokoh lain yang sangat
berkembang adalah Tadokoro Megumi (Minami Takahashi), temannya Soma. Megumi awalnya sangat tidak
percaya diri pada dirinya dan bahkan, dia yakin sekali akan dikeluarkan dari
sekolah segera. Namun, sejak bertemu Soma, dia mulai menumbuhkan kepercayaan
dirinya.
Menurut aku, hikmah yang bisa
diambil dari anime ini adalah jangan takut gagal. Berkali-kali Soma gagal
membuat suatu resep, tapi dia tidak pernah berhenti. Soma juga tidak selalu
menang dalam duel masak, tapi dia tidak pernah menyerah. Di samping itu, anime
ini mengajarkan kita semangat unutk berkreasi. Kalau kata Soma dan ayahnya,
memasak itu seperti berpetualang di alam liar dan kita tidak pernah tahu akan
ada apa di depan sana, kecuali kita mencoba. Hikmah lainnya adalah mengenai
persaingan. Seorang rival dapat menjadi motivasi bagi kita untuk bergerak maju.
Seandainya Soma tidak bersekolah di Akademi Totsuki, dia tidak akan bertemu
teman-temannya dan tidak akan tergerak untuk mengembangkan diri sehingga
kemampuan memasaknya tidak akan berkembang.
Yang aku sayangkan dari anime
ini adalah season terakhirnya yang terkesan
terlalu terburu-buru diselesaikan. Akhir ceritanya diringkas sehingga berbeda
sekali dari versi manganya (komik). Di samping itu, teknik memasak yang
diperlihatkan di season 5 terlalu
tidak masuk akal sehingga cerita menjadi terlalu mengada-ada.
Ada beberapa soundtrack SnS yang aku suka, yaitu "Kibou no Uta" oleh Ultra Tower, "Chronos" oleh Stereo Dive Foundation, serta "Emblem" dan "Last Chapter" oleh Nano.Ripe. Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.
Itaewon Class
(2020)
Judul
|
:
|
Itaewon
Class
|
Sutradara
|
:
|
Kim Sung
Yoon
|
Pengarang
|
:
|
Gwang Jin
|
Pengembang
|
:
|
Kim Do Soo (Showbox)
|
Produser
eksekutif
|
:
|
Jo Joon
Hyung
|
Produser
|
:
|
Jung Soo
Jin, Lee Sang Yoon, Han Suk Won
|
Musim/Episode
|
:
|
1
Musim/16 Episode
|
Pemain
|
:
|
Park Seo
Joon, Kim Da Mi, Kwon Nara, Ahn Bo Hyun, Yoo Jae Myung
|
Genre
|
:
|
Drama balas dendam
|
Itaewon Class (disingkat
IC) adalah salah satu drama Korea yang happening
di tahun 2020. Drama Korea ini diadaptasi dari webtoon terkenal asal Korea
Selatan dengan judul serupa. Kalau SnS bertema masak-memasak, IC bertema bisnis
kuliner. Kalau kalian mau menontonnya, kalian bisa menontonnya di Netflix.
Tokoh utama di IC adalah pria
bernama Park Sae Roy (Park Seo Joon). Ketika dia masih SMA, Park Sae Roy
terlibat perkelahian dengan teman sekelasnya, yakni Jang Geun Won (Ahn Bo Hyun)
yang adalah anak dari bos ayahnya Park Sae Roy, yakni Pimpinan Jang Dae Hee
(Yoo Jae Myung). Pimpinan Jang Dae Hee adalah pemilik perusahaan franchise kuliner terbesar di Korea
Selatan yang bernama Jang Ga Group. Perkelahian mereka berdua merembet ke
hubungan antara kedua orang tua mereka. Akhirnya, Park Sae Roy dikeluarkan dari
sekolah dan ayahnya mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Seolah belum cukup malang
nasibnya Park Sae Roy, ayahnya meninggal dalam tabrak lari dan pelakunya adalah
Jang Geun Won. Namun, karena Jang Geun Won adalah anak orang kaya, dia dengan
mudah lolos dari hukum. Akan tetapi, Park Sae Roy yang tahu kebenaran itu dengan
gelap mata mencoba membunuh Jang Geun Won, tapi dia dihentikan oleh sahabatnya,
yaitu Oh Soo Ah (Kwon Nara), yang datang bersama polisi. Pada akhirnya, Park
Sae Roy harus dipenjara karena percobaan pembunuhan.
Bertahun-tahun kemudian, setelah
bebas dari penjara, Park Sae Roy hanya punya satu tujuan, yaitu balas dendam.
Dia akan membangun bisnis franchise makanannya
sendiri dan membuatnya menjadi besar hingga mengalahkan mengalahkan Jang Ga Group.
Dia akan membalas dendamnya dengan menghancurkan Jang Ga Group.
Drama IC ini sangat sedikit romantisnya. Unsur
percintaan hanya menjadi pemanis cerita, bukan inti cerita. Perjuangan
membangun bisnis dari nol sampai menjadi sukseslah yang menjadi inti cerita di
drama ini. Maka dari itu, drama ini cocok banget untuk kalian yang suka cerita perjuangan
orang yang from zero to hero.
Ada beberapa hal yang aku suka
dari drama ini, salah satunya adalah tokoh-tokohnya yang beragam. Park Sae Roy
memiliki beberapa pegawai dan uniknya adalah semua pegawainya itu tidak ada
yang datang dari latar belakang biasa-biasa aja—ada yang mantan narapidana,
transgender, anak haram, sosiopat, dan blasteran Korea berkulit hitam. Mereka
adalah orang-orang yang cenderung termarginalkan dalam masyarakat Korea Selatan,
tetapi Park Sae Roy tidak memedulikan itu. Aku suka sekali karena drama ini
begitu inklusif dan memberikan tempat bagi orang-orang yang terasingkan dalam
masyarakat.
Kemudian, karakter Park Sae Roy
adalah sosok yang bisa dijadikan teladan. Dia dengan teguh memegang prinsipnya.
Aku suka dengan motto hidupnya yang tidak peduli kata orang dan selalu
melakukan apa yang dia inginkan. Walaupun dia tidak hidup mulus, tetapi dia
membebaskan dirinya dari batasan-batasan sosial di masyarakat. Dia juga tekun
belajar dan berusaha serta mau menerima masukan orang lain.
Di samping Park Sae Roy, aku
suka sekali tokoh Oh Soo Ah. Dia cerdas dan cantik. Meskipun dia terlihat
munafik karena bekerja di Jang Ga Group, dia sebenarnya mengalami permasalahan
internal. Dia terombang-ambing antara pekerjaannya dan persahabatannya dengan
Park Sae Roy.
Tokoh yang tidak begitu menarik
menurutku justru adalah first female lead-nya,
Jo Yi Seo (Kim Da Mi). Dia adalah tokoh utama, tetapi dia tidak memiliki cerita
yang menarik, berbeda sekali dengan Park Sae Roy dan Oh Soo Ah. Menurut aku, Jo
Yi Seo ini mirip dengan Tsubasa (dari anime “Captain Tsunasa)—mereka berdua
selalu berhasil, tidak pernah gagal untuk mendapatkan apa yang mereka mau.
Bukannya mereka effortless ‘tidak
bersusah payah’, tetapi mereka seperti tidak mengalami jatuh bangun dalam
hidup.
Kemudian, aku suka sekali
hubungan antara Park Sae Roy dengan pegawai-pegawainya. Mereka sangat
menghormati Park Sae Roy dan yakin bahwa dia akan mewujudkan ambisinya. Itu
mengingatkan aku pada bagaimana kru Bajak Laut Topi Jerami menghormati Luffy
sebagai kapten mereka di anime One Piece.
Namun, ada beberapa kekurangan
yang aku rasakan di drama ini. Contohnya adalah episode-episode akhir yang sangat
mudah ditebak dan keluar jalur. Aku kecewa dengan penyelesaian ceritanya yang tidak
menekankan pada persaingan bisnis. Episode-episode akhir malah berfokus pada
hubungan Park Sae Roy dan Jo Yi Seo. Padahal, akhir cerita drama ini bisa lebih
baik lagi daripada itu.
Soundtrack IC yang aku suka adalah "Beginning" oleh Gaho. Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.
The Queen’s Gambit
(2020)
Judul
|
:
|
The Queen’s Gambit
|
Sutradara
|
:
|
Scott Frank
|
Pengarang
|
:
|
Scott
Frank, Walter Tevis (novel)
|
Produser
eksekutif
|
:
|
William
Horberg, Allan Scott, Scott Frank
|
Produser
|
:
|
Marcus
Loges, Mick Aniceto
|
Musim/Episode
|
:
|
1 Musim/7
Episode
|
Pemain
|
:
|
Anya
Taylor-Joy, Thomas Brodie-Sangster, Marielle Heller, Moses Ingram, Harry
Melling
|
Genre
|
:
|
Coming of age, drama sejarah
|
The Queen’s Gambit (disingkat
TQG) adalah serial TV terbatas yang paling banyak dicari di Netflix. TQG
menceritakan tentang perjalanan seorang anak perempuan bernama Beth Harmon
(Anya Taylor Joy) untuk menjadi pemain catur perempuan profesional.
Waktu kecil, Ibu Beth bunuh diri
lalu dia tinggal di panti asuhan. Di sana, dia bertemu dengan Pak Shaibel (Bill
Camp), seorang tukang bersih-bersih yang mengajarinya bermain catur. Tidak diduga,
rupanya Beth adalah seorang jenius catur.
Saat dia sudah remaja, Beth
mencoba peruntungannya dengan ikut turnamen catur. Dia memulai karirnya sebagai
atlet catur dari turnamen tingkat lokal. Walaupun perjalanannya panjang dan
tidak mudah, dia menargetkan dirinya untuk menjadi atlet catur terbaik di
dunia.
Serial satu ini termasuk serial
paling menarik di tahun 2020. Serial ini memiliki tema catur, tapi menariknya
adalah orang yang tidak begitu paham catur—bahkan yang tidak paham sama
sekali—dapat ikut menikmati cerita ini. Aku termasuk orang yang tidak paham
catur, tapi aku sangat menikmati setiap episode TQG, meskipun aku kebingungan
saat para tokoh asyik membahas strategi catur dan istilah-istilah lainnya.
Sosok Beth ini memiliki
perjalanan yang menarik untuk mencapai kesuksesannya. Dia memang adalah jenius
dan tekun, tetapi dia tidak selalu berhasil. Berulang kali Beth gagal atau
melakukan kesalahan, tetapi dia tidak pernah menyerah. Ketika ada kesempatan
berikutnya, dia selalu mencoba lagi. Kekalahan yang dia alami menjadi
pengalaman berharga untuk dia maju ke depan.
Kemudian, aku suka dengan tokoh
Alma Wheatley (Marielle Heller), ibu angkat Beth. Beth bukanlah anak
kandungnya, tetapi dia sangat suportif kepadanya. Dia menjadi sosok ibu yang
sudah lama Beth rindukan. Kalau dia dan Beth sedang berselisih pendapat, aku
merasa itu lucu karena mereka punya dua framework
‘kerangka berpikir’ yang beda—yang satu begitu peduli akurasi dalam
permainan catur; yang lainnya tidak paham apa-apa soal catur.
Aku suka sekali bagian ketika
Beth sedang kacau dan terpuruk, lalu teman lamanya, Jolene (Moses Ingram)
muncul. Saat itu, Beth sedang ada di titik terbawah dalam hidupnya dan tidak
punya siapa-siapa, lalu Jolene muncul dan menolong Beth keluar dari itu semua.
Dia mengajak Beth untuk kembali ke “akarnya”, ke titik awal tempat dia memulai
semuanya. Jolene mengingatkan Beth bahwa selalu ada orang yang mendukungnya.
Bagiku, itu bagian paling keren dari serial ini dan bisa menjadi pelajaran hidup.
Kalian bisa meliaht trailer-nya di sini.
Start-Up
(2020)
Start-Up adalah drama Korea yang sangat
ramai diperbincangkan selama masa penayangannya. Hampir setiap pekan, media
sosial ramai membicarakan drama satu ini. Ini adalah drama Korea yang paling
aku suka dari semua drama Korea yang aku tonton di tahun 2020. Aku pikir, Start-Up ada di peringkat kedua setelah Friends sebagai serial TV favoritku di
2020. Kalian bisa menonton Start-Up di
Netflix.
Start-Up bercerita tentang anak-anak muda yang ingin mewujudkan
mimpi mereka dengan mendirikan perusahaan rintisan atau biasa dikenal dengan
istilah start-up. Awalnya, ada seorang
perempuan, bernama Seo Dal Mi (Bae Suzy) yang ingin membuktikan kepada kakaknya,
Won In Jae (Kang Han Na), bahwa dia juga bisa menjadi CEO (chief executive officer) sukses. Seo Dal Mi berbohong dengan
mengatakan bahwa dia sedang mendirikan start-up
bersama sahabat pena lamanya yang bernama Nam Do San.
Padahal, Seo Dal Mi sendiri
tidak pernah bertemu Nam Do San. Bahkan, Nam Do San sebenarnya tidak ada. Dia
adalah sosok yang dibuat oleh neneknya Seo Dal Mi—Choi Won Deok (Kim Hae
Sook)—dan anak bernama Han Ji Pyeong (Kim Seon Ho) bertahun-tahun lalu untuk
menghibur Seo Dal Mi yang sedang mengalami banyak kesulitan waktu itu. Han Ji
Pyeong menuliskan surat atas nama Nam Do San dan menjadi sahabat penanya.
Seo Dal Mi, walaupun tidak punya
petunjuk keberadaan Nam Do San, tetap bertekad mencarinya. Sementara itu, Han
Ji Pyeong diam-diam juga mencari Nam Do San yang asli (Nam Joo Hyuk). Dia
meminta agar Nam Do San mau berpura-pura menjadi Nam Do San sahabat penanya Seo
Dal Mi. Nam Do San setuju membantu dan bahkan, rupanya Nam Do San jatuh cinta
pada gadis itu sejak pertemuan pertama. Nam Do San kemudian bertekad untuk
menjadi pengusaha start-up hebat demi
mewujudkan mimpinya, yakni membuat Seo Dal Mi bangga padanya.
Yang paling pertama mau aku
apresiasi adalah alur ceritanya—aku berikan apresiasiku kepada penulis ceritanya,
Park Hye Run. Alur cerita Start-Up sangat
bagus dan emosional. Di episode pertama, penonton disuguhkan cerita yang luar
biasa mengharukan dari para tokoh utama. Episode pertama menjadi latar belakang
cerita yang sangat kuat untuk episode-episode berikutnya.
Kemudian, drama ini memiliki
konflik percintaan yang bikin geregetan penonton. Cinta segitiga antara Seo Dal
Mi, Nam Do San, dan Han Ji Pyeong sukses memecah belah para penonton layaknya
pemilihan presiden. Setiap minggu, Tim Do San dan Tim Ji Pyeong selalu berkelahi
di media sosial.
Akan
tetapi, Start-Up bukan hanya tentang
percintaan. Drama Korea ini juga memiliki permasalahan lain yang menjiwai alur
cerita, seperti persaingan saudara antara Seo Dal Mi dan Won In Jae serta perjuangan
membangun dan mengembangkan bisnis start-up.
Ada banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari drama ini.
Kemudian, aku memberi dua jempol
untuk akting Nam Joo Hyuk. Akting dia sebagai Nam Do San sangat luar biasa.
Ekspresi yang dia tampilkan sangat menghidupkan karakter Nam Do San. Walaupun
Nam Do San memiliki wajah tampan, kelakuannya sangat computer geek dan kikuk, dan Nam Joo Hyuk berhasil memperlihatkan itu semua.
Namun, tokoh favoritku adalah
Han Ji Pyeong yang diperankan Kim Seon Ho. Han Ji Pyeong adalah tokoh yang
kompleks—dia memiliki masa lalu yang sulit dan mengundang simpati. Dia itu baik
banget, walaupun dia selalu berbicara kasar dan menusuk hati. Dia sangat peduli
pada orang-orang yang dia sayang dan dia menunjukkan kepeduliannya itu bukan
melalui kata-kata, tetapi aksi. Selain itu, investor keren satu ini
memperlihatkan bahwa kritik itu bukan dimaksudkan untuk menjatuhkan seseorang,
tetapi sebagai masukan.
Kalau dari segi perkembangan
karakter, aku suka sekali dengan perkembangan karakter Won In Jae. Aku merasa bangga padanya karena dia bisa
menemukan sesuatu yang lebih besar yang ini dia raih dengan mendirikan
perusahaan start-up daripada sekadar
aktualisasi diri. Aku rasa,
dibandingkan Seo Dal Mi, Won In Jae lebih cocok dijadikan role model perempuan yang independen dan sukses, karena Seo Dal Mi
terlalu banyak bergantung pada Nam Do San.
Biarpun begitu, aku merasa ada
beberapa kekurangan pada drama ini. Salah satunya adalah cerita yang terlalu
banyak menitikberatkan pada romantismenya daripada membangun start-up-nya. Itu membuat judul denga
nisi cerita jadi tidak sesuai. Suasana perusahaan start-up-nya pun lumayan luntur di akhir-akhir cerita.
Start-Up punya banyak soundtrack yang aku suka, antara lain: "Day & Night" oleh Jung Seung Hwan, "Running" oleh Gaho, dan "One Day" oleh Kim Feel. Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.
Good Manager (Chief Kim)
(2017)
Judul
|
:
|
Good
Manager (Chief Kim)
|
Pembuat
|
:
|
Kim Sung
Geun, Lee Jang Soo, Choi Tae Young
|
Sutradara
|
:
|
Lee Jae
Hoon, Choi Yoon Suk
|
Pengarang
|
:
|
Park Jae Bum
|
Pengembang
|
:
|
Kim Sung Geun, Lee Jang Soo, Choi Tae Young
|
Produser
eksekutif
|
:
|
Kim Sung Geun
|
Produser
|
:
|
Lee Eun Jin, Choi Jun Ho
|
Musim/Episode
|
:
|
1
Musim/16 Episode
|
Pemain
|
:
|
Namkoong
Min, Nam Sang Mi, Lee Joon Ho, Kim Won Hae, Jung Hye Sung
|
Genre
|
:
|
Drama
kantor, komedi
|
Good Manager (disingkat GM) adalah sebuah drama
Korea bergenre drama kantor yang juga dikenal dengan judul Chief Kim. Drama ini bertema tentang kejahatan finansial, seperti
korupsi, penggelapan pajak, fraud, dan penilapan. Kalian bisa menonton GM di
Netflix.
Cerita berpusat pada sebuah
perusahaan besar bernama TQ Group yang menjalankan bisnis di berbagai sektor,
seperti pengiriman barang, ritel, dan kosmetik. Namun, suatu hari ada kejadian
buruk di kantor pusat perusahaan itu, yaitu kasus bunuh diri oleh manajer Departemen
Akuntansinya.
Sementara itu, ada seorang
manajer keuangan yang bekerja untuk klub malam—dia bernama Kim Sung Ryong
(Namkoong Min). Kim Sung Ryong adalah ahli dalam urusan kejahatan finansial
perusahaan. Dia berkali-kali ditangkap polisi karena ulahnya itu, tetapi selalu
dibebaskan karena tidak ada bukti yang cukup.
Kim Sung Ryong lalu menemukan
iklan lowongan pekerjaan di TQ Group sebagai manager departemen akuntansi untuk
mengisi kekosongan posisi itu akibat kasus bunuh diri tadi. Kim Sung Ryong
melihat itu sebagai peluang besar untuk bisa menilap uang yang lebih banyak.
Dia pun melamar kerja di sana dan diterima. Akan tetapi, setelah masuk ke
perusahaan itu, dia mengalami banyak kejadian yang secara perlahan mengubah dia
menjadi orang baik. Bahkan, dia jadi berjuang melawan keboborokan dan ketamakan
para eksekutif di TQ Group.
Kalau kalian mencari drama Korea
yang tidak ada romantis-romantisnya, drama ini tepat untuk kalian. Drama ini
fokus pada permasalahan seputar korupsi perusahaan tanpa diperumit dengan
konflik percintaan antartokohnya.
Drama ini membawakan berbagai
sudut pandang atas kejahatan yang mungkin dilakukan perusahaan, seperti
korupsi, eksploitasi pekerja, dan fraud. Drama GM memperlihatkan perspektif
pelaku korupsi yang begitu tamak dan perspektif korban yang tertindas karena
tidak punya kekuatan. Drama ini menunjukkan betapa kejamnya perilaku tamak para
kapitalis jahat terhadap orang lain.
Namun, yang keren adalah drama
ini menyampaikan masalah seserius itu dengan cara komedi. Kalian pasti tidak
akan bosan melihat kelakuan Manajer Kim yang kocak. Manajer Kim membuat alur
cerita tidak bisa diprediksi. Di setiap episode kita akan terkejut dan tertawa
karena kelakuan kocak Manajer Kim dan yang lainnya.
Walaupun begitu, serial ini
tidak selalu soal lucu-lucuan. Aku merasa sangat kasihan waktu Manajer Kim
gagal mengeksekusi rencananya sehingga Departemen Akuntansi yang dia pimpin
harus dibubarkan. Setelah itu, aku melihat sosok Manajer Kim yang biasanya
ceria kini penuh keputusasaan dengan mata merah sembab karena menangis.
Di samping itu, aku juga senang
sekali melihat chemistry Manajer Kim
dengan Direktur Yul (Lee Joon Ho). Mereka berdua itu dua tokoh yang memiliki love hate relationship. Perkembangan
hubungan mereka yang bermula dari lawan menjadi kawan itu seru banget untuk
diikuti. Perkelahian mereka tidak pernah gagal membuat aku tertawa. Bahkan,
berkat bromance mereka berdua di GM,
Namkoong Min dan Lee Joon Ho pernah memenangkan penghargaan sebagai best couple.
Selain itu, soundtrack-nya yang berjudul "Must be the Money" oleh DinDin sangat aku suka. Kalian bisa melihat trailer-nya di sini.
***
Baiklah, itu tadi adalah serial-serial TV terfavoritku di tahun 2020.
Sekali lagi aku ingatkan bahwa itu semua adalah judul yang aku tonton saja.
Maka, apabila ada judul bagus—seperti Money
Heist atau The Mandalorian—tapi
tidak masuk dalam daftar ini, itu mungkin karena aku belum menontonnya atau
karena bukan termasuk favoritku. Aku harap tulisan ini bisa memberikan
rekomendasi tontonan kalian untuk menghabiskan waktu di rumah aja selama
pandemi ini. Ingat, tetap lakukan protokol kesehatan dan kurangi kegiatan di
luar rumah. Selamat menonton, teman-teman!
Sebelumnya
Selanjutnya (Tahun 2021)
***
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar