Mengenai
Wabah Corona: Kenalan Singkat dengan Covid-19
Keluar
pakai masker dan sedia hand sanitizer sepertinya sudah menjadi kewajiban
bagi orang-orang belakangan ini. Bukan karena sedang tren, tapi demi tidak
tertular penyakit yang kini mewabah. Tentu saja bukan flu atau demam berdarah
(meskipun kedua penyakit itu juga sering terjadi, apalagi di musim hujan
begini), melainkan virus corona yang sudah tersebar ke lebih dari 80 negara
itu. Hingga kini, per 11 Maret 2020 pukul 19.26, sudah ada 121.238 kasus yg
dilaporkan di seluruh dunia, berdasarkan data dari worldometer.info.
Seberapa
letal virus ini? Sejauh ini, sudah ada 4.378 pasien yang meninggal atau sekitar
3,6% dari seluruh kasus yang sudah dilaporkan. Jangan risau dulu, jumlah pasien
yang dinyatakan sembuh ada 66.908 orang atau sekitar 55,2%. Kebanyakan dari
pasien yang meninggal tersebut memang memiliki imunitas yang sudah menurun,
karena kebanyakan dari mereka adalah orang lanjut usia dan orang-orang yang
juga menderita penyakit lain sebelumnya (pre-existing disease). Akan
tetapi, mengingat virus ini adalah virus baru dan masih dibutuhkan banyak
penelitian terhadapnya, lebih baik kita tidak segera menyimpulkan bahwa virus
ini tidak berbahaya.
Eiiitss…Tapi
jangan keburu panik juga. Memang bukan warga +62 kalau tidak heboh. Sejak awal
kasus ini, dunia maya sangat dihebohkan dengan informasi-informasi yang simpang
siur, yang mana kebanyakan merupakan informasi ngawur. Ada yang bilang virus
ini membuat orang seperti zombie, ada yang bilang virus ini adalah cara
pemerintah Cina untuk mengendalikan populasi, ada yang bilang virus ini buatan
Amerika Serikat. Bahkan, para pemuka agama di negara kita dengan asal bicaranya
mengatakan virus corona adalah bentuk azab bagi Cina atas perlakuan mereka
terhadap kaum muslim Uighur. Pokoknya banyak deh informasi-informasi ngawur
itu.
Virus
corona memang berbahaya, tetapi informasi ngawur semacam itu jauh lebih
berbahaya. Mungkin contoh-contoh tadi adalah informasi yang tidak mudah untuk dipercaya,
tapi tidak sedikit informasi kurang tepat lainnya yang tersebar dan dipercaya
orang-orang. Informasi tersebut berbahaya karena mendorong orang-orang
bertindak gegabah yang ujung-ujungnya membuat kita semua susah.
Oleh
sebab itu, kita perlu mengenali dulu apa-apa saja yang penting diketahui
mengenai virus corona ini dan penyakit yang dibawanya. Siap-siap, pastikan
kalian memberikan kesan pertama yang baik karena kita akan berkenalan dengan
SARS-CoV-2, virus baru yang sekarang ini mencoba menyapa Homo sapiens.
Apa itu virus corona?
Pertama-tama,
perlu diketahui virus itu beda dari bakteri. Bakteri merupakan makhluk hidup,
sementara virus bukan. Virus itu parasit obligat yang aktif (bukan hidup,
karena bukan makhluk hidup) ketika berada di sel inang yang tepat. Virus memiliki
asam nukleat yang membawa materi genetiknya, tetapi hanya satu jenis – entah
itu DNA atau RNA, sementara sel makhluk hidup memiliki keduanya. Virus ada
banyak sekali jenisnya dan juga memiliki klasifikasi sendiri. Sederhananya,
virus dibedakan menjadi virus DNA dan virus RNA.
Coronavirus
adalah famili besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa
sampai penyakit seperti middle east respiratory syndrome (MERS) dan severe
acute respiratory syndrome (SARS). Virus corona yang sekarang ini mewabah
merupakan virus yang sama sekali baru dan belum pernah diidentifikasi
sebelumnya. Virus ini disebut novel coronavirus atau 2019-nCoV.
Virus
corona adalah virus yang berasal dari binatang. Contohnya adalah
SARS-CoV-1 yang berasal dari musang (civet cat) dan menyebabkan penyakit
SARS serta MERS-CoV yang berasal dari unta dan menyebabkan MERS. Ada banyak
sekali jenis virus corona yang sudah diidentifikasi di dunia ini yang bersirkulasi
di kerajaan animalia dan belum menjangkit manusia. Ingat, belum bukan
tidak – virus juga bermutasi sehingga suatu saat akan ada
virus baru yang bisa saja menyerang manusia, seperti halnya 2019-nCoV ini.
Virus
corona yang tengah menjadi momok dunia ini mulanya disebut virus Wuhan,
karena kasus pertama virus ini berasal dari Kota Wuhan, Cina. Kemudian, Badan
Kesehatan Dunia (WHO) meresmikan nama virus Wuhan ini, yakni SARS-CoV-2.
Virus ini memiliki banyak kemiripan genetik dengan SARS-CoV-1 yang menginfeksi
lebih dari 8.000 orang pada tahun 2003 dulu.
Sementara
itu, nama penyakit yang diakibatkan SARS-CoV-2 disebut covid-19. Kata
“co” berasal dari corona, kata “vi” dari virus, dan “d” dari disease ‘penyakit’,
sedangkan 19 dari 2019.
Setelah
ini, kita akan menggunakan nama SARS-CoV-2 atau virus Wuhan untuk
merujuk ke virus corona yang sedang mewabah ini. Kita tidak menggunakan sebutan
“virus corona” sebab itu mengacu ke famili virus, bukan ke spesiesnya.
Dari mana SARS-CoV-2 berasal dan bagaimana
penularannya?
Menurut
klasifikasinya, SARS-CoV-2 adalah jenis betacoronavirus. Betacoronavirus
adalah salah satu dari empat jenis coronavirus, subfamili Orthocoronavirinae, famili
Coronaviridae, dan ordo Nidovirales. Betacoronavirus adalah virus zoonotik yang
memiliki envelope (lapisan pelindung virus) dan asam nukleat RNA dengan
sense positif. Virus zoonotik sendiri adalah virus yang menyebabkan penyakit
yang bisa menular secara alami dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Dugaan
paling besar saat ini, SARS-CoV-2 berasal dari pasar Huanan, Wuhan, Cina.
Di Pasar Huanan, orang-orang memperjual-belikan berbagai jenis hewan untuk
dikonsumsi, termasuk hewan liar dan diduga virus ini berasal dari hewan liar
yang dijual di sana. Dugaan ini diperkuat dengan fakta bahwa pasien-pasien
pertama dari covid-19 adalah para pedagang, pembeli langganan, dan orang-orang
lain yang terhubung dengan pasar tersebut.
 |
Huanan Seafood Market, Wuhan, China |
Menurut
Journal of Medical Virology, yang dilansir dari Kumparan (24/01), virus
Wuhan kemungkinan berasal dari ular. Setelah melalui beberapa penelitian,
virus Wuhan memiliki banyak kemiripan dengan jenis virus corona yang biasa
menyerang ular. Namun, belum jelas bagaimana bisa virus ini beradaptasi dari
hewan berdarah dingin (ular) ke hewan berdarah panas (manusia). Di sisi lain,
sekelompok ilmuwan di Wuhan Institute for Virology, sebagaimana yang
dikutip dari Kumparan (24/01), mengatakan bahwa materi genetik virus Wuhan
96% identik dengan virus corona yang menginfeksi kelelawar. Dugaan tersebut
kemungkinan lebih tepat karena baik kelelawar dan manusia sama-sama hewan
berdarah panas.
Sejauh
ini, diduga virus Wuhan yang mulanya ada di hewan dapat menginfeksi manusia
karena orang-orang Wuhan mengonsumsi hewan-hewan yang terinfeksi virus tersebut
– orang-orang Wuhan terbiasa memakan hewan liar, seperti ular dan kelelawar. Namun,
belum ada penelitian lebih lanjut yang bisa memberikan penjelasan yang
lebih meyakinkan sekarang ini karena kota Wuhan sendiri sudah ditutup (lock
down). Jadi, sejauh ini itulah penjelasan paling masuk akal mengenai sumber
virus ini.
Kemudian,
apakah kalau kita dekat dengan hewan yang terjangkit virus Wuhan dapat membuat
kita tertular juga? Jawabannya adalah tidak. Sampai sekarang, belum ada
kasus di mana manusia tertular penyakit covid-19 secara alami dari hewan.
Penularan yang disebabkan hewan terjadi karena manusia memakan daging hewan
yang terinfeksi virus tersebut, dan biasanya daging tersebut dimasak kurang
matang atau disajikan mentah. Oleh sebab itu, virus Wuhan ini dikatakan
tidak 100% zoonotik, artinya hewan yang terserang penyakit covid-19 tidak
dapat secara alami menularkannya ke manusia. Mengutip ucapan pakar kesehatan
dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Dr. Telly Kamelia, dari Tempo, bahwa
rantai penularan virus corona (SARS-CoV-2) dari binatang ke manusia masih bisa
terjadi, meskipun prevalensinya saat ini sudah kecil, yakni sekitar 3%.
Mulanya, virus Wuhan dikabarkan
hanya menular dari binatang ke manusia, tapi kini penularan dari manusia ke manusia sudah terjadi. Kemungkinan besar
penularan tersebut terjadi karena virus ini mengalami mutasi yang kemudian
memungkinkan penularan manusia-manusia terjadi.
Tingkat penularan virus diukur
dengan angka reproduksi dasar (R0). Angka reproduksi dasar (R0), dalam
epidemologi, adalah angka yang menunjukkan jumlah infeksi baru yang diakibatkan
oleh setiap orang yang terinfeksi. Nilai R0 untuk SARS-CoV-2 diperkirakan
adalah 1,4 – 3,8, artinya satu pasien covid-19 dapat menularkan penyakitnya
ke 1 – 4 orang lain.
Covid-19 adalah penyakit yang
menyerang organ pernapasan. Secara umum, penyakit seperti covid-19
ditularkan dari droplets, cairan yang dikeluarkan seseorang ketika bersin
dan batuk. Kita bisa tertular covid-19 ketika menghirup droplets dari orang
yang positif covid-19 atau ketika menyentuh benda-benda yang terkontaminasi
droplets yang mengandung virus Wuhan.
Apa saja gejala yang ditunjukkan pasien covid-19?
Penyakit
covid-19 memiliki beberapa gejala, mulai dari ringan sampai berat. Gejala
ringan yang umumnya diperlihatkan adalah demam, batuk kering, sesak napas,
dan kelelahan serta nyeri otot. Sementara itu, gejala berat yang
ditunjukkan antara lain pneumonia, gangguan akut saluran pernapasan, gagal ginjal,
sampai kematian.
Mengutip
artikel di Kumparan (06/03), sebuah studi reviu covid-19 yang terbit pada 28
Februari di Journal of American Medical Association (JAMA) yang
dilakukan terhadap pasien rawat inap, gejala yang ditunjukkan para pasien: 83%
- 98% mengalami demam, 76% - 82% mengalami batuk kering, dan 11% - 44%
mengalami kelalahan dan nyeri otot.
Bagaimana cara pencegehan agar tidak tertular?
Untuk
mencegah diri kita tertular penyakit covid-19 ini, yang perlu dilakukan pada
dasarnya adalah mempraktikan kebiasaan hidup sehat. Pertama, rajin mencuci
tangan dengan rutin dan benar. Cuci tangan kalian dengan teratur dan benar
dengan menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer)
atau sabun dan air, sebab hand sanitizer dan sabun dan air dapat
membunuh virus yang bisa jadi ada di tangan kita.
Kedua,
jaga jarak ketika berinteraksi atau berada dekat dengan orang yang batuk dan
bersin. Jaga jarak paling tidak 1 – 2 meter dari mereka agar tidak
menghirup droplets yang mereka keluarkan ketika batuk atau bersin. Namun, hasil
penelitian dari jurnal ilmiah Practical Preventive Medicine, yang
dikutip dari Kumparan (10/03), mengatakan bahwa dalam lingkungan tertutup
dengan pendingin udara, jarak transmisi (penyebaran) virus corona akan melebihi
jarak aman yang sudah diketahui secara umum. Penelitian itu mengatakan, dalam
ruangan tertutup dengan AC, SARS-CoV-2 bisa berstransmisi sampai jarak 4,5
meter (sementara jarak aman yang dihimbau adalah 1 – 2 meter). Oleh sebab
itu, kita perlu lebih hati-hati ketika di dalam ruang tertutup yang ber-AC.
Ketiga
hindari menyentuh area wajah. SARS-CoV-2 dapat masuk ke tubuh kita melalui
hidung, mulut, dan mata. Oleh karena itu, kita perlu mengurangi memegang wajah
kita, terutama di tiga organ tadi.
Keempat,
apabila kita mau bersin atau batuk, tutup hidung atau mulut kita dengan siku
yang ditekuk, bukan dengan telapak tangan.
Ketika
kita merasa kurang enak badan, sebaiknya jangan keluar rumah. Apabila
gejala-gejala tadi muncul, langsung cari pertolongan medis terdekat,
seperti puskesmas.
Salah
satu cara yang cukup baik untuk mengurangi transmisi virus tersebut adalah
dengan menggunakan masker. Tentu saja masker cukup efektif dalam hal
ini, tetapi permasalahannya adalah masker kini menjadi barang yang langka. Sejak
berita bahwa covid-19 sudah sampai di Indonesia, orang-orang berburu masker
agar terhindar dari penyakit baru tersebut.

Akan
tetapi, tidak semua orang perlu mengenakan masker. Masker hanya harus digunakan
oleh para tenaga medis yang menangani pasien yang mengidap covid-19.
Selain mereka, tentu saja masker harus digunakan oleh orang yang menunjukkan
gejala-gejala tadi, misalnya batuk dan flu. Kemudian, apabila kalian mau
menjenguk pasien covid-19, sebaiknya kalian memakai masker. Namun, yang
paling membutuhkannya adalah orang-orang di luar sana yang memang sakit dan
menurut dokter mereka harus menggunakan masker. Maka dari itu, jika kalian
sehat-sehat saja, tidak menunjukkan gejala penyakit, tidak dihimbau dokter
menggunakan masker, tidak sedang menjenguk pasien, atau tidak sedang menangani
pasien yang mengidap penyakit covid-19, kalian tidak usah membeli masker,
apalagi dalam jumlah banyak.
Kemudian,
kalian juga harus memperhatikan cara memakai masker yang tepat agar efektif.
Pertama, sebelum memakainya, cuci tangan kalian dengan bersih – tentu
saja dengan hand sanitizer atau air dan sabun. Kedua, pastikan masker
menutup hidung dan mulut kalian, serta pastikan tidak ada celah antara
wajah kalian dengan masker. Ketiga, hindari memegang bagian depan masker
ketika sedang digunakan; kalau terlanjur memegangnya, jangan lupa untuk mencuci
tangan setelahnya – ya, tetap harus dengan hand sanitizer atau air dan
sabun. Keempat, segera ganti masker dengan yang baru jika sudah lembab dan
basah; jangan menggunakan kembali masker sekali pakai. Kelima, saat mau
melepas masker, lepas masker dari belakang, jangan sentuh bagian depannya,
lalu buang ke tempat sampah – dan tentu saja, cuci tangan lagi dengan hand
sanitizer atau air dan sabun.
Mitos-mitos dan informasi apa saja yang perlu
diluruskan mengenai penyakit ini?
Penyakit
covid-19 ini adalah penyakit baru yang didatangkan oleh virus, yakni
SARS-CoV-2, yang sama sekali baru. Masih banyak sekali informasi yang perlu
digali lebih dalam oleh para ahli di bidangnya. Di situasi-situasi kekurangan
informasi ini, ditambah dengan kepanikan yang ada, orang-orang akan termakan penjelasan-penjelasan
yang belum terbukti benar (bahkan penjelasan yang ngawur sekalipun).
Maka
dari itu, penting sekali sebetulnya untuk tahu penjelasan yang tepat mengenai
mitos-mitos dan informasi-informasi yang ada mengenai covid-19 ini. Berikut ini
ada beberapa penjelasan dari halaman situs WHO tentang mitos dan informasi yang
berseliweran di dunia maya tentang covid-19 yang perlu kalian tahu.
Pertama,
apa mandi dengan air panas bisa mencegah diri kita tertular covid-19?
Jawabannya, tidak. Manusia itu termasuk hewan berdarah panas, artinya tubuh
manusia akan menjaga suhunya, yakni 36,5⁰C - 37⁰C, terlepas berapapun suhu
lingkungannya. Oleh sebab itu, mandi air panas tidak akan menaikkan suhu
tubuh kita. Bahkan, mandi dengan air yang terlalu panas bisa berbahaya,
tentu saja.
Kedua,
apa kita bisa tertular covid-19 melalui produk-produk import dari Cina?
Jawabannya tidak. Barang-barang made in China yang diimport dari Cina,
atau barang-barang dari negara-negara lain yang sudah melaporkan adanya kasus
covid-19, tidak dapat menularkan penyakit tersebut. Memang benar virus Wuhan
dapat bertahan di permukaan benda sampai beberapa hari, tetapi amat tidak
mungkin virus itu bisa bertahan setelah melalui perjalanan jauh dan terekspos
ke lingkungan dan suhu yang berbeda.
Ketiga,
apa penyakit covid-19 bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk? Banyak
penyakit yang menular melalui vektor nyamuk, seperti DBD dan malaria, tapi belum
ada catatan atau bukti bahwa covid-19 bisa menular melalui gigitan nyamuk.
Eiiitss… jangan senang hati dulu – jangan sampai kita lalai terhadap gigitan
serangga kecil satu itu. Perlu diingat, beberapa minggu terakhir hujan turun
dan itu merupakan waktu yang pas untuk nyamuk berkembang biak. Kembali ke
covid-19.

Keempat,
apakah kita bisa tertular covid-19 dari hewan peliharaan kita? Untuk saat
ini, belum ada kasus yang mengatakan bahwa ada pasien tertular dari hewan
peliharaannya. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, prevalensinya
sangat kecil untuk tertular covid-19 dari hewan, meskipun itu bukan berarti
tidak bisa terjadi. SARS-CoV-2 sendiri bukanlah virus zoonotic 100%
(berdasarkan penelitian yang sejauh ini ada) dan penularan hewan-manusia yang sampai
saat ini terjadi disebabkan karena mengonsumsi daging yang tidak matang atau
mentah dari hewan yang terinfeksi virus tersebut. Akan tetapi, kita tetap
harus berjaga-jaga dengan mencuci tangan menggunakan hand sanitizer atau
air dan sabun setiap selesai bermain dengan hewan peliharaan kita karena bisa
saja ada virus atau bakteri lain yang bisa menginfeksi kita.

Kelima,
seberapa efektif thermal scanner dan thermal gun dalam mendeteksi
covid-19? Pada dasarnya, thermal scanner dan thermal gun
digunakan
untuk mendeteksi suhu tubuh yang abnormal. Alat-alat tersebut menjadi
efektif ketika si penderita menunjukkan gejala demam. Namun, kebanyakan
pasien covid-19 tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut sampai beberapa hari
setelah mereka terinfeksi. Bahkan, beberapa pasien tidak menunjukkan gejala
demam sama sekali. Maka dari itu, ketika kalian lolos thermal scanner atau
thermal gun, bukan berarti kalian negatif covid-19. Ataupun jika kalian
tidak lolos thermal scan, belum tentu kalian positif covid-19, karena
bisa saja kalian mengidap penyakit lain yang gejalanya juga demam. Maka, untuk
kalian yang baru saja pulang setelah liburan di luar negeri, kalian sebaiknya segera
memeriksakan diri kalian ke dokter jika timbul gejala-gejala tadi, meskipun
saat di bandara kalian lolos thermal scanner dan thermal gun.

Keenam, apakah mengonsumsi
bawang putih, jahe, atau tanaman herbal lainnya dapat mencegah dan menyembuhkan
covid-19? Sejauh ini, belum ada penelitian yang bisa membuktikan itu.
Bawang putih, jahe, dan tanaman herbal lainnya memiliki khasiat yang dapat
meningkatkan imun tubuh. Jadi, untuk mencegah diri kita dari penyakit tersebut,
dapat dibilang cukup berpengaruh – meskipun yang paling baik adalah dengan
rajin mencuci tangan. Namun, tanaman-tanaman tersebut tidak bisa
menyembuhkan menyembuhkan ini.

Ketujuh, apakah covid-19 bisa
dicegah atau diobati dengan antibiotik? Jawabannya tidak. Antibiotik
efektif untuk membunuh bakteri, bukan virus. Sesuai penjelasan sebelumnya,
virus bukanlah makhluk hidup, bukan sel hidup; antibiotik hanya bisa membunuh
sel hidup. Artinya, antibiotik tidak dapat membunuh virus. Penyakit
yang disebabkan virus dapat disembuhkan dan dicegah dengan vaksin, tetapi
sampai saat ini vaksin untuk SARS-CoV-2 masih dikerjakan para ahli. Untuk itu,
yang perlu kita lakukan adalah menjaga pola hidup sehat untuk menjaga imunitas
tubuh. Preventing is better than curing, especially when the cure is yet to
be invented.
Oke, itu adalah tujuh mitos dan
informasi mengenai penyakit covid-19 ini. Masih ada banyak lagi yang lainnya
dan kalian bisa mengeceknya sendiri di laman resmi WHO di sini.
***
Itu tadi adalah sedikit
perkenalan kita dengan SARS-CoV-2, virus jenis baru yang tiga bulan belakangan
ini menjadi perhatian Homo sapiens sedunia. Masih sangat sedikit
informasi yang didapat mengenai baik SARS-CoV-2 dan penyakit yang ia sebabkan. Oleh
karena itu, kalian jangan sampai termakan informasi-informasi ngawur yang
tersebar di media sosial ataupun di media-media berita daring. Jangan asal
percaya dengan berita dan perhatikanlah kata-kata seperti “diduga” dan
“dipercaya.” Jangan sampai langsung panik pula memborong masker dan sembako di
toko-toko. Masih banyak orang di luar sana yang lebih membutuhkan masker dan
sembako itu daripada kita yang sehat-sehat dan berkecukupan ini.

Yang perlu kita lakukan adalah
tentu saja, jangan panik, tetap mencari informasi dari sumber kredibel, menjaga
kesehatan, dan jangan lupa rajin mencuci tangan. Kalau kalian punya informasi tentang SARS-CoV-2 dan covid-19, kalian bisa share itu di kolom komentar. Atau kalau ada informasi yang kurang tepat di atas, kalian juga bisa perbaiki itu di kolom komentar. Stay healthy everyone! 😊
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
***
Referensi
Aida, Nur Rohmi. 2020. "Mengenal Hubungan
SARS-CoV-2 dan Covid-19 Kaitannya Virus Corona, Berikut Penjelasannya." Kompas.
Februari 24. Accessed Maret 7, 2020.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/24/213251265/mengenal-hubungan-sars-cov-2-dan-covid-19-kaitannya-virus-corona-berikut?page=2.
Antara. 2020. "Benarkah Virus Corona Bisa Menular dari
Hewan? Pakar Beri Jawaban." Tempo. Maret 6. Accessed Maret 8,
2020.
https://gaya.tempo.co/read/1316441/benarkah-virus-corona-bisa-menular-dari-hewan-pakar-beri-jawaban.
Centers Disease Control and Prevention. 2020. Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19). Maret 9. Accessed Maret 9, 2020.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/summary.html.
Faradila, Selli Nisrina. 2020. "Alasan Hewan Liar
Diduga Jadi Penyebab Utama Wabah Virus Corona." Kumparan. Januari
24. Accessed Maret 7, 2020.
https://kumparan.com/kumparansains/alasan-hewan-liar-diduga-jadi-penyebab-utama-wabah-virus-corona-1shfvbvApKt?utm_source=kumApp&utm_campaign=share&shareID=nNqwivWt7wEP.
—. 2020. "Perbedaan Virus Corona dan Flu Biasa, Mulai
dari Gejala hingga Penularan." Kumparan. Maret 6. Accessed Maretq
9, 2020.
https://kumparan.com/kumparansains/perbedaan-virus-corona-dan-flu-biasa-mulai-dari-gejala-hingga-penularan-1syO42kyn7g?utm_source=kumApp&utm_campaign=share&shareID=3ELBOI52munz.
Prasasti, Giovani Dio. 2020. "Jangan Keliru, Penyakit
Covid-19 Penyebabnya Virus SARS-CoV-2." Liputan6. Maret 5.
Accessed Maret 7, 2020.
https://www.liputan6.com/health/read/4194402/jangan-keliru-penyakit-covid-19-penyebabnya-virus-sars-cov-2.
Putri, Astrid Rahadiani. 2020. "Riset: Virus Corona
Bisa Menyebar Hingga 4,5 Meter, Bertahan 30 Menit di Udara." Kumparan.
Maret 10. Accessed Maret 10, 2020.
https://kumparan.com/kumparansains/riset-virus-corona-bisa-menyebar-hingga-4-5-meter-bertahan-30-menit-di-udara-1szrzHSN3f7?utm_source=kumApp&utm_campaign=share&shareID=jFarObG24crQ.
Wikipedia. 2020. Betacoronavirus. Februari. Accessed
Maret 9, 2020. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Betacoronavirus.
—. 2020. SARS-CoV-2. Maret 4. Accessed Maret 9,
2020. https://id.wikipedia.org/wiki/SARS-CoV-2.
—. 2020. Zoonosis. Januari. Accessed Maret 9, 2020.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zoonosis.
World Health Organization. n.d. Coronavirus.
Accessed Maret 6, 2020. https://www.who.int/health-topics/coronavirus.
—. n.d. Coronavirus disease (COVID-19) advice for
public. Accessed Maret 8, 2020.
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public.
—. n.d. Coronavirus disease (COVID-19) advice for public:
Myth-busters. Accessed Maret 8, 2020.
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters.
—. n.d. Coronavirus disease (COVID-19) advice for
public: When and how to use masks. Accessed Maret 8, 2020. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-how-to-use-masks.
—. n.d. Novel coronavirus (2019-nCoV). Accessed
Maret 8, 2020. https://youtu.be/mOV1aBVYKGA.
Komentar
Posting Komentar