A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

Mengenai Wabah Corona: Kenalan Singkat dengan Covid-19


Mengenai Wabah Corona: Kenalan Singkat dengan Covid-19
           


Keluar pakai masker dan sedia hand sanitizer sepertinya sudah menjadi kewajiban bagi orang-orang belakangan ini. Bukan karena sedang tren, tapi demi tidak tertular penyakit yang kini mewabah. Tentu saja bukan flu atau demam berdarah (meskipun kedua penyakit itu juga sering terjadi, apalagi di musim hujan begini), melainkan virus corona yang sudah tersebar ke lebih dari 80 negara itu. Hingga kini, per 11 Maret 2020 pukul 19.26, sudah ada 121.238 kasus yg dilaporkan di seluruh dunia, berdasarkan data dari worldometer.info.

Seberapa letal virus ini? Sejauh ini, sudah ada 4.378 pasien yang meninggal atau sekitar 3,6% dari seluruh kasus yang sudah dilaporkan. Jangan risau dulu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh ada 66.908 orang atau sekitar 55,2%. Kebanyakan dari pasien yang meninggal tersebut memang memiliki imunitas yang sudah menurun, karena kebanyakan dari mereka adalah orang lanjut usia dan orang-orang yang juga menderita penyakit lain sebelumnya (pre-existing disease). Akan tetapi, mengingat virus ini adalah virus baru dan masih dibutuhkan banyak penelitian terhadapnya, lebih baik kita tidak segera menyimpulkan bahwa virus ini tidak berbahaya.

Eiiitss…Tapi jangan keburu panik juga. Memang bukan warga +62 kalau tidak heboh. Sejak awal kasus ini, dunia maya sangat dihebohkan dengan informasi-informasi yang simpang siur, yang mana kebanyakan merupakan informasi ngawur. Ada yang bilang virus ini membuat orang seperti zombie, ada yang bilang virus ini adalah cara pemerintah Cina untuk mengendalikan populasi, ada yang bilang virus ini buatan Amerika Serikat. Bahkan, para pemuka agama di negara kita dengan asal bicaranya mengatakan virus corona adalah bentuk azab bagi Cina atas perlakuan mereka terhadap kaum muslim Uighur. Pokoknya banyak deh informasi-informasi ngawur itu.

Virus corona memang berbahaya, tetapi informasi ngawur semacam itu jauh lebih berbahaya. Mungkin contoh-contoh tadi adalah informasi yang tidak mudah untuk dipercaya, tapi tidak sedikit informasi kurang tepat lainnya yang tersebar dan dipercaya orang-orang. Informasi tersebut berbahaya karena mendorong orang-orang bertindak gegabah yang ujung-ujungnya membuat kita semua susah.

Oleh sebab itu, kita perlu mengenali dulu apa-apa saja yang penting diketahui mengenai virus corona ini dan penyakit yang dibawanya. Siap-siap, pastikan kalian memberikan kesan pertama yang baik karena kita akan berkenalan dengan SARS-CoV-2, virus baru yang sekarang ini mencoba menyapa Homo sapiens.

Apa itu virus corona?

Pertama-tama, perlu diketahui virus itu beda dari bakteri. Bakteri merupakan makhluk hidup, sementara virus bukan. Virus itu parasit obligat yang aktif (bukan hidup, karena bukan makhluk hidup) ketika berada di sel inang yang tepat. Virus memiliki asam nukleat yang membawa materi genetiknya, tetapi hanya satu jenis – entah itu DNA atau RNA, sementara sel makhluk hidup memiliki keduanya. Virus ada banyak sekali jenisnya dan juga memiliki klasifikasi sendiri. Sederhananya, virus dibedakan menjadi virus DNA dan virus RNA. 

Coronavirus adalah famili besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa sampai penyakit seperti middle east respiratory syndrome (MERS) dan severe acute respiratory syndrome (SARS). Virus corona yang sekarang ini mewabah merupakan virus yang sama sekali baru dan belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Virus ini disebut novel coronavirus atau 2019-nCoV.

Virus corona adalah virus yang berasal dari binatang. Contohnya adalah SARS-CoV-1 yang berasal dari musang (civet cat) dan menyebabkan penyakit SARS serta MERS-CoV yang berasal dari unta dan menyebabkan MERS. Ada banyak sekali jenis virus corona yang sudah diidentifikasi di dunia ini yang bersirkulasi di kerajaan animalia dan belum menjangkit manusia. Ingat, belum bukan tidak – virus juga bermutasi sehingga suatu saat akan ada virus baru yang bisa saja menyerang manusia, seperti halnya 2019-nCoV ini.

Virus corona yang tengah menjadi momok dunia ini mulanya disebut virus Wuhan, karena kasus pertama virus ini berasal dari Kota Wuhan, Cina. Kemudian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) meresmikan nama virus Wuhan ini, yakni SARS-CoV-2. Virus ini memiliki banyak kemiripan genetik dengan SARS-CoV-1 yang menginfeksi lebih dari 8.000 orang pada tahun 2003 dulu.

Sementara itu, nama penyakit yang diakibatkan SARS-CoV-2 disebut covid-19. Kata “co” berasal dari corona, kata “vi” dari virus, dan “d” dari disease ‘penyakit’, sedangkan 19 dari 2019.

Setelah ini, kita akan menggunakan nama SARS-CoV-2 atau virus Wuhan untuk merujuk ke virus corona yang sedang mewabah ini. Kita tidak menggunakan sebutan “virus corona” sebab itu mengacu ke famili virus, bukan ke spesiesnya.



               
Dari mana SARS-CoV-2 berasal dan bagaimana penularannya?

Menurut klasifikasinya, SARS-CoV-2 adalah jenis betacoronavirus. Betacoronavirus adalah salah satu dari empat jenis coronavirus, subfamili Orthocoronavirinae, famili Coronaviridae, dan ordo Nidovirales. Betacoronavirus adalah virus zoonotik yang memiliki envelope (lapisan pelindung virus) dan asam nukleat RNA dengan sense positif. Virus zoonotik sendiri adalah virus yang menyebabkan penyakit yang bisa menular secara alami dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Dugaan paling besar saat ini, SARS-CoV-2 berasal dari pasar Huanan, Wuhan, Cina. Di Pasar Huanan, orang-orang memperjual-belikan berbagai jenis hewan untuk dikonsumsi, termasuk hewan liar dan diduga virus ini berasal dari hewan liar yang dijual di sana. Dugaan ini diperkuat dengan fakta bahwa pasien-pasien pertama dari covid-19 adalah para pedagang, pembeli langganan, dan orang-orang lain yang terhubung dengan pasar tersebut.

Huanan Seafood Market, Wuhan, China


Menurut Journal of Medical Virology, yang dilansir dari Kumparan (24/01), virus Wuhan kemungkinan berasal dari ular. Setelah melalui beberapa penelitian, virus Wuhan memiliki banyak kemiripan dengan jenis virus corona yang biasa menyerang ular. Namun, belum jelas bagaimana bisa virus ini beradaptasi dari hewan berdarah dingin (ular) ke hewan berdarah panas (manusia). Di sisi lain, sekelompok ilmuwan di Wuhan Institute for Virology, sebagaimana yang dikutip dari Kumparan (24/01), mengatakan bahwa materi genetik virus Wuhan 96% identik dengan virus corona yang menginfeksi kelelawar. Dugaan tersebut kemungkinan lebih tepat karena baik kelelawar dan manusia sama-sama hewan berdarah panas.

Sejauh ini, diduga virus Wuhan yang mulanya ada di hewan dapat menginfeksi manusia karena orang-orang Wuhan mengonsumsi hewan-hewan yang terinfeksi virus tersebut – orang-orang Wuhan terbiasa memakan hewan liar, seperti ular dan kelelawar. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut yang bisa memberikan penjelasan yang lebih meyakinkan sekarang ini karena kota Wuhan sendiri sudah ditutup (lock down). Jadi, sejauh ini itulah penjelasan paling masuk akal mengenai sumber virus ini.

Kemudian, apakah kalau kita dekat dengan hewan yang terjangkit virus Wuhan dapat membuat kita tertular juga? Jawabannya adalah tidak. Sampai sekarang, belum ada kasus di mana manusia tertular penyakit covid-19 secara alami dari hewan. Penularan yang disebabkan hewan terjadi karena manusia memakan daging hewan yang terinfeksi virus tersebut, dan biasanya daging tersebut dimasak kurang matang atau disajikan mentah. Oleh sebab itu, virus Wuhan ini dikatakan tidak 100% zoonotik, artinya hewan yang terserang penyakit covid-19 tidak dapat secara alami menularkannya ke manusia. Mengutip ucapan pakar kesehatan dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Dr. Telly Kamelia, dari Tempo, bahwa rantai penularan virus corona (SARS-CoV-2) dari binatang ke manusia masih bisa terjadi, meskipun prevalensinya saat ini sudah kecil, yakni sekitar 3%.

Mulanya, virus Wuhan dikabarkan hanya menular dari binatang ke manusia, tapi kini penularan dari manusia ke  manusia sudah terjadi. Kemungkinan besar penularan tersebut terjadi karena virus ini mengalami mutasi yang kemudian memungkinkan penularan manusia-manusia terjadi.

Tingkat penularan virus diukur dengan angka reproduksi dasar (R0). Angka reproduksi dasar (R0), dalam epidemologi, adalah angka yang menunjukkan jumlah infeksi baru yang diakibatkan oleh setiap orang yang terinfeksi. Nilai R0 untuk SARS-CoV-2 diperkirakan adalah 1,4 – 3,8, artinya satu pasien covid-19 dapat menularkan penyakitnya ke 1 – 4 orang lain.

Covid-19 adalah penyakit yang menyerang organ pernapasan. Secara umum, penyakit seperti covid-19 ditularkan dari droplets, cairan yang dikeluarkan seseorang ketika bersin dan batuk. Kita bisa tertular covid-19 ketika menghirup droplets dari orang yang positif covid-19 atau ketika menyentuh benda-benda yang terkontaminasi droplets yang mengandung virus Wuhan.

Apa saja gejala yang ditunjukkan pasien covid-19?



Penyakit covid-19 memiliki beberapa gejala, mulai dari ringan sampai berat. Gejala ringan yang umumnya diperlihatkan adalah demam, batuk kering, sesak napas, dan kelelahan serta nyeri otot. Sementara itu, gejala berat yang ditunjukkan antara lain pneumonia, gangguan akut saluran pernapasan, gagal ginjal, sampai kematian.

Mengutip artikel di Kumparan (06/03), sebuah studi reviu covid-19 yang terbit pada 28 Februari di Journal of American Medical Association (JAMA) yang dilakukan terhadap pasien rawat inap, gejala yang ditunjukkan para pasien: 83% - 98% mengalami demam, 76% - 82% mengalami batuk kering, dan 11% - 44% mengalami kelalahan dan nyeri otot.

Bagaimana cara pencegehan agar tidak tertular?



Untuk mencegah diri kita tertular penyakit covid-19 ini, yang perlu dilakukan pada dasarnya adalah mempraktikan kebiasaan hidup sehat. Pertama, rajin mencuci tangan dengan rutin dan benar. Cuci tangan kalian dengan teratur dan benar dengan menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer) atau sabun dan air, sebab hand sanitizer dan sabun dan air dapat membunuh virus yang bisa jadi ada di tangan kita.

Kedua, jaga jarak ketika berinteraksi atau berada dekat dengan orang yang batuk dan bersin. Jaga jarak paling tidak 1 – 2 meter dari mereka agar tidak menghirup droplets yang mereka keluarkan ketika batuk atau bersin. Namun, hasil penelitian dari jurnal ilmiah Practical Preventive Medicine, yang dikutip dari Kumparan (10/03), mengatakan bahwa dalam lingkungan tertutup dengan pendingin udara, jarak transmisi (penyebaran) virus corona akan melebihi jarak aman yang sudah diketahui secara umum. Penelitian itu mengatakan, dalam ruangan tertutup dengan AC, SARS-CoV-2 bisa berstransmisi sampai jarak 4,5 meter (sementara jarak aman yang dihimbau adalah 1 – 2 meter). Oleh sebab itu, kita perlu lebih hati-hati ketika di dalam ruang tertutup yang ber-AC.

Ketiga hindari menyentuh area wajah. SARS-CoV-2 dapat masuk ke tubuh kita melalui hidung, mulut, dan mata. Oleh karena itu, kita perlu mengurangi memegang wajah kita, terutama di tiga organ tadi.

Keempat, apabila kita mau bersin atau batuk, tutup hidung atau mulut kita dengan siku yang ditekuk, bukan dengan telapak tangan.

Ketika kita merasa kurang enak badan, sebaiknya jangan keluar rumah. Apabila gejala-gejala tadi muncul, langsung cari pertolongan medis terdekat, seperti puskesmas.

Salah satu cara yang cukup baik untuk mengurangi transmisi virus tersebut adalah dengan menggunakan masker. Tentu saja masker cukup efektif dalam hal ini, tetapi permasalahannya adalah masker kini menjadi barang yang langka. Sejak berita bahwa covid-19 sudah sampai di Indonesia, orang-orang berburu masker agar terhindar dari penyakit baru tersebut.



Akan tetapi, tidak semua orang perlu mengenakan masker. Masker hanya harus digunakan oleh para tenaga medis yang menangani pasien yang mengidap covid-19. Selain mereka, tentu saja masker harus digunakan oleh orang yang menunjukkan gejala-gejala tadi, misalnya batuk dan flu. Kemudian, apabila kalian mau menjenguk pasien covid-19, sebaiknya kalian memakai masker. Namun, yang paling membutuhkannya adalah orang-orang di luar sana yang memang sakit dan menurut dokter mereka harus menggunakan masker. Maka dari itu, jika kalian sehat-sehat saja, tidak menunjukkan gejala penyakit, tidak dihimbau dokter menggunakan masker, tidak sedang menjenguk pasien, atau tidak sedang menangani pasien yang mengidap penyakit covid-19, kalian tidak usah membeli masker, apalagi dalam jumlah banyak.

Kemudian, kalian juga harus memperhatikan cara memakai masker yang tepat agar efektif. Pertama, sebelum memakainya, cuci tangan kalian dengan bersih – tentu saja dengan hand sanitizer atau air dan sabun. Kedua, pastikan masker menutup hidung dan mulut kalian, serta pastikan tidak ada celah antara wajah kalian dengan masker. Ketiga, hindari memegang bagian depan masker ketika sedang digunakan; kalau terlanjur memegangnya, jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya – ya, tetap harus dengan hand sanitizer atau air dan sabun. Keempat, segera ganti masker dengan yang baru jika sudah lembab dan basah; jangan menggunakan kembali masker sekali pakai. Kelima, saat mau melepas masker, lepas masker dari belakang, jangan sentuh bagian depannya, lalu buang ke tempat sampah – dan tentu saja, cuci tangan lagi dengan hand sanitizer atau air dan sabun.

Mitos-mitos dan informasi apa saja yang perlu diluruskan mengenai penyakit ini?

Penyakit covid-19 ini adalah penyakit baru yang didatangkan oleh virus, yakni SARS-CoV-2, yang sama sekali baru. Masih banyak sekali informasi yang perlu digali lebih dalam oleh para ahli di bidangnya. Di situasi-situasi kekurangan informasi ini, ditambah dengan kepanikan yang ada, orang-orang akan termakan penjelasan-penjelasan yang belum terbukti benar (bahkan penjelasan yang ngawur sekalipun).

Maka dari itu, penting sekali sebetulnya untuk tahu penjelasan yang tepat mengenai mitos-mitos dan informasi-informasi yang ada mengenai covid-19 ini. Berikut ini ada beberapa penjelasan dari halaman situs WHO tentang mitos dan informasi yang berseliweran di dunia maya tentang covid-19 yang perlu kalian tahu.



Pertama, apa mandi dengan air panas bisa mencegah diri kita tertular covid-19? Jawabannya, tidak. Manusia itu termasuk hewan berdarah panas, artinya tubuh manusia akan menjaga suhunya, yakni 36,5⁰C - 37⁰C, terlepas berapapun suhu lingkungannya. Oleh sebab itu, mandi air panas tidak akan menaikkan suhu tubuh kita. Bahkan, mandi dengan air yang terlalu panas bisa berbahaya, tentu saja.



Kedua, apa kita bisa tertular covid-19 melalui produk-produk import dari Cina? Jawabannya tidak. Barang-barang made in China yang diimport dari Cina, atau barang-barang dari negara-negara lain yang sudah melaporkan adanya kasus covid-19, tidak dapat menularkan penyakit tersebut. Memang benar virus Wuhan dapat bertahan di permukaan benda sampai beberapa hari, tetapi amat tidak mungkin virus itu bisa bertahan setelah melalui perjalanan jauh dan terekspos ke lingkungan dan suhu yang berbeda.


Ketiga, apa penyakit covid-19 bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk? Banyak penyakit yang menular melalui vektor nyamuk, seperti DBD dan malaria, tapi belum ada catatan atau bukti bahwa covid-19 bisa menular melalui gigitan nyamuk. Eiiitss… jangan senang hati dulu – jangan sampai kita lalai terhadap gigitan serangga kecil satu itu. Perlu diingat, beberapa minggu terakhir hujan turun dan itu merupakan waktu yang pas untuk nyamuk berkembang biak. Kembali ke covid-19.



Keempat, apakah kita bisa tertular covid-19 dari hewan peliharaan kita? Untuk saat ini, belum ada kasus yang mengatakan bahwa ada pasien tertular dari hewan peliharaannya. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, prevalensinya sangat kecil untuk tertular covid-19 dari hewan, meskipun itu bukan berarti tidak bisa terjadi. SARS-CoV-2 sendiri bukanlah virus zoonotic 100% (berdasarkan penelitian yang sejauh ini ada) dan penularan hewan-manusia yang sampai saat ini terjadi disebabkan karena mengonsumsi daging yang tidak matang atau mentah dari hewan yang terinfeksi virus tersebut. Akan tetapi, kita tetap harus berjaga-jaga dengan mencuci tangan menggunakan hand sanitizer atau air dan sabun setiap selesai bermain dengan hewan peliharaan kita karena bisa saja ada virus atau bakteri lain yang bisa menginfeksi kita.



Kelima, seberapa efektif thermal scanner dan thermal gun dalam mendeteksi covid-19? Pada dasarnya, thermal scanner dan thermal gun digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh yang abnormal. Alat-alat tersebut menjadi efektif ketika si penderita menunjukkan gejala demam. Namun, kebanyakan pasien covid-19 tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut sampai beberapa hari setelah mereka terinfeksi. Bahkan, beberapa pasien tidak menunjukkan gejala demam sama sekali. Maka dari itu, ketika kalian lolos thermal scanner atau thermal gun, bukan berarti kalian negatif covid-19. Ataupun jika kalian tidak lolos thermal scan, belum tentu kalian positif covid-19, karena bisa saja kalian mengidap penyakit lain yang gejalanya juga demam. Maka, untuk kalian yang baru saja pulang setelah liburan di luar negeri, kalian sebaiknya segera memeriksakan diri kalian ke dokter jika timbul gejala-gejala tadi, meskipun saat di bandara kalian lolos thermal scanner dan thermal gun.



Keenam, apakah mengonsumsi bawang putih, jahe, atau tanaman herbal lainnya dapat mencegah dan menyembuhkan covid-19? Sejauh ini, belum ada penelitian yang bisa membuktikan itu. Bawang putih, jahe, dan tanaman herbal lainnya memiliki khasiat yang dapat meningkatkan imun tubuh. Jadi, untuk mencegah diri kita dari penyakit tersebut, dapat dibilang cukup berpengaruh – meskipun yang paling baik adalah dengan rajin mencuci tangan. Namun, tanaman-tanaman tersebut tidak bisa menyembuhkan menyembuhkan ini.



Ketujuh, apakah covid-19 bisa dicegah atau diobati dengan antibiotik? Jawabannya tidak. Antibiotik efektif untuk membunuh bakteri, bukan virus. Sesuai penjelasan sebelumnya, virus bukanlah makhluk hidup, bukan sel hidup; antibiotik hanya bisa membunuh sel hidup. Artinya, antibiotik tidak dapat membunuh virus. Penyakit yang disebabkan virus dapat disembuhkan dan dicegah dengan vaksin, tetapi sampai saat ini vaksin untuk SARS-CoV-2 masih dikerjakan para ahli. Untuk itu, yang perlu kita lakukan adalah menjaga pola hidup sehat untuk menjaga imunitas tubuh. Preventing is better than curing, especially when the cure is yet to be invented.

Oke, itu adalah tujuh mitos dan informasi mengenai penyakit covid-19 ini. Masih ada banyak lagi yang lainnya dan kalian bisa mengeceknya sendiri di laman resmi WHO di sini.

***

Itu tadi adalah sedikit perkenalan kita dengan SARS-CoV-2, virus jenis baru yang tiga bulan belakangan ini menjadi perhatian Homo sapiens sedunia. Masih sangat sedikit informasi yang didapat mengenai baik SARS-CoV-2 dan penyakit yang ia sebabkan. Oleh karena itu, kalian jangan sampai termakan informasi-informasi ngawur yang tersebar di media sosial ataupun di media-media berita daring. Jangan asal percaya dengan berita dan perhatikanlah kata-kata seperti “diduga” dan “dipercaya.” Jangan sampai langsung panik pula memborong masker dan sembako di toko-toko. Masih banyak orang di luar sana yang lebih membutuhkan masker dan sembako itu daripada kita yang sehat-sehat dan berkecukupan ini.



Yang perlu kita lakukan adalah tentu saja, jangan panik, tetap mencari informasi dari sumber kredibel, menjaga kesehatan, dan jangan lupa rajin mencuci tangan. Kalau kalian punya informasi tentang SARS-CoV-2 dan covid-19, kalian bisa share itu di kolom komentar. Atau kalau ada informasi yang kurang tepat di atas, kalian juga bisa perbaiki itu di kolom komentar. Stay healthy everyone! 😊

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 

***

Referensi


Aida, Nur Rohmi. 2020. "Mengenal Hubungan SARS-CoV-2 dan Covid-19 Kaitannya Virus Corona, Berikut Penjelasannya." Kompas. Februari 24. Accessed Maret 7, 2020. https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/24/213251265/mengenal-hubungan-sars-cov-2-dan-covid-19-kaitannya-virus-corona-berikut?page=2.
Antara. 2020. "Benarkah Virus Corona Bisa Menular dari Hewan? Pakar Beri Jawaban." Tempo. Maret 6. Accessed Maret 8, 2020. https://gaya.tempo.co/read/1316441/benarkah-virus-corona-bisa-menular-dari-hewan-pakar-beri-jawaban.
Centers Disease Control and Prevention. 2020. Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Maret 9. Accessed Maret 9, 2020. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/summary.html.
Faradila, Selli Nisrina. 2020. "Alasan Hewan Liar Diduga Jadi Penyebab Utama Wabah Virus Corona." Kumparan. Januari 24. Accessed Maret 7, 2020. https://kumparan.com/kumparansains/alasan-hewan-liar-diduga-jadi-penyebab-utama-wabah-virus-corona-1shfvbvApKt?utm_source=kumApp&utm_campaign=share&shareID=nNqwivWt7wEP.
—. 2020. "Perbedaan Virus Corona dan Flu Biasa, Mulai dari Gejala hingga Penularan." Kumparan. Maret 6. Accessed Maretq 9, 2020. https://kumparan.com/kumparansains/perbedaan-virus-corona-dan-flu-biasa-mulai-dari-gejala-hingga-penularan-1syO42kyn7g?utm_source=kumApp&utm_campaign=share&shareID=3ELBOI52munz.
Prasasti, Giovani Dio. 2020. "Jangan Keliru, Penyakit Covid-19 Penyebabnya Virus SARS-CoV-2." Liputan6. Maret 5. Accessed Maret 7, 2020. https://www.liputan6.com/health/read/4194402/jangan-keliru-penyakit-covid-19-penyebabnya-virus-sars-cov-2.
Putri, Astrid Rahadiani. 2020. "Riset: Virus Corona Bisa Menyebar Hingga 4,5 Meter, Bertahan 30 Menit di Udara." Kumparan. Maret 10. Accessed Maret 10, 2020. https://kumparan.com/kumparansains/riset-virus-corona-bisa-menyebar-hingga-4-5-meter-bertahan-30-menit-di-udara-1szrzHSN3f7?utm_source=kumApp&utm_campaign=share&shareID=jFarObG24crQ.
Wikipedia. 2020. Betacoronavirus. Februari. Accessed Maret 9, 2020. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Betacoronavirus.
—. 2020. SARS-CoV-2. Maret 4. Accessed Maret 9, 2020. https://id.wikipedia.org/wiki/SARS-CoV-2.
—. 2020. Zoonosis. Januari. Accessed Maret 9, 2020. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zoonosis.
World Health Organization. n.d. Coronavirus. Accessed Maret 6, 2020. https://www.who.int/health-topics/coronavirus.
—. n.d. Coronavirus disease (COVID-19) advice for public. Accessed Maret 8, 2020. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public.
—. n.d. Coronavirus disease (COVID-19) advice for public: Myth-busters. Accessed Maret 8, 2020. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters.
—. n.d. Coronavirus disease (COVID-19) advice for public: When and how to use masks. Accessed Maret 8, 2020. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-how-to-use-masks.
—. n.d. Novel coronavirus (2019-nCoV). Accessed Maret 8, 2020. https://youtu.be/mOV1aBVYKGA.




Komentar