Themis
Titaness
of Divine Law, Justice, and Order
Mother
of the Fates and the Seasons
Lady
of Conduct
Lady
of Good Counsel
Goddess
of Custom, Assemblies, and Oracles
Themis adalah seorang Titan,
salah dari Titan Generasi Pertama. Themis merupakan personifikasi dari hukum,
ketertiban, dan keadilan. Sosok Themis masih sangat popular di zaman sekarang
yakni berupa wanita yang dengan mata tertutup, memegang timbangan serta pedang.
Wujud Romawinya adalah Justitia atau Iustitia; uniknya, nama
tersebut juga adalah wujud Romawi dari salah satu anak Themis.
Themis
berwujud sesosok wanita cantik dan anggun dengan tubuh tinggi dan kulit cerah.
Rambutnya sangat panjang berwarna hitam pekat seperti tinta, dikepang panjang
di belakang tubuhnya. Themis selalu mengenakan gaun berwarna biru sederhana dan
polos. Matanya selalu ditutupi sehelai kain putih yang melambangkan bahwa hukum
tidak memandang siapapun sehingga hukum dapat ditegakkan secara adil. Kemudian,
di salah satu tangannya Themis selalu membawa Neraca Keadilan yang merupakan
simbol kekuatannya. Neraca tersebut menjadi simbol perhakiman dan keadilan (justice);
tangan satunya membawa sebilah pedang panjang yang melambangkan hukuman untuk
orang-orang yang melanggar peraturan. Patung Themis selalu digunakan untuk
menggambarkan hukum dan keadilan.
***
Masa Muda dan Pembunuhan Ouranos
Themis terlahir dari pasangan Gaea
dan Ouranos dan merupakan seorang Titan yang termasuk dalam Dua Belas
Titan Generasi Pertama. Themis dibesarkan oleh ibunya dan tumbuh menjadi Titan
yang sangat bijaksana. Sejak kecil, ia sudah mempelajari konsep-konsep sosial
dan hukum, serta keadilan dan ketertiban. Oleh sebab itu, dia diyakini sebagai
personifikasi dari hukum karena hukum memiliki tujuan untuk menciptakan
ketertiban dan keadilan.
 |
Gaea, Dewi Bumi, Ibu Themis |
Kemudian suatu hari, Gaea
menangis sejadi-jadinya sehingga menimbulkan gempa yang mengguncang seluruh
dunia. Para Titan berkumpul untuk menanyakan kabar ibu merek tersebut. Gaea
lalu menceritakan seluruh kekejaman Ouranos yang telah membuang saudara para
Titan, yaitu para Cyclops Tertua dan para Raksasa Tangan Ratusan
ke jurang kegelapan Tartarus. Gaea ingin menanamkan rasa benci para Titan
terhadap ayah mereka yang tidak bertanggungjawab itu.
Setelah itu, Gaea menciptakan
sebuah senjata yang sangat ditakuti oleh seluruh makhluk, yakni Sabut Batu.
Sabit tersebut bukan senjata sembarangan karena senjata tersebut telah
dimantrai dengan kutukan dan amarah sang Ibu Bumi sendiri. Gaea menawarkan
senjata tersebut kepada Titan yang mau membunuh Ouranos.
Namun, anak-anak Gaea tersebut
malah gusar, termasuk Themis. Themis tahu pasti bahwa apa yang Gaea lakukan
akan menimbulkan masalah panjang karena membunuh seorang Protogenos atau Dewa
Purba bukanlah hal baik. Bagaimana pula kami bisa membunuh langit itu
sendiri?, pikir Themis. Themis tahu betul bahwa ibunya, Gaea sang Dewi Bumi
bukanlah dewi yang semberono, tetapi sepertinya akal sehat Gaea telah kehilangan
akal sehatnya karena cintanya kepada anak-anaknya.
Tiba-tiba, dari paling belakang
kerumunan para Titan, Kronos si bungsu angkat tangan. Themis tahu betul
Kronos bukanlah Titan yang bodoh, dia pintar dan licik. Themis sebenarnya suka
kasihan kepada adik bungsunya itu karena harus ada di balik bayang-bayang
kakak-kakaknya; memang itu alasan Kronos. Dengan membunuh Ouranos, Kronos dapat
menjadi yang paling kuat, lebih kuat daripada kakak-kakaknya, apalagi dengan
hadiah sebagai Penguasa Kosmos.
Setelah
Kronos menyanggupi permintaan Gaea untuk membunuh sang Bapak Langit, Kronos
meminta bantuan kepada kakak-kakaknya untuk melaksanakan rencana pembunuhan
pertama di dunia itu. Kronos meminta empat orang sukarelawan dari mereka.
Dengan pertimbangan rasional, Themis memutuskan untuk tidak ikut campur dalam
hal tersebut. Themis tahu bahwa membunuh dan kudeta bukanlah cara yang bagus
untuk memperoleh kekuasaan. Apa yang akan Kronos lakukan hanya akan menyebabkan
chaos ‘kekacauan.’ Hal tersebut bertentangan dengan prinsip Themis.
Lantas, Themis langsung pergi meninggalkan tempat itu.
***
Membagi-Bagikan Oracle
Rencana gila Kronos dan Gaea
berhasil dan Ouranos sudah tiada. Dengan begitu, berkuasalah para Titan atas
dunia menggantikan para Dewa Purba. Gaea sendiri undur diri dari dunia dan
ingin tidur setelah dapat mengetahui bahwa anak-anaknya bisa hidup bahagia di
atas bumi ini.
Sebelum itu, Gaea memandatkan
kekuasaannya atas seluruh oracle di dunia kepada Themis karena Themis-lah yang
paling bijaksana di antara mereka menurut sang Ibu Bumi. Dengan begitu, Themis
disebut sebagai Dewi Oracle (Goddess of Oracles) karena ia memegang seluruh oracle. Atas
kebijaksanaan ramalan dan rasionalitasnya, Themis juga dikenal sebagai Penguasa Nasihat Bagus (Lady of Good Counsel).
 |
Phoebe, Penguasa Oracle Delphi |
Saat itu, wilayah-wilayah oracle di dunia hanya
berupa daratan-daratan yang tidak terlalu luas di mana roh-roh yang mampu
menyampaikan masa depan bersemayam. Jika seseorang pergi ke sana, dan mampu
mendengarkan suara-suara halus di sana, bisa saja itu adalah roh oracle yang
membisikkan masa depan.
Kemudian,
Themis mulai membagikan kekuasaannya atas beberapa oracle kepada
saudari-saudarinya. Oracle Delphi, oracle paling penting di Yunani yang bahkan
dipercaya sebagai jantung Yunani sendiri, diberikan kepada Titan Phoebe.
Kemudian, Oracle Phthiotis, sebuah oracle kecil di Kota Phthiotis, diberikan kepada
Titan Theia. Selanjutnya, Titan Mnemosyne mendapatkan oracle di
Kota Labadeia, yang di kemudian hari dikenal sebagai Oracle Trophonius yang
mana adalah oracle paling berbahaya. Terakhir, Titan Rhea mendapatkan
Oracle Dodona yang kemudian dia tanami dengan pohon-pohon tepat di hari pertama di dunia.
***
Menjadi Titan Ketertiba dan Hukum
Umat manusia mengenal Themis
sebagai Titan Hukum Langit, Ketertiban, dan Keadilan (Titaness of Divine Law, Order, and Justice). Themis adalah yang
mengajarkan manusia aturan-aturan dasar dalam kehidupan, seperti cara memperlakukan
tamu, cara bertingkah laku dalam masyarakat, cara mengadakan sebuah
pemerintahan dan berdemokrasi, larangan-larangan yang berkaitan dengan
kesusilaan dan norma-norma lainnya, dan cara menyembah dewa-dewi. Aturan-aturan
yang berasal dari sang dewi tersebut kemudian diajarkan kepada manusia oleh
Themis. Themis mengajarkan agar manusia membentuk masyarakat yang berdasarkan
hukum agar dapat tercipta masyarakat yang tertib dan adil agar hidup merea
damai.
Ajaran-ajaran Themis tersebut
dipraktikan oleh manusia dalam kehidupan mereka. Manusia pun meneruskannya ke
anak-cucu mereka sehingga menjadi sebuah tradisi. Maka dari itu, Themis juga
dikenal sebagai Dewi Tradisi (Goddess of Traditions) atau Dewi Kebiasaan Masyarakat (Goddess of Customs), dan kebiasaan (custom)
adalah salah satu sumber hukum.
Di samping mengajari cara
bermasyarakat, Themis juga mengajari manusia tata krama, cara manusia bersikap
terhadap manusia lainnya. Oleh sebab itu, dia disebut Penguasa Tata Krama (Lady of Conduct). Di
samping itu, Themis pun mengajari manusia cara berdemokrasi dan berpolitik. Dia
yang mengajari manusia untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah,
mengajari manusia untuk berkumpul sehingga mereka membentuk sebuah majelis.
Maka, Themis pun disembah manusia sebagai Dewi Majelis (Goddess of Assemblies). Berkat Themis, manusia
tahu cara bernegara, berpolitik, bersosialisasi, serta bertingkahlaku yang baik
untuk ketertiban dan keadilan.
***
Pasangan serta Keturunan
Kalau
untuk urusan pernikahan, Themis tahu betul bahwa tidak bijaksana jika dia
menikahi saudara-saudaranya, sebagaimana yang dilakukan saudari-saudarinya. Themis
tahu bahwa saudara-saudaranya tersebut tidak bijaksana atau mungkin terlalu
termakan ego mereka sendiri. Bukan tipe pria idaman Themis.
Setelah
berabad-abad para Titan berkuasa, mereka akhirnya harus mengalami kekahalan
karena dikalahkan oleh Dewa-Dewi Olympus. Kronos kalah oleh anak-anaknya
sendiri dan dibuang ke Tartarus bersama pasukannya. Beruntung bagi Themis
karena dia memilih untuk netral.
 |
Zeus, Dewa Langit, Mantan Suami Themis |
Themis
pada akhirnya menikah dengan Zeus setelah Zeus dan Titan Metis
tidak lagi bersama. Sebelumnya, Zeus menikah dengan Metis, Titan Konsultasi (Titaness of Consult).
Namun, pernikahan mereka tidak berjalan baik setelah Metis mendapat ramalah
bahwa anak-anak mereka nanti akan lebih kuat daripada Zeus sendiri. Mengetahui
hal tersebut, Zeus ketakutan dan menelan Metis hidup-hidup seperti menghisapnya
ke dalam lubang hitam. Tindakan Zeus hampir berujung pada perang antara para
Titan dan Dewa Olympus (lagi).
Dengan
bijaksananya, Themis mengambil keputusan untuk mendamaikan kedua kelompok
tersebut dengan menikahi Zeus. Itu adalah pernikahan politik, tentu saja,
tetapi Themis tidak mau ada lagi perang antara kaum abadi setelah perang
Titanomachy belum lama selesai. Themis juga tidak cinta pada Zeus sebab Themis
tahu Zeus bukanlah Raja yang baik, tapi setidaknya Zeus lebih baik daripada
Kronos; Zeus mau mendengarkan Themis mengenai tata pemerintahan dan cara
menciptakan masyarakat yang tertib dan adil. Sementara bagi Zeus, menikahi
Themis bukan hal buruk karena Themis adalah Titan yang cukup cantik.
Pernikahan
keduanya dikaruniai beberapa anak dan uniknya mereka selalu kembar tiga. Anak
pertama mereka adalah Dewi-Dewi Musim (Goddesses of Seasons) atau biasa disebut Horae. Nama-nama
mereka adalah Thallo (Dewi Musim Semi, Benih, dan Bunga Mekar/Goddess of Spring, Seeds, and Flower), Auxo
(Dewi Musim Panas, Vegetasi, Tumbuhan, Pertumbuhan, dan Kesuburan/Goddess of Summer, Vegetation, Plant,Growth, and Fertility), dan Carpo
(Dewi Musim Gugur, Panen, dan Buah Matang/Goddess of Autumn, Harvest, and Rippen Fruits). Para Horae tersebut menjadi pelayan
bagi Dewi Demeter dan mereka bertugas sebagai penyambut di gerbang
Olympus serta memutar rasi bintang di langit untuk menandakan pergantian musim.
Akan
tetapi di kemudian hari, manusia juga meyakin para Horae memiliki aspek selain
musim, yakni ketertiban masyarakat. Jika aspek musim berasal dari Zeus sang
Dewa Langit, aspek ketertiban masyarakat tersebut berasal dari Themis sang
Titan Keadilan dan Ketertiban. Aspek-aspek lain dari para Horae memiliki nama
sebagai berikut: Dike (Dewi Keadilan Moral/Goddess of Moral Justice), Eunomia (Dewi Hukum
dan Undang-undang/Goddess of Law and Legislation), dan Irene (Dewi Kedamaian dan Kesejahteraan/Goddess of Peace and Well-being).
Anak-anak
Themis dan Zeus berikutnya juga adalah kembar tiga, yakni para Dewi Nasib dan
Takdir (Goddesses of Fates and Destiny) Moirae. Akan tetapi, banyak versi yang mengatakan bahwa para
Moirae bukanlah anak mereka, melainkan anak Dewi Malam Nyx. Tapi yang
pasti, Moirae lahir sebagai entitas yang sangat kuat karena mereka lah yang menguasai
nasib dan takdir. Bahkan, Zeus sendiri pun takut kepada mereka. Setelah
melahirkan para Moirae, Zeus dan Themis memutuskan untuk berpisah.
Sebelum
berpisah, Themis meminta sesuatu kepada Zeus dan langsung dikabulkan oleh sang Raja
Olympus. Permintaannya adalah untuk menjadi hakim di Dunia Bawah. Themis
kemudian menjadi hakim yang mengadili setiap jiwa-jiwa yang mati dan menentukan
ke mana mereka pergi setelah kematian, apakah Elysium, Padang Hukuman, Taman
Aspodel, atau bakan Tartarus. Themis pun diyakini manusia sebagai personifikasi
dari keadilan paling tinggi di seluruh semesta.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below , so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms . Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar