The Architecture of Love: Kisah Cinta Manis dan Dewasa di Kota Penuh Gedung-Gedung Indah yang Menyimpan Cerita

Identitas Film Judul : The Architecture of Love Sutradara : Teddy Soeriaatmadja Produser : Chand Parwez Servia, Riza Tanggal rilis : 30 April 2024 Rumah produksi : Starvision, Karuna Pictures, Legacy Pictures Penulis naskah : Alim Sudio ( screenplay ), Ika Natassa (buku) Durasi tayang : 1 jam 50 menit Pemeran : Putri Marino, Nicholas Saputra, Jerome Kurnia, Jihane Almira, Omar Daniel Genre : Drama romantis   Sinopsis Malam itu, tak mungkin bisa dilupakan Raia Risjad (Putri Marino). Malam yang seharusnya membahagiakan, yang seharusnya menjadi batu loncatan bagi kariernya sebagai penulis novel, justru menjadi malam yang sangat traumatis ketika dia memergoki suaminya berselingkuh. Raia lalu kabur

Selalu Ingat Nasihat Tethys: Minum Air 7 - 8 Gelas Sehari!

Tethys

Titaness of Freshwater and Sea
Mother of the Oceanids and Rivers
The All-Nursing


Tethys adalah seorang Titan dan termasuk ke dalam Titan Generasi Pertama. Ia adalah putri Gaea (Bumi) dan Ouranos (Langit). Tethys merupakan manifestasi dari air tawar, termasuk sungai, danau, kolam, dan lain-lain. Dalam mitologi Mesir, Tethys sejajar dengan Dewi Sungai Nephthys (Goddess of River) atau Dewi Air Tefnut (Goddess of Water). Tethys juga memiliki kemiripan dengan Chalchiuhtlicue, Dewi Air, Danau, Sungai, dan Laut (Goddess of Water, Lake, River, and Sea) dari mitologi Aztec.

Tethys memiliki wajah cantik dengan kulit putih bersih. Rambutnya berwarna night blue dan tergerai panjang serta dihiasi bunga teratai atau lotus. Gaunnya panjang dan berwarna biru seperti air sungai yang jernih dan dihiasi kulit kerang, bintang laut, dan mutiara. Tethys memiliki alis yang mencuat membentuk sayap kecil yang merupakan ciri khasnya.

***

Masa Mudan dan Pembunhan Kronos

Tethys adalah seorang Titan, putri Dewi Gaea dan Dewa Ouranos. Tethys dirawat oleh ibunya ketika masih kecil. Saat beranjak dewasa, Tethys sering bermain di sungai karena ketertarikannya terhadap air.

Tethys mengagumi air karena ia tahu bahwa air adalah sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air, tanpa terkecuali. Air dibutuhkan untuk keberlangsungan kehidupan – manusia pun bisa bertahan berhari-hari tanpa makan, tetapi tidak tanpa air. Tethys selalu menyirami tanaman-tanaman yang kering, memberi minum hewan-hewan, membantu makhluk yang kehausan untuk menemukan sumber air, dan merawat kualitas air agar tetap terjaga. Dia selalu memastikan semua makhluk mendapatkan air yang cukup dan tidak dehidrasi. Dia merawat semua makhluk hidup tanpa pilih-pilih sehingga ia dijuluki “Yang Merawat Semuanya” dan bahkan, nama Tethys sendiri berarti perawat.

Gaea, Dewi Bumi, Ibu Tethys
Suatu hari, dunia diguncang gempa akibat Gaea yang menangis. Tethys dan saudara-saudarinya mendatangi sang Ibu Bumi dan menanyakan apa yang terjadi. Gaea menceritakan kepada para Titan mengenai kekejaman Ouranos yang membuang adik-adik mereka, para Cyclops Tertua dan para Raksasa Tangan Ratusan, ke Tartarus. Gaea ingin meracuni pikiran para Titan untuk membenci Ouranos, tetapi para Titan justu takut kepada ayah mereka.

Gaea kemudian menciptakan senjata pertama di dunia, sebuah Sabit Batu yang telah dimantrai dengan kutukan untuk membunuh Ouranos. Gaea menawarkan senjata tersebut kepada siapapun yang bersedia membunuh Ouranos dan dengan imbalan kekuasaan atas seluruh semesta. Tethys dan beberapa Titan lain tidak menyukai ide tersebut. Bagaimanapun, apakah mungkin membunuh Langit sendiri? Tethys menyadari bahwa ibunya sudah mulai gila.

Namun, tiba-tiba saja, Kronos mengangkat tangan. Ia bersedia membunuh sang Bapak Langit. Kemudian, Kronos meminta bantuan empat sukarelawan untuk berpartisipasi dalam pembunuhan tersebut. Tethys dan semua Titan wanita tidak mau ikut campur dalam aksi gila itu, begitupun Oceanus. Mereka pergi meninggalkan Kronos dan Gaea.

***

Menjadi Titan Air Tawar dan Menikahi Oceanus

Rencana pembunuhan tersebut berhasil dan berakhirlah masa kekuasaan para Protogenos. Sebagian besar dari mereka pergi dan undur diri dari dunia. Kemudian, kekuasaan-kekuasaan mereka diambil alih oleh para Titan.

Tethys sendiri menjadi Titan Air Tawar (Titaness of Freshwater) dan wilayah kekuasaannya adalah seluruh air tawar yang ada di dunia, mulai dari sungai-sungai yang mengalir deras, danau-danau yang tenang, hingga sumur-sumur yang dalam. Tethys tetap menjalankan kebiasaannya bermain di hutan dan membantu makhluk-makhluk hidup untuk tetap terhidrasi.

Suatu hari, Tethys sedang berada di muara sungai, tempat di mana sungai bertemu lautan. Dia sedang duduk ditepi sungai sambil bernyanyi untuk buaya-buaya muara. Nyanyian merdu Tethys terdengar hingga ke laut dan didengar oleh Oceanus, Titan Lautan dan Samudra (Titan of Sea and Ocean).

Oceanus terpukau mendengar nyanyian tersebut. Dia baru menyadari bahwa Tethys cocok sekali menjadi pendampingnya. Tethys cantik, murah hati, suka menolong, dan tentunya, mereka sama-sama menguasai elemen air. Sempurna! Oceanus jatuh cinta pada Tethys.

Oceanus, Titan Laut dan Samudra
Oceanus datang menghampiri sang Titan Air Tawar, membuat nyanyian Tethys terhenti. “Maaf jika aku mengganggu mu, Tethys,”

“Ada urusan apa kamu kemari, Oceanus?”

“Tidak ada,” jawab Oceanus gugup, “Mmm… Aku hanya terkesan dengan nyanyian mu barusan.”

“Terima kasih,” jawab Tethys.

Oceanus berdeham basa-basi, “Apa kau mau pergi dengan ku?” ajak Oceanus, “Kita bisa menyelam di dasar laut, aku akan memperkenalkanmu pada teman-teman ikanku.”

Ajakan tersebut terdengar menarik bagi Tethys. Dia selalu penasaran kehidupan seperti apa yang disembunyikan lautan yang terbentang luas. “Kamu baik sekali. Aku belum pernah ke dasar laut.”

Itu adalah lampu hijau bagi Oceanus. Dia langsung membawa Tethys menyelami air laut yang asin. Di sana, Tethys terpukau dengan keunikan kehidupan di laut. Dia belum pernah melihat terumbu karang, penyu, ubur-ubur, hiu, dan makhluk laut lainnya. Dia senang sekali dan sangat bersemangat. Tethys tak pernah menduga ada banyak sekali bentuk kehidupan di dalam laut. Bahkan, lebih menakjubkan daripada kehidupan yang dimiliki danau terluas dan terdalam sekalipun.

Namun, Tethys tidak bisa berlama-lama di laut karena dia adalah Titan Air Tawar, dia tidak boleh jauh-jauh dari tempat kekuasaannya terlalu lama. Oceanus punya solusinya. Tethys juga bisa mejadi Titan Laut asalkan ia menikah dengan Oceanus. Dengan begitu, mereka bisa berbagi kekuasaan. Tanpa pikir panjang, Tethys bersedia menikah dengan sang Titan Samudra. Mulai hari itu, Tethys menjadi Titan Air Tawar dan Titan Laut (Titaness of Freshwater and Sea). Tethys dan Oceanus menjadi Penguasa Air di dunia.

Tethys dan Oceanus menjadi penguasa air di dunia. Mereka berdua bertanggungjawab terhadap kualitas air agar selalu bersih dan bisa dikonsumsi makhluk hidup. Mereka menyadari bahwa air penting dalam kehidupan. Maka dari itu, mereka menciptakan siklus air yang meliputi air, uap, awan, dan hujan untuk memurnikan air dari berbagai polutan. Bahkan, beberapa kisah menceritakan bahwa Tethys dan Oceanus adalah dua entitas pertama di dunia – melambangkan kehidupan berawal dari dalam air.

Hubungan pernikahan mereka dikaruniai banyak anak, yakni 3.000 Oceanid (putri-putri Oceanus, nymph-nymph elemen air) dan 3.000 Potamoi (Dewa-Dewi Sungai).

Nephelae, Nymph Awan
Oceanid adalah nymph-nymph air yang merupakan putri-putri Tethys. Para Oceanid merupakan personifikasi dari elemen air dalam berbagai wujud, misalnya awan, angin, sungai, danau, dan bahkan tanah subur serta tumbuh-tumbuhan. Namun, ada beberapa Oceanid yang juga mempresentasikan aspek-aspek lain, seperti Metis (Kebijaksanaan dan Konsultasi) dan Klymene (Kemasyuran dan Ketenaran). Para Oceanid diklasifikasikan menjadi beberapa jenis: Nephelai (nymph awan/nymphs of cloud), Aurai (nymph angin sepoi-sepoi/nymphs of breeze), Naiad (nymph air tawar/nymphs of freshwater: sungai, kolam, dan danau), Leimonides (nymph padang rumput/nymphs of pastureland), dan Anthousai (nymph bunga/nymphs of flower). Bahkan, para Naiad diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis: Pegaeae (nymph mata air/nymphs of spring), Crenaeae (nymph air mancur/nymphs of fountain), Potemeides (nymph sungai dan kali/nymphs of river and stream), Limnades atau Limnatides (nymph danau/nymphs of lake), dan Heleionomai (nymph tanah becek dan rawa-rawa/nymphs of wetland and marshes).

Berikut adalah nama-nama Oceanid yang diketahui:
  • Styx: Titan/Dewi Sungai Styx, Kebencian, dan Sumpah (Titaness/Goddess of Styx River, Hatred, and Oaths); Istri Titan Pallas dan Ibu dari Dewa-Dewi Kekuatan; Oceanid Tertua dan Putri Sulung Oceanus.
  • Klymene: Titan Ketenaran dan Kemasyuran (Titaness of Renown and Fame); Istri Titan Iapetus dan Ibu dari Sifat Fana Manusia.
  • Dione: Titan Penguasa Oracle Dodona (Titaness Lady of the Oracle of Dodona).
  • Electra: Dewi Awan Badai (Goddess of the Amber-Colored Storm Cloud); Istri Dewa Thaumas dan Ibu Dewi Iris, Titan Arkes, dan para Harpy.
  • Metis: Titan Nasihat Bijaksana (Titaness of Wise Counsel); Istri Pertama Zeus dan Ibu dari Dewi Athena.
  • Eurynome: Titan Parang Rumput dan Padang Rumput Berair (Titaness of Pastureland and Water-Meadow); Ibu dari Dewi-Dewi Charites.
  • Doris: Dewi Wilayah Pemancingan yang Banyak Ikan (Goddess of Rich Fishing Ground); Istri Dewa Nereus dan Ibu dari Lima Puluh Nereid (nymph air laut).
  •  Periboea: Titan Padang Rumput dan Kali Kecil (Titaness of Pastureland and Small Streams); Istri Titan Lelantos.
  •  Callirhoe: Istri Raksasa Chrysaor dan Ibu dari Raksasa Geryon.
  • Perseis: Kekasih Helios dan Ibu dari Dewi Circe dan Raja Aeetes.
  • Eidyia atau Idyia: Kekasih Aeetes dan Ibu dari Penyihir Medea.
  • Hagno: Salah satu nymph yang membesarkan Dewa Zeus.
  • Hesione: Dewi Minor dari Pengelihatan Masa Depan (Minor Goddess of Farsight); Istri Titan Prometheus.
  • Tyche: Dewi Keberuntungan dan Nasib Baik (Goddess of Fortune and Good Luck).
  • Telesto: Dewi Kesuksesan dan Pencapaian (Goddess of Success and Accomplishment).
  •  Peitho: Dewi Persuasi dan Godaan (Goddess of Persuasion and Seduction); Pelayan Dewi Aphrodite.
  • Pleione: Titan Kelimpahan (Titaness of Plenty); Istri Titan Atlas dan Ibu dari Hespirades, Pleionides, dan Calypso.
Sementara itu, para Potamoi adalah Dewa-Dewi Sungai. Mereka adalah personifikasi dari sungai-sungai yang ada di seluruh dunia. Sebagian besar dari mereka adalah dewa dan hanya sebagian kecil yang dewi. Kebanyakan Potamoi memiliki hubungan dengan para Naiad Awal, yakni anak-anak Oceanus, dan memiliki keturunan para naiad yang lebih muda. Beberpa Potamoi yang dikenal adalah: Achelous (Dewa Sungai Achelous/God of Achelous River), Tiberinus (Dewa Sungai Tiber/God of Tiber River), dan Peneus (Dewa Sungai Peneus/God of Peneus River). Bahkan, tiga dari lima sungai di Dunia Bawah juga dikuasai oleh Potamoi, yaitu Phlegethon (Dewa Sungai Api/God of Fire River Phlegethon), Acheron (Dewa Sungai Rasa Sakit/God of Pain River Acheron), dan Cocytos (Dewa Sungai Ratapan/God of Wail River Cocytos).

***

Perang antara Bangsa Titan dengan Olympia, dan Sesudahnya

Berabad-abad berlalu, zaman kekuasaan para Titan sampai diujuk tombak. Kronos berhasil dikalahkan oleh Zeus dan saudara-saudarinya. Berakhir sudah masa pemerintahan para Titan.

Tethys dan Oceanus undur diri dari dunia dan pergi ke ujung samudra yang berbatasan langsung dengan ujung dunia. Kekuasaan lautan, yang mencakup Laut Mediterrania dan beberapa wilayah Samudra, mereka serahkan kepada Dewa Poseidon.

Hera, Keponakan Hera
Beberapa tahun ke depan, Rhea mengirim salah satu putrinya, yakni Hera untuk tinggal bersama Tethys dan Oceanus. Hera memiliki amarah yang sulit dikendalikan, dia selalu membentak siapa saja yang membuatnya kesal, dan dengan itu artinya semua orang. Tidak ada pria yang berani mendekatinya karena Hera terlalu galak. Rhea khawatir akan hal itu dan lalu, mengirim putrinya untuk belajar mengendalikan emosi kepada Tethys dan Ocanus.

Tethys dan Oceanus menerima kedatangan Hera di Istana Samudra mereka. Tethys yang berhati lembut mengajari Hera untuk mengontrol diri. Sepuluh tahun lamanya Hera tinggal di sana dan latihannya berhasil.

Hera kembali ke permukaan dengan diri yang baru. Kini dia sudah lebih bisa mengontrol emosinya dan tidak mudah marah. Meskipun begitu, Hera tetap galak dan sulit didekati. Hera ingin agar memiliki suami yang sempurna agar nanti pernikahannya bisa sebahagia pernikahan Oceanus dan Tethys.  


***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 

Komentar