A Curse For True Love: Dua Penjahat, Satu Gadis, dan Satu Kutukan untuk Cinta Sejati—Akhir Bagi Kisah Paling Menakjubkan di Utara Agung

Identitas Buku Judul : A Curse for True Love Penulis : Stephanie Garber Penerjemah : Yuli Pritania Penerbit : Noura Books PT Mizan Publika Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 410 halaman Harga : Rp109.000 ISBN : 9786232424197 Genre : High fantasy , fantasi romantis , misteri, petualangan, young adult   Tentang Penulis Stephanie Garber adalah seorang penulis New York Times Best-Seller . Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, dia akhirnya debut sebagai penulis sebuah buku bergenre opera antariksa, tetapi tidak laku di pasaran. Kemudian, barulah dia menulis Caraval [1]   (2017) yang lalu menjadi buku best-...

KPBJ: Sebuah Novel Hasil Perkawinan Sains dan Roman


Identitas Buku

Judul

:

Supernova: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh

Penulis

:

Dee Lestari

Penerbit

:

Bentang Pustaka

Tahun terbit

:

2001

Cetakan

:

XVIII

Tebal

:

322 halaman

Harga

:

Rp74.000,-

ISBN

:

978-602-8811-72-9

Genre

:

Romantis, fiksi ilmiah, visionary fiction, fiksi filosofis, coming of age


Tentang Penulis
Dewi "Dee" Lestari

Dee Lestari, nama pena dari Dewi Lestari, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Debut Dee dalam kancah sastra dimulai pada 2001 dengan episode pertama novel serial Supernova yang berjudul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Disusul episode-episode berikutnya; Akar pada 2002, Petir pada 2004, Partikel pada 2012, Gelombang pada 2014, serial Supernova konsisten menjadi best seller nasional dan membawa banyak kontribusi positif dalam dunia perbukuan Indonesia. Kiprahnya dalam dunia kepenulisan juga telah membawa Dee ke berbagai ajang nasional dan internasional.

Supernova keenam dengan judul episode Inteligensi Embun Pagi merupakan buku penutup dari serial yang telah digarap Dee selama lima belas tahun terakhir.

Dee juga telah melahirkan buku-buku fenomenal lainnya, yakni Filosofi Kopi (2006), Rectoverso (2008), Perahu Kertas (2009), dan Madre (2011). Hampir seluruh karya Dee, termasuk Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh telah diadaptasi menjadi film layer lebar.

Selain menulis buku dan mengisi blog, Dee juga aktif di dunia musik sebagai penyanyi dan penulis lagu. Ia tinggal bersama keluarga kecilnya di Tanggerang Selatan. Dari dapur rumahnya, Dee rajin berkarya resep masakan yang diunggah ke situs pribadinya, www.deelestari.com.

Di dunia maya, penikmat dan penggemar buku-buku Dee dikenal dengan sebutan Addeection.

 

Sinopsis

Dimas dan Reuben, dua orang mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Amerika, tidak menyangka bahwa mereka akan menjadi kawan dekat. Apalagi, keduanya memiliki selera yang berbeda – Dimas adalah seorang sastrawan dan pujangga, sedangkan Reuben adalah seorang pecinta sains kelas akut yang tergila-gila untuk menyatukan antara sains dan ilmu sosial. Terlepas dari perbedaan keduanya, mereka memiliki kecocokan yang tidak biasa, kecocokan yang telah membuat mereka menjadi sepasang kekasih, bahkan bertahan hingga sepuluh tahun.

Kini, setelah sepuluh tahun menjalin hubungan, sepasang homoseksual tersebut kemabli ke Indonesia. Mereka ingin memenuhi ikrar mereka dahulu, yaitu membuat sebuah mahakarya yang menggabungkan roman dan sains. Karya tersebut berjudul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Ferre, seorang pria yang menjabat sebagai CEO perusahaan multinasional di usianya yang terbilang muda. Muda, kaya, dan tampan, siapa wanita yang tidak menggilainya? Tapi, belum ada satupun wanita yang dia gilai. Ferre masih terus mencari sosok seorang putri yang akan mencuri hatinya.

Penantian tersebut berhenti ketika ia kedatangan seorang wartawan dari sebuah redaksi majalah. Namanya Rana. Cantik, manis, terpelajar, tapi sudah menikah. Walaupun begitu, cinta tidak bisa berbohong, keduanya memiliki ketertarikan untuk satu sama lain yang kemudian berujung ke hubungan gelap antara keduanya. Hubungan gelap yang membuat Rana tersiksa setiap ia harus pulang ke rumah dan bertemu suaminya. Kini, yang Rana inginkan hanya bersama Ferre.

Sementara itu, terdapat Diva, seorang top model dan diam-diam ia memiliki pekerjaan sebagai pelacur papan atas. Dia dikagumi sekaligus tidak disukai sebagai model, tetapi dia tetap tidak peduli. Baginya, semua orang hanyalah mayat hidup yang digerakkan tangan-tangna tak kasat mata. Tidak ada seorang pun yang paham cara berpikirnya yang sangat cemerlang dan tidak biasa, benar tapi menyakitkan.

 

Kelebihan

Novel ini memang sudah lama, bahkan terbitnya ketika saya baru lahir. Yang saya tahu, novel ini sangat booming di zamannya, dan bahkan masih sampai sekarang. Walaupun sudah lama, novel ini tidak kehilangan pesonanya.

Menurut saya, mba Dee Lestari cukup berani memasukkan unsur homoseksual ke dalam novel ini. Apalagi di masa novel ini pertama kali terbit, isu tersebut kurang mendapat perhatian. Jadi menurut saya, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh sangat berani dalam penentuan karakter-karakter yang ada.

Bukan hanya karakter homoseksual, ada juga karakter pelacur yang menjadi kesukaan saya, yakni Diva. Diva memiliki penggambaran karakter yang memang terkesan mengada-ada, tetapi luar biasa memukau. Saya tidak pernah menyangka jika ada orang di dunia ini yang memiliki pemikiran seperti dia. Bisa dikatakan Diva adalah paradoks hidup, terlihat rendah karena pekerjaan sampingannya, tetapi sebenarnya menyimpan kecemerlangan dalam pikirannya.

Bahkan, dialog-dialog yang Diva lontarkan sering membuat saya terdiam dan bertanya pada diri saya sendiri. Mba Dee berhasil membuat saya berefleksi di sela-sela saya membaca. Hal-hal mendasar yang tidak pernah saya tanyakan kepada diri saya akhirnya saya tanyakan.

Di samping Diva, hubungan cinta Ferre dan Rana juga cukup memukau. Apalagi dengan adanya puisi-puisi romantic yang dibuat oleh Ferre. Tidak disangka-sangka, dibalik sosok Ferre sebagai pebisnis yang seperti robot ternyata ada jiwa pujangga yang terdiap di sana.

Namun, yang paling menderita menurut saya adalah Rana. Rana selalu merasa tidak nyaman di rumahnya karena keberadaan Arwin, seuaminya. Sementara dia dan Ferre juga tidak bisa go public mengenai hubungan mereka. Sungguh menyiksa bukan? Dan Mba Dee berhasil membuat konflik batin Rana terasa berat, tetapi tidak lebay. Ada kesamaan personal antara saya dan Rana – kami sama-sama hidup dengan beban ekspektasi orang tua dan itulah yang membuat saya merasa iba dengan Rana.

Keunggulan buku ini selain daripada karakter-karakternya yang kuat adalah bahasa yang digunakan. Kadang bahasa yang dipakai sangat memusingkan karena penuh teori-teori sains, kadang sangat romantis namun tidak megumbar-umbar gombal, kadang juga ringan seperti kehidupan sehari-hari. Penggunaan diksi yang saya rasa sangat tepat sasaran ini membuat saya sebagai pembaca dapat menikmati novel ini dalam berbagai atmosfer, tergantung dari sudut pandang tokoh siapa.

Yang tidak kalah penting ialah, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh membuka wawasan saya dan membuat saya lebih berpikir kritis mengenai banyak hal. Detil-detil yang biasanya terabaikan padahal substansial diangkat dalam cerita romantis di novel ini. Bahkan, saya kagum karena novel ini terbit tahun 2000, tetapi bahasannya masih relevan dengan situasi sekarang mengingat perkembangan dunia sekarang ini sangat cepat.

 

Kelemahan

Kekurangan buku ini mungkin tidak banyak, tetapi penting. Kekurangannya adalah pembahasan yang sangat saintifik di awal novel. Di halaman-halaman pertama, Reuben mengoceh mengenai teori chaos dan turbulensi serta hal-hal ilmiah lain yang tidak akrab di telinga orang. Banyak sekali istilah-istilah yang hanay dipahami kalangan fisikawan dimasukkan oleh Mba Dee ke dalam dialog Reuben tersebut. Tentu saja hal tersebut membuat saya dan banyak pembaca lainnya pusing tujuh keliling. Saya harus membaca tiga sampai lima kali untuk mendapat gambaran maksudnya, bukan pemahaman yang utuh loh. Memang sih, di bawah setiap halaman terdapat catatan kaki yang menjelaskan istilah-istilah tersebut, tetapi tetap saja sulit untuk dipahami. Banyak pembaca yang langsung tutup buku dan menyerah untuk menyelesaikan novel ini, bahkan tidak sedikit yang mengkritiknya karena lebih seperti buku fisika ketimbang sebuah novel.

Di samping itu, kekurangan novel ini adalah unsur-unsur yang diangkatnya. Hal semacam homoseksual dan pelacuran bisa dibilang bertentangan dengan norma yang ada di masyarakat kita. Di sisi lain, saya pribadi menganggap unsur-unsur tersebut kelebihan dari novel ini. Namun, saya khawatir jika banyak pembaca yang kurang kritis, mereka akan mentah-mentah mencerna bahwa homoseksual dan pelacuran adalah sesuatu yang seharusnya dilazimkan dan dilegalkan di Indonesia. Padahal, baik Diva dan pasangan Dimas-Reuben memiliki ideologi sendiri yang bukan merupakan Pancasila sehingga mereka bisa berbuat demikian. Saya tidak mengatakan bahwa novel ini bertentangan dengan Pancasila, tetapi saya cemas apabila masyarakat kita kurang kritis dan asal menirunya saja.

 

Kesimpulan

Secara keseluruhan, novel ini sangat bagus untuk dibaca. Biarpun ia mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan nilai-nilai di masyarakat kita, novel ini juga mengangkat masalah-masalah yang substansial dalam kehidupan kita. Novel ini bisa menjadi wahana untuk berefleksi dan merenung. Novel ini sebaiknya dibaca untuk kalangan remaja dan dewasa saja, mengingat ada hal-hal yang berbau dewasa di dalamnya. Dan saran saya, menjadi bijak dan kritislah dalam memahami yang pesan-pesan dalam novel ini. Saya memberi skor 9.4/10 untuk episode pertama dari serial Supernova ini. Bravo, Mba Dee!

***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 


Komentar