Thalassa
Protogenos of Sea
Goddess of Sea
Mother of Sea-Life
Thalassa merupakan salah satu dari protogenos, yakni
dewa-dewi purba. Dia bukanlah anak dari Chaos,
tetapi anak dari Hemera (Siang) dan Aether (Cahaya). Dengan demikian,
Thalassa adalah cucu dari Nyx
(Malam) dan Erebos (Kegelapan). Nama
Thalassa dapat juga ditulis Thalatta
atau Thalath. Thalassa dapat
disejajarkan Dewi Laut Ran (Goddess of Sea) dari
mitologi Nordik.
Thalassa sering
menampakkan dirinya dalam wujud wanita yang terbentuk dari gulungan-gulungan
ombak di hadapan manusia. Matanya berupa cahaya yang terang bagai kilatan
petir. Bersama kehadirannya, badai laut dahsyat muncul. Namun kadang kala, ia
muncul dalam wujud wanita raksasa, cantik dengan kulit putih bersih bagaikan
pasir pantai. Matanya berwarna mint
dan rambutnya berwarna abu-abu cerah. Gaunnya berwarna terbuat dari air laut. Bersama
kehadirannya, angin laut yang berhembus sepoi-sepoi muncul.
Thalassa
mempresentasikan laut bagian atas, bagian di mana cahaya dari langit (Aether)
masih dapat menembusnya. Sementara itu, laut bagian dalam yang tidak dapat
ditembus cahaya adalah wilayah milik Pontus.
Thalassa konon adalah perwujudan dari Laut Mediterania.
Laut bersifat tidak
stabil dan sulit diprediksi, sebagaimana halnya seorang wanita, sangat sulit
ditebak. Itulah sebabnya laut memiliki penjelmaan sebagai seorang dewi. Oleh
karena itu pula, Thalassa juga bersifat labil, terkadang ia membuat laut
menjadi tenang, tetapi terkadang ia membuat laut menjadi bergejolak dan
mendatangkan badai. Saat lautan tentang, Thalassa akan hadir dalam wujudnya
yang cantik, dan kebalikannya, saat laut bergejolak, Thalassa akan hadir dalam
wujud mengerikan.
 |
Pontus, Suami Thalassa |
Thalassa
ditakuti dan dihormati oleh manusia. Sifat lautan yang sulit diprediksi
tersebutlah yang menjadikan manusia takut padanya karena pada dasarnya manusia
takut akan hal-hal yang tidak mereka mengerti. Ketika air bersentuhan
dengannya, air tersebut akan berubah menjadi asin dan tidak bisa diminum. Oleh
karena itu, manusia sejak permulaan zaman tidak tinggal di dekat laut.
Thalassa
menikah dengan Pontus yang juga adalah Dewa Laut. Pernikahan mereka dikaruniai
anak-anak: para telekhine dan Halia. Telekhine adalah monster
anjing-ikan yang terkenal dengan kemampuan pandai besi dan ilmu hitam mereka. Sementara
itu, Halia adalah seorang nymph laut yang cantik rupawan. Di samping itu,
Pontus dan Thalassa adalah pencipta dari makhluk-makhluk laut, seperti terumbu
karang, ikan-ikan, dan ubur-ubur.
Setelah para Titan
membunuh Ouranos, mereka membuang
jasad Ournaos ke laut, wilayah kekuasaan Thalassa. Jasad yang mengandung esensi
Ouranos tersebut terombang-ambing di lautan, terbawa ombak yang mengandung
esensi Thalassa. Esensi dari Ouranos dan Thalassa kemudian bersatu dan
melahirkan Dewi Cinta Aphrodite (Goddess of Love).
Kisah tentang
Thalassa sangatlah sedikit. Kemungkinan, ia dan Pontus undur diri ke
kedalaman-kedalman laut yang hanya diketahui oleh mereka. Kekuasaan Pontus dan
Thalassa atas laut nantinya digantikan oleh dewa-dewi lain.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar