Erebos
Protogenos of Darkness, Shadow, and Mist
God of Darkness and Shadow
Lord of the Mist
Erebos adalah Protogenos dari kegelapan dan kabut. Dia
adalah salah satu dari anak-anak Chaos.
Wujud Romawinya adalah Scotus. Erebos mirip dengan Dewa Kegelapan Purba Kuk (Primordial God of Darkness) dari mitologi Mesir. Sementara itu, di mitologi Nordik ada Hod, Dewa Kegelapan (God of Darkness), dan Narfi, Dewa Kegelapan Purba (Primordial God of Darkness) yang bisa disejajarkan dengannya. Sementara dalam mitologi Maya, Erebos dapat disejajarkan dengan Dewa Kegelapan Ah-Puch (God of Darkness).
Erebus
memiliki wujud sebagai pria bertubuh kurus, tetapi berotot dengan kulit
berwarna gelap seperti biji kopi. Rambutnya panjang dan lurus berwarna hitam
legam dengan janggut yang panjang juga. Erebos mengenakan jubah yang terbuat
dari kegelapan untuk menutupi tubuhnya. Kedua matanya berwarna hitam penuh, tidak
ada putih sedikit pun di sana. Dia juga memiliki sepasang sayap kecil berbulu
hitam, tampak lembut dan kelam. Erebos memancarkan aura yang menakutkan dan
dapat membuat orang di sekitarnya merasa takut. Ke manapun ia hadir, semua
menjadi gelap dan dipenuhi kabut serta membuat udara terasa dingin menusuk. Dia
selalu dikerubuti oleh kepulan-kepulan kabut berwarna hitam.
Erebos
adalah personifikasi dari kegelapan dan kabut yang mengisi segala sudut dan
celah dunia. Kegelapan adalah simbol dari kebohongan, sedangkan cahaya adalah simbol
kebenaran. Kegelapan menyebarkan kebohongan, kebodohan, dan rasa takut kepada
manusia, maka kehadiran Erebos jarang diharapkan. Sementara itu, kabut
melambangkan kepalsuan. Kabut selalu menutupi kebenaran dengan kebohongan,
menutupi kebohongan dengan kebenaran. Kabut membuat kita tidak bisa membedakan
yang mana nyata dan yang mana ilusi. Kabut dapat membuat pikiran menjadi kacau,
menipu penglihatan – itulah alasan manusia takut keluar rumah di malam berkabut.
Pada
mulanya, Dunia Bawah atau negeri orang mati dinamai Erebos. Di sanalah Erebos
sang Dewa Kegelapan tinggal dan berkuasa di permulaan zaman. Dunia Bawah
merupakan tempat jiwa-jiwa orang mati pergi dan menetap. Dunia Bawah sangat
gelap dan suram, tidak tersentuh cahaya matahari dan bulan. Sejak
Hades berkuasa, negeri Erebos diubah namanya menjadi Dunia Bawah atau terkadang
juga Hades. Sementara itu, nama
Erebos dipakai oleh Hades untuk
menyebut tembok-temobok istananya.
***
Erebos dan Nyx, serta Keturunan Mereka
Erebos
terlahir dari Chaos sehingga ia menjadi salah satu dari protogenos, dewa-dewi
purba. Beberapa kisah menceritakan bahwa Erebos diciptakan setelah Gaea (Bumi) dan Ouranos (Langit), tetapi ada juga yang bercerita bahwa Erebos
adalah protogenos pertama yang tercipta bersama-sama dengan Nyx sang Dewi Malam (Goddess of Night) – melambangkan bahwa
dunia berawal dari kegelapan, lalu dimulailah penciptaan.
Sebagai
Dewa Kegelapan, Erebos lebih suka berada di Dunia Bawah di mana cahaya sulit menembusnya. Dia mengambil wilayah
kekuasaan yakni bagian atas Tartarus yang disebut Dunia Bawah atau Erebos.
 |
Nyx, Dewi Malam, Istri Erebos |
Erebos
meminta kepada Chaos untuk diberikan pasangan dan kemudian Chaos menciptakan
Nyx, Dewi Malam. Kemudian, Erebos dan Nyx menjadi sepasang suami istri.
Dua
anak sulung mereka adalah Aether
(Cahaya) dan Hemera (Siang). Hal ini
sungguh ironis karena anak dari Kegelapan dan Malam adalah Cahaya dan Siang –
aspek yang saling antagonis. Maka dari itu, hubungan antara Erebos dan Nyx dengan
Aether dan Hemera tidak harmonis. Jarang sekali mereka bertemu. Erebos dan Nyx
suka tinggal di Dunia Bawah, sementara Aether dan Hemera suka tinggal di
langit. Secara rutin, mereka selalu berganti posisi sehingga terjadilah
pergantian siang dan malam – ketika malam, Erebos dan Nyx akan pergi ke
permukaan dan membuat dunia gelap dan diselimuti kabut; ketika siang, Aether
dan Hemera akan menyinari dunia dan melenyapkan kabut-kabut Erebos.
 |
Thanatos, Dewa Maut |
Selain
Aether dan Hemera, Erebos dan Nyx juga memiliki beberapa anak lainnya.
Nama-nama mereka adalah: si kembar Thanatos
(Dewa Maut/God of Death) dan Hypnos (Dewa Tidur/God of Sleep),
Epiphrone (Dewa Kebijaksanaan/God of Prudence), Sophrosyne (Dewi Pengendalian Diri/Goddess of Self-Control), Dolos (Dewa Tipu Daya/God of Trickery), Eleos (Dewi Belas Kasih/Goddess of Mercy), dan Moirae (Tiga Dewi Nasib/The Three Goddesses of Fates) – namun, ada beberapa
versi yang menyatakan bahwa Moirae adalah anak dari Zeus dan Titan Themis.
Thanatos
dan Hypnos dilahirkan sebagai dewa kembar. Secara berurutan, mereka mewakili
kematian dan tidur. Hal ini melambangkan kemiripan di antara keduanya. Baik
saat mati maupun tidur, manusia pasti memejamkan mata mereka, jiwa dan
kesadaran mereka pun sedang tidak sepenuhnya terhubung dengan tubuh.
Perbedaannya adalah jiwa dan kesadaran kita dapat kembali saat tidur, tetapi
tidak saat kita mati, selamanya jiwa dan kesadaran kita meninggalkan jasad
kita.
Epiphrone
adalah roh kebijaksanaan, kehati-hatian berpikir, dan ketajaman pikiran (God/Spirit of Prudence, Careful Consideration, Shrewdness). Dia lebih dikenal
sebagai seorang roh (daimon) daripada sebagai seorang dewa. Dia memiliki wujud
kebapak-bapakan dengan mata hitam tajam dan sorot mata penuh pertimbangan
dan kehati-hatian.
Sophrosyne
adalah dewi atau roh (daimon) yang melambangkan pengendalian diri (Goddess/Spirit of Self-Control). Dia berwujud wanita
cantik dengan kulit kecoklatan yang bersih. Rambutnya panjang berwarna hitam
dan ditata anggun. Gaun yang ia kenakan berwarna kelabu tua, tetapi tidak
seperti awan-awan mendung ketika mau turun hujan. Sophrosyne mempresentasikan
kualitas positif dari diri seseorang, meliputi kejernihan berpikir,
kesederhanaan, tidak berlebih-lebihan, kehati-hatian, kemurnian, dan pengendalian
diri. Dia merupakan antagonis dari keangkuhan dan kesombongan.
Dolos
adalah roh tipu daya dan kelicikan (God/Spirit of Trickery and Treachery). Dia berwujud pria muda dengan senyum
licik. Rambutnya acak-acakan dengan warna kelabu. Dia amat lihai berbicara,
mampu membuat fakta menjadi kebohongan dan kebohongan menjadi fakta. Dia
menguasai berbagai trik-trik menipu. Bahkan, banyak sekali dewa yang tertipu
oleh Dolos. Akan tetapi, ada kisah yang mengatakan bahwa Dolos bukanlah anak
Erebos dan Nyx, melainkan anak Gaea dan Aether.
Sementara
itu, Eleos adalah Dewi Belas Kasih (Goddess/Spirit of Mercy). Dia mempresentasikan perasaan kasihan dan
belas kasih. Eleos bergaun biru seperti sungai yang jernih, terlihat sangat
lembut dan meliuk-liuk kala tertiup angin. Eleos jarang menampakkan
wujud fisiknya sehingga ia lebih dikenal sebagai sebuah etitas daripada dewi
atau roh. Eleos selalu merasa kasihan kepada makhluk-makhul yang kesusahan, ia
dapat memahami penderitaan mereka. Oleh karenanya, Eleos sering sekali
meneteskan air mata ke gaun birunya yang elok.
Kemudian ada Moirae yang merupakan
tiga dewi kembar yang menjadi perwujudan dari nasib (Goddesses of Fates). Mereka selalu digambarkan
sebagai tiga nenek yang menenun kain dari benang-benang nasib. Mereka termasuk
entitas yang ditakuti oleh dewa-dewi lain, bahkan Zeus sendiri. Tidak ada yang tahu
pasti Moirae adalah anak siapa karena ada banyak versi yang menceritakan siapa orang
tua mereka.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar