The Storm Runner: Gabungan The Lightning Thief, The Red Pyramid, dan Diary of A Wimpy Kid versi Mitologi Maya

Identitas Buku Judul : The Storm Runner (The Storm Runner #1) Penulis : J. C. Cervantes Penerbit : Disney Hyperion Tahun terbit : 2019 Cetakan : I Tebal : 426 halaman Harga : Rp167.000,- ( softcover ); Rp294.000,- ( hardcover ) ISBN : 9781368023603 Genre : High fantasy , fantasi urban , mitologi, petualangan, coming of age , middle grade   Tentang Penulis J. C. Cervantes atau juga dikenal dengan nama Jennifer Cervantes adalah seorang penulis New York Times best-selling . Dia tumbuh besar di San Diego, California, dekat dengan perbatasan Tijuana. Di sanalah diriny

The Dating Game: Novel Romcom yang Dewasa dan Cheesy Bergaya Jaksel

Identitas Buku

Judul

:

The Dating Game

Penulis

:

Nina Ardianti

Penerbit

:

PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit

:

2022

Cetakan

:

II

Tebal

:

360 halaman

Harga

:

Rp99.000

ISBN

:

9786020665184

Genre

:

Komedi romantis, metropop

 

Tentang Penulis

Nina Ardianti suka membaca dan menulis novel romantis sejak masih remaja. Dia melakukannya sebagai bentuk pelarian karena realita tak seindah di novel-novel. Nina Ardianti adalah lulusan jurusan arsitektur Universitas Indonesia. Setelah lulus, dia bekerja sebagai banker, lalu melanjutkan studi dengan program Master of Business Administration di The Ross School of Business, University of Michigan.

Beberapa buku yang pernah dia tulis adalah Lelaki Buaya Darat (2007), Simple Lie (2007), Glam Girls (2008), Impossible (2012), Fly to the Sky (2012), Meet Cute (2013), Stuck (2013), Restart (2013), dan Sunset Holiday (2015). Sudah cukup lama Nina Ardiati tidak menulis buku, dan The Dating Game (2022) menjadi comeback-nya.

Nina Ardianti menggunakan pengalaman hidupnya sebagai inspirasi untuk menulis, walau tak semua terwujudkan di atas kertas. So if you feel the stories that Nina wrote have something in commong with your life, you’re probably not wrong. You’re the chosen one(s).

 

Sinopsis

“Attraction is important. But chemistry is more important. Ketika menemukan keduanya, I consider myself lucky.”

Itu dulu, lima tahun lalu, ketika Kemal pertama kali bertemu Emma. Emma tampak sangat sempurna. Makin mengenalnya, Emma menjadi makin bagus di mata Kemal. Kemal merasa dirinya lebih daripada beruntung bisa bertemu dengan Emma.

 

“From the scale one to hot, Kemal Arsjad is scorching. Membara. Dia seperti book boyfriend yang hanya eksis di novel. Seperti para hero di romancelandia.”

Tapi itu dulu, lima tahun lalu, sebelum Kemal merusak kepercayaan diri Emma dengan ucapannya yang mematahkan hati. Sejak itu, Emma berjanji bahwa dia membenci manusia bernama Kemal Arsjad dan tak mau berurusan dengan laki-laki itu lagi.

Akan tetapi, saat ini interaksi mereka tak bisa dielak. Memiliki lingkaran sosial yang bersinggungan tentu memperbesar kemungkinan mereka bertemu, cepat atau lambat. Kini, keduanya harus bisa akur tanpa merasa canggung ketika harus berlibur bersama di Eropa Selatan pada saat musim panas yang menggerahkan.

Hati yang bergetar dan logika yang tak terdengar. Emma dan Kemal kembali memulai permainan romansa mereka. Ladies and gentlemen, please enjoy this dating game.

 

Kelebihan

Ketika memilih membaca The Dating Game, aku tidak punya banyak ekspektasi. Aku hanya tahu bahwa buku ini menyuguhkan cerita romansa yang sederhana dan cheesy—sesuatu yang kubutuhkan sebagai hiburan, maka kumembelinya. Buku itupun ternyata memang berhasil menghiburku.

Ini adalah buku pertama Nina Ardianti yang kubaca, dan aku baru tahu setelah membaca buku ini bahwa Nina Ardianti sudah banyak menulis buku. Hanya saja, dia sudah cukup lama vakum di dunia kepenulisan. The Dating Game adalah comeback-nya.

Aku suka dengan gaya penulisannya. Narasinya terasa mengalir dan asyik, serta tidak berbelit-belit. Tidak memaksakan untuk terkesan puitis juga. Selain itu, buku ini diceritakan melalui dua sudut pandang: Emma dan Kemal, dan masing-masing sudut pandang terasa sekali karakternya. Cerita sudut pandang Emma sangat terasa karkater Emma, begitupun cerita sudut pandang Kemal sangat terasa Kemal, sehingga kita dapat mengikuti pergulatan pikiran keduanya. Aku juga suka dengan gaya bahasanya yang bahasa anak Jaksel banget, hahaha. Penggunaan bahasa Indonesia dan Inggris dalam narasi dan dialognya terasa pas, tidak seperti ingin memaksakan diri untuk terkesan “metropop”.

Kemudian, cerita buku ini sepenuhnya tentang romansa antara Kemal dan Emma, tentang tarik ulur mereka berdua hingga akhirnya resmi menjadi sepasang kekasih. Itu adalah premis cerita yang umum untuk sebuah cerita komedi romantis, tetapi aku yakin kalian tidak akan merasa bosan dengannya. Walau jalan ceritanya mudah ditebak, ada sedikit tanda tanya di dalamnya yang akan menimbulkan rasa penasaran kalian.

Terkhusus untuk penggemar romcom, kalian pasti akan suka dengan buku ini. Siap-siap dengan kalimat dan gestur gombal ala Kemal Arsjad! Perlakuan manis Kemal kepada Emma membuatku senyum-senyum sendiri, dan tertawa. Seriusan, Kemal gombal banget, hahaha. Namun, cheesiness dari cerita ini ada di taraf yang pas, tidak sampai jadi cringe.

Sejujurnya, aku merasa buku ini punya vibes yang mirip dengan serial TV How I Met Your Mother. Keduanya sama-sama menunjukkan bahwa menjalin hubungan dengan orang lain itu bukan perkara mudah. Menyatukan dua ego agar bisa berjalan beriringan itu sulit, terutama ketika kedua ego tersebut memiliki masalah pribadi masing-masing. And that I can say I agree.

Dalam buku ini, baik Emma dan Kemal memiliki sesuatu yang mengganjal di hati mereka sehingga menahan mereka berdua untuk berpacaran. Emma masih sakit hati dengan ucapan Kemal lima tahun silam sehingga ia takut akan patah hati lagi, takut Kemal akan mengecewakannya lagi semudah dulu. Sementara Kemal masih memiliki urusan yang belum selesai dengan hatinya. Dia juga takut jika membuka hatinya untuk orang lain, hatinya akan menjadi vulnerable. Well, patah hati karena orang yang amat kita percaya dan sayangi tentu akan membuat kita menutup hati dan tak sembarangan membukanya lagi.

Kemudian, kemiripan lain buku ini dengan How I Met Your Mother adalah caranya bercerita yang memberi kesan bahwa menjalin hubungan—membuka hati, mendekati orang yang kita suka, merelakan mantan pacar, dll—seakan seperti permainan. Tarik ulur Emma dan Kemal terkesan playful, which is menggemaskan dan lucu. Benar-benar sebuah cerita romcom yang amusing and refreshing.

Selain itu, hal lain yang aku suka dari Emma dan Kemal adalah sikap mereka yang dewasa. Konflik romansanya terasa dewasa. Bukan memperbanyak adegan lebay, tetapi memperbanyak dialog yang sehat dan jujur. Emma dan Kemal sama-sama memiliki prinsip yang bagus soal menjalin hubungan—which I like. Tidak butuh ada orang ketiga atau drama dengan keluarga; cukup tentang mereka berdua. Kurasa, poin utama cerita ini adalah sebelum menjalin hubungan dengan orang lain, kita harus sudah “selesai dengan diri sendiri” dan benar-benar siap.

 

Kelemahan

Saking miripnya dengan How I Met Your Mother (bagiku sih, hehehe), buku ini juga memiliki kelemahan yang sama dengan serial TV tersebut: tarik ulurnya bertele-tele dan terlalu panjang. Sebagian besar cerita ini, sekitar 90%, ya tentang tarik ulur hubungan Emma dan Kemal. Namun, dengan jumlah halaman yang banyak, 300-an halaman, itu berarti cerita ini panjang. Memang perkembangan hubungan Emma dan Kemal disajikan secara bertahap, layaknya sebuah permainan yang ada beberapa levelnya. Akan tetapi, ceritanya agak dragging di pertengahan, apalagi tidak ada perkembangan karakter yang berarti dari keduanya sebab keduanya sudah mature.

Selain itu, keberadaan tokoh-tokoh pendukungnya juga tidak memiliki peran yang signifikan. Di antara teman-temannya Kemal, mungkin cuma Oliver yang menonjol dan itupun karena deskripnya yang dibilang ganteng banget, super hot. Sementara, teman-temannya Emma lebih buruk, tidak ada satupun yang berkesan bagiku. Mereka sekadar aksesoris cerita. Padahal, biasanya para sahabat dari tokoh utama bisa mendorong perkembangan karakter tokoh utama itu sendiri.

 

Kesimpulan

The Dating Game adalah sebuah novel romcom dengan vibes yang khas serial TV Amerika, terutama How I Met Your Mother. Kalian yang menyukai serial TV itu, pasti akan suka buka ini. Buku ini menunjukkan bahwa menjalin hubungan itu layaknya sebuah permainan, ada beberapa tingkatan yang perlu ditempuh sebelum menjalin hubungan serius. Namun, yang paling utama adalah buku ini ingin menyampaikan bahwa kita harus “selesai dengan diri sendiri” dulu sebelum memulai hubungan serius dengan orang lain. Dengan penyajian yang khas novel metropop serta gaya narasi yang mengalir, buku ini pasti dapat menghibur kalian di tengah kegiatan sehari-hari. Walau ceritanya agak dragging di awal dan beberapa tokoh pendukungnya kurang berkesan, secara umum The Dating Game adalah cerita romcom dewasa yang bagus dengan segala adegan dan gestur cheesy dan spicy-nya. Menurutku, skor untuk buku ini adalah 8,2/10. Buku ini sangat cocok untuk siapapun penggemar cerita metropop dan romcom.

 ***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 

Komentar