Children
of Pontus
|
Pontus, Dewa Laut Purbakala
|
Dewa
Laut Pontus adalah salah satu dari para Protogenos, atau dewa-dewi purba. Pontus
merupakan personifikasi paling purba dari laut dalam. Dia terlahir dari Chaos
(Ketiadaan) dan Gaea (Bumi) pada permulaan penciptaan.
Seperti
dewa-dewi lainnya, Pontus juga pernah berhubungan dengan Gaea. Dia dan Gaea
memiliki beberapa anak yang merupakan dewa-dewi penguasa laut paling pertama. Nama-nama
mereka adalah Nereus, Thaumas, Phorcys, Keto, dan Eurybia.
Anak-anak mereka berdua akan menjadi orang tua dari beberapa dewa-dewi yang
memiliki peran penting bagi peradaban Yunani Kuno.
Namun,
yang menjadi istri sang Dewa Laut adalah Thalassa. Thalassa ada
Protogenos Laut (Protogenos of the Sea), seperti halnya Pontus. Bedanya adalah Pontus merepresentasikan
laut dalam yang gelap, sementara Thalassa merepresentasikan laut bagian atas
yang masih terkena cahaya. Thalassa sendiri adalah putri dari Dewa Udara Atas Aether (God of Upper Air) dan Dewi Siang Hemera (Goddess of Day).
Hubungan
pernikahan Pontus dan Thalassa melahirkan hewan-hewan laut yang menghuni
kedalaman laut biru. Semua ikan dan makhluk laut lainnya adalah keturunan kedua
dewa-dewi tersebut. Mereka juga adalah orang tua dari monster telekhine,
para monster laut yang menghuni Pulau Keos dan Pulau Rhodes.
Cerita tentang anak-anak Pontus
tidak banyak dikenal. Namun, keberadaan mereka penting sebab mereka adalah
orang tua dari dewa-dewi generasi berikutnya, dewa-dewi yang membantu Bangsa
Olympus memenangkan perang dan menjaga keseimbangan dunia. Untuk itu, ini
adalah sedikit cerita tentang mereka.
***
Nereus
The
Old Man of the Sea
God
of Sea’s Rich Bounty of Fish
Father
of the Fifty Nereids
|
Nereus, si Pria Tua dari Lautan
|
Nereus adalah anak tertua dari pasangan
Pontus dan Gaea. Dia adalah personifikasi dari keberlimpahan jenis ikan di
lautan. Oleh sebab itu Nereus dikenal sebagai Dewa Keberlimpahan Ikan. Dia
mewakili aspek keberagaman hayati yang ada di dalam laut. Nama Nereus sendiri
berarti “Yang Basah” (The Wet One).
Nereus
selalu digambarkan sebagai pria tua dengan janggut kelabu. Berbeda dengan
kebanyakan dewa laut yang digambarkan tidak berpakaian, Nereus mengenakan kain
tunik khas Yunani yang berwarna biru-kelabu. Tubuh bagian bawahnya bukan kaki,
tetapi ekor ikan yang panjang meliuk dengan sisik kebiruan. Karena penampilannya
yang sangat kebapak-bapakan, Nereus dikenal dengan julukan Pria Tua dari Laut.
Nereus
dikenal sebagai dewa yang bijaksana. Dia jujur, tidak berdusta, dapat
dipercaya, lembut, serta tidak pernah melupakan kebenaran. Dia juga memiliki
pikiran yang jernih dan cemerlang. Putra sulung Pontus ini memiliki kemampuan
berubah bentuk, selayaknya dewa-dewi laut lainnya. Namun tidak hanya itu, Pontus
memiliki kemampuan meramal – dia merupakan entitas penting di laut karena adalah
sumber kekuatan oracle di dalam laut (sebagaimana Titan Phoebe dan Dewa Apollo
yang adalah sumber kekautan oracle di daratan).
Nereus
menikahi seorang Oceanid (putri Titan Oceanus dan Tethys),
yakni Doris. Nereus dan Doris tinggal di kedalaman Laut Aegean bersama anak-anak
mereka. Akan tetapi, sering kali juga Nereus ada di pantai atau pelabuhan,
duduk dan berjemur bersama para anjing laut. Saat di pantai itu, Nereus selalu
menyamar sebagai pria tua, julukannya sebagai Pria Tua dari Laut pun semakin cocok
dengannya.
Nereus
dan Doris memiliki banyak anak. Lima puluh di antara anak-anaknya adalah para Nereid,
nymph laut. Sementara itu, anak mereka yang satunya bernama Nerites, dia
adalah dewa laut yang tampan dan masih sangat muda. Kita akan mengenal sedikit
tentang anak-anak Nereus kemudian.
Kisah
yang cukup terkenal tentang Nereus adalah saat dia bertemu Hercules.
Pada saat itu, Hercules sedang menjalankan misinya untuk mencuri apel emas di
Kebun Hespirades. Namun, dia tidak tahu di mana lokasinya.
Dalam
perjalanannya yang sangat membuat putus asa, Hercules bertemu dengan Nereus
yang saat itu sedang duduk di pinggir pantai bersama para anjing laut. Hercules
langsung menghampiri sang dewa karena dia tahu Nereus memiliki kemampuan
meramal – Nereus bisa membantunya menemukan lokasi Kebun Hespirades.
Nereus adalah sosok yang pintar,
tetapi bukan berhati penolong. Alih-alih menolong Hercules, Nereus kabur. Hercules
langsung mengejarnya dan bergulat dengan sang dewa. Setelah menyerah, Nereus
akhirnya memberi tahu Hercules di mana letak Kebun Hespirades dan bagaimana
caranya agar bisa selamat dari misi itu.
***
Nereid
Nymphs of Sea
Daughters
of Nereus
|
Nereid, Nymph Laut |
Nereid adalah salah satu jenis nymph
– mereka adalah roh alam berwujud perempuan yang merupakan personifikasi dari
aspek-aspek tertentu dari alam. Mereka juga bisa dikatakan sebagai dewi minor,
dewi dengan kekuasaan sangat, sangat kecil. Para Nereid sendiri adalah nymph
lautan, atau bisa dibilang sebagai peri laut.
Para
nereid mulanya berjumlah lima puluh dan semuanya adalah anak-anak Dewa Nereus
dan Dewi Doris. Kemudian, para nereid tersebut melahirkan nereid-nereid
berikutnya.
Mereka
dahulu tinggal bersama ayah dan ibu mereka di kedalaman Laut Aegean. Kemudian, ketika
Poseidon mengambil kuasa atas lautan, para nereid jadi sering terlihat
menemani sang Dewa Laut tersebut. Bahkan, para nereid sering muncul ke
permukaan dan membantu para nelayan dan pelaut.
Semua
nereid memiliki rupa perempuan yang sangat cantik, dengan mengenakan gaun putih
dari sutra serta mahkota dari terumbu karang, dan bertelanjang kaki. Mereka
merupakan wujud dari kecantikan yang dimiliki lautan. Nyanyian merdu mereka
sering kali didengar para pelaut yang tengah berpetualang. Masing-masing dari
kelima-puluh nereid merupakan representasi dari aspek-aspek yang dimiliki
lautan: air asin, buih laut, pasir, batu, bahkan beberapa kemampuan para
pelaut.
Akan tetapi, hanya sedikit
nereid yang namanya banyak dikenal orang-orang. Pertama, dialah Thetis, yang tertua sekaligus pemimpin para nereid. Thetis akan menikahi seorang
pahlawan bernama Peleus di kemudian hari, dan memiliki anak bernama Achilles.
Kemudian, ada Amphitrite yang akan menjadi istri Dewa Poseidon. Yang
ketiga adalah Galatea, nereid yang disukai oleh Cyclops Polyphemus
di kemudian hari. Cerita-cerita tentang mereka akan diceritakan di zaman para
Bangsa Olympus berkuasa atas dunia.
***
Nerites
God
of Shellfish and Sea Snail
Son
of Nereus
Di
samping para nereid, Nereus dan Doris memiliki satu anak lagi, yakni Nerites.
Nerites adalah satu-satunya putra mereka berdua dan adik dari pada nereid.
Nerites memiliki paras pria muda yang tampan dengan kulit kecoklatan (tan).
Rambutnya berwarna hitam dengan mata berwarna biru-kelabu. Senyumnya sangat
manis, bahkan dia disukai oleh beberapa nymph pada saat itu.
Namun,
dia memiliki sedikit kekurangan, yakni dia malas. Dia sangat malas untuk
bergerak. Oleh sebab itu, dia dikatakan sebagai Dewa Siput Laut, hewan
kesukaannya.
Nerites
merupakan kekasih pertama Dewi Aphrodite. Dewi Aphrodite lahir di dalam
laut dari alat kelamin Ouranos, yang mengandung esensi sang Dewa, yang
lalu bercampur dengan esensi Dewi Thalassa yang ada di dalam air laut. Sang dewi menghabiskan beberapa waktu di sana
sebelum akhirnya dia pergi ke Olympus di kemudian hari.
Tidak
banyak dewa laut pada saat itu, dan kebetulan hanya Nerites dewa laut yang
belum memiliki pasangan. Aphrodite pun tertarik dengan wajah manis Nerites. Dan
akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih.Hari
lepas hari, Nerites sangat terhipnotis dengan kecantikan Aphrodite. Namun, hari
yang ditakdirkan itu datang. Para Dewi Musim bertemu Aprhodite dan mengajak
sang Dewi untuk pergi ke Olympus. Aphrodite memiliki ide untuk mengklaim tahta
di sana. Dia pun mengajak Nerites ikut, tetapi Nerites menolaknya. Nerites
malas dan lebih suka menghabiskan waktu di dasar laut.
Itu
adalah kali pertama Aprhodite mengalami penolakan. Tidak terima tawarannya
ditolak seperti itu, Aprhodite mengutuk kekasihnya itu menjadi kerang. Sejak itu,
Nerites juga dikenal sebagai Dewa Kerang.
Namun ada versi kisah lainnya tentang
Nerites. Nerites merupakan pembawa kereta kesayangan Dewa Poseidon, sekaligus
adalah kekasihnya. Namun, Nerites bersombong hati dan menantang Dewa Matahari Helios
untuk lomba balapan kereta perang. Rupanya, Nerites kalah dan untuk memberinya
pelajaran – Helios mengutuk Nerites menjadi kerang, hewan laut yang geraknya
sangat lambat.
***
Thaumas
God
of Sea’s Wonders
Thaumas
merupakan anak kedua pasangan Gaea dan Pontus. Thaumas memiliki wujud yang
sangat rupawan, tubuh kekar, dengan kulit sewarna dengan pasir putih. Rambutnya
agak panjang dengan warna biru-hitam yang sama dengan warna matanya. Tubuhnya
setengah ikan dari pinggang ke bawah dengan warna sisik hijau laut yang
berkilauan. Di kepalanya terdapat sepasang tanduk kecil berupa capit lobster.
Thaumas
merupakan personifikasi dari aspek keindahan laut. Dia merupakan Dewa Keajaiban
Laut (God of Wonders of the Sea). Thaumas mewakili segala hal menakjubkan dan indah mengenai laut, debur ombak,
terumbu karang yang beraneka warna dan bentuk, kilauan air asin, dan
sebagainya. Segala hal ajaib dan menakjubkan tentang laut merupakan
kekuasaannya.
Thaumas menikah dengan seorang
Oceanid, putri Titan Oceanus dan Tethys, yang bernama Electra. Thaumas
dan Electra memiliki beberapa anak: Iris, Arke, dan para harpy.
Setelah ini, hanya akan diceritakan mengenai Arke dan para harpy, sementara
cerita tentang Iris akan ada tersendiri.
***
Arke
Titaness/Goddess
of the Secondary Rainbow
The
Messenger of Titans
Arke
adalah anak dari Dewa Thaumas dan Oceanid Electra. Arke merupakan anak kedua,
adik dari Dewi Pelangi Iris (Goddess of Rainbow). Arke memiliki wujud wanita yang cantik dengan
kulit cerah dan rambut pendek berwarna hitam. Ketika tersenyum, ia menyiratkan
kesan bahwa dia licik. Warna matanya terus berubah-ubah, merah, ungu, kuning,
dan seterusnya. Arke mengenakan gaun putih sederhana yang sewarna dengan awan.
Seperti halnya Iris, Arke juga memiliki sepasang sayap yang berbentuk seperti
sayap burung dengan bulu berwarna-warni serta berkilauan.
Sebagai
adik dari sang Dewi Pelangi, Arke selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya.
Arke sendiri personiikasi dari pelangi sekunder, pelangi yang biasanya ada di
belakang pelangi utama. Pelangi sekunder tersebut memang jarang sekali tampak
di mata, seperti halnya Arke yang selalu kalah pamor dari Iris. Oleh sebab
itulah Arke dikenal sebagai Dewi Pelangi Sekunder (Goddess of Secondary Rainbow), tetapi terkadang Arke dianggap sebagai Titan karena dia memihak para Titan saat Titanomachy.
Hal
itu membuat Arke kesal. Segala yang dia lakukan tetap tidak bisa mengalahkan
Iris. Kemudian, ketika pecah perang antara bangsa Olympus dan bangsa Titan, Arke
ikut dalam perang. Iris bergabung dengan bangsa Olympus, sedangkan Arke
bergabung dengan bangsa Titan. Fungsi Iris adalah sebagai pembawa pesan para
dewa, jalur komunikasi utama mereka. Sementara itu, Arke menjadi pembawa pesan
para Titan. Oleh karena keberpihakannya kepada bangsa Titan, Arke kerap dikenal
sebagai seorang Titan alih-alih dewi.
Namun,
perang berakhir dengan kekalahan bangsa Titan. Zeus menghukum semua yang
memihak Kronos, termasuk Arke. Zeus mencabut sayap Arke dan memenjarakan
Arke di Tartarus bersama para Titan lainnya.
Di kemudian hari, sayap Arke
tersebut Zeus berikan kepada Dewi Thetis sebagai hadiah pernikahannya dengan
pahlawan Peleus. Setelah Thetis melahirkan putranya, Achilles, Thetis
menghadiahkan sayap Arke kepada putranya itu.
***
Harpy
Spirits
of Gust
|
Harpy, Roh Angin Ribut
|
Di
samping Dewi Iris dan Titan Arke, Thaumas dan Electra memiliki anak-anak
lainnya yakni para harpy. Harpy adalah daimon atau roh (spirit),
tepatnya adalah roh angin kencang. Harpy adalah personifikasi dari angin
kencang yang datang tiba-tiba dan meniup benda-benda pergi.
Berbeda
dengan nymph yang merupakan roh alam berwujud perempuan cantik, daimon adalah
roh dengan wujud yang lebih seram. Wujud para daimon menyerupai monster.
Para daimon pun umumnya merepresentasikan hal-hal yang kurang disukai
manusia, seperti kutukan, tipuan, dan wabah penyakit. Daimon pun sering
kali dianggap sebagai dewa/dewi ketimbang roh, tergantung seberapa kuat daimon
tersebut.
Para harpy memiliki wujud
setengah manusia dan setengah burung. Mereka memiliki wajah perempuan. Mereka
juga memiliki postur tubuh menyerupai manusia, hanya saja tubuh mereka adalah
tubuh burung yang ditutupi bulu, bukan kulit. Mereka bukan memiliki kaki, tetapi
cakar burung yang tajam dan menyayat. Sementara itu, lengan mereka adalah
sepasang sayap burung. Umumnya harpy memiliki wujud yang menyerupai burung
pemangsa, seperti elang atau rajawali.
Thaumas
dan Electra melahirkan dua harpy pertama di dunia, yakni Aello dan Ocypete.
Keduanya kemudian yang akan menjadi ibu dari harpy-harpy berikutnya.
Para
harpy terbang dengan sangat cepat, sebab mereka adalah roh angin kencang. Mereka
bisa melesat dan mengambil benda-benda dengan begitu gesitnya.
Para dewa menghukum Raja Phineus
dengan mengiriminya para harpy untuk mengganggunya. Raja Phineus terlahir
dengan kemampuan meramal, dan ia menggunakannya untuk membocorkan rahasia para
dewa. Untuk menghukum kelancangannya, para dewa mengirim para harpy untuk
mengambil apapun yang ingin Phineus makan. Setiap Phineus mau makan, selalu
muncul harpy yang dengan gesit mengambil makanannya. Namun, kutukan itu juga berlaku bagi para
harpy tersebut di mana mereka hanya bisa makan dari mejanya Phineus, mereka
tidak bisa makan makanan dari tempat lain.
***
Phorcys
God
of the Sea’s Dangers
Father
of the Sea Monsters
|
Phorcys, Dewa Bahaya Lautan
|
Phorcys merupakan anak dari dewa
Pontus dan dewi Gaea. Phorcys memiliki wujud manusia setengah ikan dengan ekor
ikan yang panjang dan bersisik hijau alga. Phorcys memiliki sepasang tungkai
depan berupa capit kepiting. Kulitnya berwarna merah yang berkilauan dan
berduri. Mata sang dewa berwarna hitam, rambut abu-abu, dan kepalanya dihiasi
sepasang tanduk.
Phorcys
adalah Dewa Bahaya Laut (God of the Dangers of the Sea). Dia adalah personifikasi dari segala aspek berbahaya
di dalam laut. Phorcys menguasai badai laut, gelombang besa, dan sebagainya. Makhluk-makhluk
paling mengerikan yang hidup di dasar laut tunduk kepadanya. Orang-orang takut
kepadanya sebab dia senang menenggelamkan kapal-kapal.
Phorcys
menikahi saudarinya sendiri, yakni Keto. Dia dan Keto dikenal sebagai Bapak dan
Ibu Monster Laut. Mereka memiliki banyak sekali anak dan hampir semuanya adalah
para monster laut, seperti leviathan, kraken, dan ular laut raksasa.
Di antara semua anak-anaknya,
anak-anak Phorcys yang paling terkenal ialah para roh abu-abu Graeae,
para Gorgon, Echidna si dracaena, Ladon si naga penjaga
apel emas, Scylla, dan Thoosa sang ibu Cyclops Polyphemus.
***
Keto
Goddess
of Sea Monsters
Goddess
of Whales and Great Sharks
Mother
of Sea Monsters
|
Keto, Ibu Monster Laut |
Keto
adalah putri dari Pontus dan Gaea. Nama Keto juga bisa dieja Ceto dan
artinya adalah paus. Keto adalah dewi dengan tubuh setengah ulat laut dengan
ekor bersisik biru yang panjang. Kulitnya berwarna kebiruan dengan rambut hitam
panjang. Kepalanya memiliki sepasang tanduk dan terselip di antara rambutnya
ada ular-ular luat beracun.
Keto
merupakan dewi monster laut (Goddess of Sea Monsters), dan bisa dikatakan adalah wujud perempuan dari
Phorcys. Di samping itu, Keto juga adalah Dewi Paus dan Hiu Besar (Goddess of Whales and Great Sharks) sebab hewan-hewan
tersebut ditakuti oleh para pelaut Yunani Kuno dan dianggap sebagai monster
yang berbahaya. Keto adalah personifikasi aspek bahaya lautan dari sisi makhluk
hidupnya, sementara Phorcys dari sisi fisik laut itu sendiri.
Sebagai
sesama dewa-dewi monster laut, Keto dan Phorcys menikah. Pernikahan mereka
memiliki beberapa anak dan semuanya adalah monster laut. Anak-anak mereka
menjadi monster-monster dan predator paling berbahaya di dasar laut, seperti leviathan,
kraken, dan ular laut raksasa. Semua makhluk seram yang menghuni kedalaman laut
Yunani Kuno tunduk pada Keto.
Di
antara semua anak-anak Keto, yang paling terkenal adaah para Graeae (Roh
Abu-abu), para Gorgon, Echidna si dracaena, Ladon sin aga penjaga apel emas,
Scylla, dan Thoosa si ibu dari Cyclops Polyphemus.
***
Eurybia
Goddess/Titaness
of Sea’s Force
Goddess/Titaness
of Mastery Over the Sea
|
Eurybia, Dewi Penguasaan Laut
|
Eurybia adalah anak bungsu dari
pasangan Pontus dan Gaea. Dia memliki paras cantik dengan kulit sewarna pasir
putih. Gaunnya putih dan anggun, tapi sederhana, meliuk-liuk cantiik tertiup
angin pantai. Eurybia memiliki rambut biru gelap panjang yang bergelombang
selayaknya ombak. Tatapan matanya yang berwarna biru cemerlang sangat tegas. Dia
sedikit mewarisi raut wajah Gaea yang keibuan.
Eurybia
adalah seorang dewi, tetapi karena pernikahannya dengan Titan Krios, ia
juga dianggap sebagai seorang Titan. Eurybia adalah personifikasi dari kekuatan
laut sehingga dia disebut Dewi Kekuatan Laut (Goddess of Sea's Force). Kekuatan laut yang ia kuasai adalah aspek eksternal
yang berhubungan dengan laut, seperti tiupan angin dan kekuatan gravitasi
bulan.
Eurybia
juga adalah Dewi Kekuasaan terhadap Laut (Goddess of Mastery over the Sea). Maksudnya adalah dia
merepresentasikan aspek kekuatan dan kemampuan manusia untuk menaklukan laut. Dia
mewakili hal-hal yang berhubungan dengan navigasi termasuk kekuatan para pelaut
untuk menaklukan ganasnya lautan.
Eurybia
menikah dengan Titan Bintang Krios. Anak-anak mereka adalah Astraeus
(Titan Senja dan Astrologi/Titan of Dusk and Astrology), Perses (Titan Kehancuran/Titan of Destruction), dan Pallas
(Titan Seni Perang/Titan of Warcraft). Astraeus lalu menikah dengan Titan Eos (Titan Fajar/Titaness of Dawn)
dan memiliki empat anak, yakni para Dewa Angin yang disebut Anemoi (Gods of Winds).
Perses menikahi Titan Asteria (Bintang Jatuh/Titaness of Shooting Stars) dan melahirkan Dewi Sihir Hecate (Goddess of Magic) dan Astrae (Roh-Roh Bintang/nymphs of the stars). Kemudian, Pallas menikahi Dewi Styx
dan memiliki empat anak, yang disebut seabgai Empat Dewa Kekuatan (Gods of Powers): Zelus
(Semangat), Nike (Kemenangan), Bia (Kekuatan), Kratos
(Tenaga).
Keturunan-keturunan
Eurybia merupakan dewa-dewi yang merepresentasikan aspek-aspek penting bagi pelaut,
termasuk aspek-aspek yang dibutuhkan pelaut untuk bisa menaklukan lautan yang
ganas. Misalnya, angin (yang diwakilkan Dewa-Dewa Angin Anemoi) dibutuhkan
untuk berlayar, lalu bintang (yang diwakilkan Roh-Roh Bintang Astra) dibutuhkan
untuk menunjukkan arah berlayar dan navigasi, serta kekuatan (yang diwakilkan
oleh Empat Dewa Kekuatan: Zelus, Nike, Bia, dan Kratos) melambangkan supremasi
kekuatan armada Angkatan laut di Yunani Kuno.
***
Telekhine
|
Telekhine |
Telekhine merupakan anak-anak
dari Dewa Pontus dan istrinya, Dewi Thalassa. Telekhine merupakan monster atau daimon
laut misterius yang memiliki wujud gabungan antara anjing Doberman, singa
laut, dan manusia. Dia merupakan makhluk humanoid (menyerupai manusia), dengan
kepala berupa anjing dengan rambut hitam dan mata kecoklatan. Tubuhnya licin
seperti tubuh singa laut. Dia memiliki sepasang tungkai belakang yang tidak
terlalu panjang, dengan kaki yang bersirip untuk berenang. Kedua lengannya
menyerupai lengan manusia dengan cakar yang tajam.
Telekhine
mulanya adalah penghuni asli Pulau Keos dan Pulau Rhodes. Mereka adalah penemu
dari seni pandai besi, dan bahkan yang mengajari para Rakasasa Tangan
Ratusan dan Cyclops Tertua untuk menjadi pandai besi. Selain itu,
para telekhine juga cakap dalam ilmu sihir.
Para
telekhine diyakini sebagai yang membuatkan Sabit Batu milik Kronos, meskipun
sebenarnya mereka hanya bertanggungjawab dalam perawatan rutin senjata tersebut
saja. Para telekhine juga yang memodifikasi kekuatan Trisula Poseidon sehingga
mampu menenggelamkan gunung untuk membuat pulau di Laut Aegea.
Namun,
para telekhine bertingkah terlalu jauh. Mereka mempraktikkan hal terlarang
dengan membuat senjata kimia yang mematikan. Mereka mencampur air Sungai Styx
dengan sulfur sehingga menghasilkan zat kimia yang membunuh banyak hewan dan
tumbuhan di Pulau Keos dan Rhodes. Oleh sebab itu, Zeus marah dan menghukum
mereka. Para telekhine diusir jauh ke dasar laut dan beberapa dibuang ke Tartarus.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar