Pontus
Protogenos of the Deep Sea and Water
The First God of the Sea
Father of Sea-Life
Pontus adalah salah satu dari
protogenos, yakni dewa-dewi purba. Pontus merupakan protogenos dari laut,
khususnya laut dalam (Protogenos of the Deep Sea), yaitu laut di mana hanya ada sedikit cahaya sehingga
remang-remanglah di sana. Nama Pontus terkadang juga ditulis Pontos.
Pontus memiliki wujud pria tua, seperti bapak-bapak
dengan janggut dan rambut panjang yang berwarna kelabu. Matanya berwarna
biru-kehitaman melambangkan kedalaman-kedalaman laut yang menjadi kekuasaannya.
Tubuhnya besar dan kekar dengan kulit berwarna kebiruan. Ia memiliki sepasang
tanduk berupa capit lobster berwarna kuning. Setengah tubuhnya berwujud ular
laut yang amat panjang dengan sisik berkilau.
Pontus senang tinggal di kedalaman-kedalaman laut. Di
sana ia bisa berenang-renang bebas dan bermain bersama makhluk-makhluk laut
dalam. Dialah pencipta mereka, penciptakan segala bentuk kehidupan laut. Oleh
karena itu, ia disebut Bapak Makhluk Laut (Father of Sea-Life).
Jarang sekali Pontus ke permukaan, hanya sesekali dia
melakukannya. Ketika ia pergi ke permukaan, dia akan muncul dalam
gulungan-gulungan ombak besar yang menakutkan. Tubuh ularnya berubah menjadi
sepasang kaki. Tubuhnya dilapisi baju zirah yang terbuat dari batuan laut. Dia
biasanya hanya akan duduk di pantai karena ia tidak mau berpisah jauh dari
laut. Ia hanya duduk-duduk sambil memandangi horizon, membiarkan air pasang
menyapu lembut kakinya.
Di mitologi Mesir, Pontus bisa
disejajarkan dengan Nun, Dewa Laut
Purba (Primordial God of Sea). Sedangkan, di mitologi Nordik Pontus bisa disejajarkan dengan Dewa Laut Aegir (God of Sea) yang sangat senang tinggal di
kedalaman laut dan juga bermabuk-mabukan. Di mitologi Hindu, ada Danu, Dewi Air Purba (Primordial Goddess of Water) yang mirip dengan Pontus.
***
Pontus dan Gaea, serta Keturunan Mereka
Dahulu, setelah Chaos
menciptakan Bumi dan Langit, Chaos mulai ketagihan menciptakan sesuatu. Hatinya
dipenuhi dorongan untuk terus menciptakan sesuatu. Atas kehendaknya, awan-awan
kosmos berkumpul dan menyebabkan hujan, hujan pertama di dunia. Bergalon-galon
air tumpah dari langit dan memenuhi bagian-bagian bumi yang cekung. Dari situ,
jadilah lautan yang pertama. Ada yang mengatakan bahwa lautan pertama ini
adalah Laut Mediterania.
Laut tersebut hidup dan memiliki manifestasi fisik,
yaitu Dewa Laut Pontus. Dikisahkan bahwa Pontus adalah Penguasa Laut pertama di
dunia.
|
Gaea, Dewi Bumi |
Pada saat itu, Gaea sang Dewi Bumi (Goddess of the Earth) adalah dewi tercantik.
Kecantikannya mampu menyihir banyak dewa, tak terkecuali Pontus. Pontus
berusaha merayu Gaea untuk menjadi pasangannya. Dia sering mengajak Gaea untuk
bertemu di pantai. Di sanalah mereka menghabiskan waktu dengan bahagia. Pontus
menceritakan tentang pemandangan bawah laut yang indah dan makhluk-makhluk unik
di dalamnya, sedangkan Gaea menceritakan indahnya daratan dengan hutan-hutan
hijau dan gunung-gunung yang menjulang tinggi ke langit. Pada akhirnya, mereka
saling jatuh hati dan kemudian mereka menjadi sepasang kekasih untuk beberapa
abad.
Pantai adalah tempat bertemu kesukaan mereka. Sering
sekali mereka menghabiskan waktu bersama dengan penuh kemesraan di pinggir
pantai.
Dari hubungan mereka, Pontus memiliki beberapa anak yang
terkenal sebagai dewa-dewi lautan. Nama-nama mereka adalah: Nereus (Pria Tua dari Lautan/The Old Man of the Sea), Thaumas (Dewa Keajaiban Lautan/God of the Wonders of the Sea), Porchys dan Keto (Dewa-Dewi Monster Laut/God and Goddess of Sea Monsters), dan Eurybia (Dewi Kekuatan Laut/Goddess of Force of the Sea).
Nereus adalah Dewa Laut yang dijuluki Pria Tua dari
Lautan. Dia berwujud seperti bapak-bapak dengan tubuh manusia duyung. Di
belakang daun telinganya, Nereus memiliki sirip ikan yang besar. Rambut dan
janggutnya panjang sekali dan berwarna hitam. Kadang-kadang, Nereus duduk di dermaga atau pantai dalam wujud bapak-bapak.
Nereus tidak pernah berbohong, dia selalu mengatakan
hal-hal benar dan tak pernah melupakan kebenaran yang ada. Dia dapat dipercaya
dan juga bijaksana. Dialah anak sulung dari Pontus, bijaksanalah ia selayaknya
seorang anak sulung.
Di kemudian hari, Nereus menikahi Doris, salah satu dari Oceanid, anak-anak Oceanus. Bersama, mereka tinggal di wilayah Laut Aegean. Dari
hubungan pernikahan mereka lahirlah lima puluh Nereid dan Nerites.
Nereid adalah nymph-nymph laut atau peri-peri laut sedangkan Nerites adalah dewa laut minor (Minor Sea God) yang memiliki wujud rupawan yang bahkan Dewi Cinta Aphrodite (Goddess of Love) jatuh hati padanya.
Anak Pontus yang kedua adalah Thaumas. Thaumas adalah Dewa Keajaiban Laut. Thaumas mewakili aspek keindahan lautan,
seperti debur ombak dan warna-warni terumbu karang.
|
Phorcys, Dewa Bahaya Laut |
Di
kemudian hari, Thaumas menikah dengan salah satu Oceanid, yaitu Electra. Dari hubungan pernikahan
mereka, Thaumas menjadi ayah dari Dewi Pelangi Iris (Goddess of Rainbow) dan para harpy.
Harpy merupakan monster wanita-burung dan juga manifestasi dari angin ribut.
Anak
Pontus yang ketiga adalah Phorcys. Phorcys
adalah Dewa Bahaya Laut (Gof the Danger of the Sea). Phorcys mewakili
bahaya laut dari aspek alam dan aspek makhluk lautnya.
Phorcys memiliki wujud pria berjanggut dengan tubuh manusia duyung. Satu
tangannya berupa capit kepiting raksasa dan satu tangannya lagi memegang
trisula. Dia memiliki tanduk berupa antena udang.
Phorcys menikahi Keto, saudarinya. Keto berwujud
perempuan dengan tubuh setengah manusia dan setengah ular laut. Di balik rambut
Keto yang berwarna hitam, terdapat ular-ular laut beracun. Kulitnya berwarna
kebiruan seperti zombie.
|
Keto, Dewi Monster Laut |
Phorcys
dan Keto memiliki banyak sekali anak dan semuanya adalah monster laut. Oleh
sebab itu, Keto dikenal sebagai Ibu Monster Laut dan Dewi Monster Laut. Beberapa
monster laut terkenal yang merupakan anak mereka adalah: para Gorgon (Medusa, Stheno, dan Euryale), para Graiai atau Abu-abu
Bersaudari, Charybdis, Scylla, Echidna, Ladon, dan Skolopendra. Namun, masih banyak lagi
monster laut tak dikenal yang merupakan anak-anak mereka.
Anak
bungsu Pontus dan Gaea adalah Eurybia
yang dijuluki Dewi Penguasa Laut (Goddess of Mastery of the Sea) dan Dewi
Kekuatan Laut (Goddess of Force of the Sea). Dia mewakiliki aspek eksternal yang memengaruhi laut, misalnya bulan,
bintang, dan angin. Eurybia berwujud cantik dengan rambut biru gelap yang
panjang bergelombang menyimbolkan ombak. Matanya berwarna biru cemerlang dengan
tatapan yang tegas. Gaunnya berwarna putih tampak halus dan bergerak-gerak
anggun saat ditiup angin laut. Kulitnya sewarna dengan pasir pantai, putih dan
bersih. Eurybia senang sekali berjalan-jalan di pinggir pantai, menikmati angin
bertiup, melihat bintang-gemintang saat malam tiba, dan melihat deburan ombak
menyapu tepi pantai.
Ada
yang mengatakan bahwa Eurybia seorang Titan karena ia menikah dengan Titan Krios, salah satu kakak Kronos.
Biarpun
Pontus dan Gaea memiliki banyak anak, hubungan mereka tidak berhasil. Mereka
mulai jarang bertemu di pantai; Pontus lebih sering di lautan dalam dan Gaea di
atas gunung.
***
Pontus dan Thalassa, serta Keturunan Mereka
|
Thalassa, Istri Pontus |
Pada
akhirnya, Pontus menikah dengan Thalassa,
Dewi Laut (Goddess of the Sea). Thalassa adalah anak dari Aether
(Cahaya) dan Hemera (Siang) yang
berarti ia adalah cucu dari Erebos
(Kegelapan) dan Nyx (Malam). Mereka
menjadi orang tua dari berbagai ikan dan bentuk kehidupan laut lainnya.
Salah
satu anak-anak Pontus dan Thalassa yang paling terkenal adalah para telekhine. Telekhine adalah makhluk anjing-ikan.
Mereka memiliki kepala anjing, tetapi badan mereka seperti ikan. Mereka
memiliki empat tungkai anjing sehingga mereka bisa berjalan di darat dan terkadang
mereka dapat berjalan dengan dua kaki. Para telekhine bertempat tinggal di
Pulau Keos dan Rhodes. Mereka sangat terkenal dengan kemampuan pandai besi
mereka – ada yang mengatakan bahwa merekalah yang membuatkan Sabit Batu Kronos
dan Trisula Poseidon. Mereka juga ahli dalam ilmu sihir dan mereka pernah
bereksperimen dengan menciptakan senjata kimia yang luar biasa mematikan,
campuran air Sungai Styx dan sulfur. Senjata kimia ini membunuh banyak hewan
dan tumbuhan. Oleh sebab itu, Zeus
menghukum mereka dengan mengutuk mereka sehingga mereka tidak bisa lagi tinggal
di permukaan dalam balutan sinar mentari; mereka hanya bisa hidup bebas di
kedalaman laut atau di Tartarus.
Kehidupan pernikahan Pontus
dan Thalassa sangat bahagia. Tidak pernah terusik masalah apapun. Mereka juga
dapat hidup bebas di lautan, menikmati pemandangan-pemandangan laut yang menakjubkan.
Berbahagia selalus pernikahan Pontus dan Thalassa.
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Komentar
Posting Komentar