Spoiler: Sebuah Novel Teenlit Lokal Rasa Drakor tentang Pembunuhan dan Proyektor Film Terkutuk

Identitas Buku Judul : Spoiler Penulis : Lia Nurida Penerbit : Bentang Belia (Bentang Pustaka) Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 324 halaman Harga : Rp98.000 ISBN : 9786231861184 Genre : Misteri, young adult , low fantasy , thriller   Tentang Penulis Lia Nurida adalah seorang ENFP yang telah memulai karir menulisnya sejak tahun 2012. Selain menulis, wanita yang menyukai kopi, K-Pop, dan kebab ini menghabiskan waktunya untuk mengurus komunitas Expert Class Project, sebuah komunitas menulis, serta klub Manula (Makan Nulis Baca). Dirinya juga kerap menghabiska

Hotel Magnifique: Kisah Tentang Hotel Ajaib yang Menyimpan Rahasia Kelam—Sebuah Kejutan Menyenangkan untuk Bacaan di Tahun Ini


Identitas Buku

Judul

:

Hotel Magnifique

Penulis

:

Emily J. Taylor

Penerjemah

:

Rosé Mia

Penerbit

:

Noura Books

Tahun terbit

:

2024 (versi orisinal bahasa Inggrisnya terbit pertama kali pada 2022)

Cetakan

:

I

Tebal

:

416 halaman

Harga

:

Rp129.000

ISBN

:

9786232424388

Genre

:

High fantasy, dark fantasy, petualangan, romantis, young adult

 

Tentang Penulis

Emily J. Taylor adalah seorang penulis indi dan penulis terlaris New York Times. Dirinya lahir di California, dan pernah tinggal di empat negara bagian dan dua benua, yang masing-masing memberikannya asupan cerita yang tak habis-habis. Hotel Magnifique adalah buku debutnya sebagai penulis. Buku terbarunya berjudul The Otherwhere Post direncanakan terbit pada tahun 2025 mendatang. Selain itu, Emily J. Taylor sekarang bekerja sebagai direktur kreatif di Minneapolis, tempatnya menghabiskan musim dingin yang panjang dengan memimpikan semesta-semesta gemilang yang bisa dia puntir menjadi kisah-kisah gelap.

 


Sinopsis

Jani selalu memimpikan bisa pergi ke Tempat Lain. Dirinya sudah muak berada di kota Durc yang bau amis, muak dengan pekerjaannya di penyamakan, muak dengan keadaannya yang serba kesusahan. Lima tahun lalu, saat dia membawa adiknya, Zosa, pergi meninggalkan desa mereka untuk ke Durc,  Jani tidak menyangka bahwa mereka akan terjebak di kota itu, tanpa sanak saudara dan tanpa uang. Dia merasa bersalah karena telah mengecewakan mendiang ibunya yang memintanya untuk selalu menjaga Zosa.

Namun, ketika Hotel Magnifique tiba di Durc, Jani melihat harapan. Hotel itu menawarkan keajaiban-keajaiban tak terbayangkan. Hotel itu selalu berpindah tempat setiap tengah malam, membawa tamu-tamunya mengelilingi dunia. Pengalaman menginap di hotel tersebut tak terbilang menyenangkannya. Namun, hanya tamu-tamu yang mampu membayar mahal dan para pemenang undian yang cukup beruntung yang bisa mendapatkan undangan untuk menginap di hotel tersebut. Setelah menginap pun, tamu-tamu akan kehilangan memori tentang apa yang terjadi selama mereka menginap, hanya menyisakan perasaan riang yang meluap-luap.

Kali ini, Hotel Magnifique muncul kembali di Durc dan membuka lowongan pekerjaan. Jani dan Zosa hendak melamar kerja di sana. Walau mereka tak bisa masuk sebagai tamu, mereka tak keberatan jika harus menjadi staf. Lagipula, Jani percaya hotel sebagus itu pasti memberikan upah yang bagus juga. Itu bisa mengubah nasib mereka, membawa mereka pulang ke desa mereka—ke rumah.

Akan tetapi, ketika Jani berhasil masuk ke dalam hotel tersebut, segera saja dia mendapati bahwa ada yang tidak benar mengenainya. Ada rahasia-rahasia gelap yang disembunyikan oleh sang maître d’Hotel (Master Hotel). Rahasia-rahasia tersebut bisa membahayakan Zosa. Jani menyadari bahwa dirinya telah membawa Zosa ke tempat yang lebih buruk daripada Durc. Bersama dengan penjaga pintu menawan bernama Bel, Jani berusaha menyelamatkan adiknya dari hotel tersebut, dan membongkar kedok sesungguhnya sang maître.

 

Kelebihan

Buku ini merupakan kejutan menyenangkan bagiku. Ya, itu adalah pembuka yang tepat untuk reviu ini. Aku sama sekali tak berekspektasi apa-apa soal buku ini. Buku ini juga belum pernah muncul di linimasa media sosialku sebelumnya, sampai akun Mizan Fantasi mulai mengumumkan akan menerbitkan versi terjemahannya. Buku ini dibilang cocok untuk penggemar Caraval (2016, baca reviunya di sini), dan sebagai seorang penggemar Caraval, tentu aku merasa harus membacanya. Siapa yang sangka, ternyata buku ini betulan cocok denganku.

Di beberapa halaman pertama, kalian akan menemukan kemiripan-kemiripan antara buku ini dengan Caraval. Keduanya sama-sama tentang seorang kakak yang ingin menyelamatkan adiknya, sama-sama ada tokoh pria jahil dan menawan, serta sama-sama berlatar di tempat penuh keajaiban sihir yang menyembunyikan kegelapan. Akan tetapi, suasana yang disuguhkan buku ini tetap terasa berbeda dari Caraval—mungkin karena gaya narasi kedua penulisnya beda ya. Lagipula, kemiripan keduanya juga hanya pada 100-an halaman pertama kok, maka tak perlu khawatir buku ini akan menjadi semacam Caraval wanna-be.

Kemudian, worldbuilding[1] buku ini terasa fresh. Dalam semesta Hotel Magnifique, ada manusia-manusia yang terlahir dengan sihir di dalam darah mereka, yang disebut suminaire atau penyihir. Namun, banyak suminaire yang tidak mampu menyalurkan sihir mereka sehingga energi sihir tersebut tertimbun dalam diri mereka, sampai pada akhirnya bisa meledak dan menewaskan si suminaire sendiri beserta orang-orang di sekelilingnya. Oleh karena itu, para suminaire dianggap berbahaya dan biasa dipersekusi di masa lalu. Bahkan, masih ada beberapa negara yang begitu ketat mengatur sihir. Setelah itu, disebutkan bahwa di Hotel Magnifique, para suminaire dapat mencari suaka dan mempraktikkan sihir mereka dengan aman. Hotel tersebut merupakan satu-satunya tempat paling aman di dunia untuk menggunakan dan menyaksikan sihir.

Selain itu, Hotel Magnifique sendiri juga unik. Hotel ajaib yang berpindah-pindah tempat tiap tengah malam—itu adalah gagasan yang unik. Aku senang dengan cara penulis menggambarkan suasana hotel yang megah dan cantik, termasuk kamar-kamar tamunya yang unik. Bagian paling kusuka dari hotel ini adalah Jendela Bulan. Cara penulis mendeskripsikan tempat itu melalui sudut pandang Jani terkesan menghangatkan, membuat aku yang seorang perantau berharap juga punya Jendela Bulan, hehehe.

Namun, keindahan hotel tersebut perlahan sirna ketika Jani mulai merasa ada yang salah. Semua hal indah tentang Hotel Magnifique yang mula-mula dideskripsikan Jani berganti menjadi sesuatu yang mencurigakan dan kelam. Aku suka cara penulis mengubah persepsi kita terhadap hotel tersebut. Semua menjadi terasa seperti kebohongan, dan itu tidaklah tiba-tiba sebab penulis pelan-pelan memang mengarahkan narasi ke sana. Semua petunjuk dan detail yang disebutkan penulis di awal nantinya ternyata memiliki maksud dan penjelasan. Jadi, semua detail akan paid off, tidak ada yang terlewatkan. Maka dari itu, ketika semua rahasia terungkap, segalanya terasa “klik”.

Kemudian, alur ceritanya bisa dibilang terbagi menjadi tiga babak: babak pertama ketika Jani baru tiba di Hotel Magnifique, babak kedua ketika Jani didemosi, dan babak ketiga ketika Jani mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Aku sengaja tidak menjelaskan lebih detail tentang tiap babak supaya tidak spoiler. Namun yang pasti, kejadian-kejadian di tiap babak berhubungan dan semuanya mengarah ke rahasia kelam Hotel Magnifique dan sang maître. Akan ada banyak fakta mengejutkan dan kejanggalan yang kalian temukan tentang hotel tersebut. Itu akan membuat kalian semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Apalagi ini adalah buku standalone, yang artinya kalian tak perlu khawatir menunggu sekuel untuk mendapatkan jawaban. This book is totally a page-turner.[2]

Di samping itu, akan ada momen-momen menggemaskan antara Jani dan Bel sang penjaga pintu. Bel adalah tokoh utama pria dalam cerita ini, seorang suminaire yang tampan dan selalu menolong Jani. Iya, mereka mirip dengan Scarlett dan Julian dari Caraval. Aku suka melihat interaksi keduanya yang begitu lucu. Tingkah jahil dan sok ganteng Bel dan sikap keras kepala dan angkuh Jani, itu membuat mereka pasangan yang mencuri perhatian. Jadi, selain penasaran dengan rahasia Hotel Magnifique, kalian juga akan penasaran dengan akhir hubungan mereka.

Di sisi lain, hubungan Jani dan Zosa juga tak kalah menarik. Iya, mereka mirip dengan Scarlett dan Donatella dari Caraval—tetapi personally, aku lebih suka Jani dan Zosa; karena setidaknya, Zosa bukan orang yang nekat menantang maut. Alih-alih, Jani dan Zosa tampak kompak dalam cerita ini. Mereka bekerja sama untuk melindungi satu sama lain dari bahaya di hotel tersebut. Walau di sebagian besar buku Zosa jarang muncul, menurutku perannya tetap penting sekali, terutama di babak terakhir cerita.

Begitu pula dengan peran tokoh-tokoh pendukung lainnya. Seperti yang kukatakan tadi, tidak ada detail yang tidak paid off, dan itu juga berlaku untuk para tokohnya. Setiap tokoh pendukung akan memiliki perannya sendiri untuk mendukung Jani. Namun, mereka juga memiliki kisah sendiri, walau tidak mendalam. Aku suka karena penulis tidak menjadikan tokoh-tokoh tersebut sekadar aksesoris; mereka juga mendapatkan pendalaman karakter yang pas untuk cerita.

Sampul versi Amerika

Selain dari sisi ceritanya, ada beberapa hal teknis yang kusuka dari buku ini. Pertama, aku suka dengan terjemahannya karena membiarkan istilah-istilah dalam bahasa Perancis tetap seperti aslinya. Ada beberapa istilah, seperti “suminaire” dan “maître” yang sengaja dibiarkan dalam bahasa Perancis dan tidak dialihkan ke bahasa Indonesia sehingga memperkuat worldbuilding-nya. The credit goes to Kak RoséMia as the translator.  Kedua, aku suka sekali dengan desain sampul buku ini. Sampul yang versi bahasa Indonesia lebih terkesan esetetik dan ajaib, yang menurutku cocok dengan blurb di belakang bukunya; berbeda dengan sampul versi Amerika yang terkesan misterius, kelam, dan magis. Sebagai pecinta buku dengan sampul cantik, tentu aku menyukai yang versi bahasa Indonesia ini—tapi bukan berarti sampul versi Amerika jelek ya. Okay, the credit goes to Yopi Gozal and Withly, as the cover illustrator, and @platypo, as the cover designer.

 

Kelemahan

Oke, ada beberapa kekurangan buku ini, yang terasa mengganjal bagiku, bahkan setelah selesai membaca. Ada beberapa adegan dalam buku yang terasa tidak tepat, terutama di babak pertama. Di babak tersebut, ada beberapa kali adegan Jani tidak sengaja menubruk orang yang membuatnya terjebak dalam masalah. Kalau hanya sekali dua kali, itu tidak apa-apa, tetapi itu terjadi beberapa kali. Aku rasa ada cara lain yang dapat digunakan agar cerita bergerak. Selain itu, di babak pertama, aku kurang suka dengan karakter Jani. Alih-alih bersimpati padanya, aku malah annoyed karena dia orang baru, tetapi bersikap seakan menentang semua yang ada di hotel itu (catatan: itu sebelum aku tahu bahwa hotel tersebut memang tidak seindah yang dilihat).

Namun, adegan-adegan yang mengganjal tadi tidak hanya muncul di babak pertama, ada juga di babak-babak berikutnya. Aku minta maaf karena ini akan sangat spoiler ya. Baik, salah satunya adalah ketika Bel ditusuk oleh berandalan asing setelah dia dan Jani mengunjungi café Margot. Sampai sekarang, aku masih penasaran mengapa berandalan tersebut menusuk Bel. Kemudian, ada adegan ketika Jani dibawa untuk dihukum setelah dia menyerahkan sebuah peta penting kepada Bel. Awalnya, aku pikir Bel yang memberi tahu sang maître tentang rencana Jani untuk mengalahkannya sehingga Jani dibawa untuk dihukum, tetapi ternyata nanti diketahui justru Bel malah membantu Jani. Jadi, mengapa tiba-tiba Jani hendak dihukum? Terakhir, mengapa di saat perlawanan terakhir terhadap sang maître, Bel malah menolong sang maître alih-alih Jani? Dan mengapa setelahnya, tidak ada penjelasan atau permintaan maaf, atau drama apapun antara Bel dan Jani? Padahal, aku sendiri sakit hati dengan keputusan Bel, apalagi Jani. Adegan-adegan tersebut begitu mengganjal sampai cerita selesai. Memang secara keseluruhan, ceritanya asyik dan bagus, tetapi keberadaan plot holes tersebut membuatku risih. Namun, aku minta maaf jika ternyata aku yang melewatkan detail-detailnya ya.

 

Kesimpulan

Hotel Magnifique merupakan sebuah novel fantasy-young adult yang cocok sekali untuk kalian. Apalagi jika kalian adalah penggemar Caraval karya Stephanie Garber, kalian harus membaca buku ini. Buku ini menghadirkan kisah tentang sebuah hotel ajaib yang selalu berpindah tempat, yang dikelola oleh seorang suminaire atau penyihir menawan. Namun, di balik itu semua ada rahasia-rahasia kelam yang berbahaya. Penulisnya mampu mendeskripsikan baik keindahan maupun kekelaman dari hotel tersebut, membuat pembaca penasaran dengan segala misteri yang akan dikuak sepanjang cerita.

Walaupun tokoh utamanya, Jani sempat terasa menyebalkan di awal cerita, perkembangan karakternya akan menjadi daya tarik tersendiri. Aku suka dengan sikapnya yang begitu berani dan penuh tekad melindungi adiknya, Zosa—sebuah ikatan saudara yang kuat. Di sisi lain, aku juga suka dengan tarik ulurnya dengan Bel, si penjaga pintu yang menawan. Candaan dan ledekan keduanya terasa manis. Oleh karena itu, selain menunggu rahasia terungkap, kalian juga akan menunggu mereka mengakui perasaan satu sama lain. Memang ada plot holes di sana sini, yang mungkin akan mengganggumu walau cerita sudah selesai, tetapi secara keseluruhan, ini merupakan cerita yang menarik dan bagus. Skor dari aku untuk Hotel Magnifique adalah 9/10. Jadi, apa kamu sudah siap untuk menginap di Hotel Magnifique dan pergi ke Tempat Lain?

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!


[1] Worldbuilding adalah proses mengonstruksi dunia imajiner, terkadang diasosiasikan dengan semesta fiksional (sumber: Wikipedia).

[2] Page-turning berarti sebuah buku yang menarik, seru, dan menegangkan, biasanya sebuah novel (sumber: The Free Dictionary). 

Komentar