Identitas
Buku
Judul
|
:
|
Hotel Magnifique
|
Penulis
|
:
|
Emily J. Taylor
|
Penerjemah
|
:
|
Rosé Mia
|
Penerbit
|
:
|
Noura Books
|
Tahun terbit
|
:
|
2024 (versi orisinal bahasa
Inggrisnya terbit pertama kali pada 2022)
|
Cetakan
|
:
|
I
|
Tebal
|
:
|
416 halaman
|
Harga
|
:
|
Rp129.000
|
ISBN
|
:
|
9786232424388
|
Genre
|
:
|
High fantasy, dark fantasy, petualangan,
romantis, young
adult
|
Tentang
Penulis
Emily J. Taylor adalah seorang
penulis indi dan penulis terlaris New York Times. Dirinya lahir di
California, dan pernah tinggal di empat negara bagian dan dua benua, yang
masing-masing memberikannya asupan cerita yang tak habis-habis. Hotel
Magnifique adalah buku debutnya sebagai penulis. Buku terbarunya berjudul The
Otherwhere Post direncanakan terbit pada tahun 2025 mendatang. Selain itu,
Emily J. Taylor sekarang bekerja sebagai direktur kreatif di Minneapolis,
tempatnya menghabiskan musim dingin yang panjang dengan memimpikan
semesta-semesta gemilang yang bisa dia puntir menjadi kisah-kisah gelap.
Sinopsis
Jani
selalu memimpikan bisa pergi ke Tempat Lain. Dirinya sudah muak berada di kota
Durc yang bau amis, muak dengan pekerjaannya di penyamakan, muak dengan
keadaannya yang serba kesusahan. Lima tahun lalu, saat dia membawa adiknya,
Zosa, pergi meninggalkan desa mereka untuk ke Durc, Jani tidak menyangka bahwa mereka akan
terjebak di kota itu, tanpa sanak saudara dan tanpa uang. Dia merasa bersalah
karena telah mengecewakan mendiang ibunya yang memintanya untuk selalu menjaga
Zosa.
Namun,
ketika Hotel Magnifique tiba di Durc, Jani melihat harapan. Hotel itu
menawarkan keajaiban-keajaiban tak terbayangkan. Hotel itu selalu berpindah
tempat setiap tengah malam, membawa tamu-tamunya mengelilingi dunia. Pengalaman
menginap di hotel tersebut tak terbilang menyenangkannya. Namun, hanya
tamu-tamu yang mampu membayar mahal dan para pemenang undian yang cukup
beruntung yang bisa mendapatkan undangan untuk menginap di hotel tersebut.
Setelah menginap pun, tamu-tamu akan kehilangan memori tentang apa yang terjadi
selama mereka menginap, hanya menyisakan perasaan riang yang meluap-luap.
Kali
ini, Hotel Magnifique muncul kembali di Durc dan membuka lowongan pekerjaan.
Jani dan Zosa hendak melamar kerja di sana. Walau mereka tak bisa masuk sebagai
tamu, mereka tak keberatan jika harus menjadi staf. Lagipula, Jani percaya
hotel sebagus itu pasti memberikan upah yang bagus juga. Itu bisa mengubah
nasib mereka, membawa mereka pulang ke desa mereka—ke rumah.
Akan
tetapi, ketika Jani berhasil masuk ke dalam hotel tersebut, segera saja dia
mendapati bahwa ada yang tidak benar mengenainya. Ada rahasia-rahasia gelap
yang disembunyikan oleh sang maître d’Hotel (Master Hotel).
Rahasia-rahasia tersebut bisa membahayakan Zosa. Jani menyadari bahwa dirinya
telah membawa Zosa ke tempat yang lebih buruk daripada Durc. Bersama dengan
penjaga pintu menawan bernama Bel, Jani berusaha menyelamatkan adiknya dari
hotel tersebut, dan membongkar kedok sesungguhnya sang maître.
Kelebihan
Buku
ini merupakan kejutan menyenangkan bagiku. Ya, itu adalah pembuka yang tepat
untuk reviu ini. Aku sama sekali tak berekspektasi apa-apa soal buku ini. Buku
ini juga belum pernah muncul di linimasa media sosialku sebelumnya, sampai akun
Mizan Fantasi mulai mengumumkan akan menerbitkan versi terjemahannya. Buku ini
dibilang cocok untuk penggemar Caraval (2016, baca reviunya di sini), dan sebagai seorang penggemar Caraval, tentu aku merasa harus
membacanya. Siapa yang sangka, ternyata buku ini betulan cocok denganku.
Di
beberapa halaman pertama, kalian akan menemukan kemiripan-kemiripan antara buku
ini dengan Caraval. Keduanya sama-sama tentang seorang kakak yang ingin
menyelamatkan adiknya, sama-sama ada tokoh pria jahil dan menawan, serta sama-sama
berlatar di tempat penuh keajaiban sihir yang menyembunyikan kegelapan. Akan
tetapi, suasana yang disuguhkan buku ini tetap terasa berbeda dari Caraval—mungkin
karena gaya narasi kedua penulisnya beda ya. Lagipula, kemiripan keduanya juga
hanya pada 100-an halaman pertama kok, maka tak perlu khawatir buku ini akan
menjadi semacam Caraval wanna-be.
Kemudian,
worldbuilding
buku ini terasa fresh. Dalam semesta Hotel Magnifique, ada
manusia-manusia yang terlahir dengan sihir di dalam darah mereka, yang disebut suminaire
atau penyihir. Namun, banyak suminaire yang tidak mampu menyalurkan
sihir mereka sehingga energi sihir tersebut tertimbun dalam diri mereka, sampai
pada akhirnya bisa meledak dan menewaskan si suminaire sendiri beserta
orang-orang di sekelilingnya. Oleh karena itu, para suminaire dianggap
berbahaya dan biasa dipersekusi di masa lalu. Bahkan, masih ada beberapa negara
yang begitu ketat mengatur sihir. Setelah itu, disebutkan bahwa di Hotel
Magnifique, para suminaire dapat mencari suaka dan mempraktikkan sihir
mereka dengan aman. Hotel tersebut merupakan satu-satunya tempat paling aman di
dunia untuk menggunakan dan menyaksikan sihir.
Selain
itu, Hotel Magnifique sendiri juga unik. Hotel ajaib yang berpindah-pindah
tempat tiap tengah malam—itu adalah gagasan yang unik. Aku senang dengan cara
penulis menggambarkan suasana hotel yang megah dan cantik, termasuk kamar-kamar
tamunya yang unik. Bagian paling kusuka dari hotel ini adalah Jendela Bulan. Cara
penulis mendeskripsikan tempat itu melalui sudut pandang Jani terkesan
menghangatkan, membuat aku yang seorang perantau berharap juga punya Jendela
Bulan, hehehe.
Namun,
keindahan hotel tersebut perlahan sirna ketika Jani mulai merasa ada yang salah.
Semua hal indah tentang Hotel Magnifique yang mula-mula dideskripsikan Jani
berganti menjadi sesuatu yang mencurigakan dan kelam. Aku suka cara penulis
mengubah persepsi kita terhadap hotel tersebut. Semua menjadi terasa seperti
kebohongan, dan itu tidaklah tiba-tiba sebab penulis pelan-pelan memang
mengarahkan narasi ke sana. Semua petunjuk dan detail yang disebutkan penulis
di awal nantinya ternyata memiliki maksud dan penjelasan. Jadi, semua detail
akan paid off, tidak ada yang terlewatkan. Maka dari itu, ketika semua
rahasia terungkap, segalanya terasa “klik”.
Kemudian,
alur ceritanya bisa dibilang terbagi menjadi tiga babak: babak pertama ketika
Jani baru tiba di Hotel Magnifique, babak kedua ketika Jani didemosi, dan babak
ketiga ketika Jani mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Aku sengaja tidak
menjelaskan lebih detail tentang tiap babak supaya tidak spoiler. Namun
yang pasti, kejadian-kejadian di tiap babak berhubungan dan semuanya mengarah
ke rahasia kelam Hotel Magnifique dan sang maître. Akan ada banyak fakta
mengejutkan dan kejanggalan yang kalian temukan tentang hotel tersebut. Itu
akan membuat kalian semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Apalagi ini
adalah buku standalone, yang artinya kalian tak perlu khawatir menunggu
sekuel untuk mendapatkan jawaban. This book is totally a page-turner.
Di samping
itu, akan ada momen-momen menggemaskan antara Jani dan Bel sang penjaga pintu.
Bel adalah tokoh utama pria dalam cerita ini, seorang suminaire yang
tampan dan selalu menolong Jani. Iya, mereka mirip dengan Scarlett dan Julian
dari Caraval. Aku suka melihat interaksi keduanya yang begitu lucu. Tingkah
jahil dan sok ganteng Bel dan sikap keras kepala dan angkuh Jani, itu membuat
mereka pasangan yang mencuri perhatian. Jadi, selain penasaran dengan rahasia
Hotel Magnifique, kalian juga akan penasaran dengan akhir hubungan mereka.
Di
sisi lain, hubungan Jani dan Zosa juga tak kalah menarik. Iya, mereka mirip
dengan Scarlett dan Donatella dari Caraval—tetapi personally, aku
lebih suka Jani dan Zosa; karena setidaknya, Zosa bukan orang yang nekat menantang
maut. Alih-alih, Jani dan Zosa tampak kompak dalam cerita ini. Mereka bekerja
sama untuk melindungi satu sama lain dari bahaya di hotel tersebut. Walau di
sebagian besar buku Zosa jarang muncul, menurutku perannya tetap penting
sekali, terutama di babak terakhir cerita.
Begitu
pula dengan peran tokoh-tokoh pendukung lainnya. Seperti yang kukatakan tadi,
tidak ada detail yang tidak paid off, dan itu juga berlaku untuk para
tokohnya. Setiap tokoh pendukung akan memiliki perannya sendiri untuk mendukung
Jani. Namun, mereka juga memiliki kisah sendiri, walau tidak mendalam. Aku suka
karena penulis tidak menjadikan tokoh-tokoh tersebut sekadar aksesoris; mereka
juga mendapatkan pendalaman karakter yang pas untuk cerita.
|
Sampul versi Amerika |
Selain
dari sisi ceritanya, ada beberapa hal teknis yang kusuka dari buku ini. Pertama,
aku suka dengan terjemahannya karena membiarkan istilah-istilah dalam bahasa
Perancis tetap seperti aslinya. Ada beberapa istilah, seperti “suminaire” dan
“maître” yang sengaja dibiarkan dalam bahasa Perancis dan tidak
dialihkan ke bahasa Indonesia sehingga memperkuat worldbuilding-nya. The
credit goes to Kak RoséMia as the translator. Kedua, aku suka sekali dengan desain sampul
buku ini. Sampul yang versi bahasa Indonesia lebih terkesan esetetik dan ajaib,
yang menurutku cocok dengan blurb di belakang bukunya; berbeda dengan
sampul versi Amerika yang terkesan misterius, kelam, dan magis. Sebagai pecinta
buku dengan sampul cantik, tentu aku menyukai yang versi bahasa Indonesia ini—tapi
bukan berarti sampul versi Amerika jelek ya. Okay, the credit goes to Yopi
Gozal and Withly, as the cover illustrator, and @platypo, as
the cover designer.
Kelemahan
Oke,
ada beberapa kekurangan buku ini, yang terasa mengganjal bagiku, bahkan setelah
selesai membaca. Ada beberapa adegan dalam buku yang terasa tidak tepat, terutama
di babak pertama. Di babak tersebut, ada beberapa kali adegan Jani tidak
sengaja menubruk orang yang membuatnya terjebak dalam masalah. Kalau hanya
sekali dua kali, itu tidak apa-apa, tetapi itu terjadi beberapa kali. Aku rasa ada
cara lain yang dapat digunakan agar cerita bergerak. Selain itu, di babak
pertama, aku kurang suka dengan karakter Jani. Alih-alih bersimpati padanya,
aku malah annoyed karena dia orang baru, tetapi bersikap seakan
menentang semua yang ada di hotel itu (catatan: itu sebelum aku tahu bahwa
hotel tersebut memang tidak seindah yang dilihat).
Namun,
adegan-adegan yang mengganjal tadi tidak hanya muncul di babak pertama, ada
juga di babak-babak berikutnya. Aku minta maaf karena ini akan sangat spoiler
ya. Baik, salah satunya adalah ketika Bel ditusuk oleh berandalan asing
setelah dia dan Jani mengunjungi café Margot. Sampai sekarang, aku masih
penasaran mengapa berandalan tersebut menusuk Bel. Kemudian, ada adegan ketika Jani
dibawa untuk dihukum setelah dia menyerahkan sebuah peta penting kepada Bel. Awalnya,
aku pikir Bel yang memberi tahu sang maître tentang rencana Jani untuk
mengalahkannya sehingga Jani dibawa untuk dihukum, tetapi ternyata nanti
diketahui justru Bel malah membantu Jani. Jadi, mengapa tiba-tiba Jani hendak
dihukum? Terakhir, mengapa di saat perlawanan terakhir terhadap sang maître,
Bel malah menolong sang maître alih-alih Jani? Dan mengapa setelahnya, tidak
ada penjelasan atau permintaan maaf, atau drama apapun antara Bel dan Jani?
Padahal, aku sendiri sakit hati dengan keputusan Bel, apalagi Jani. Adegan-adegan
tersebut begitu mengganjal sampai cerita selesai. Memang secara keseluruhan,
ceritanya asyik dan bagus, tetapi keberadaan plot holes tersebut
membuatku risih. Namun, aku minta maaf jika ternyata aku yang melewatkan
detail-detailnya ya.
Kesimpulan
Hotel Magnifique merupakan sebuah novel fantasy-young adult
yang cocok sekali untuk kalian. Apalagi jika kalian adalah penggemar Caraval
karya Stephanie Garber, kalian harus membaca buku ini. Buku ini menghadirkan
kisah tentang sebuah hotel ajaib yang selalu berpindah tempat, yang dikelola oleh
seorang suminaire atau penyihir menawan. Namun, di balik itu semua ada
rahasia-rahasia kelam yang berbahaya. Penulisnya mampu mendeskripsikan baik
keindahan maupun kekelaman dari hotel tersebut, membuat pembaca penasaran
dengan segala misteri yang akan dikuak sepanjang cerita.
Walaupun tokoh utamanya, Jani
sempat terasa menyebalkan di awal cerita, perkembangan karakternya akan menjadi
daya tarik tersendiri. Aku suka dengan sikapnya yang begitu berani dan penuh
tekad melindungi adiknya, Zosa—sebuah ikatan saudara yang kuat. Di sisi lain, aku
juga suka dengan tarik ulurnya dengan Bel, si penjaga pintu yang menawan.
Candaan dan ledekan keduanya terasa manis. Oleh karena itu, selain menunggu
rahasia terungkap, kalian juga akan menunggu mereka mengakui perasaan satu sama
lain. Memang ada plot holes di sana sini, yang mungkin akan mengganggumu
walau cerita sudah selesai, tetapi secara keseluruhan, ini merupakan cerita
yang menarik dan bagus. Skor
dari aku untuk Hotel Magnifique adalah 9/10. Jadi, apa kamu sudah siap untuk menginap di Hotel
Magnifique dan pergi ke Tempat Lain?
***
Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post!
Page-turning
berarti sebuah buku yang menarik, seru, dan menegangkan, biasanya sebuah novel
(sumber: The Free Dictionary).
Komentar
Posting Komentar