Vermilioin Rain: Novel Thriller-Misteri Lokal tentang Anomali Cuaca yang Cerdik dan Mencekam

Identitas Buku Judul : Vermilion Rain Penulis : Kai Elian Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2023 Cetakan : I Tebal : 296 halaman ISBN : 9786020669724 Genre : Psychological thriller , misteri, fiksi ilmiah   Tentang Penulis Kai Elian adalah seorang penulis asal Indonesia yang telah menuliskan beberapa buku best-selling , antara lain Teori Tawa dan Cara-Cara Melucu Lainnya (2022), Vermilion Rain (2023), Panduan Jalan-jalan Aman Bersama Mama Macan (2024), dan Halte Alam Baka (2025). Novel Vermilion Rain memenangkan juara III dalam Lomba Novel Thriller GPU x GWP. Kalian dapat mengikuti keseharian Kai Elian melalui akun Instagramnya di @hello.kaielian .   Sinopsis Fenomena cuaca aneh terjadi di Desa...

Superman: Film Superhero yang Terasa Membumi dan Relevan—Awal yang Cerah untuk Semesta Superhero DC

Identitas Film

Judul

:

Superman

Sutradara

:

James Gunn

Produser

:

Peter Safran, James Gunn

Tanggal rilis

:

11 Juli 2025

Rumah produksi

:

DC Studios, Troll Court Entertainment, The Safran Company

Penulis naskah

:

James Gunn, Jerry Siegel, Joe Shuster

Durasi tayang

:

2 jam 9 menit

Pemeran

:

David Corenswet, Rachel Brosnahan, Nicholas Hoult

Genre

:

Superhero, action, petualangan, fantasi ilmiah

 

Sinopsis

Tiga bulan lalu, Superman—alias Clark Kent (David Corenswet)—menghentikan pasukan militer negara Borovia yang hendak menginvasi negara tetangga mereka, Jarhanpur. Akan tetapi, tindakannya tersebut memicu perdebatan politik internasional yang mempertanyakan tindakan sang pahlawan super. Konflik tersebut terus bergulir hingga Superman harus berhadapan dengan manusia meta yang menyebut dirinya Palu Borovia, dan untuk kali pertama, Superman pun kalah.

Akan tetapi, itu semua adalah rencana licik yang didalangi oleh seorang jenius, tajir, dan jahat bernama Lex Luthor (Nicholas Hoult) yang membenci Superman. Dia ingin agar manusia menyadari bahwa Superman tak seperti yang kelihatannya. Ketika Lex Luthor menyebarkan rahasia tentang Superman yang berhasil mengubah pandangan publik terhadap sang pahlawan super, akankah Superman melawan atau dia akan menyerah begitu saja?


Kelebihan

Film Superman yang satu ini merupakan film pertama dari semesta pahlawan super DC yang diproduksi oleh James Gunn—yang sebelumnya telah memproduksi Guardians of the Galaxy. Namun, perlu diketahui bahwa film ini bukanlah film asal mula pahlawan super—yaitu film yang menceritakan titik awal seseorang menjadi pahlawan super. Alih-alih, film ini berlatar sekitar tiga tahun sejak pertama kali Superman muncul ke dunia sebagai sosok pahlawan. Jadi, cerita tentang Superman yang mendarat di Bumi, dibesarkan oleh orang tua manusia, muncul pertama kali sebagai pahlawan yang menyelamatkan Bumi dari serangan makhluk asing, termasuk kisah asmaranya dengan Lois Lane (Rachel Brosnahan) itu sudah established duluan. Itu tidak akan diceritakan lagi—mungkin karena asumsinya orang-orang sudah tahu ya. Kita justru langsung melihat bagaimana Superman menjadi sosok pahlawan yang tindakannya menimbulkan perdebatan politik.

Kemudian, bicara soal muatan politik dalam film Superman, ini adalah salah satu hal yang kusuka dari cerita pahlawan supernya DC, yakni selalu memasukkan dan menekankan muatan sosial politik di dalamnya. Di film-film pahlawan DC yang lama, hal tersebut selalu ada—dalam film Wonder Woman (2017) ada unsur pederitaan akibat perang dan dalam film Shazam (2019) ada unsur pengalaman seorang anak yatim piatu.

Di film Superman yang ini, walau sudah tak berhubungan dengan film-film DC sebelumnya, James Gunn tetap mempertahankan ciri khas tersebut. Isu sosial politik yang kali ini diangkat adalah tentang invasi dengan cara agresi militer oleh suatu negara ke negara tetangganya. Familier? Benar, kurasa Borovia dan Jarhanpur adalah Israel dan Palestina. Film ini menyinggung isu tersebut dan menyatakan stance-nya dengan tegas bahwa melakukan invasi militer ke negara tetangga dengan alasan apapun adalah salah dan tak dapat dibenarkan atas alasan apapun. Jika kalian sudah menontonnya, kalian pasti akan menyadari kemiripan konflik Borovia-Jarhanpur dengan Israel-Palestina. Aku secara pribadi setuju terhadap tindakan Superman yang menghentikan invasi tersebut sebagai langkah preventif.

Yang menarik ialah James Gunn lalu menggambarkan konsekuensi politik atas tindakan Superman tersebut. Bahwa Superman dinilai sebagai representasi Amerika Serikat, padahal Amerika Serikat diceritakan beraliansi dengan Borovia, lalu tindakannya tersebut dinilai melanggar banyak hukum internasional. Aku tertarik karena tindakan Superman sudah benar (menurutku pribadi), tetapi orang-orang malah memusingkan konsekuensi politik dan hukum atas tindakan Superman, tetapi tidak memikirkan konsekuensi politik dan hukum atas tindakan Borovia yang hendak membunuh warga sipil Jarhanpur. Betapa Amerika Serikat menilai hal-hal formil lebih penting daripada keselamatan nyawa orang-orang tak bersalah di Jarhanpur. Itu sangat menggambarkan situasi dunia saat ini—yang juga membuatku sedikit kesal karena tak ada Superman di dunia nyata.

Selain tentang unsur sosial politik dalam ceritanya, aku senang dengan gaya penokohan Superman alias Clark Kent-nya. Superman alias Clark Kent tak diperlihatkan sebagai sosok bijaksana dan cool, melainkan seperti manusia biasanya yang pergi ke kantor di pagi hari, berdebat dengan pacar sampai keluar urat, dan marah karena membaca hate comment di media sosial. Karakter Superman yang ini terasa lebih membumi dengan kita, yang merupakan sesuatu hal baru. Dan omong-omong, karakternya tersebut akan relevan dengan permusuhannya dengan Lex Luthor yang selalu melihatnya sebagai alien, bukan manusia.

Ada pula tokoh Lois Lane yang charming dengan caranya. Lois Lane di sini terasa lebih menyenangkan dan seru. Aku senang melihat dia keras kepala sampai membuat Clark Kent marah, tetapi ia juga yang paling cemas ketika Clark Kent dalam masalah. Fungsinya bukan sekadar sebagai pacarnya Superman—which is still cute, though; ia juga punya peran penting untuk menolong Superman memulihkan nama baiknya—which is relevant to her job as a journalist.

Kemudian, satu tokoh iconic lainnya adalah Lex Luthor. Lex Luthor yang ini terasa sekali aura penjahatnya sedari awal. Dia manusia biasa, tetapi dia telah mempersiapkan segalanya untuk mengalahkan Superman, dan aku selalu berpikir bahwa penjahat yang pintar lebih berbahaya daripada penjahat yang kuat. Lex Luthor dalam film ini tampaknya persis seperti itu. Dia punya pasukan dengan pakaian berteknologi perang canggih dan dua manusia meta yang siap bertarung untuknya. Dia tahu seluruh gerakan bertarung Superman. Dia memiliki pocket dimension sebagai persembunyian rahasianya. He’s really genius dan resourceful, and full of despite for Superman, which makes him a dangerous villain.

Oh, dalam film ini, ada sosok-sosok pahlawan super lainnya loh. Mereka adalah Green Lantern alias Guy Gardner (Nathan Fillion), Mr. Terrific alias Michael Holt (Edi Gathegi), dan Hawkgirl alias Kendra Saunders (Isabela Merced). Mereka tergabung dalam kelompok The Justice Gang. Bukannya sebagai rekan pahlawan super yang keren, peran mereka lebih untuk humor. Jangan harap The Justice Gang akan sekeren The Justice League, karena beda banget. Tapi aku menyukai keberadaan mereka.

Khusus Mr. Terrific, perannya dalam cerita lebih besar dibandingkan kedua rekannya tersebut. Well, aku senang-senang saja karena ini kali pertama aku mendengar sosoknya—maklum saja, aku tidak mengikuti komik DC ataupun Marvel. Apalagi, Mr. Terrific itu unik sekali dengan segala macam gawai canggihnya dan teknik bertarungnya yang sepertinya menggunakan coding.

Selain itu, hal lain yang kusukai dari film ini adalah adegan pertarungannya. Adegan-adegan pertarungan dalam film ini terkesan asyik, megah, dan khas sekali James Gunn. Ada adegan bertarungnya Mr. Terrific yang khas banget James Gunn. Kalian yang suka Guardians of the Galaxy mungkin akan merasa familier. Sementara itu, adegan bertarungnya Superman juga dibuat menegangkan dan seru. Apalagi, scoring-nya memberikan kesan heroik yang membuat pertarungannya semakin menarik untuk ditonton, semakin terasa aura pahlawannya.


Kelemahan

Salah satu kelemahan yang paling terasa dari film ini adalah aku merasa seperti ketinggalan sesuatu karena cerita tentang Superman sudah established. Di satu sisi itu bisa meringkas tetek bengek asal usul Superman, tetapi bagi orang-orang yang tak akrab dengan kisahnya sepertiku akan merasa melewatkan sesuatu. Apalagi, malah ada The Justice Gang yang membuatku penasaran bagaimana mereka terbentuk dan bagaimana hubungan mereka dengan Superman, serta apakah pahlawan super lainnya, seperti Batman dan Wonder Woman, juga sudah ada atau tidak. Sebagian penonton mungkin bisa mengenyahkan perasaan tersebut begitus aja, tetapi aku tidak.

Kemudian, ada detail-detail, yang terus terang, menimbulkan kebingungan bagiku. (Spoiler alert) di akhir, ketika Lois Lane mengekspos kejahatannya Lex Luthor, publik beralih memandang Lex Luthor jahat dan seolah memaafkan Superman. Padahal, bukti bahwa Lex Luthor jahat tidak serta merta membuktikan Superman tidak jahat. Mungkin, karena itu sudah di akhir cerita, itu jadi tak relevan lagi untuk dipikirkan, tetapi aku tetap merasa itu mengganjal, hahaha.

 

Kesimpulan

Superman adalah sebuah film pahlawan super dari DC yang terasa lain. Dengan menampilkan sosok Superman yang membumi, film ini terasa lebih fresh. Hanya saja, karena film ini tak lagi menceritakan asal mula Superman menjadi pahlawan, beberapa penonton mungkin akan merasa melewatkan sesuatu. Namun, film ini memberikan cerita yang sungguh seru dan adegan pertarungan yang asyik dan khas James Gunn banget. Ditambah lagi, muatan sosial politiknya, yang mencermikan konflik di Gaza, makin membuat film ini relevan untuk ditonton. Aku memberikan skor 8,5/10 untuk film ini, dan aku berharap film-film pahalwan super DC yang berikutnya akan lebih seru lagi.

Kalian bisa menonton Superman di Catchplay+ dan HBO Max. Tonton dulu trailer-nya di bawah ini.


 ***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 

Komentar