Dua Hati Biru: Sebuah Sekuel yang Lebih Dewasa dan Mendidik (Cocok Ditonton Pasangan yang Ingin Menikah)

Identitas Film Judul : Dua Hati Biru Sutradara : Dinna Jasanti, Gina S. Noer Produser : Chand Parwez Servia, Gina S. Noer, Riza, Sigit Pratama Tanggal rilis : 17 April 2024 Rumah produksi : Starvision, Wahana Kreator Penulis naskah : Gina S. Noer Durasi tayang : 1 jam 46 menit Pemeran : Angga Yunanda, Aisha Nurra Datau, Farrell Rafisqy, Cut Mini Theo, Arswendy Bening Swara, Lulu Tobing, Keanu AGL, Maisha Kanna Genre : Drama keluarga, romantis   Sinopsis Setelah empat tahun berkuliah dan bekerja di Korea, Dara (Aisha Nurra Datau) kembali ke Indonesia demi bisa tinggal bersama suaminya, Bima (Angga Yunanda), dan putranya yang masih kecil, Adam (Farrell Rafisqy). Namun, kedatang

The Flash: Emang Boleh Film Time-Traveling dan Multiverse Semenyentuh Ini?

Identias Film

Judul

:

The Flash

Sutradara

:

Andy Muschietti

Produser

:

Barbara Muschietti, Michael Disco

Tanggal rilis

:

16 Juni 2023

Rumah produksi

:

DC Studios, Double Dream, The Disco Factory

Penulis naskah

:

Christina Hodson, John Francis Daley, Jonathan Goldstein

Durasi tayang

:

2 jam 24 menit

Pemeran

:

Ezra Miller, Michael Keaton, Sasha Calle, Maribel VerdĂș, Ron Livingston, Kiersey Clemons

Genre

:

Superhero, fantasi ilmiah, petualangan, action, drama

 

Sinopsis

Menjelang persidangan banding ayahnya, Barry Allen (Ezra Miller) merasa tertekan. Dia teringat kembali akan peristiwa traumatis pada masa kecilnya yang telah mengubah seluruh hidupnya. Pada hari itu, dia harus kehilangan ibunya karena tewas dibunuh dan ayahnya masuk penjara karena dituduh sebagai pelakunya. Seumur hidupnya, Barry berusaha membuktikan bahwa ayahnya tak bersalah, dan ini adalah saatnya.

Akan tetapi, dengan kekuatannya sebagai The Flash, Barry mendapati bahwa dirinya bisa melakukan perjalanan waktu. Bagaimana jika dia menggunakan kekuatannya untuk mencegah ibunya tewas dan ayahnya masuk penjara sejak awal? Meskipun tentu akan ada konsekuensi, Barry tetap melakukannya—apapun demi menyelamatkan kedua orang tuanya.

Sayangnya, perubahan kecil yang Barry lakukan untuk menyelamatkan ibunya di masa lalu telah memicu perubahan pada sejarah. Bahkan, saat ini dia terjebak di masa lalu dan tanpa kekuatannya. Segalanya menjadi kacau dan dia tidak memiliki teman-teman supernya untuk menolongnya. Pilihan apa yang harus diambil olehnya untuk mengembalikan segalanya seperti sedia kala?


Kelebihan

Seperti film-film solo superhero DC—yang fokus menceritakan satu superhero—yang sebelum-sebelumnya, The Flash memiliki cerita yang amat rapih dan berkesan. Baiklah, mari dibahas satu per satu tentang kelebihannya ya.

Pertama, hal menarik dari film solo superhero DC adalah caranya menciptakan konflik yang terasa begitu personal bagi si jagoan dan mengaitkannya dengan realitas sosial di sekeliling sang jagoan. Itu juga terjadi di film The Flash. Konfliknya adalah tentang bagaimana Barry menyelamatkan ibunya, yang merupakan masalah pribadinya, bukan tentang menyelamatkan dunia atau apa. Meskipun konfliknya personal, ceritanya mampu bergulir sampai menghadirkan implikasi-implikasi besar bagi seluruh dunia yang nantinya mendorong perkembangan karakter sang pahlawan.

Omong-omong, konflik film ini diadaptasi dari cerita Flashpoint yang sebelumnya pernah diadaptasi menjadi film animasi berjudul Justice League: The Flashpoint Paradox (2013). Aku pernah menonton yang versi film animasinya dan di film itu, skala konfliknya sangat besar dan serius, maka jika dibandingkan dengan yang itu, skala konflik film ini memang lebih kecil, tetapi tidak kalah seru. Baik di film animasi maupun di film yang live-action ini, paradoks yang ditimbulkan The Flash terus tereskalasi sampai menimbulkan perang skala global. Yang di film animasi itu perangnya adalah antara kaum Atlantis yang dipimpin Arthur Curry/Aquaman melawan kaum Amazon yang dipimpin Diana/Wonder Woman; sedangkan dalam film ini, perangnya adalah penyerangan Jenderal Zod ke Bumi, yang merupakan konflik di film Man of Steel. Itu juga sesuatu yang menarik menurutku karena membuat penonton mengingat kembali film pertama dari semesta DC yang sekarang.

Berikutnya, hal lain yang kusuka dari film ini adalah adegan pembukanya. Serius, itu bagus banget! Adegan pembukanya itu lucu sekaligus keren. (Spoiler alert) melihat The Flash lari dari Central City ke Gotham City untuk menyelamatkan bayi-bayi, tapi malah menyempatkan makan dulu—itu kocak banget. Cuma dari satu kejadian tersebut, pembuat film mampu menyampaikan bahwa film The Flash ini akan dibuat menjadi film superhero yang santai tanpa mengurangi kesan epiknya.

Selain itu, film ini juga menyinggung tema multisemesta, sebuah tema yang sedang laris dalam perfilman superhero. Untuk menjelaskan konsep multisemesta dalam film ini, pembuat film menggunakan metafora spageti. Itu penjelasan yang mudah dimengerti dan bagus banget menurutku. Tidak perlu penjelasan berbelit dengan istilah-istilah saintifik, metafora tersebut dapat menggambarkan konsep multisemesta yang digunakan dalam film ini dengan baik dan menarik.

Karena film ini juga menyinggung tema multisemesta, tentu ada superheroes lain selain The Flash—(spoiler alert) yang utamanya adalah Batman dan Supergirl. Batman dalam film ini diperankan oleh Michael Keaton yang dulu juga pernah memerankan Bruce Wayne/Batman di film Batman (1989) dan Batman Returns (1992). Dulu waktu aku kecil, aku pernah menonton yang Batman Returns, hanya saja aku sudah tidak begitu ingat lagi filmnya seperti apa, hahaha. Meskipun Michael Keaton sudah tidak muda lagi, dia tetap mampu memerankan Bruce Wayne/Batman yang karismatik dan misterius. Ditambah lagi, kostum Batman dalam film ini sengaja menyerupai kostum Batman pada dua film tadi sehingga ada kesan nostalgia bagi yang pernah menonton keduanya.

(Spoiler alert) kemudian, ada Supergirl yang diperankan oleh Sasha Calle. Sejujurnya, aku belum pernah menonton Sasha Calle di film atau serial TV lain. Namun, aku langsung terpesona dengan penampilannya sebagai Kara/Supergirl. Dia sangat keren dan cantik! Adegan ketika dia berteriak “What did you do?” ke Jenderal Zod itu sangat luar biasa—emosinya terasa sampai aku merinding.

(Spoiler alert) selain mereka berdua, juga ada varian Barry Allen yang lain, yang masih remaja. Barry yang dewasa bertemu dengan Barry yang masih remaja dan menuntunnya untuk menjadi The Flash. Ini sebuah treatment yang menarik karena berbeda dari yang versi film animasi. Dengan memunculkan sosok Barry yang baru saja mendapatkan kekuatannya, film ini juga menceritakan asal mula sosok The Flash—sangat kreatif!

Kemudian, mari kembali membahas tentang konflik film ini—meskipun konfliknya menekankan hubungan Barry dengan ibunya, sebenarnya ceritanya bukan tentang keluarga, melainkan tentang mengikhlaskan. Sebenarnya, tema tersebut sudah ada banyak di film-film lain, tetapi mengangkat tema mengikhlaskan menjadi film superhero dengan pendekatan paradoks waktu itu terbilang jarang. Dan The Flash sangat berhasil dalam melakukannya. Walaupun banyak aksi konyol yang mengundang tawa di sepanjang film, tetap saja adegan terakhir ketika Barry dewasa bertemu kembali dengan ibunya berhasil meremukkan hati. Kutipan favoritku (kalau aku tidak salah ingat), yang terasa begitu menyesakkan setelah tiba di penghujung film: “Some problems don’t have solution. You just have to let it go.”

 

Kelemahan

Walaupun secara story menurutku film ini sudah bagus dan melampaui ekspektasiku, ada beberapa hal lain dari film ini yang menjadi kelemahannya. Pertama, efek visual CGI-nya yang kurang bagus. Di beberapa bagian, efek CGI-nya itu terasa kasar sehingga terlihat tidak nyata. Itu cukup mengganggu—bahkan, beberapa orang tidak menikmati filmnya karena itu.

Berikutnya, beberapa superheroes lain yang muncul dalam film ini memiliki screentime yang sedikit, bahkan termasuk Supergirl. Walaupun penampilannya mencuri perhatian, screentime dia termasuk sedikit. (Spoiler alert) bahkan, varian Superman yang muncul di akhir lebih seperti fan service saja.

Tidak hanya itu, kemunculan anggota Justice League lain di awal film juga terasa sebagai fan service. Seperti yang telah kubilang sebelumnya, kalau yang di film animasi, skala konfliknya sangat besar sampai melibatkan seluruh Justice League. Karena di awal film ini dimunculkan beberapa anggota Justice League yang lain, aku awalnya mengira mereka akan ada lagi nantinya, setidaknya variannya; tetapi ternyata tidak. Memang bukan masalah besar, tetapi menurutku akan lebih bagus jika bisa begitu.

 

Kesimpulan

The Flash adalah sebuah film superhero dengan cerita yang amat mengesankan dan ditulis dengan baik. Film ini memiliki cerita yang terasa begitu personal dengan mengangkat tema mengikhlaskan. Kupikir, siapapun bisa mengerti tindakan Barry yang sampai sejauh itu untuk menyelamatkan ibunya. Maka dari itu, kalian siap-siap saja akan dibuat terharu dengan kebersamaan Barry dan ibunya.

Selain itu, dengan mengangkat tema perjalanan waktu dan multisemesta, film ini menghadirkan sosok-sosok varian superhero, seperti Batman dan Supergirl. Kalian yang sudah sejak lama menonton film-film superhero DC pasti akan bernostalgia. Namun, penampilan para varian superhero tersebut kurang dimaksimalkan sehingga lebih seperti fan service saja. Dan walaupun efek visualnya terlihat jelek pada beberapa bagian, secara keseluruhan ceritanya begitu menyenangkan. Oleh karena itu, aku berikan skor 8/10 untuk film ini.

Oh iya, sekilas informasi, setelah kejadian di film The Flash, semesta superhero DC akan di-reset, yang merupakan efek paradoks yang disebabkan Barry. Ke depannya nasib semesta superhero DC akan seperti apa itu tidak tahu. Semoga saja tetap bisa menghasilkan film-film superhero yang seseru atau bahkan lebih seru daripada ini.

Kalian bisa menonton The Flash di HBO Go, Apple TV, dan Catchplay+. Jika kalian tertarik dengan filmnya, kalian bisa menonton trailer-nya di bawah ini.

***

Thank you for reading this long. I wish this writing gives you knowledge and insights. If you like this writing, please share it to your friends through your Facebook, Twitter, or any other social media by copying the link in the share button. Please fill the comment below, so I could know what do you think about this topic or you can give me some comments and criticisms. Once again, thank you for reading my blog. See you in the next post! 


Komentar